BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan bagi pengguna saat ini maupun potensial untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan internal dan eksternal seperti pembagian bonus atau insentif kepada manajer, pengukur prestasi dan kinerja manajemen serta dasar penentuan besarnya pengenaan pajak oleh pihak internal dan eksternal perusahaan (Wijayanti, 2006). Salah satu komponen laba adalah pajak. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011). Pajak bagi Negara dan perusahaan memiliki sudut pandang yang berbeda. Bagi Negara pajak adalah sumber pendapatan terbesar, sedangkan bagi perusahaan pajak adalah suatu beban yang akan mengurangi pendapatan. Setiap perusahaan ingin mempunyai laba yang besar dengan beban pajak yang minimal. Oleh karena itu perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba dan manajemen pajak. Menurut Scott (2012) perusahaan melakukan pengaturan laba dengan tujuan atau motivasi bonus, perjanjian utang, memenuhi harapan investor
1
akan laba, menjaga reputasi, dan initial public offering. Menurut Tang dan Firth (2011) perusahaan melakukan pengaturan pajak dengan alasan memaksimalkan pengembalian kepada pemegang saham, mengurangi risiko pengawasan pajak dan biaya politik serta memuaskan motivasi kontrak berbasis pajak seperti skema kompensasi setelah pajak. Perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba dan manajemen pajak dengan memanfaatkan celah perbedaan peraturan mengenai laba yang ditetapkan oleh undang-undang perpajakan dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Peraturan akuntansi dan perpajakan mempunyai dasar penyusunan dan tujuan yang berbeda, sehingga hampir di setiap Negara mengalami perbedaan (Persada dan Martani, 2010). Perbedaan tersebut akan menimbulkan terjadinya permanent differences dan temporary differences yang berakibat pada perbedaan book income dan taxable income perusahaan yang dikenal dengan istilah book-tax differences. Tang dan Firth (2012) membedakan sumber Book Tax Differences menjadi dua yaitu Book Tax Differences yang berasal dari perbedaan pencatatan laba antara standar akuntansi dengan undang-undang perpajakan (Normal Book Tax Differences) dan Book Tax Differences yang berasal dari aktivitas manajemen laba dan manajemen pajak (Abnormal Book Tax Differences). Mendeteksi manajemen laba dan manajemen pajak merupakan hal yang penting dalam penilaian kualitas laba dan pembelajaraan perilaku manajemen (Tang dan Firth, 2011). Laba yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa yang akan datang, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001). Laba yang
2
mencerminkan kelanjutan laba maksudnya adalah laba yang terus naik dan mengalami pertumbuhan di setiap periode. Semakin tinggi atau rendah kualitas laba akan berdampak pada keputusan pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Penelitian-penelitian terdahulu (Hanlon, 2005; Blaylock et al., 2010; Tang dan Firth, 2012) menyatakan bahwa BTD mempengaruhi persepsi investor terhadap persistensi laba. Hanlon (2005) menyatakan bahwa ekspektasi investor akan persistensi laba dan persistensi akrual suatu perusahaan yang memiliki nilai ABTD besar akan menurun karena hal tersebut merupakan “tanda bahaya” bagi investor atas tindakan manajemen laba dan manajemen pajak. Logikanya, tujuan akhir perusahaan melakukan manajemen laba dan manajemen pajak adalah untuk merubah atau mempengaruhi pendapatan dan beban pajak. Tindakan ini meningkatkan nilai BTD, karena BTD adalah perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam teori agency menjelaskan bahwa manajemen sebagai pihak pengelola perusahaan (agent) memiliki informasi terkait dengan internal perusahaan yang lebih banyak dibanding dengan pemegang saham (principal). Kondisi ini akan menyebabkan asimetri informasi dan konflik kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham yang berakibat pada praktik manajemen laba dan manajemen pajak. Tindakan manajemen dalam konflik kepentingan tersebut dapat dikontrol dengan adanya praktik good corporate governance supaya manajemen laba dan manajemen pajak dapat diminimalkan.
3
Dalam perkembangan riset pajak ditemukan bahwa book-tax differences mengindikasikan adanya tax sheltering (Desai dan Dharmapala, 2004; Wilson, 2007; Frank et al., 2009). Di sisi lain perkembangan riset manajemen laba juga membuktikan bahwa book-tax differences dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba (Phillips et al.. 2003; Lev dan Nissin, 2004; Jackson, 2009). Penelitian yang berfokus pada BTD terhadap manajemen laba dan manajemen pajak dengan corporate governance sebagai moderasi masih sedikit jika dibandingkan dengan penelitian BTD terhadap manajemen laba, manajemen pajak atau corporate governance secara terpisah. Motivasi peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan dengan insentif manajemen laba dan manajemen pajak yang kuat akan mempunyai jumlah ABTD yang lebih besar. Peneliti juga berusaha untuk mengungkap insentif mana yang dapat menjelaskan ABTD lebih besar. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui apakah corporate governance dapat menurunkan manajemen pajak dan manajemen laba dalam suatu perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Tang dan Firth, (2011) yang dilakukan di China. Penelitian ini akan menguji pengaruh insentif manajemen pajak dan manajemen laba terhadap abnormal book-tax differences dengan corporate governance sebagai pemoderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah (1) penelitian ini menghilangkan beberapa variabel yang sebelumnya digunakan pada penelitian yang dilakukan di China. Beberapa variabel tersebut adalah variabel insentif manajemen pajak yaitu applicable tax rate dan numbers karena variabel tersebut
4
dapat digunakan hanya ketika penelitian dilakukan di China, sedangkan di Indonesia tidak dapat digunakan karena tidak ada perbedaan tarif pajak di antara berbagai industri dan menggantinya dengan kompensasi direksi dan kepemilikan saham oleh direksi (2) variabel interaksi antara manajemen laba dan manajemen pajak yaitu state-owned enterprises local government (SOELG) juga dihapus karena tidak relevan jika digunakan di Indonesia (3) menambahkan variabel corporate governance yang terdiri dari proporsi komisaris independen, jumlah komite audit dan kualitas audit sebagai variabel moderasi.
1.2 Perumusan Masalah Atas dasar permasalahan yang ada pada penelitian terdahulu, maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Apakah insentif manajemen pajak dapat digunakan sebagai faktor pendeteksi ABTD? 2. Apakah insentif manajemen laba dapat digunakan sebagai faktor pendeteksi ABTD? 3. Apakah praktik good corporate governance dapat meminimalkan ABTD?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah: 1. Mendapatkan bukti empiris mengenai apakah insentif manajemen pajak dapat digunakan sebagai faktor pendeteksi ABTD.
5
2. Mendapatkan bukti empiris mengenai apakah insentif manajemen laba dapat digunakan sebagai faktor pendeteksi ABTD. 3. Mendapatkan bukti empiris mengenai apakah good corporate governance dapat meminimalkan ABTD.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memperkuat perkembangan ilmu akuntansi khususnya yang terkait dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences), manajemen pajak, manajemen laba dan corporate governance. Beberapa manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperdalam dan memahami ilmu akuntansi dan perpajakan mengenai rekonsiliasi fiskal, aset dan kewajiban pajak tangguhan, manajemen pajak, manajemen laba dan corporate governance dan dapat meningkatkan kompetensi keilmuan peneliti. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wacana bagi pembaca tentang pengaruh manajemen laba dan manajemen pajak terhadap book tax differences dengan corporate governance sebagai moderasi. Penelitian
6
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur akuntansi perpajakan terutama pada masalah book tax differences. 3. Bagi Investor Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan tambahan dalam mengambil keputusan investasi. 4. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan informasi bagi pemerintah untuk mengkaji lebih dalam mengenai manajemen pajak yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar dapat menekan angka kecurangan yang terjadi dan dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam menetapkan kebijakan fiskal untuk tercapainya kesejahteraan rakyat.
1.5 Orisinalitas Penelitian Penelitian mengenai pengaruh insentif manajemen pajak dan manajemen laba terhadap abnormal book-tax differences dengan corporate governance sebagai variabel pemoderasi merupakan penelitian yang baru. Penelitian terdahulu tentang book-tax differences selama ini hanya berfokus pada hubungannya dengan persistensi laba atau kualitas laba, tidak menjelaskan tentang insentif yang dapat menjelaskan book tax differences. Penggunaan proksi juga pada umumnya juga menggunakan book tax differences, padahal manajemen laba dan manajemen pajak lebih bisa tercermin dari proksi abnormal book tax differences. Selain itu penggunaan variabel corporate governance sebagai pemoderasi hubungan
7
manajemen pajak, manajemen laba dan abnormal book tax differences juga masih sangatlah sedikit. Penelitian terdahulu terkait dengan pengaruh manajemen pajak dan manajemen laba terhadap book tax differences pernah dilakukan oleh Tang dan Firth (2011); Septiani dan Martani (2014). Penelitian ini berbeda dengan penelitian Tang dan Firth (2011) karena penelitian ini tidak menggunakan applicable tax rate dan number sebagai insentif manajemen pajak dan menggantinya menjadi kompensasi direksi dan kepemilikan saham direksi. Selain itu penelitian ini juga terdapat variabel corporate governance sebagai pemoderasi variabel independen terhadap dependen, sedangkan penelitian Tang dan Firth (2011) tidak terdapat corporate govenance. Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian Septiani dan Martani (2014) karena penelitian ini tidak menggunakan menggunakan variabel perubahan tarif pajak dan fasilitas perpajakan, selain itu pengukuran corporate governance yang dilakukan juga berbeda, serta penelitian ini tidak memakai seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tetapi memakai perusahaan manufaktur.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, orisinalitas penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
8
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka sebagai landasan teori, penelitian terdahulu, perumusan hipotesis dan kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, definisi variabel dan pengukurannya, metode pengujian data, dan metode pengujian hipotesis. BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, interpretasi hasil dan pembahasan. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, dari hasil penelitian dan saran yang diperlukan untuk pihak yang berkepentingan serta implikasi yang diharapkan.
9