BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khalid bin Al-Walid adalah panglima perang yang terkenal dalam sejarah Islam. Sebelum memeluk agama Islam Khalid merupakan seorang panglima perang yang selalu membela orang-orang Quraish untuk melawan Rasulullah SAW; salah satunya yaitu dalam perang Uhud. Karena dirinyalah pasukannya dapat meraih kemenangan gemilang saat-saat akhir peperangan. Khalid bin Al-Walid berasal dari keturunan bani Makhzum yaitu salah satu bani yang sangat terpandang dan disegani di suku Quraisy. Ayahnya bernama Al-Walid bin Al-Mughirah dan ibunya bernama Lubabah As-Sughra. Keluarga Khalid bin Al-Walid memilki kedudukan penting dan terhormat di kalangan suku Quraisy. Khalid bin Al-Walid juga sering disebut dengan Abu Sulaiman1, karena Khalid mempunyai seorang anak yang bernama Sulaiman sehingga ia sering dipanggil dengan Abu Sulaiman. Khalid bin Al-Walid sebelum genab berumur 17 tahun ketika agama Islam lahir. Ia sudah menunjukkan perhatian serius dan besar dalam ilmu berperang, termasuk mengendarai kuda, melempar lembing atau tombak dan memanah sehingga ia dengan cepat menjadi tersohor. Taktik serangannya
1
Manshur Abdul Hakim, Khalid Bin Al-Walid Panglima Yang Tak Terkalahkan, Terj: Masturi Irham (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
yang sangat terkenal, yang dilakukan dengan tiba-tiba dari belakang musuh (ketika itu musuhnya adalah kaum muslim) dalam Perang Uhud.2 Adapun yang mendukung keberhasilan Khalid dalam karir militernya adalah bahwasanya ia belajar hidup sederhana dan menerima kehidupan keras sebagaimana orang-orang primitif bukan sebagaimana bangsawan agar mampu bersabar dalam menghadapi penderitaan dalam perang dan berbagai kesulitan dalam mengendalikan kuda.3 Selain itu Khalid juga mendapat pelajaran pertama tentang seni dan strategi berperang darinya ayahnya sendiri. Khalid bin Al-Walid ialah seorang panglima, dengan kesukaran hidup seorang prajurit dan kerendahan hati. Ia juga seorang prajurit dengan tanggung jawab seorang panglima dengan keteladanannya4. Ia juga seorang pribadi yang mengagumkan, penuh dengan keagungan dan kemuliaan.5 Adapun karakteristik fisik Khalid, para pakar sejarah menyebutkan bahwa Khalid mirip dengan Umar bin Al-khathab. Mereka mengambil bukti dari kisah Alqomah yang bertemu dengan Umar bin Al-Khathab dan dianggapnya sebagai Khalid. Pada masa muda Khalid juga pernah terlibat dalam adu gulat atau adu ketangkasan dengan Umar bin Al-Khatab, dikala itu Khalid dapat mengalahkan Umar dengan mematahkan betisnya.
2
Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1994), 364. Hakim, Khalid Bin Al-Walid, 21. 4 Khalid Muhammad Khalid, Biografi 60 Sahabat Nabi, Terj: Rijalun Haular Rasul (Jakarta: Ummul Qura, 2012), 318. 5 Ibid., 314. 3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Khalid bin Al-Walid masuk Islam pada saat penandatangan perjanjian Hudaibiyah antara kaum Muslim dan suku Quraish. Setelah dia menjadi pemeluk agama Islam yang sangat teguh, Nabi SAW. kerapkali meminta bantuannya dalam berbagai peperangan pada tiga tahun terakhir menjelang beliau wafat. Khalid memimpin pasukan perang Mu’tah melawan Byzantium setelah gugurnya Zayd bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawahah.6 Perang Mu’tah adalah perang pertama yang diikuti Khalid ketika ia sudah masuk Islam. Dengan diambil alihnya Khalid bin Al-Walid dan strateginya, pasukan Islam dapat keluar dari kepungan musuh Romawi. Dari perang ini Khalid bin Al-Walid dijuluki dengan sebagai Saifullah Al-Maslul yaitu Pedang Allah Yang Terhunus. Sejak saat itu Khalid berada dibarisan kaum Muslimin untuk mengikuti Rasulullah di beberapa peperangan melawan kaum Quraisy dan dalam ekpansi wilayah di masa Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar bin Al-khathab. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, peperangan terhadap orang murtad serta penyerbuan ke Irak dan Syam ditumpukan kepada Khalid bin AlWalid. Pertama kali dia menyerang Thulayhah bin Khuwaylid di kota Buzakhah. Setelah selesai memerangi orang-orang murtad, Abu Bakar menyuruhnya mengerahkan pasukan perangnya ke Persia dan Irak7. Kemenangan-kemenangan pasukan Islam di wilayah Persia membangkitkan 6
Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 1999), 10. 7 Ibid., 10-11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
semangat suku-suku Arab di Jazirah. Abu bakar melakukan perundingan dengan para pemuka Islam dan memutuskan membentuk pasukan yang kuat guna mengalahkan Romawi Timur8. Dari sini nantinya akan terjadi Perang Yarmuk di Syam. Wilayah Syam adalah sebuah daerah yang terletak di timur Laut Mediterania, barat Sungai Efrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus. Sebelum jatuh ke tangan kaum Muslim, Wilayah Syiria Raya merupakan koloni Kekaisaran Romawi. Pada saat awal kedatangan Islam suku-suku paling penting yang tercatat dalam awal kedatangan Islam adalah Qudha’ah, Shalih, Ghassaniyah, Judzam, Lakhm, Kalb, Tanukh dan Bahra’9. Syam saat ini adalah Syiria atau Suriah. Saat ini negeri Syria Raya (Syam Al-Kubro) meliputi negeri-negeri Syiria, Yordania, Lebanon dan Palestina. Di negeri Syria sendiri memakai nama Syam adalah Bushra asySyam, adalah kota administrasi Damaskus dan merupakan ibukota distrik Hawran, Damaskus, adalah ibukota dan kota terbesar di Suriah,
Levant,
wilayah Mediterania Timur, atau wilayah besar di Asia Barat yang dibatasi oleh Pegunungan Taurus di utara, Gurun Arab di selatan, Laut Mediterania di barat, dan Pegunungan Zagros di timur. Garis perbatasan yang baru dibuat pada era perkembangan yang terjadi setelah Perang Dunia Pertama.
8
H Abd. Chair, “Khalifah”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Ed. M. Din Syamsuddin, et al (Jakarta: Pt Ichtiar Baru Van Hoeve), 46. 9 Rasul Ja’farian, Sejarah Islam: sejak wafat Nabi SAW hingga runtuhnya Dinasti Bani Umayyah (11-132 H), Terj: Ilyas Hasan (Jakarta: Lentera, 2004), 44.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Perang Yarmuk adalah peperangan antara pasukan umat Islam dengan bangsa Romawi Timur atau Bizantium. Perang Yarmuk dipimpin oleh panglima Khalid bin Al-Walid. Untuk menaklukkan Romawi di Syam, Abu Bakar membentuk empat pasukan. Masing-masing kelompok dipimpin seorang panglima dengan tugas menundukkan daerah yang ditentukan. Keempat kelompok tentara dan panglimanya itu adalah pertama, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah yang ditugaskan ke daerah Homs, Suriah Utara, dan Antiokia. Kedua, Amr bin Al-Ash mendapatkan perintah untuk menakklukan wilayah Palestina, yang berada di bawah kekuasaan Romawi Timur. Ketiga, Syurahbil bin Hasanah diberi wewenang menundukkan Tabuk dan Yordania. Keempat, Yazid bin Abu Sufyan diperintahkan untuk menaklukan Damaskus dan Suriah Selatan. Gerak maju tentara Islam itu sangat mengejutkan penguasa Romawi. Kaisar Heraklius segera memerintahkan semua kepala daerah yang masih berada dalam kekuasaannnya untuk mengirim pasukan untuk melawan pasukan Islam. Berita tentang penyiapan pasukan besar Romawi ini menimbulkan kekhawatiran di pihak Islam. Keempat panglimanya segera berunding untuk mencari jalan keluar. Mereka mengirimkan gambaran tentang situasi gawat ini kepada Khalifah Abu Bakar. Abu bakar memerintahkan untuk
menyatukan
pasukan
di
Yarmuk.
Selain
itu
Khalifah
juga
memerintahkan Khalid bin Al-Walid untuk membawa sebagaian anak buahnya guna membantu mereka, dan Khalid bin Al-Walid ditunjuk sebagai panglima tertinggi pasukan gabungan tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Pada bulan Jumadil Akhir 13 H, pecahlah Perang Yarmuk antara pasukan Islam dan Romawi. Di tengah berkecamuknya perang, seorang kurir datang dari Madinah dengan membawa dua berita yang mengejutkan. Pertama adalah informasi tentang wafatnya Abu Bakar, dan pengangkatan Umar bin Khatab sebagai khalifah yang menggantikannya. Kabar kedua adalah memberitakan bahwa pemimpin Islam yang terbaru itu memutuskan untuk memberhentikan Khalid bin Al-Walid dari jabatan panglima tertinggi, dan sebagai gantinya ditunjuk Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Tetapi proses penggantian tersebut ditunda dan dilakukan saat perang Yarmuk selesai, Karena agar pasukan Islam tetap berkonsentrasi pada pertempuran yang dihadapi. Dengan semangat tinggi Khalid memimpin pasukannya untuk memenangkan perang, sehingga pihak Romawi yang diperkuat dengan pasukan yang amat besar dapat dikalahkan secara telak. 10 Dengan kemenangan perang Yarmuk di tangan pasukan Islam membuat perluasan wilayah Islam semakin mudah di taklukan, menjadi luas dan dan semakin pesat perkembangan Islam di luar Jazirah Arab. Seperti daerah takluknya wilayah Palestina, Suriah dan Mesir jatuh ketangan pasukan Islam. Khalid bin Al-Walid meninggal pada tahun 21 Hijriyah di Hems11. Khalid meninggal di atas tempat tidurnya. Di dalam tubuhnya hampir tidak
10 11
Ibid., 47. Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, 371.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
ada bagian yang selamat dari luka terlalu banyaknya luka yang pernah ia dapatkan dari berbagai pertempuran selama hidupnya. Dari latar belakang di atas terdapat gambaran-gambaran Khalid bin AlWalid dalam memimpin perang dan gambaran perang Yarmuk, sehingga dari beberapa uraian di atas telah menarik perhatian penulis untuk membahas sosok Khalid bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk, dan penelitian mengenai strategi pertempuran Khalid bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk belum ada skripsi yang menelitinya. Inilah alasan utama penulis meneliti judul ini. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis menyusun beberapa rumusan masalah yang dapat dikembangkan dan mempermudah penulisan dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Latar Belakang Kehidupan Panglima Khalid Bin Al-Walid? 2. Bagaimana Proses Terjadinya Perang Yarmuk? 3. Bagaimana Strategi Pertempuran Khalid Bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Praktis Sebagai persyaratan memenuhi tugas akhir untuk bisa memperoleh gelar sarjana atau lulus studi Strata 1 (S1). 2. Tujuan Teoritis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
a. Untuk mengetahui Latar Belakang Kehidupan Panglima Khalid bin AlWalid. b. Untuk Mengetahui Proses Terjadinya Perang Yarmuk. c. Untuk Mengetahui Strategi Pertempuran Khalid bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk. D. Kegunaan Penelitian 1. Dapat memaparkan fakta-fakta dan data-data sejarah, dengan harapan agar pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang strategi perjuangan Khalid bin Walid dalam memimpin Perang Yarmuk. 2. Memberi
kontribusi
wacana
bagi
perkembangan
khazanah
ilmu
pengetahuan, terutama dibidang kesejarahan. 3. Dapat dijadikan bahan referensi di perpustakaan Fakultas Adab, maupun perpustakaan pusat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, dalam bidang kajian Islam mengenai Khalid bin Al-Walid. E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah melalui pendekatan historis. Pendekatan historis yaitu memandang suatu peristiwa yang berhubungan dengan masa lampau. Penelitian sejarah tidak hanya sekedar mengungkapkan kronologis kisah semata, tetapi merupakan suatu pengetahuan tentang bagaimana peristiwa masa lampau terjadi. Dalam penulisan ini berupaya merekonstruksi kejadian atau peristiwa sejarah yang sudah tidak ada saksi hidup sehingga hanya dapat melakukan kajian dari berbagai kepustakaan, sehingga dengan pendekatan historis akan didapatkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
kronologis kejadian. Dari pendekatan ini nantinya akan didapatkan fakta-fakta sejarah bagaimana strategi Khalid bin Walid dalam menakklukan musuh di Perang Yarmuk. Selain pendekatan tersebut, untuk kerangka teoritiknya penulis menggunakan teori perang dari Karl von Clausewitz. Clausewitz adalah seorang pemikir strategi dari Amerika, ia diakui secara luas sebagai yang terbesar di antara penulis tentang perang. Arti kata dari strategi adalah suatu ilmu siasat perang atau muslihat untuk mencapai sesuatu. Dalam setiap peperangan, penggunaan strategi merupakan kebutuhan pokok yang harus ada dalam menghadapi musuh di medan tempur. Perang Yarmuk adalah termasuk dari perang gerakan, karena perang gerakan
adalah
mempergunakan
wujud
dan
mobilitas
pola
gerak
strategis untuk
perang,
merebut
yang
terutama
memelihara
dan
mempertahankan inisiatif yang biasanya dilakukan pada saat-saat lawan labil (secara stategis atau taktis).12 Secara Yuridis perang dipahami sebagai situasi dan kondisi hukum yang memungkinkan dua atau lebih pihak yang bermusuhan menyelesaikan pertikaian secara kekerasan dengan kekuataan persenjataan. Sementara makna perang dalam Islam adalah perang terhadap musuh untuk keamanan kemerdekaan menyebarkan da’wah dan untuk tetap
12
B. Setiawan, “Per”, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 13, ed. E. Nugroho, et al. (Jakarta: PT Adi Pustaka, 1994), 31.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
tegaknya tiang-tiang atau sendi-sendi perdamaian, serta tetap menjaga serta memelihara peraturan-peraturan Perang Purusiyah yang suci.13 Menurut Clausewitz, dalam memenangkan suatu peperangan maka faktor moral merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Bagi Clausewirt, peperangan merupakan hal yang berbahaya, demikian berbahayanya sehingga tidak seorang pun yang ikut ambil bagian di dalamnya dapat membayangkan bagaimana perang itu sebenarnya. Perang bukan saja dunia ketidakpastian dan ketegantungan pada nasib, bahkan lebih dari itu karena perang adalah dunia penderitaan, kebingungan, kelelahan, dan ketakutan. Oleh karena itu, Clausewirt menempatkan factor moral sebagai factor vital dan sekaligus fungsinya sebagian penyeimbang di tengah ketidakpastian dan banyaknya kemungkinan perang.14 Teori perang dari Clausewitz digunakan untuk memandu penelitian mengenai strategi yang digunakan oleh panglima Khalid bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk yang membawa pada kemenangan. F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu diperlukan untuk memberikan penetapan dan penegasan mengenai kekhasan penelitian yang hendak dikerjakan. Dan untuk mengetahui sejauh mana keaslian data yang diteliti oleh-oleh peneliti 13
Perang Purusiyah adalah perlawanan yang mulia (suci), dimana mereka tidak dibenarkan berbuat segala sesuatu yang bias menodai atau menghilangkan arti dari kesucian perang tersebut. Jenderal Mahmud Syaid Chotob, Kepemimpinan Rosululloh SAW Dalam Mempersatukan Ummat (Strategi Jihad) (Yogyakarta: Harapan Utama, 2001), 2. 14 Micheal Howard, Clausewirtz Mahaguru Strategi Perang Modern, Terj. Ari Anggari (Jakarta: Pustaka Utama Graffiti, 1991), 39.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
terdahulu sebagai satu pijakan awal untuk selalu bersikap berbeda dengan peneliti yang lain. Terdapat Penelitian tentang masalah Khalid bin Al-Walid yaitu karya Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dengan judul biografi Khalid Bin Walid Radhiyanllahu’anhu, terjemahan Muzaffar Sahidu, tahun 2010. Karya ini menjelaskan tentang biografi Khalid Bin Al-Walid. Terdapat juga penelitian mengenai Khalid bin Al-Walid, yaitu pada Skripsi dari saudara Zaenal Abidin yang berjudul perjanjian Hudaibiyah Tahun 628 M/ 6 H dan Dampaknya Bagi Dakwah Islam di Jazirah Arabia tahun 2014. Di mana di dalamnya membahas mengenai dampak dari perjanjian Hudaibiyah yang mengakibatkan Khalid bin Walid masuk Islam dan terjadinya Perang Mu’tah yang pernah dipimpin oleh Khalid bin Walid. Selain skripsi di atas terdapat pula skripsi dari saudara Yustiah Qurniati yang berjudul Strategi Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam Peperangan di Madinah (622-632 M). di mana di dalamnya membahas mengenai peperangan yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, diantaranya perang Uhud yang mana Khalid bin Walid ikut serta dalam pasukan Quraish untuk melawan pasukan muslim yang dipimpin Nabi Muhammad SAW. Dari pejelasan di atas penulis juga akan melakukan serupa sebagai acuan dalam penulisan skripsi yang akan dilakukan oleh penulis, tetapi tentunya tampil dengan beberapa perbedaan. Penelitian yang penulis lakukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
ini dikhususkan pada strategi yang dilakukan Panglima Khalid bin Walid dalam memimpin Perang Yarmuk yang tidak dijelaskan di dalam beberapa karya ilmiah di atas, sehingga penelitian yang diangkat oleh penulis ini merupakan penelitian yang berbeda dengan penelitian di atas. G. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library-research), yaitu penelitian yang bersumberkan data-data penting.15 Dalam penulisan ini metode yang digunakan penulis adalah metode sejarah atau historis. Tujuan peneliti adalah untuk mencapai penulisan sejarah, maka upaya merekonstruksi masa lampau dari objek yang diteliti itu ditempuh melalui metode sejarah16. Metode sejarah sebagaimana yang dikemukan oleh Gilbert J. Garraghan adalah seperangkat azas dan kaidah yang sistematis yang digubah untuk membentu secara efektif mengumpulkan sumber-sumber, menilainya secara kritis dan menyajikannya uatu sintesis hasil yag dicapai, pada umumnya dalam bentuk tertulis17. Adapun langkah-langkah praktis yang harus dilalui oleh penulis berkaitan dengan metode sejarah adalah sebagai berikut: 1. Heurustik, yaitu pengumpulan sumber. Suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data, atau jejak sejarah. Sumber sejarah juga disebut data sejarah18. Dalam hal ini penulis mengambil data-data dari berbagai buku literature primer maupun 15
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Penelitian Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 95. 16 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 91. 17 Lilik Zulaicha, Metodologi Penelitian I (Surabaya: Fak. Adab IAIN Sunan Ampel, 2004), 13. 18 Ibid., 16.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
sekunder. Untuk sumber primer penulis menggunakan Sirah Nabawiyah karangan Ibnu Ishaq terjemahan H. samsom Rahman. Kitab Al Maghazi Muhammad karangan Al-Waqidi, kitab Al-Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafaur Rasyidin karangan Ibnu Katsir, dan Tarikh At-Thobari. Sementara untuk sumber sekunder penulis mengambil sumber dari literatur buku seperti Khalid Bin Al-Walid, Panglima yang Tak Terkalahkan
karangan Manshur Abdul Hakim, Abu Bakar As-Siddiq
Karangan Muhammad Husain Haekal, Yarmuk 636 M karangan David Nicole, History of the Arabs karangan Philip K. dan lain sebagainya. 2. Kritik sejarah, yaitu menyelidiki keotentikan sejarah baik bentuk maupun isinya. Dengan demikian semua data yang diperoleh dari buku-buku literature baik primer maupun sekunder perlu disediliki untuk memperoleh fakta yang valid. Sesuai dengan pokok pembahasan dan diklarifikasikan permasalahan untuk kemudian untuk dianalisa. 3. Interpretasi, yaitu menetapkan makna yang berhubungan dari fakta yang diperoleh sesuai dengan pembatasan. Dalam fase ini penulis akan menginterpretasikan atau menafsirkan mengenai kajian yang telah penulis teliti tentang bagaimana Strategi panglima Khalid bin Walid dalam peperangan membela Islam dengan menggunakan sumber-sumber yang telah penulis dapatkan. 4. Historiografi, setelah melakukan pengumpulan informasi melalui kegiatan heuristic, kritik sumber, dan interpretasi, maka langkah selanjutnya yaitu untuk memaparkan hasilnya ke dalam bentuk laporan ilmiah atau
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
historiografi. Dalam langkah ini penulis dituntut untuk menyajikan bahasa yang baik, yang dapat dipahami oleh orang lain dan dituntut menguasai teknik penulisan karya ilmiah. Penulisan hasil penelitian sejarah ini memeberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak dari awal sampai dengan kesimpulan atau akhir. Berdasarkan penulisan sejarah itu pula akan dapat dinilai apakah penelitiannya berlangsung sesuai dengan prosedur yang peneliti gunakan.19 H. Sistematika Bahasan Dalam
penulisan
penelitian
karya
yang
berjudul
“Strategi
Pertempuran Khalid bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk 634 M/13 H di Syam” ini disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub. Hal ini bertujuan supaya pembahasan mudah dipahami sesuai bab yang tersedia. Adapun bab-bab itu adalah sebagai berikut: Bab pertama tentang Pendahuluan, bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penalitian, Pendekatan dan Kerangka Teoritik, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, serta Sistematika Bahasan. Bab kedua tentang biografi dan latar belakang kehidupannya panglima Khalid bin Walid. Di dalamnya terdapat empat sub bab yaitu: kelahiran Khalid bin Walid, kehidupan sebelum masuk Islam, Khalid Bin
19
Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Depag RI, 1986), 219-226.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Walid masuk Islam, dan wafatnya Khalid Bin Walid. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seluk beluk riwayat hidup Panglima Khalid Bin Walid. Bab ketiga tentang Perang Yarmuk. Pada bab ini akan membahas mengenai proses terjadinya perang Yarmuk. Didalamnya terdapat empat sub bab yang terdiri dari latar belakang terjadinya perang Yarmuk, jalan terjadinya Perang Yarmuk, akhir perang Yarmuk, dan Khalid bin Walid berhenti menjadi panglima. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui proses terjadinya perang Yarmuk. Bab keempat tentang Strategi Pertempuran. Pada bab ini akan membahas mengenai strategi pertempuran Khalid bin walid dalam Perang Yarmuk. Di dalamnya terdapat empat sub bab, yaitu: Pidato Semangat Khalid Bin Walid, Taktik Pertempuran, dan Menerobos Pasukan Musuh. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui strategi-strategi Khalid bin Walid dalam Perang Yarmuk. Bab kelima tentang Penutup. Pada bab ini berisi dua sub bab yaitu kesimpulan dari seluruh pembahasan yang ada pada bab-bab sebelumnya, dan berisi saran-saran sebagai bagian akhir dari penelitian ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id