BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti
perkembangan zaman, begitu pula dengan mode berpakaian perempuan, khususnya dalam penggunaan jilbab.Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.Maka dari itu tidak heran jika banyak dijumpai para perempuan nya berpakaian muslimah (menggunakan jilbab), dan setiap hari nya semakin bertambah penggunaannya sejak tahun 1980-an. Jilbab merupakan busana bagi kaum muslimah yang pada dasarnya di gunakan untuk menutupi aurat. Dalam agama Islam sudah sangat jelas aturan mengenai tata cara dan fungsi dalam pemakaian jilbab, dimana Islam menerapkan syariat yang tidak terlalu membebani kepada perempuan, sekaligus tidak merampas kebebasannya. Jilbab dalam Islam adalah suatu kewajiban bagi kaum perempuan, dimana mereka harus mengenakan penutup badan sedemikian rupa ketika berbaur di ruang publik.Berdasarkan nilai-nilai dalam agama Islam, lakilaki yang memiliki hak untuk melihat aurat dari seorang muslimah adalah suami mereka, ayah mereka, ayah dari suami mereka, anak-anak mereka dan saudara laki-laki mereka.Penggunaan jilbab juga dimaksudkan agar mereka tidak diganggu dan lebih mudah untuk dikenali. Terdapat fenomena penggunaan jilbab, dimana jilbab kehilangan identitas nya sebagai suatu hukum yang harus dijalankan dan ditaati para Muslimah, yaitu pada saat para public figure seperti artis dan para pejabat yang pada awalnya tidak 1 Universitas Sumatera Utara
menggunakan jilbab dan cenderung berpakaian terbuka, lalu saat tersandung suatu kasus dan masalah, mereka dengan tiba-tiba ber-manuver tajam dengan menggunakan jilbab.
Sama halnya pada saat bulan Ramadhan, di
kalangan selebritis ramai-ramai memasang strategi untuk meraup pundi-pundi rupiah, dimana untuk tampil pada suatu acara di bulan Ramadhan, pihak penyelenggara acara akan menayangkan acara yang bertema Islami, sehingga para artis yang awalnya tidak menggunakan jilbab, kali ini untuk dapat tampil di acara tersebut, ia akan menggunakan jilbab dan dapat disebut sebagai suatu pencitraan, dan begitu acara dan bulan Ramdhan telah selesai, jilbanya pun juga ikut selesai. Jadi penggunaan jilbab pada kasus ini tidak ada hubungannya dengan ketaatan maupun kealiman dalam beragama.Disini lah terjadi pergeseran fungsi dari jilbab itu sendiri. Bagi masyarakat Indonesia jilbab sudah tidak asing lagi, peningkatan penggunaan jilbab di Indonesia yang begitu pesat dapat dilihat di berbagai tempat, mulai dari sekolah, kampus, perkantoran, angkutan umum, tempat perbelanjaan, di jalanan, hingga di institusi aparat penegak hukum.Jilbab juga telah digunakan hampir semua muslimah dari segala profesi, elemen dan kelas di masyarakat, seperti anak-anak perempuan yang masih duduk di bangku TK, siswi SD-SMPSMA, mahasiswi, guru, dosen, polwan, pejabat negara, artis, dokter atau pengusaha banyak beralih menggunakan jilbab. Untuk dunia pendidikan, sepanjang tahun 1980-an di Indonesia pernah ada larangan menggunakan jilbab di sekolah-sekolah negeri dengan berdasarkan SK No. 052 tahun 1982, dimana SK itu mengatur bentuk seragam sekolah nasional yang diijinkan dan di dalam nya
2 Universitas Sumatera Utara
tidak terdapat bentuk seragam sekolah dengan menggunakan jilbab atau yang menutup aurat seperti yang diperintahkan agama Islam. Lalu akhirnya pada tahun 1991 pemerintah mengeluarkan SK No. 100 yang isi nya memperbolehkan penggunaan jilbab di setiap lembaga pendidikan.Sejak saat itu semakin banyak pelajar
memakai
jilbab
ketika
berada
di
sekolah
bahkan
juga
di
universitas.(http://thisisgender.com/hijab-indonesia-sejarah-yang-terlupakan) Di era tahun 1980-1990-an, kerudung dan jilbab disebut sebagai simbol gerakan baru keagamaan di Indonesia.Hal ini karena dimana kaum muda di kalangan mahasiswa dan pelajar cenderung melakukan purifikasi dalam sikap keberagaman mereka, termasuk dalam berbusana di kehidupan
sehari-
hari.(https://www.islampos.com/jilbab-benarkah-budaya-arab-29973/).
Seiring
dengan perkembangan zaman, penggunaan jilbab dan kerudung mulai mengalami perkembangan pesat.Di abad 21, penggunaan kerudung dan jilbab semakin marak di berbagai kalangan, melintasi batas-batas kalangan pelajar dan mahasiswi yang menjadi perintis.Pada universitas-universitas negeri maupun swasta, mahasiswi yang berkerudung dan berjilbab lebih banyak dibandingkan mahasiswi yang tidak berjilbab.Kerudung dan jilbab pun mulai menjadi trend perempuan yang beragama Islam. . Stigma bahwa orang yang menggunakan jilbab adalah kuno, tidak bisa mengikuti perkembangan khususnya dalam mode berpakaian, serta kaku, secara perlahan telah bergeser. Dengan semakin bertambahnya peminat dalam menggunakan jilbab di Indonesia maka hal ini menjadi trend dan gaya hidup. Desainer-desainer dan pengusaha jilbab bermunculan dengan merk-merk tertentu menawarkan busana muslim dan gaya jilbab terbaru yang mengikuti trend dan 3 Universitas Sumatera Utara
modis, mengakibatkan terjadinya perubahan dengan menambahkan berbagai hiasan, pernak-pernik, lipatan-lipatan, perpaduan warna serta hal-hal lainnya pada jilbab. Tidak hanya jilbab, pakaian (baju, celana, dan rok) juga tidak luput dari perubahan, pada masa sekarang kaum muslimah banyak yang berjilbab namun pakaian nya seksi.Pada dasarnya pakaian yang dikehendaki Islam adalah pakaian yang tidak tipis, dan tidak ketat hingga kelihatan lekuk-lekuk postur tubuh, lengan, dada dan leher.Sebab yang demikian dapat merangsang birahi lelaki. (Abu Iqbal, 2003 :176) Perubahan-perubahan pakaian seperti jilbab, baju, celana, dan rok tersebut mengakibatkan munculnya beranekaragam variasi dalam cara pemakaian dan pemaknaan penggunaan jilbab bagi kaum muslimah. Sehingga memicu timbulnya kesalahpahaman terhadap cara pakai dan makna penggunaan jilbab serta dasar hukum agama Islam tentang jilbab itu sendiri di kalangan muslimah sehingga pada masa sekarang ini pengguna jilbab dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian yaitu jilbab gaul, jilboobs, jilbab semi dan jilbab syar’i. untuk jilbab gaul, jilboobs dan jilbab semi, hal ini apabila dilihat dari kacamata agama Islam, mengesampingkan hakikat penggunaan jilbab sesungguhnya, sebagaimana yang telah diatur dalam Al-Qur’an. Jilbab gaul adalah mode berpakaian yang mengikuti perkembangan zaman dan trend fashion terbaru dengan menggunakan jilbab, yang dalam praktek nya jilbab dengan perpaduan warna dan pernak-pernik lainnya di lipat-lipat sedemikian rupa di kepala dan leher yang beragam hingga menciptakan suatu bentuk yang diinginkan si pengguna. Jenis jilbab ini lah yang banyak di gunakan oleh para selebritis tanah air dan para model di catwalk dari para desainer
jilbab.
Jilboobs
adalah
mode
berpakaian
perempuan
dengan
4 Universitas Sumatera Utara
menggunakan jilbab yang kain nya tipis dan hanya menutupi kepala dan leher saja, tidak menutupi hingga ke bagian dada dan si pengguna menggunakan celana dan kaus yang ketat sehingga memperlihatkan lekukan tubuh si pengguna itu sendiri.Jilbab semi adalah mode berpakaian dengan menggunakan jilbab yang terkadang dibiarkan jatuh hingga menutupi dada dan yang dililitkan ke leher si pengguna.Jilbab semi ini banyak digunakan karena dalam penggunaanya yang di padu-padankan dengan celana Jeans dan kemeja maupun kaus termasuk simpel, selain bebas bergerak (karena tidak menggunakan rok) jilbab jenis ini merupakan jilbab popoler yang banyak digunakan mahasiswi dan remaja perempuan lainnya.Lalu yang terakhir adalah jilbab syar’i yang merupakan mode berpakaian yang berdasarkan hukum dalam agama Islam yang berpedoman dari Al-Quran. Yang mana memiliki tujuh kriteria yaitu: (1) menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, (2) bukan berfungsi sebagai model pakaian, (3) kain tebal tidak transparan, (4) longgar atau tidak ketat dan tidak membentuk lekuk tubuh , (5) tidak menyerupai pakaian laki-laki, (6) tidak menyerupai pakaian jahilliyah, (7) bukan pakaian popularitas. (https://www.islampos.com/7-syariatjilbab-muslimahh-198302/). Munculnya kelompok-kelompok pengguna jilbab tersebut, secara tidak langsung telah menjelaskan bahwa terjadi kesalahpahaman kaum muslimahh tentang makna, alasan dan dalam pemakaian jilbab.Bahkan akhir-akhir ini didapati sebuah produk jilbab dengan label halal MUI (Majelis Ulama Indonesia) dari salah satu produsen jilbab terkemuka di Indonesia (Jilbab halal, Metro TV, 08:00 WIB, 11 Februari 2016). Hal ini merupakan salah satu dari sekian banyak cara para produsen jilbab agar para konsumen lebih memilih produk jilbab yang
5 Universitas Sumatera Utara
ber-label halal daripada yang tidak. Para produsen jilbab banyak meraup keuntungan dari fenomena ini, sehingga perekonomian juga mendapatkan dampak nya, karena permintaan pasar untuk busana muslimahh dan jilbab meningkat sangat pesat, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Ramadhan, dimana segala atribut yang berhubungan dengan busana Islami akan sangat banyak dicari oleh konsumen. Universitas
Sumatera
Utara
bukan
merupakan
universitas
yang
berlandaskan suatu agama tertentu, tetapi didalam nya banyak terdapat kaum muslimahh yang mengenakan jilbab dalam keseharian nya baik itu mahasiswi, dosen, hingga pegawai, khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dari observasi awal, ditemukan berbagai jenis jilbab di kalangan muslimahh FISIP USU yaitu, jilbab besar, jilbab sedang (jilbab yang hanya menutupi kepala dan leher) dan jilbab gaul dengan berbagai modifikasi di jilbab dan pakaiannya. Dan juga banyaknya jenis-jenis dari jilbab itu sendiri, yaitu pashmina, jilbab segi empat, jilbab paris, jilbab segitiga, jilbab rajut, jilbab bergo dan lainnya. Dengan ditemukannya variasi penggunaan dan jenis-jenis jilbab, maka menarik untuk diketahui orientasi nilai nya, apakah alasan mereka menggunakan jilbab, apakah murni atas perintah agama Islam, mengikuti trend atau ada alasan lainnya?Dengan melihat realita yang terjadi seperti yang disebutkan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Orientasi Nilai Pengguna Jilbab di Kalangan Mahasiswi FISIP USU”.
6 Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapatlah dirumuskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana makna penggunaan jilbab oleh mahasiswi Muslim FISIP USU? 2. Bagaimana sikap mahasiswi FISIP USU terhadap perkembangan busana muslimah terkini?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka yang menjadi tujuan dari
penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah : 1. Untuk mengetahui makna penggunaan jilbab oleh mahasiswi muslim FISIP USU. 2. Untuk mengetahui sikap mahasiswi FISIP USU terhadap perkembangan busana muslimah terkini.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan referensi dalam wawasan kajian bidang Sosiologi Agama. 2. Manfaat Praktis
7 Universitas Sumatera Utara
Rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan kemampuan berfikir penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah, serta, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi penulis lainnyayang ingin mengkaji orientasi nilai dalam pengguaan jilbab serta bagaimana respon muslimahh terhadap perkembangan jilbab masa kini.
1.5 Definisi Konsep Dewasa ini, di Indonesia definisi hijab bagi orang awam adalah kaum muslimah yana g mengenakan jilbab dengan berbagai modifikasi di kepala nya maupun cara berpakaiannya, sedangkan definisi jilbab dan kerudung telah mengalami peleburan makna sehingga keduanya di sama kan. Padahal pada dasarnya hijab, jilbab, dan kerudung (khimmar) berbeda satu sama lain. 1.5.1 Hijab Hijab adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Di beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata “hijab” lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama. Ada yang menyatakan juga bahwa setiap jilbab adalah hijab, tetapi tidak semua hijab itu jilbab, sebagaimana yang tampak. Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al-Hijab adalah benda yang menutupi sesuatu.Hijab menurut Al-Quran artinya penutup secara umum, bisa berupa tirai pembatas, kelambu, papan pembatas, dan pembatas lainnya. Memang terkadang kata hijab dimaksudkan untuk makna jilbab.
8 Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Jilbab Jilbāb adalah busana muslim terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Jadi, jilbab ialah pakaian yang longgar dan dijulurkan ke seluruh tubuh hingga mendekati tanah sehingga tidak membentuk lekuk tubuh. Secara terminologi, dalam kamus yang dianggap standar dalam Bahasa Arab, jilbab berarti selendang atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepala, dada dan bagian belakang tubuhnya. 1.5.3 Kerudung (Khimar) Kerudung atau khimar adalah kain yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada perempuan dari belakang maupun dari depan. Khimar merupakan pakaian atas atau penutup kepala. 1.5.4 Orientasi Orientasi merupakan arah pandangan atau arah tujuan yang mendasari pikiran, perhatian dan kecenderungan untuk menentukan sikap seseorang, kelompok, maupun perkumpulan atau organisasi. 1.5.5 Nilai Nilai yang ada di dalam masyarakat berfungsi sebagai pedoman dalam bertingkah laku, karena nilai tersebut menjadi dasar atau ukuran, anggapan, patokan, keyakinan hidup dan terkadang berasal dari
9 Universitas Sumatera Utara
masyarakat, itu menunjukkan mana yang benar dan pantas, karena nilai itu sendirii bersumber dari tiga hal, yaitu Tuhan, masyarakat dan individu. 1.5.6 Syariat Syar’iat dalam bahasa Arab berarti “tempat yang di datangi manusia atau binatang untuk meminum air”.Sedangkan menurut istilah nya adalah hukum yang di tetapkan oleh Allah SWT sebagai peraturan dan pedoman hidup manusia untuk diimani, dilaksanakan, dan diikuti oleh manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya.Syariat itu menjadi nilai yang dipedomani oleh manusia (Muslim dan Muslimah). 1.5.7 Aurat Secara makna syariat, aurat adalah bagian tubuh yang haram untuk dilihat, yang terdapat pada perempuan, juga laki-laki dan karena itu harus ditutup.Khususnya bagi kaum muslimah, aurat bagi mereka adalah semua bagian tubuhnya, terkecuali telapak tangan serta wajahnya dan ini berasal dari nilai yang bersumber dari Kitab Suci (Al-Quran). 1.5.8 Kaffah Kaffah artinya adalah keseluruhan, total, bersungguh-sungguh dan tidak setengah-setengah. Dalam hal ini kaffah dikaitkan dengan seorag muslim, jadi dapat digambarkan yaitu menjadi muslim yang mengamalkan ajaran-ajaran Islam di setiap aspek kehidupan secara total dan tidak setengah-setengah dan sudah menjajaki substansi dari ritual-ritual keagamaan.
10 Universitas Sumatera Utara
1.5.9 Gaya Hidup Perilaku seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain diluar dari diri nya dalam beraktivitas sehari-hari di dalam masyarakat untuk merefleksikan status sosialnya sehingga membentuk pola perilaku tertentu. 1.5.10 Mahasiswi Mahasiswi adalah sebutan untuk seseorang perempuan yang belajar di suatu perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi.Dalam hal ini mahasiswi yang menjadi obyek penelitian adalah yang berstatus sebagai mahasiswi FISIP USU.
11 Universitas Sumatera Utara