BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dizaman
global seperti
sekarang ini berakibat makin komplek kebutuhan masyarakat industrialisasi dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat. Ini berakibat makin banyaknya masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial. kurangnya adaptasi untuk mengikuti trend itu menjadi masalah baru dalam kehidupan masyarakat. Ketidakmampuan
dalam
beradaptasi
tersebut
berdampak
pada
kebingungan, kecemasan dan frustasi pada sebagian masyarakat konflik batin dan gangguan emosional menjadi ladang subur bagi tumbuhnya penyakit mental. Pada tahun 1995 di indonesia didapatkan banyak yang mengalami gangguan jiwa, jumlahnya dari 1000 anggota rumah tangga terdiri 246 anggota rumah tangga mengalami gangguan jiwa. Menurut Prof. Dr. Azrul Azwar masalah kesehatan mental yang dialami depresi stres, penyalagunaan obat, sampai skizofrenia (Siswanto, 2003) Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal mencapai keinginan (Kelliat, 1999). Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi sudah tentu
berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda - tanda harga diri rendah rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu, gangguan hubungan sosial, kurang percaya diri kadang sampai mencederai diri (Townsend, 1998). Menurut studi pendahuluan di ruang ketergantungan Obat Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondo Hutomo dari delapan pasien yang mengalami harga diri rendah mencapai tiga orang rata-rata berkisar antara usia 15-22 tahun dengan penyebab umumnya masalah keluarga, rumah tangga, ekonomi, dan yang menduduki prosentase 60% dengan masalah ekonomi dan rumah tangga pasien dengan gangguan konsep diri harga diri rendah yang muncul adalah mengkritik diri sendiri, merendahkan dirinya sendiri, rasa bersalah, gejala tersebut sangat khas dalam penampilannya dan merupakan suatu gangguan yang sangat komplek ditemukan. Apabila gejala tidak mendapat penanganan secara baik maka akan sangat beresiko munculnya gangguan dalam diri seseorang khususnya resiko isolasi sosial : menarik diri. Pencegahan awal dari gangguan jiwa sangat penting hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan tehnik komunikasi therapeutik agar terjalin hubungan yang realitas dan saling percaya antara perawat dan pasien, bersama pasien juga kita mengetahui cara pemecahannya. Perawat hendaknya juga mengetahui tentang hubungan pasien dengan keluarga serta mengadakan pendekatan pada keluarga agar membantu dalam proses perawatan. Dengan fenomena tersebut diatas maka penulis tertarik memilih judul “Asuhan keperawatan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah pada Nn.S di
41
Ruang ketergantuan Obat Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada Nn. S dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di ruang ketergantungan obat Rumah sakit Jiwa Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang. 2. Tujuan Khusus Menggambarkan permasalahan yang muncul pada pasien selama memberikan asuhan keperawatan gangguan konsep diri harga diri rendah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut : a. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Nn.S dengan harga diri rendah. b. Mendekripsikan hasil pengkajian data yang diperoleh pada Nn.S dengan harga diri rendah. c. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada Nn. S dengan harga diri rendah. d. Mendiskripsikan intervensi pada pasien dengan harga diri rendah. e. Mendiskripsikan implementasi dan evaluasi pada pasien dengan harga diri rendah.
42
C. Metode dan Teknik Penulisan Metode yang dipakai adalah deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi. Deskriptif merupakan gambaran kasus yang dikelola dengan cara pengumpulan data yang diperoleh saat pengkajian sampai evaluasi. 1. Wawancara Mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait, pasien, keluarga maupun tim kesehatan mengenai data pasien gangguan konsep diri harga diri rendah, wawancara dilakukan selama proses keperawatan berlangsung. 2. Partisipasif Dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien selama di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo Semarang. 3. Dokumentasi Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis, catatan perawatan maupun pengobatan. 4. Studi Kepustakaan Menggunakan dan mempelajari literatur-literatur medis maupun perawatan yang menunjang sebagai pedoman teoritis untuk menegakkan diagnosa dan perencanaan keperawatan.
43
D. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu : Bab I
: Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II
: Berisi tentang konsep dasar yang berisi tentang pengertian, tentang respon konsep diri, penyebab, faktor presdiposisi, faktor presipitasi, tanda dan gejala, proses terjadinya masalah, mekanisme
koping,
akibat,
pohon
masalah
-
masalah
keperawatan dan data yang perlu dikaji, diagnosa keperawatan, rencana tindakan. Bab III
: Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien meliputi pengkajian, analisa data, pohon masalah, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV
: Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara teori dan fakta yang ada mulai dari
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Bab V
: Berisi kesimpulan dan saran – saran tentang kasus yang dibahas dan dapat menjadi pemikiran selanjutnya.
Daftar Pustaka
44