1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, etika dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Telah dibicarakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa beberapa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
menyebabkan
perkembangan
masyarakat,
dan
perkembangan menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan.1) Apabila
kita
mengkaitkan
dengan
korban
penyalahgunaan
narkotika yang sebagian besar adalah remaja berarti berkaitan dengan perkembangan sosial. Menurut Harlock (1992) ada berbagai macam kelompok, antara lain Chume, Clique (sahabat karib). Crowd, kelompok formal dan geng. Geng remaja inilah yang sering berkaitan dengan tingkah laku yang menyimpang. Diantaranya adalah menyalahgunakan narkotika, alkokhol, psikotropika dan zat aditif lainnya.2) Situasi sosial dan kondisi kultural buruk yang repretitif terusmenerus dan berlangsung berulangkali itu dapat mengintensifikasi perbuatan kejahatan remaja, sehingga menjadi kumulatif sifatnya; yaitu terdapat dimana-mana, dihampir semua ibukota, kota-kota bahkan juga di daerah pinggiran pedesaan. Secara kumulatif gejala tadi menyebar luas di tengah masyarakat, lalu menjadi fenomena disorganisasi/disintegrasi sosial dengan subkultur delinkuen ditengah kebudayaan suatu bangsa.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), Cet. 1, hlm.72-78. 2 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet.1, hlm.138139.
2
Anak-anak remaja itu menjadi jahat dan agresif disebabkan oleh lokasi tempat tinggal yang terlalu padat sehingga banyak yang menjadi "kanibal" dan mengalami polusi jiwani.3) Sementara itu kebutuhan akan pembinaan kehidupan beragama dan berakhlakul karimah bagi putera dan puteri mereka sangat tinggi. Lebihlebih jika dikaitkan dengan merosotnya moral yang melanda kalangan pelajar dan generasi muda akhir-akhir ini.4) Tahun-tahun terakhir ini mulai disadari pengaruh buruk yang ditimbulkan televisi terhadap perkembangan jiwa anak-anak, mengingat bahwa anak-anak usia SD atau SMP pada dasarnya
bersikap
peniru
(imitatif),
dimana
mereka
mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk meniru segala sesuatu, terlepas dari persoalan apakah yang ditiru itu baik atau buruk.5) Pengaruh dari televisi antara lain: meniru budaya dari barat yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam, memakai pakaian yang kurang sedap dipandang, anak usia sekolah sudah membiasakan merokok, anak laki-laki memakai antinganting, berkendara seenaknya dengan suara knalpot yang sangat keras, menyalip bapak ibu guru tanpa permisi, itu merupakan hasil dari budaya barat yang selalu ditonton di televisi setiap hari. Dari pengaruh budaya tersebut akhlak anak terhadap orang tua, akhlak siswa terhadap guru, akhlak anak terhadap masyarakat, dan akhlak anak terhadap lingkungan kini mulai terkikis oleh kemajuan dan perkembangan zaman yang serba modern. Melihat hal tersebut penulis ingin meneliti sejauhmana korelasi perhatian orang tua terhadap akhlak siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan pengaruh budaya barat yang sangat kuat. Para orang tua biasanya tidak terlalu khawatir bila anaknya menunjukkan perilaku yang menyimpang dirumah, mereka hanya menganggapnya
3
Kartini Kartono, Patologi Sosial II, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), Cet. 2, hlm.44-45. Tim Dirjend. Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan Dan Pondok Pesantren, Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Dirjend. Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan Dan Pondok Pesantren, 2003), hlm. 4 5 Rama Furqona, Pendidikan Agama Dan Akhlak Bagi Anak & Remaja, (Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet. 1, hlm. 88-89. 4
3
sebagai suatu kenakalan saja, yang diharapkan akan hilang sendiri dengan bertambahnya umur.6) Anak yang kurang memperoleh kasih sayang biasanya nakal diluar rumah, jiwanya tidak merasa aman, selanjutnya keadaan ini akan memberikan dampak negatif pada segi-segi lainnya, termasuk prestasi belajarnya. Sebenarnya kasih sayang dapat di wujudkan dalam bentuk antara lain pandangan lembut ke mata anak kita, bicara tenang ke telinganya, memberikan uang jajan ke tangannya (bukan dilemparkan atau diberikan lewat pembantu), mengantarkannya ke pintu tatkala pergi ke sekolah, menyambutnya dengan ramah tatkala pulang, melarangnya keluar rumah malam hari, memerintahkan shalat, menyuruh belajar dan lain-lain.7) Dan orang tua harus memperingatkan untuk melarang anak-anak membaca majalah dan gambar porno serta cerita-cerita persilatan dan seksualitas. Melarang anak agar tidak merokok, melarang anak agar tidak menonton film-film porno karena berbahaya bagi akhlak dan masa depan anak-anak. Di sini Kant mengatakan bahwa ketika makhluk rasional memikirkan tentang apa yang harus mereka lakukan, akal budi praktis mereka memerintahkan mereka untuk bertindak secara independen demi hasrat-hasrat dan tujuan-tujuan tertentu yang benar-benar mereka miliki.8 Sebagian pendapat menyatakan faktor pertama yang lebih menentukan,
sehingga
paling
berhasil
pendidikan
hanyalah
mengembangkan sebuah lingkungan yang mendukung perkembangan kepribadian asli jiwa yang mempunyai potensi ideal. Sebagian ini berpendapat sebaliknya bahwa pendidikan merupakan faktor utama pengembangan lingkungan ke masa perkembangan kepribadian siswa diarahkan.
6
Ibid, hlm. 125. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997), Cet. 4, hlm. 130. 8 Acton, Dasar-Dasar Filsafat Moral, (Surabaya: Pustaka Eureka, 2003), Cet. I, hlm.15. 7
4
Prilaku siswa dalam hidup sosial, banyak di tentukan oleh kebiasaan selama masa pendidikan.9) Pembentukan moral yang tinggi adalah tujuan utama dari pendidikan Islam.10) Pembinaan ketaatan beribadah pada anak, juga mulai dari dalam keluarga. Pembentukan kepribadian berkaitan erat dengan pembinaan iman dan akhlak. Apabila kepribadian seseorang kuat, maka sikapnya tegas, tidak mudah terpengaruh oleh bujukan dan faktor-faktor yang datang dari luar, serta ia bertanggung jawab atas ucapan dan perbuatannya.11) Potensi manusia menurut konsep "al-Insan' diarahkan pada upaya mendorong mampu untuk berkreasi dan berinovasi. Dari kreatifitasnya, manusia dapat menghasilkan sejumlah kegiatan berupa pemikiran (ilmu pengetahuan), kesenian, ataupun benda-benda ciptaan. Pada ruang lingkup yang lebih luas, manusia diharapkan dapat berperan sebagai warga dalam kehidupan sosial antar kerabat, antar tetangga, antar kampung, antar suku, maupun dalam pergaulan antar bangsa di kawasan pergaulan seluruh umat sedunia. Peran kedua orang tua demikian dominannya, hingga dinilai berperan dominan untuk mempengaruhi fitrah (kesucian) anak-anak mereka, sampai-sampai
pengaruhnya
mampu
menentukan
atau
mengubah
keyakinan mereka.12) Lingkup keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali memperoleh pendidikan dan bimbingan lingkungan keluarga merasa bertanggung jawab terhadap pembentukan watak dan pertumbuhan jasmaniah anak. Di dalam perundangan disebutkan bahwa keluarga memberikan keyakinan 9
Abdul Munir, Nalar Spiritual Pendidikan Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2002), Cet. 1, hlm.79-219. 10 Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 10. 11 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Bandung: CV. Ruhama, 1995), Cet. 2, hlm. 60, 62. 12 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. 1, hlm. 22-48.
5
agama nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan (Pasal 10 UndangUndang No. 2 Tahun. 1989).13) Adapun sumber kenakalan dan kejahatan mereka ialah ketidakmampuan si anak dalam memanfaatkan waktu kosong dan kurangnya pengendalian terhadap dorongan meniru.14) Dari dasar tersebut dapat diambil hikmah bahwa. Pendidikan harus berusaha supaya pembawaan yang baik dapat berkembang semaksimal mungkin, dan pembawaan yang buruk supaya ditekan dan direm, sehingga tidak dapat tumbuh.15) Kenyataan-kenyataan seperti inilah, yang harus disadari oleh para orang tua dalam mendidik dan membina keluarga terutama pada pendidikan anak-anak. Pengaruh keluarga memang sangat terasa pada segala tingkah laku anak-anak. Dalam pendidikan, keluarga merupakan mercusuar dari arah dan kemauan pendidikan anak-anaknya. Keluargalah yang menjadi pembentuk pertama anak. Dengan berpijak pada teori Wiliam Sterm dengan
konvergensinya,
kiranya
kemampuan
keluarga
dalam
mengarahkan dan mendidik anak-anaknya sangat diperlukan sekali. Karena proses terbentuknya pribadi untuk anak dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Yang harus diperhatikan adalah bagaimana upaya menekan sedini mungkin pengaruh sangat kuat terhadap tingkah laku anak-anak. Lingkungan anak harus senantiasa dikontrol.
Kontrol fleksibel dan memberi kebebasan secara leluasa dengan mengungkapkan apa dan bagaimana akibatnya bilamana melaksanakan sesuatu akan menumbuhkan kewaspadaan dan percaya didalam melakukan segala tindakan dengan penuh perhatian matang. Perasaan tersebut akan
13
Rachmad Shaleh Abdul, Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Visi, Misi, Dan Aksi, (Jakarta: PT. Gema Windu Panca Perkasa, 2000), Cet. 1, hlm.94. 14 Kartini kartono, Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja, (Jakarta: CV. Rajawali , 1992), Cet. II, hal. 102 15 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (TK: Angkasa Raya, TT), hlm. 8.
6
membuat jauh sekalipun. Bilamana perasaan tersebut sudah tertanam pada masing-masing anak, kemungkinan menjadi anak nakal sedikit sekali. Justru akan sebaliknya, anak akan merasa tertanam dengan kepercayaan orang tua yang membiayai sekolahnya dengan biaya yang cukup besar.16) Sebab itu dalam diri anak akan tertanam, bahwa setiap manusia dengan segala integritas dan totalitasnya harus dibahagiakan dan mendapat keselamatan/kebahagiaan yang universal, masa kini dan masa nanti, universal happines. Hak manusia seutuhnya ini harus diberikan oleh dirinyai sendiri, yang merupakan kewajiban dirinya terhadap dirinya sendiri agar dia selamat bahagia masa kini dan masa nanti.17) Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika di terapkannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki "rekaman" ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses moral kedalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa. Potensi dasar ini dapat menyertai penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu, potensi dasar harus selalu di arahkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melakukan kebiasaan yang baik. Al-qur'an sebagai sumber ajaran Islam, memuat prinsip-prinsip umum pemakaian metode pembiasaan dalam proses pendidikan. Dalam 16
Mudawaruh, Pengaruh Keluarga Terhadap Pertumbuhan Kepribadian Anak, Mimbar Pendidikan Agama, IX, 1997, oktober, 1994, hlm. 70. 17 Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, ( : Panjimas, 1996), hlm. 126.
7
merubah sebuah perilaku negatif, Al-qur'an memakai pendekatan pembiasaan yang dilakukan secara berangsur-angsur.18) Perhatian orang tua terhadap anak-anaknya berfariasi, hal ini disebabkan adanya perbedaan pendidikan, profesi, dan kondisi orang tua dari siswa tersebut. Demikian pula keluarga orang tua siswa MTs Negeri Balen, Bojonegoro, Jawa Timur. Banyak perbedaan dalam memberikan perhatian antara siwa yang satu dengan siswa yang lain. Melihat pentingnya akhlak bagi siswa sebagai penerus bangsa, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Dalam hal ini yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian adalah siswa-siswi di MTs Negeri, Balen, Bojonegoro, Jawa Timur. Penelitian tersebut kami beri judul: PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs NEGERI BALEN BOJONEGORO JAWA TIMUR. B. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari kesalahpahaman tentang rumusan judul diatas, maka diperlukan adanya penjelasan yang tegas agar mudah dipahami: 1. Pengaruh Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan sesorang.19) 2. Perhatian orang tua Mencurahkan,
memperhatikan
dan
senantiasa
mengikuti
perkembangan anak dalam pembinaan akidah dan moral, persiapan spiritual dan sosial, disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil ilmiahnya.20) Perhatian orang tua
18
Arief, Armani, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Internusa, 2002), Cet. 1, hlm. 110,111. 19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. 3, hlm. 664. 20 'Abdu 'I-Lah Nashih 'Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam II, (Bandumg: Asy-Syifa', 1988), Cet. 1, hlm. 123.
8
adalah sebuah tanggung jawab dari bapak dan ibu atas perkembangan anaknya. 3. Akhlak Suatu keadaan yang melihat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses
pemikiran, pertimbangan dan penelitian.21) Jadi secara garis besar maksud judul diatas adalah bagaimana pengaruh
perhatian orang tua terhadap akhlak siswa di MTs Negeri,
Balen, Bojonegoro, Jawa Timur. C. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: Perhatian orang tua terhadap akhlak siswa di MTs Negeri, Balen, Bojonegoro, Jawa Timur yang di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah: Akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap guru, akhlak terhadap masyarakat, dan akhlak terhadap lingkungan. Dan yang dimaksud siswa adalah para murid yang ada di MTs Negeri, Balen, Bojonegoro, Jawa timur. 2. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak positif dan negatif yang sangat besar terhadap para siswa. Dampak negatif dengan menurunnya akhlak siswa terhadap kedua orang tua, bapak/ibu guru, tetangga, serta lingkungan dalam kehidupan masyarakat.
21
Kafrawi Ridwan, (eds), Ensiklopedi Islam 1, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), Cet. 8, hlm. 102.
9
Maka dari itulah penulis mengangkat rumusan masalah yang nantinya akan dijadikan sebagai penelitian lebih lanjut, rumusan tersebut adalah: 1. Bagaimana tingkat perhatian orang tua terhadap akhlak siswa di MTs. Negeri, Balen, Bojonegoro, Jawa Timur ? 2. Bagaimana tingkat akhlak siswa di MTs. Negeri, Balen, Bojonegoro, Jawa Timur ? 3. Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak siswa di MTs. Negeri, Balen, Bojonegoro, Jawa Timur ? D. MANFAAT PENELITIAN Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, masukan, dan dorongan kepada orang tua agar lebih meningkatkan perhatiannya terhadap akhlak siswa dalam mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
10
E. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Untuk mempermudah dan memahami masalah-masalah yang akan dibahas, maka penulis menyusun sistematika penelitian sebagai berikut: 1. Bagian Muka, terdiri dari: halaman judul, halaman abstrak, nota pembimbing,
halaman
pengesahan,
halaman
motto,
halaman
persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, dan halaman daftar tabel. 2. Bagian isi (batang tubuh), meliputi: BAB I
: PENDAHULUAN ِA. Latar Belakang B. Penegasan Istilah C. Pembatasan dan Perumusan Permasalahan D. Manfaat Penelitian E. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II
: PERHATIAN ORANG TUA DAN AKHLAK SISWA A. Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Perhatian Orang Tua 2. Peran Orang Tua 3. Bentuk Perhatian Orang Tua 4. Fungsi Perhatian Orang Tua B. Akhlak Siswa 1. Pengertian Akhlak 2. Dasar-Dasar Akhlak 3. Macam-Macam Akhlak 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak C. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa D. Hipotesis.
11
BAB III
: METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian. B. Waktu dan Tempat Penelitian. C. Variabel Penelitian. D. Metode Penelitian. E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel. 1. Populasi. 2. Sampel. 3. Teknik Pengambilan Sampel. F. Teknik Pengumpulan Data. 1. Angket. 2. Interview. 3. Dokumentasi. 4. Observasi. G. Teknik Analisa Data
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Umum. B. Data Khusus. C. Analisis Pendahuluan. D. Analisis Uji Hipotesis. E. Analisis Lanjut. F. Keterbatasan penelitian.
BAB V
: SIMPULAN, SARAN, PENUTUP A Simpulan. B. Saran-Saran. C. Penutup.
3. Bagian akhir, terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.