BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fisika pada umumnya dianggap sulit oleh sebagian besar siswa di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Siswa menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang
memusingkan karena banyak
hitungannya, penuh dengan teori, dan perlu penalaran. Hanya siswa yang betul-betul berminat mendalami fisika yang menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan. Padahal pelajaran fisika ini merupakan suatu kunci untuk memahami gejala-gejala yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat belajar fisika, ada beberapa faktor yang mendukung anggapan keliru siswa terhadap mata pelajaran fisika, diantaranya materi fisika banyak memiliki rumus dan rangkaian peristiwa yang abstrak, model pembelajaran yang digunakan kurang kondusif, sikap guru fisika kurang antusias dan bersahabat, pembelajaran fisika masih berpusat pada guru, dan ditambah lagi kurangnya media belajar dan bahan ajar yang dapat mendukung tujuan pembelajaran yang menitik beratkan pada proses dan pengalaman belajar. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan kegiatan eksperimen. Belajar secara eksperimen adalah cara untuk menerapkan pengetahuan
yang
lebih
1
baik
dari pada
menghafal, ini
2
dikarenakan belajar secara eksperimen mampu mengarahkan siswa mencari tahu dan berbuat sehingga membantu siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam dan diharapkan memiliki dampak pada ingatan siswa lebih bertahan lama tentang materi yang dipelajari. Untuk melakukan kegiatan eksperimen, tentunya memerlukan sebuah penuntun eksperimen atau bahan ajar yang sering disebut lembar kerja siswa (LKS). LKS untuk eksperimen inilah yang jarang dimiliki oleh sekolah, padahal LKS ini dapat menjadi pengarah kegiatan pratikum sehingga menjadi lebih teratur dan bermakna. LKS yang dikombinasikan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan guru sebagai sarana untuk melatihkan keterampilan melakukan eksperimen (Rokhmah, 2015). Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama mengikuti praktek pengalaman lapangan di SMA Negeri 11 Kota Jambi, ternyata masih belum adanya LKS eksperimen rancangan dari guru itu sendiri sebagai penuntun kegiatan praktikum. Padahal, LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan (Prastowo, 2011). Sebenarnya beberapa contoh LKS eksperimen telah banyak
diterbitkan,
tetapi LKS yang dibeli dari agen buku tersebut hanya berisi langkah-langkah kerja yang biasa saja tanpa adanya penggunaan model pembelajaran tertentu bahkan terkadang kurang sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah . Padahal sebuah LKS dapat diterapkan berdasarkan model pembelajaran yang sesuai kurikulum yang digunakan.
3
Berdasarkan wawancara ke guru fisika SMA Negeri 11 Kota Jambi ternyata bahan ajar berupa LKS sebagai penuntun dalam kegiatan praktikum masih belum terapkan.
Sehingga
dari
latar
belakang
tersebut,
peneliti
tertarik
untuk
mengembangkan sebuah bahan ajar yang mampu mendukung siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang nyata di SMA Negeri 11 Kota Jambi . Oleh karena itu, lembar kerja siswa (LKS) dipilih dan dikembangkan menggunakan model pembelajaran inkuiri agar siswa menemukan konsep melalui sebuah proses belajar. Hal ini sejalan dengan fokus kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah (Hosnan, 2014). Berdasarkan hasil studi kepustakaan mengenai LKS berbasis inkuiri terbimbing, ditemukan bahwa telah dilakukan penelitian pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing oleh Retnosari (2015) pada mata pelajaran fisika materi suhu dan perubahannya dan Rokhmah (2015) pada materi sumber energi terbaharukan yang hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran sangat baik karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir, hasil belajar, dan melatih keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen. Oleh karena itu, perlu dikembangkan lagi LKS berbasis inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu penelitian ilmiah (Ngalimun, 2013). Menurut Seif dalam (Ngalimun, 2013) inkuiri adalah mengetahui bagaimana menemukan sesuatu dan bagaimana mengetahui cara untuk memecahkan masalah. Menginkuiri tentang sesuatu berarti
4
mencari informasi, memiliki rasa ingin tahu, menanyakan pertanyaan, menyelidiki dan mengetahui keterampilan yang akan membantunya memecahkan masalah. Oleh karena itu, dibutuhkan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dapat menuntun siswa melakukan kegiatan praktikum untuk memecahkan masalah dan menemukan konsep secara mandiri. LKS yang dikembangkan memuat materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk siswa SMA kelas X
dengan menggunakan
kurikulum 2013. Menurut peneliti kurikulum 2013 pada materi Elastisitas dan Hukum Hooke sangat cocok digunakan karena dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa dituntut untuk aktif mengamati, bertanya dan bereksperimen. Isi LKS fokus pada berbagai kegiatan yang harus dilakukan siswa dengan runtutan pertanyaan yang menuntun siswa untuk melaksanakan tindakan ilmiah sebagai wujud pembelajaran inkuiri dalam rangka menuju pada pemahaman konsep yang harus ditemukan oleh siswa sendiri dengan bimbingan gurunya. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke Untuk Siswa SMA Kelas X”.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Bagaimana mengembangkan LKS fisika berbasis Inkuiri Terbimbing materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk siswa SMA kelas X? 2. Bagaimana persepsi siswa terhadap LKS fisika berbasis Inkuiri Terbimbing materi Elastisitas dan Hukum Hooke yang telah dikembangkan?
5
1.3 Tujuan Pengembangan Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan pengembangan ini adalah : 1. Mengetahui dan melakukan pengembangan LKS fisika berbasis Inkuiri Terbimbing materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk Siswa SMA kelas X, sesuai prosedur pengembangan. 2. Mengetahui kualitas LKS fisika berbasis Inkuiri Terbimbing materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk Siswa SMA kelas X. 3. Mengetahui persepsi siswa terhadap LKS fisika berbasis Inkuiri Terbimbing materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk Siswa SMA kelas X.
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan Produk yang dihasilkan adalah sebuah LKS dengan spesifikasi
sebagai
berikut: 1. Bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar cetak yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Inkuiri Terbimbing. 2. Format LKS disusun berdasarkan prosedur pembuatan LKS dengan baik dan benar dan dikembangkan dengan mengikuti langkah pembelajaran Inkuiri terbimbing. 3. Lembar kerja siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013 karena kurikulum 2013 dirancang berupa pertanyaan yang dapat membimbing siswa memahami suatu konsep tanpa mengabaikan aspek pengalaman belajar yang harus ditempuh oleh siswa melalui kegiatan percobaan. 4. Tinjauan Materi : Elastisitas dan Hukum Hooke
6
5. Tingkat penguna LKS : Sekolah menengah pertama kelas X 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) ini terdiri dari : a. Halaman muka/cover b. Kata Pengantar c. Petunjuk belajar d. Standar Isi e. Daftar Isi f. Peta konsep g. Pendahuluan dan Kegiatan Percobaan h. Uji kompetensi i. Daftar Pustaka
1.5 Pentingnya Pengembangan 1.
Pembuatan LKS ini dapat dijadikan bahan ajar fisika.
2.
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pendidik dalam meningkatkan kemampuan dan kreativitas untuk merancang dan membuat bahan ajar.
3.
Agar dapat memudahkan siswa/i atau peserta didik dalam menemukan konsep elastisitas dan Hukum Hooke.
4.
Agar dapat meningkatkan aspek kualitas pembelajaran fisika.
1.6 Batasan Masalah Untuk membatasi masalah agar tidak meluas dan menghindari kesalahan persepsi, maka batasan masalah adalah sebagai berikut:
7
1. LKS yang dikembangkan dimaksudkan untuk memfasilitasi tujuan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses dan pengalaman belajar siswa serta meminimalisir pembelajaran fisika yang berpusat pada guru. 2. LKS yang dikembangkan ialah materi Elastisitas dan Hukum Hooke dimana proses dan pengalaman belajar peserta didik didapatkan melalui kegiatan eksperimen yang mengikuti sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing.
1.7 Definisi Istilah Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan beberapa istilah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian pengembangan merupakan suatu proses penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidsi produk. 2. Pengembangan LKS adalah pembuatan bahan ajar dalam bentuk LKS melalui tahap-tahap pengembangan. 3. LKS merupakan merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri (Belawati, dkk, 2007) 4. Inkuiri merupakan sebuah pendekatan atau model yang digunakan dalam proses pembelajaran. 5. Inkuiri terbimbing merupakan suatu tingkatan inkuiri berdasarkan intervensi guru. Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan dimana guru membimbing siswa
8
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi atau kegiatan ilmiah. 6. Elastisitas adalah kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya yang diberikan telah dihilangkan. Hukum Hooke merupakan hukum fisika yang dikemukakan
oleh
Robert
Hooke
yang
menyatakan
adanya
kesebandingan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
hubungan