BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang semakin maju dan kompetitif,
menuntut penyesuaian yang terus-menerus harus dilakukan oleh para pelaku bisnis, diantaranya yaitu membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Sistem kerja yang terbaik merupakan sistem yang memiliki efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya (Sutalaksana dkk, 2006). Sistem kerja yang baik merupakan salah satu faktor yang penting dalam kemajuan suatu perusahaan dan merupakan kunci utama keberhasilan dalam rangka meningkatkan produktivitas, efisiensi perusahaan serta mengurangi resiko cidera para pekerja. Pada dasarnya rancangan sistem kerja berawal dari sebuah analisis dalam skala mikro yang kemudian seiring berkembangnya teknologi serta terjadinya persaingan global di segala aspek, penilaian ergonomi yang bersifat mikro sulit untuk dijalankan dan bahkan banyak terjadi kegagalan dalam penyelesaian masalah tersebut. Mengoptimalkan desain sistem kerja salah satunya dapat menggunakan pendekatan macroergonomic (ergonomi makro). Ergonomi makro adalah suatu pendekatan yang mempelajari bagaimana mengoptimalkan organisasi dan desain sistem kerja dengan mempertimbangkan variabel manusia, teknologi, dan lingkungan serta interaksi diantara variabel tersebut dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis (Hendrick & Kleiner, 2002).
I-1
Universitas Sumatera Utara
I-2
PT. Agri Fisrt Indonesia merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri pembuatan tepung terigu dengan bahan baku berupa gandum yang berlokasi di Jl. Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut Sei Tuan, Deli Serdang Sumatera Utara. Perusahaan ini memproduksi sepuluh jenis tepung terigu yang dibagi berdasarkan kegunaannya yaitu AFI Emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning, AFI Merah, AFI Orange, Armada Biru, Armada Orange dan Armada Merah. Selain tepung terigu PT. Agri First Indonesia juga menghasilkan tepung pakan ternak sebagai hasil sampingan pengolahan tepung terigu. Tepung terigu yang dihasilkan disalurkan kepada konsumen dalam dan luar negeri. PT. Agri First Indonesia terdiri dari 3 stasiun kerja yaitu Intake (stasiun penerimaan bahan baku), Milling Process (stasiun penggilingan gandum), dan Mixing & Packing (pencampuran dan pembungkusan tepung). Setelah dilakukan observasi pendahuluan yaitu dengan penyebaran standard nordic questionnnaire (terlampir pada Lampiran 1 dan 2) terhadap seluruh stasiun kerja diketahui adanya permasalahan pada stasiun kerja packing, yaitu operator banyak yang mengeluh pada beberapa bagian tubuh yang dirasakan sakit pada saat bekerja. Dalam proses produksinya, PT. Agri First Indonesia memiliki alat teknologi yang modern yaitu mesin packing yang berfungsi untuk mengisi tepung ke dalam woven bag. Operator bekerja selama ± 8 jam kerja dengan cara mengambil woven bag yang ada di depannya kemudian memasukkan woven bag tersebut kedalam mesin dengan cara berdiri. Setelah itu operator yang kedua memasukkan woven bag tersebut ke dalam mesin jahit. Hal ini membuat operator
Universitas Sumatera Utara
I-3
harus bekerja dengan berdiri secara terus-menerus selama proses bekerja yang dikarenakan dari desain mesin tersebut. Gejala umum yang dirasakan pada pekerja yang melakukan proses pekerjaannya dalam posisi berdiri terlalu lama akan mengakibatkan nyeri pada kaki, leher dan bahu1. Jika posisi bekerja sambil berdiri tersebut terus dilakukan maka akan mengakibatkan cedera otot ekstrim bawah (kaki dan paha) dan punggung bawah. Mesin packing yang dimiliki ada 2 jenis yaitu Single Spot dan Carousel. Letak mesin yang saling berdekatan mengakibatkan lingkungan kerja sekitar stasiun packing terasa panas dan berdebu yang diakibatkan dari sisa-sisa tepung yang berterbangan pada saat proses packing. Kurangnya sirkulasi udara dan tertutupnya stasiun kerja packing membuat operator bekerja dengan tidak nyaman. Menurut Mudji, dkk (2014) lingkungan kerja dari sisi fisik berpengaruh pada kesehatan dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap produktivitas melalui keselamatan kerja. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem kerja dengan metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) seperti yang telah dilakukan oleh Alfia Rositaningrum2 dengan menggunakan metode MEAD untuk menganalisis permasalahan pada perusahaan Merpati Maintenance Facility. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keinginan dari pihak perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, biaya operasi rendah
1
Isa Halim. 2011. A Review On Health Effects Associated With Prolonged Standing In The Industrial Workplaces. Universiti Teknikal Malaysia Melaka, Hang Tuah Jaya 2 Rositaningrum, Alfia. 2014. Analisa Implementasi Ergonomi Makro Terhadap Keuntungan Perusahaan (Studi Kasus : Merpati Maintenance Facility Juanda -Surabaya). ITS: Surabaya
Universitas Sumatera Utara
I-4
dengan keuntungan yang tinggi. Sementara pihak pegawai berkeinginan agar mendapat pekerjaan yang ringan, lingkungan kerja nyaman, kesejahteraan dan gaji yang tinggi. Hasil penelitian menujukkan bahwa perusahaan harus memperhatikan manusia sebagai karyawan untuk dapat bekerja dengan nyaman dan perusahaan sebagai stakeholder juga bisa mendapatkan keuntungan secara jangka panjang. Penelitian makro ergonomi juga dilakukan oleh Mohammad Taghipour3 untuk menganalisis kondisi lingkungan dan organisasi pekerja di unit perakitan sebuah perusahaan otomotif. Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) merupakan suatu metode yang berkaitan dengan mendesain, menganalisis, dan mengevaluasi sistem kerja dalam organisasi sehingga menjadi efektif dan efisien. Metodologi MEAD dapat memandu pengumpulan data dan analisis untuk menentukan resiko dan faktor-faktor penyebab permasalahan yang mengarah ke percobaan dengan strategi desain dan intervensi yang baru. Pada penelitian ini akan dilakukan studi penerapan (MEAD) agar kondisi kerja di perusahaan dapat lebih ergonomis. 1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
terdapat pada perusahaan yaitu akibat dari desain mesin dan lingkungan kerja yang panas dan berdebu membuat operator tidak nyaman dalam bekerja sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan pendekatan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD).
3 Taghipour, Mohammad. 2015. Analysing the Effects of Physical Conditions of the Workplace on Employee’s Productivity (Including Case Study). Islamic Azad University: Iran
Universitas Sumatera Utara
I-5
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja untuk mengurangi keluhan operator mesin packing dengan menggunakan metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Menganalisis permasalahan yang terjadi dengan menggunakan metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). 2. Mengetahui keluhan yang dialami operator pada saat bekerja. 3. Menilai postur kerja operator pada saat bekerja. 4. Memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi permasalahan. 1.3.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan bermanfaat bagi evaluasi kerja perusahaan. 1.4.
Batasan dan Asumsi Masalah Penelitian dilakukan dalam batasan-batasan tertentu, antara lain:
1.
Kuesioner yang disebarkan untuk melihat keluhan operator adalah Standard Nordic Questionnaire (SNQ).
2.
Konsep
merancang
perbaikan
fasilitas
kerja
menggunakan
prinsip
antropometri. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Proses produksi berjalan dengan normal.
2.
Operator pada stasiun packing bekerja secara normal.
Universitas Sumatera Utara
I-6
3.
Tidak terjadi perubahan kebijakan manajemen selama penelitian.
4.
Alat ukur yang digunakan dalam kondisi baik dan sesuai dengan standar.
1.5.
Sistematika Penulisan Tugas Akhir Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Bab II Gambaran Umum Perusahaan, berisi ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja , jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan PT. Agri First Indonesia. Bab III Landasan Teori, berisi teori tentang Ergonomi, Metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD), Kuesioner SNQ, Penilaian postur kerja dengan metode REBA, dan Antropometri. Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis pemecahan masalah. Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data visi dan misi perusahaan, proses produksi, penyebaran kuesioner SNQ, penilaian postur kerja, pengumpulan data antropomoteri yang kemudian dilakukan pengolahan data dengan Macroergonomic Analysis and Design, mendefinisikan subsistem organisasi, mendefinisikan tipe alat kerja dan menetapkan tingkat kerja
Universitas Sumatera Utara
I-7
yang dibutuhkan, mendefinisikan proses kerja dan analisa kerja, pengumpulan data
varians,
menganalisa
peran
personel,
mengalokasikan fungsi
dan
penggabungan desain, menganalisis persepsi dan tanggungjawab stakeholder, mendesain ulang dan menggabungkan subsistem. Bab VI, Pemecahan Masalah, berisi tentang analisis Macroergonomic Analysis and Design, analisis rancangan fasilitas kerja serta analisis pemecahan masalah. Bab VII, Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara