1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada kulit orbital terluarnya. Radikal bebas dibentuk lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang mengalami kerusakan pada ikatan kimianya sehingga masing-masing molekul mempunyai satu elektron yang tidak berpasangan (Genestra, 2007 dalam Lien et al., 2008). Elektron yang tidak berpasangan sangat reaktif
sehingga dapat
mengambil bagian dalam suatu reaksi kimia (Seshadri et al., 2009), oleh karena itu elektron yang tidak berpasangan dapat bereaksi dengan berbagai macam substrat organik seperti lipid, protein, dan DNA (Lien et al., 2008). Terbentuknya radikal bebas dalam jumlah yang berlebih menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif adalah konsekuensi dari ketidakseimbangan antara produksi ROS dan mekanisme pertahanan antibodi tubuh. Stres oksidatif juga berdampak pada timbulnya banyak penyakit seperti aterosklerosis, kanker, diabetes, kerusakan hati, artritis, katarak, AIDS, kerusakan sistem saraf pusat, penyakit Parkinson, dan dikaitkan dengan kelahiran prematur (Agarwal dan Prabakaran, 2005 dalam Seshadri et al., 2009). Tubuh manusia memiliki beberapa mekanisme untuk melawan stres oksidatif yaitu dengan menghasilkan antioksidan yang secara alami diproduksi oleh tubuh, atau menggunakan antioksidan yang disuplai dari luar lewat makanan atau suplemen. Antioksidan endogen dan eksogen bertindak sebagai free radical
2 scavengers yang mencegah dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh ROS, oleh karena itu dapat meningkatkan kerja sistem imun dan menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif (Lien et al., 2008). Tumbuhan memiliki sejumlah besar metabolit sekunder yang mampu melakukan reduksi-oksidasi, seperti polifenol, karotenoid, tokoferol, tokotrienol, glutation, asam askorbat, dan enzim dengan aktivitas antioksidan. Senyawasenyawa tersebut membantu melindungi tumbuhan dari reaksi oksidatif yang dapat merusak komponen sel tumbuhan. Sel hewan, termasuk sel manusia menghasilkan antioksidan dalam jumlah yang lebih terbatas (Halvorsen et al., 2006). Produk alam yang berasal dari tumbuhan adalah antioksidan yang baik. Antioksidan yang diperoleh dari tumbuhan berperan sebagai quenchers oksigen singlet dan triplet, pendekomposisi peroksida, dan sebagai enzim sinergis dan inhibitor (Larson, 1988). Oleh karena itu, sampai saat ini sejumlah besar tumbuhan telah dipelajari sebagai sumber antioksidan yang potensial. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial adalah tumbuhan jengger ayam (Celosia cristata L.). Jengger ayam adalah salah satu anggota famili Amaranthaceae, merupakan tumbuhan yang banyak ditanam sebagai tanaman hias. Menurut Wijayakusuma (2005) tumbuhan ini mempunyai efek farmakologis sebagai antiperadangan, peluruh kencing, menghentikan pendarahan, hipertensi, infeksi saluran kemih, mimisan, disentri, biduran, radang usus, radang lambung, wasir yang disertai pendarahan, haid yang tidak teratur, dan keputihan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan jengger ayam (Celosia cristata L.) adalah sekelompok senyawa fenolik, yaitu flavonoid berupa
3 cristatein (5-hydroxy-6-hy-droxymethyl-7,2’-dimethoxyisoflavone, 5-methoxy6,7-methylenedioxyflavone,
5,7-dimethoxyflavone,
dan
5-hydroxy-6,7-
dimethoxyflavone (Wen et al., 2006). Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui senyawa antioksidan yang terdapat pada tumbuhan jengger ayam. Salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh Gan, et al. (2010) adalah screening aktivitas antioksidan pada tumbuhan jengger ayam dengan menggunakan ferric reducing antioxidant power (FRAP), Trolox equivalent antioxidant capacity (TEAC), dan pengukuran total phenolic content dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Hasil FRAP assay menunjukkan nilai 35.13±1.79, TEAC assay 34.83±1.66, dan total phenolic content adalah 2.97±0.16. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jengger ayam (Celosia cristata L.) adalah sumber antioksidan yang potensial. Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat diduga bahwa tumbuhan jengger ayam adalah sumber antioksidan yang potensial, karena kandungan utama jengger ayam adalah kelompok fenolik, khususnya flavonoid. Senyawa dalam kelompok fenolik banyak berperan sebagai antioksidan karena senyawa fenolik memiliki aktivitas sebagai agen pereduksi, donor hidrogen dan penghilang oksigen tunggal (Caragay, 1992). Selain fenolik, flavonoid juga memilik kemampuan dalam mereduksi radikal bebas (Giorgio, 2000). Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun dan bunga jengger ayam yang diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut kloroform dan metanol belum pernah diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi golongan
4 senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan pada ekstrak dan fraksi daun dan bunga jengger ayam pada pelarut kloroform dan metanol. B. RUMUSAN MASALAH Permasalahan dalam penelitian ini ialah: 1. Bagaimana perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun dan bunga jengger ayam (Celosia cristata L.)? 2. Golongan senyawa metabolit sekunder apakah yang terkandung dalam daun dan bunga jengger ayam (Celosia cristata L.) yang memiliki aktivitas antioksidan? 3. Adakah hubungan antara kandungan fenol total dan kandungan flavonoid total terhadap aktivitas antioksidan daun dan bunga jengger ayam (Celosia cristata L.)? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Aktivitas antioksidan pada ekstrak dan fraksi daun dan bunga jengger ayam (Celosia cristata L.) dengan berbagai macam pelarut. 2. Golongan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai senyawa antioksidan pada daun dan bunga jengger ayam (Celosia cristata L.). 3. Hubungan antara kandungan fenol total dan kandungan flavonoid total terhadap aktivitas antioksidan daun dan bunga jengger ayam (Celosia cristata L.).
5 D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah bagi masyarakat mengenai aktivitas antioksidan dan jenis pelarut yang tepat untuk mendapatkan antioksidan dari tumbuhan jengger ayam (Celosia cristata L.).