15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sekolah Menengah pertama merupakan pendidikan formal yang memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali siswa dengan kepribadian, kemampuan dan keterampilan yang cukup sebagai landasan untuk mempersiapkan pengalamannya pada jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tugas seorang guru dalam mengajar adalah berupaya mengembangkan pengetahuan, nilai serta sikap anak didik. Hal itu disebabkan karena aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu. Berdasarkan fungsi dan tujuannya siswa dan guru diharapkan dapat: (1) mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan, terhadap kebutuhan dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil intelektual bangsa sendiri; (2) guru dapat memusatkan perhatian dan perkembangan kompetensi berbahasa siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar; (3) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar agar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. Proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan proses yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Siswa dituntut dapat
Upaya Meningkatan Kemampuan..., Miftakhul Aman, FKIP UMP, 2015
16
berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini sangat berkaitan dengan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan tersebut meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis relatif lebih sulit dikuasai oleh siswa, karena melibatkan pemikiran, pilihan kata, susunan bahasa, gaya penulisan, sulit menemukan ide atau gagasan, dan bingung harus memulai tulisan dari mana. Walaupun sudah menemukan ide atau memulai tulisan, tidak jarang ada yang berhenti di tengah jalan. Hal inilah yang mengakibatkan tidak dapat menuntaskan tulisan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dan menulis dapat dikatakan sebagai bentuk interaksi yang lengkap dalam kegiatan
pembelajaran.
Siswa
dituntut
untuk
mampu
mengapresiasikan
pengalaman yang mereka peroleh dari berbagai lingkungan berdasarkan apa yang telah mereka simak, mereka lihat, sekaligus mereka alami dalam keseharian mereka baik di sekolah maupun di luar sekolah. Semua aspek diterapkan dalam rangkaian interaksi belajar bahasa. Siswa dapat memperolehnya secara optimal. Hal ini dapat dijadikan untuk
mengukur kebiasaan dan kualitas berbahasa
mereka. Dari pernyataan di atas maka salah satu indikator keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran
adalah adanya keterlibatan siswa yang tinggi dalam
berinteraksi dengan guru maupun sesama siswa lainnya beserta seluruh unsur yang ada dalam proses pembelajaran. Pada hakikatnya keseluruhan yang terlibat
Upaya Meningkatan Kemampuan..., Miftakhul Aman, FKIP UMP, 2015
17
di dalamnya berperan secara maksimal. Kerjasama yang terjadi akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada dalam bentuk lingkungan kompetitif individual. Guru harus bisa mengkondisikan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari. Tuntutan seperti di atas mestinya ditindaklanjuti oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Guru harus bisa memadukan metodemetode mengajar yang ada dalam penyampaian kompetensi dasar yang dicapainya terutama dalam keterampilan menulis. Disinilah guru sebagai pengajar harus mampu dan peka terhadap lingkungan sekitarnya yaitu lingkungan pembelajaran serta harus dituntut kreatif dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter kelas. Dengan adanya sikap yang konsisten terhadap hal yang sudah diungkapkan di atas, maka dapat dipastikan tercapainya keberhasilan belajar. Drama merupakan salah satu genre sastra. Drama sebagai karya sastra berupa naskah drama. Drama selain sebagai karya sastra juga sebagai karya seni (Noor, 2004: 27). Ruang lingkup penelitian ini adalah pada penulisan naskah drama sebagai bagian penting dari sebuah drama. Naskah drama biasanya dipersiapkan sebelum pementasan drama. Oleh karena itu, naskah drama merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah pementasan drama. Namun, tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam hal menulis naskah drama. Bahkan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menulis, siswa terlihat kurang berminat. Terlebih lagi, siswa diharapkan
Upaya Meningkatan Kemampuan..., Miftakhul Aman, FKIP UMP, 2015
18
mampu mengembangkan keterampilan menulis naskah drama satu babak. Hal itu dikarenakan proses pembelajaran yang berlangsung selama ini kurang melibatkan siswa. Serta kurang adanya interaksi antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Kemampuan menulis pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto, pada kompetensi dasar menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide belum maksimal. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75, siswa belum mencapai presentase sesuai dengan KKM secara maksimal. Dari jumlah siswa 31, hasil ulangan yang memenuhi KKM hanya 11 siswa, dengan nilai rata-rata kelas 64,77.
Hal itu dapat diketahui dari hasil
ulangan, serta keaktifan siswa di dalam kelas yang belum kondusif dan berperan aktif dalam kegiatan menulis kreatif naskah drama yang diberikan oleh guru. Secara umum di sekolah, pembelajaran drama hanya menggunakan metodeceramah saja. Kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja dan siswa kurang aktif di dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat membuat siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran.Dengan menggunakan metode kolaborasi ini, siswa belajar menulis naskah drama dan setelah itu hasilnya akan dikoreksi atau dikomentari oleh teman satu kelompoknya. Dalam kegiatan menulis naskah drama dengan menggunakan metode kolaborasi terdapat tiga tahapan, yaitu perencanaan, penulisan, dan penyuntingan yang dilakukan dengan teman sejawat atau kolaborator. Dalam kegiatan kolaborasi tersebut, akan dikomentari kekurangan hasil menulis naskah drama masing-masing anggota kelompok. Sehingga, naskah drama yang masih dirasa kurang maksimal, dapat diperbaiki oleh pemiliknya. Maka dari kegiatan berkolaborasi itu, penulis
Upaya Meningkatan Kemampuan..., Miftakhul Aman, FKIP UMP, 2015
19
berharap dengan menggunakan metode kolaborasi dalam menulis naskah drama dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama pada siswa. Dari pandangan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul penelitian “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Metode Kolaborasi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwokerto.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan metode kolaborasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada siswa kelas VIII D SMP 3 Muhammadiyah Purwokerto?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII D SMP 3 Muhammadiyah Purwokerto, pada materi menulis naskah drama dengan menggunakan metode kolaborasi.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis a. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa. b. Sebagai sumber belajar dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa dengan nilai rata-rata di atas nilai yang telah ditentukan.
Upaya Meningkatan Kemampuan..., Miftakhul Aman, FKIP UMP, 2015
20
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis naskah drama dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. b. Bagi Guru 1) Sebagai alternatif bagi guru untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam mengajar berkaitan dengan metode pembelajaran. 2) Dapat dijadikan masukan dalam mengajar naskah drama, agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. c. Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai masukan untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran keterampilan menulis. Dengan menggunakan metode kolaborasi, akan ada interaksi antara siswa yang satu dengan yang lain. Jika selama ini kegiatan pembelajaran di sekolah hanya berpusat kepada guru, dan kurang melibatkan semua siswa. Maka dengan metode pembelajaran kolaborasi ini, seluruh siswa akan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan membentuk kelompok dan menjadi kolaborator atas pekerjaan siswa yang lain, maka akan terjalin interaksi yang aktif. Serta pemahaman materi yang lebih mendalam terhadap materi yang sedang diajarkan.
Upaya Meningkatan Kemampuan..., Miftakhul Aman, FKIP UMP, 2015