BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, persaingan usaha dalam pasar perdagangan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan eksistensinya di dunia pasar. Akuisisi merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan kegiatan usaha. Ketika suatu pelaku usaha ingin agar pangsa pasar yang dimilikinya menjadi lebih besar pertumbuhan perusahaan dan perolehan laba yang semakin meningkat, tingkat efisiensi yang semakin tinggi dan juga untuk mengurangi ketidakpastian akan pasokan bahan baku yang dibutuhkan dalam berproduksi dan pemasaran hasil produksi biasanya perusahaan akan menempuh jalan untuk melakukan penggabungan 1 dengan pelaku-pelaku usaha lain yang mempunyai kelanjutan proses produksi, salah satu caranya adalah dengan melakukan akuisisi. Penguasaan sumber ekonomi dan pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok atau golongan tertentu dalam suatu kegiatan usaha dapat melalui tindakan merger, konsolid asi, dan akuisisi. Dari ketiga bentuk penyatuan usaha, akuisisi lebih sering dipilih oleh pelaku usaha karena di dalam akuisisi kedua perusahaan atau lebih yang akan menyatukan diri tetap ada, hanya saja terjadi perubahan kepemilikan saham. 1
Ditha Wiradiputra, 2004, Pengantar Hukum Persaingan Usaha, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, hlm. 43.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengartikan akuisisi perusahaan sebagai akuisisi saham saja, tidak termasuk akuisisi aset dan/atau akuisisi lainnya seperti akuisisi bisnis. Dengan demikian, yang dimaksud dengan akuisisi adalah pengambilalihan seluruh atau sebagian besar saham yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap Perseroan.2 Salah satu syarat dilakukannya akuisisi dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ialah mengakibatkan terjadinya peralihan pengendalian. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (untuk selanjutnya disebut “PP Nomor 57 Tahun 2010”) jo. Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (untuk selanjutnya disebut Perkom Nomor 2 Tahun 2013), pada tanggal 11 Januari 2013 Komisi Pengawas Persaingan Usaha telah menerima pemberitahuan dari Nestle S.A. terkait dengan pengambilalihan (akuisisi) saham perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited.3
2
Munir Fuady, 2001, Hukum tentang Akuisisi, Take Over, LBO, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 4. 3 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 18/KPPU/PDPT/VII/2013 tentang Pemberitahuan Pengambilalihan Saham (Akuisisi)
Nestle S.A. merupakan perusahaan terbatas yang didirikan dan diatur menurut Swiss Code Obligations. Nestle S.A. berkedudukan di Cham dan Vevey, Switzerland. Nestle S.A. melakukan kegiatan usaha dalam industri jasa, perusahaan komersial dan keuangan di Swiss dan luar negeri. 4 Secara khusus, Nestle S.A. melakukan kegiatan usaha dalam bidang gizi, kesehatan, dan keafiatan. Nestle S.A. melakukan pengambilalihan (akuisisi) saham pada perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited yang merupakan perusahaan holding investasi dan penjualan (investment holding and sales) serta perusahaan yang menjual dan mempromosikan produk nutrisi. 5 Di Indonesia, Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited memiliki 1 anak perusahaan yaitu PT Wyeth Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 90% saham. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perusahaan adalah melakukan kegiatan usaha bidang jasa distributor untuk produk suplemen makanan dan produk-produk jenis lainnya.6 Adanya beberapa faktor ekonomi yang mendukung perusahaan untuk melakukan akuisisi, menyebabkan tujuan yang akan dicapai dari perusahaan dalam melakukan menjadi berbeda-beda, faktor ekonomi tersebut adalah:7 1. Efisiensi waktu, biaya, dan risiko kegagalan memasuki pasar; 2. Mengakses reputasi teknologi, produk, dan merek dagang; 3. Memperoleh individu-individu sumber daya manusia yang profesional; 4. Membangun kekuatan pasar (market power); Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A., hlm. 1. 4 Ibid, hlm. 4. 5 Ibid. 6 Ibid. 7 Abdul Moin, 2003, Megrer, Akuisisi, dan DIvesitasi Edisi 1, Ekonisia, Yogyakarta, hlm. 13.
5. Membangun kekuatan monopoli; 6. Memperluas pangsa pasar; 7. Mengurangi persaingan (memperkecil jumlah pelaku usaha dalam pasar bersangkutan); 8. Mendiversifikasi lini produk; 9. Mempercepat pertumbuhan perusahaan; 10. Menstabilkan cash flow dan keuntungan. Alasan akuisisi Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A. adalah untuk membantu Nestle S.A. dalam meningkatkan posisi dan penawaran produk dalam bisnis nutrisi bayi dengan cara melengkapi produk Nestle S.A. serta akuisisi akan memperluas pasar dimana Nestle S.A. sudah melakukan bisnis nutrisi bayi, termasuk di pasar negara berkembang yang populasinya tumbuh dengan cepat. Akuisisi yang dilakukan oleh Nestle S.A. Merupakan salah satu cara untuk melakukan efisiensi dalam menjalankan kegiatan usaha, namun dilihat dari hukum persaingan usaha cara tersebut dapat menimbulkan potensi terjadinya diskriminasi yang dilakukan oleh Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited terhadap pelaku usaha lain yang merupakan pesaing dari Nestle S.A. Suatu perusahaan yang mempunyai posisi kuat tidak diizinkan melakukan diskriminasi ketika memilih pelanggan.8 Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha merupakan tujuan dari akuisisi yang dilakukan oleh Nestle S.A. terhadap Wyeth (Hongkong) 8
Knud Hansen, 2001, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Katalis Mitra Plaosan, Jakarta, hlm. 13.
Holding Company Limited. Kegiatan akuisisi tersebut sudah tentu harus memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, khususnya ketetuan dalam Pasal 28 yang mengatur mengenai pengambilalihan saham perusahaan. Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 diharapkan dapat memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan yang sama kepada setiap pelaku usaha dalam berusaha, dengan cara mencegah timbulnya praktik-praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.9 Dari uraian tersebut di atas, Penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan terkait dengan persaingan usaha dan meneliti lebih jauh dengan melalui sebuah penelitian hukum yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Adapun judul yang Penulis angkat adalah “Penerapan Pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat pada Pengambilalihan (Akuisisi) Saham Perusahaan Wyeth (Hong Kong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A.”.
9
Rachmadi Usman, 2003, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 23.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang akan menjadi fokus permasalahan dalam penulisan hukum ini adalah: 1.
Bagaimana proses pengambilalihan (akuisisi) saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A. ditinjau dari Pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat?
2.
Bagaimana dampak dari pengambilalihan (akuisisi) saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A. terhadap persaingan usaha di Indonesia?
C. Keaslian Penelitian Pada bagian ini Penulis memuat uraian secara jelas mengenai hasil penelitian, penulisan hukum, tesis, disertasi, laporan, dan/atau pemikiran dari gagasangagasan para penulis sebelumnya yang memiliki relevansi dan korelasinya dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis dalam penulisan hukum ini. Penulisan hukum dengan judul "Penerapan Pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat pada Pengambilalihan (Akuisisi) Saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A", sepanjang penelusuran Penulis belum pernah dilakukan. Namun sejauh penelusuran tersebut, Penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan hukum ini. Namun
demikian dari karya-karya ilmiah tersebut, terdapat perbedaan mendasar dengan apa yang Penulis teliti dan bahas dalam penelitian ini, baik dari segi judul, rumusan masalah, objek kajian maupun waktu. Adapun penelitian yang memiliki relevansi dimaksud antara lain sebagai berikut: 1.
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Indomaret terhadap Pasar Tradisional di Ngawi, oleh Didik Haryadi dalam bentuk skripsi pada tahun 2012 di Fakultas Hukum UGM;
2.
Implementasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam Putusan KPPU (Studi Kasus Perjanjian Hak Siar Liga Inggris oleh Astro Group), oleh Estafirani Kamahayani dalam bentuk skripsi pada tahun 2014 di Fakultas Hukum UGM. Apabila diperbandingkan, penulisan hukum yang dilakukan oleh Penulis
berbeda dengan kedua penelitian tersebut di atas. Setidaknya ada empat aspek yang berbeda, yaitu objek kajian, rumusan masalah yang diangkat, waktu penelitian, dan pendekatan penelitian. Pada penelitian yang pertama, yang menjadi objeknya adalah Indomaret dalam kaitannya dengan persaingan terhadap pasar tradisional di daerah Ngawi. Rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana usaha yang dilakukan oleh Indomaret di Ngawi dalam perspektif UU Anti Monopoli yang dikaitkan dengan Peraturan Daerah setempat yang mengatur tentang pengelolaan pasar. Sementara itu, pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Estafirani Kamahayani, yang menjadi objeknya ialah Kasus Perjanjian Hak Siar Liga Inggris oleh Astro Group dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.
Setelah dibandingkan dengan kedua penelitian di atas, dapat dilihat bahwa dalam penulisan hukum ini objek yang diteliti oleh Penulis ialah pengambilalihan (akuisisi) saham yang dilakukan oleh Nestle S.A. terhadap Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited. Selain itu, Penulis juga mengkaitkannya secara spesifik yaitu dikatikan dengan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dengan demikian dapat ditemukan secara jelas letak perbedaan antara penulisan hukum ini dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Namun demikian, sebagai seorang akademisi yang mencoba tetap menjunjung tinggi etika akademis dalam penulisan karya ilmiah dan menghindari plagiasi, maka dalam penelitian ini Penulis mencantumkan setiap pemikiran atau gagasan orang lain dengan mencantumkannya dalam bentuk kutipan dan/atau catatan kaki dengan menyebutkan sumbernya secara jelas.
D. Tujuan Penelitian Berangkat dari permasalahan yang ada, maka Penulis menemukan tujuan dari dilakukannya penelitian hukum ini dari segi subjektif Penulis dan dari segi objektif permasalahan. 1. Tujuan Subjektif a. Dengan dibuatnya penelitian ini diharapkan Penulis dapat menguasai regulasi dan sistematika dari proses persaingan usaha di Indonesia, khususnya setelah dilakukan suatu proses pengambilalihan (akuisisi) saham.
b. Selain itu, penelitian yang akan dilakukan Penulis ini merupakan pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.). 2. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui, menelaah, dan menganalisis peraturan terkait dengan persaingan usaha yang timbul akibat dilakukannya proses pengambilalihan (akuisisi) saham dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. b. Untuk mengetahui, memahami, menelaah, dan menganalisis peraturan terkait dengan persaingan usaha yang timbul akibat dilakukannya proses pengambilalihan (akuisisi) saham di Indonesia.
E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan kehidupan praktis. 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, berupa konsep pemikiran dan pemahaman yang bermanfaat terhadap adanya proses pengambilalihan (akuisisi) saham dalam kaitannya dengan persaingan usaha tidak sehat di Indonesia, agar dikemudian hari apabila ditemukan permasalahan-permasalahan pada praktis hukumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, maka hasil penelitian hukum yang akan dilakukan oleh Penulis ini dapat menjadi salah satu acuan kepustakaan untuk
menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
tersebut.
Selain
itu,
hasil
penulisan ini diharapkan juga dapat memperkaya dan menjadi sarana untuk mengembangkan keilmuan di bidang hukum persaingan usaha. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian dan penulisan hukum ini diharpkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan untuk mengembangkan hukum persaingan usaha di Indonesia yaitu memelihara pasar kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan/atau menghilangkan persaingan.