BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Krisis merupakan bagian integral dari kehidupan organisasi, baik yang berorientasi profit maupun tidak. Dapat dikatakan, tidak ada satu perusahaan yang terbebas dari krisis, dan banyak yang hilang dilanda krisis karena tidak dapat ditanggulangi. Dalam hal itu, perbedaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tergantung pada besaran krisis yang dialami dan keberhasilan mereka melewatinya. Ada perusahaan yang sepanjang hidupnya mengalami krisis yang kecil akibat sebab-sebab yang kecil, lalu dapat keluar dengan selamat dari krisis tersebut. Adapula yang mempunyai pengalaman yang sama dengan perusahaan tersebut, tetapi karena tidak mampu mengatasinya, krisis membesar dan akhirnya menghancurkan perusahaan. Kemungkinan lain krisis yang dialami perusahaan tergolong berat dan berbahaya, tetapi berkat adanya persiapan perusahaan dapat melewati krisis meskipun harus mengorbankan energi, waktu dan biaya. Haywood menyederhanakan pengertian krisis sebagai keadaan darurat yang tentu saja berbahaya bila tidak dihadapi secara serius. Krisis diibaratkan sebagai sebuah penyakit pada tubuh yang harus segera diobati. Demikianlah halnya dengan perusahaan, krisis menjadi sebuah penyakit berat yang apabila tidak ditangani segera akan menyebabkan kerugian besar bahkan kehancuran (Chatra, 2005;2). Krisis pada perusahaan biasa terjadi dimana saja, kapan saja, dan pada siapa saja. Krisis bisa dalam berbagai macam bentuk seperti kasus limbah yang mencemari
Universitas Sumatera Utara
sungai, kasus keracunan pada produk makanan, kasus kecelakaan yang menimpa karyawan pabrik, krisis keuangan, dan lain sebagainya. Bahkan perkebunan milik negara seperti Adolina juga pernah mengalami krisis akibat berbagai kasus yang terjadi di dalamnya. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Perkebunan Nusantara IV Adolina Perbaungan merupakan unit usaha dari PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit. Pabrik ini didirikan pada tahun 1956 dengan kapasitas 26 ton Tandan Buah Segar (TBS)/jam. Sebagai salah satu perkebunan badan usaha milik negara, PTPN IV Adolina Perbaungan tidak lepas dari berbagai macam kasus. Di antaranya adalah kasus pembabatan tanaman petani anggota SPI Damak Maliho pada 11 Juni 2009 yang mendapat perlawanan dari DPW Satuan Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara. Kemudian kasus sengketa lahan antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) unit Adolina dengan warga di Desa Bah Sidua-dua Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai pada 12 Desember 2008. Berikutnya kasus pembokaran paksa 61 rumah penggarap di Batu Kober, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deliserdang yang dilakukan oleh Pam Swakarsa PTPN IV (Perkebunan Terbatas Pemerintah Nusantara) Adolina pada 2 Juni 2009, dan yang terakhir kasus pencemaran sungai kanal akibat limbah Adolina di tiga desa Kecamatan Pantai Cermin pada Juni-Agustus 2009. Berbagai kasus tersebut, harus segera diselesaikan untuk memperoleh kepercayaan publik. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah kasus limbah Adolina yang mencemari sungai kanal. Pada Juni-Agustus 2009, limbah Adolina telah mencemari sungai kanal yang mengalir melewati tiga desa di Kecamatan Pantai Cermin yaitu Desa Ujung Rambung, Desa Kota Pari dan Desa Celawan. Salah satu desa yang merasakan
Universitas Sumatera Utara
langsung dampak limbah Adolina adalah Desa Celawan. Desa Celawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Desa Sukaramai merupakan salah satu desa di Kecamatan Pantai Cermin dengan luas 18,915 Km2. Di tengah-tengah desa ini mengalir sungai kanal yang dicemari oleh limbah yang berasal dari pembuangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Adolina Perbaungan. Limbah Adolina terjadi akibat adanya kebocoran pada parit penampungan sebesar 80 cm, yang kemudian mengalir melewati sungai kanal. Sebelum terjadinya limbah, kondisi sungai kanal berwarna kuning kecoklatan seperti warna sungai pada umumnya. Jauh sebelumnya warga banyak memanfaatkan sungai untuk irigasi persawahan, memberi minum ternak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Tetapi ketika limbah mencemari sungai, warna air berubah hitam dan mengeluarkan bau. Bau yang dirasakan warga lebih terasa pada saat curah hujan rendah. Tidak hanya itu, rembesan air sungai juga mencemari sumur milik warga sehingga tidak dapat digunakan untuk minum karena bau, berminyak dan berwarna keruh. Akibat pencemaran tersebut, warga banyak mengeluh dan berniat mengadukan hal tersebut pada pihak PTPN IV Adolina Perbaungan. Warga meminta agar diadakan pertemuan antara masyarakat sekitar dengan pihak perkebunan, akan tetapi pihak perkebunan tidak memberi respon terhadap keluhan warga. Warga menjadi kecewa dan berencana melakukan unjuk rasa di depan PTPN IV Adolina. Karena tidak mendapat respon dari pihak perkebunan, warga akhirnya melaporkan masalah tersebut kepada Kepala Kantor Lingkungan Hidup Serdang Bedagai dan perwakilan DPRD. Terkait pemberitaan beberapa media dan hasil pantauan tim Lingkungan Hidup di lapangan, maka pihak Lingkungan Hidup menyurati PTPN IV Adolina Perbaungan yang intinya memberi sanksi administrasi. Berita mengenai sanksi administrasi yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan oleh pihak Lingkungan Hidup menarik perhatian media. Berita tersebut begitu cepat beredar di beberapa harian surat kabar yang menimbulkan perhatian publik. Sebagian besar isi berita banyak menyudutkan PTPN IV Adolina karena lalai memperhatikan sistem pembuangan limbah. Kejadian tersebut akan menjadi lebih buruk apabila tidak ditangani segera oleh humas karena akan berdampak pada pencemaran nama baik atau citra perusahaan. Jika citra perusahaan negatif, maka akan berdampak pada publik yang dilayaninya. Jika tidak ada penanganan lebih lanjut maka akan mempengaruhi kinerja yang pada akhirnya akan membuat perusahaan tutup atau bangkrut. Oleh sebab itu, untuk menangani ini dibutuhkan kepekaan dari humas dalam melihat krisis yang terjadi. Humas adalah fungsi manajemen yang berkelanjutan dan terarah lewat mana organisasi dan lembaga umum maupun pribadi, berusaha memenangkan
dan
mempertahankan pengertian, simpati dan dukungan orang-orang yang mereka inginkan dengan menilai pendapat umum disekitar mereka sendiri. Humas adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada, sehingga jika terjadi krisis maka merupakan bagian tanggungjawab Humas juga. Tetapi banyak orang belum menyadari hal tersebut, sehingga memposisikan Humas sebagai bagian organisasi yang berdiri sendiri, hidup sendiri, bahkan tidak diberi akses untuk berhubungan dengan bagian yang lain (Panuju, 2002:5). Untuk menyelesaikan kasus diatas, maka pihak perkebunan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup tentang Limbah yang berasal dari Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk meninjau langsung ke lapangan. Berdasarkan tinjauan tersebut diketahui bahwa air limbah dialirkan ke sawah penduduk atas permintaan mereka sendiri. Masyarakat menyadari bahwa air
Universitas Sumatera Utara
limbah dapat menyuburkan lahan pertanian. Akan tetapi ada unsur kesengajaan dari pihak ketiga yang tidak senang dengan aliran limbah tersebut. Di sebabkan karena tidak semua lahan pertanian penduduk mendapat pemberian aliran air limbah. Bentuk ketidaksenangan tersebut berdampak pada bocornya pipa penampungan sehingga mencemari sungai kanal. Keterangan tersebut kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui pertemuan antara masyarakat, Manajer Unit Adolina dan Humas PTPN IV Adolina Perbaungan. Ruang lingkup Humas di PTPN IV Adolina lebih sempit dibandingkan dengan ruang lingkup Humas di Kantor Pusat PTPN IV. Peran Humas di PTPN IV Adolina Perbaungan
berada
pada
bagian
SDM
dan
Umum
sehingga
tugas
dan
tanggungjawabnya tidak hanya mengenai kehumasan tetapi juga mengenai sumber daya manusia, penerimaan tenaga kerja dan kegiatan umum lainnya. Penggabungan dua fungsi yang berbeda menyebabkan terabaikannya peranan humas untuk fokus pada tugas dan tanggungjawab yang sebenarnya. Fungsi dan tugas humas acapkali mengalami perubahan yang tidak relevan, disebabkan ketidaktahuan petugas humas terhadap fungsi dan tugasnya, sehingga tidak mampu meyakinkan top manajer betapa pentingnya fungsi dan tugas institusi humas. Salah satu tugas dan tanggungjawab humas adalah menjaga dan membina hubungan baik dengan semua pihak baik di dalam dan di luar perusahaan, khususnya dalam menjaga citra perusahaan. Dampak krisis akan berpengaruh apabila kasuskasus yang terjadi menimbulkan pemberitaan negatif yang menyudutkan perusahaan. Pemberitaan tersebut akan menjadi lebih buruk apabila tidak ditangani dengan segera oleh humas karena akan berdampak pada pencemaran nama baik atau citra perusahaan. Jika citra perusahaan negatif, maka akan berdampak pada publik yang
Universitas Sumatera Utara
akan dilayaninya, dan jika tidak ada penanganan lebih lanjut maka akan mempengaruhi kinerja seluruh karyawan perusahaan. Munculnya pemberitaan mengenai limbah Adolina menarik minat peneliti untuk meneliti pengaruhnya terhadap citra perusahaan. Dari semua kasus diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kasus limbah Adolina yang mencemari sungai kanal Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Peneliti ingin mengetahui pendapat masyarakat mengenai citra PTPN IV Adolina setelah adanya penyelesaian tersebut. Penelitian ini menjadi alasan bagi peneliti untuk meneliti hubungan penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan di kalangan masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Sejauhmana Penyelesaian Kasus Limbah PKS Adolina Berpengaruh Terhadap Citra PTPN IV Adolina Perbaungan di Kalangan Warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin?”
1.3 Pembatasan Masalah Untuk
menghindari ruang
lingkup
penelitian
terlalu
luas
sehingga
menghasilkan uraian yang sistematis, maka peneliti membatasi maslah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian
ini
bersifat
korelasional
yang
mencari
hubungan
antara
penyelesaian kasus limbah PKS Adolina dengan citra PTPN IV Adolina Perbaungan. 2. Penelitian ini dibatasi hanya pada kasus limbah PKS PTPN IV Adolina Perbaungan yang mencemari sungai kanal pada Juni-Agustus 2009. 3. Objek penelitian adalah warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. 4. Penelitian dilakukan pada Maret 2010 di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pendapat masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin mengenai citra PKS PTPN IV Adolina Perbaungan setelah adanya penyelesaian kasus tersebut. 2. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan kasus limbah Adolina. 3. Untuk menemukan hubungan penyelesaian kasus limbah PKS Adolina terhadap citra perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
14.2 Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. 2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkannya. 3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi kontribusi kepada pihak PTPN IV Adolina Perbaungan mengenai pendapat masyarakat mengenai kasus limbah Adolina terhadap citra perusahaan.
1.5 Kerangka Teori Dalam penelitian diperlukan teori sebagai acuan, pedoman, dan kerangka berfikir untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara jelas dan sistematis. Kerlinger menjabarkan pengertian teori sebagai suatu himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat:2004). Setiap peneliti memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyorot masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian disorot (Nawawi, 1995: 39-40). Dalam sebuah penelitian harus ada teoriteori yang mendukung suatu penelitian tersebut, teori yang relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi organisasi, hubungan masyarakat, komunikasi eksternal, citra perusahaan dan teori S-O-R.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Komunikasi Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal, tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama (Mulyana, 2005). Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja (Effendy, 2003:8). Secara
etimologi
istilah
komunikasi
dalam
bahasa
Inggris
yaitu
communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Pengertian sama dalam hal ini adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikan. Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi (Effendy, 2003:30). Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mancapai suatu tujuan komunikasi yang dapat dilihat dari berbagai kegiatan. Tujuan komunikasi itu pada dasarnya menerapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan orang lain. Dengan demikian suatu kegiatan yang dilakukan tersebut memberikan dampak sosial terhadap orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya, sehingga
dengan
demikian
komunikan
bersedia
taat
kepada
pesan
yang
dikomunikasikan oleh komunikator. Menurut Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni: -
Komunikator
-
Pesan
-
Media
-
Komunikan
-
Efek
Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyamapian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Komunikasi Organisasi Di pandang dari sudut perpekstif fungsional, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Sedangkan dari sudut perspektif interpretif, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi dan menekankan peranan orang-orang dan proses dalam menciptakan makna. Menurut Goldhaber komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah. Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu: 1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan. 2. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif. 4. Mengadakan seleksi , pengembangan dan penilaian anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi. 6. Mengendalikan prestasi. Zelco dan Dance mengemukakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan dari atasan kepada bawahan
Universitas Sumatera Utara
dan begitu juga sebaliknya. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, hubungan dengan masyarakat umum
1.5.3 Hubungan Masyarakat Menurut The British Institute of Public Relations, Public Relations atau Hubungan Masyarakat adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Menurut Frank Jefkins, Humas adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Menurut The Mexican Statement (Pernyataan Meksiko), Humas adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya. (Jefkins, 2003:911). Menurut Edward L. Barney, terdapat 3 fungsi utama Humas yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Menurut Scott M. Cutlip and Allen H. Centre (2006:6), dalam bukunya Effective Public Relations, mengungkapkan bahwa PR atau Humas adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. Publik atau khalayak pada suatu perusahaan adalah para pemegang saham, konsumen, masyarakat setempat, distributor, pendidik dan pemerintah. Khalayakkahlayak ini mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Karena alas an itulah maka suatu perusahaan harus menerima tanggung jawab terhadap komunitas di tempat perusahaan itu beroperasi. Untuk menanggulangi penentangan komunitas dan untuk memperoleh pengakuan komunitas, banyak di antara mereka berupaya menciptakan pengenalan yang lebih dekat melalui program hubungan komunitas (community relations) (Moore, 2004:416).
1.5.4 Komunikasi Eksternal .Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi (Effendy, 2006: 128-130). 1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informative, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
Universitas Sumatera Utara
setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa diduga. 2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan khalayak), maka ini disebut opini publik. Opini publik ini sering sekali merugikan organisasi. Karenanya harus diusahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan.
1.5.5 Citra Perusahaan Menurut Collins Englis Dictionary, citra adalah suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi, dan sebagainya. Lawrence L. Steinmetz, Ph. D, penulis buku Managing Small Business mengartikan citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi. Menurutnya citra bagi perusahaan dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Selanjutnya Lawrence mengemukakan persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Menurut Bill Canton citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah (1) kata
Universitas Sumatera Utara
benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk. Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations menyimpulkan bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman seseorang mengenai faktafakta atau kenyataan. (Soemirat, 2004 :111-114) Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran, dan pengertian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha atau pun terhadap personelnya (dipercaya, professional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik).
1.5.6 Teori S-O-R Pada awalnya teori ini dikenal sebagai teori Stimulus-Response (SR). tetapi kemudian Melvin De Fleur menambahkan Organism dalam bagiannya, sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response (S-O-R). Unsur-unsur dalam teori ini, terdiri dari stimulus (rangsangan atau dorongan berupa pesan), Organism (manusia atau penerima pesan/receiver), dan response (reaksi, efek, pengaruh, atau tanggapan). Menurut teori S-O-R, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi (Effendy, 2003: 253). Dalam penelitian ini, maka unsur S-O-R dapat dijabarkan sebagai berikut: S (Stimulus), yaitu kasus limbah Adolina; O (Organism), yaitu masyarakat Desa
Universitas Sumatera Utara
Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Badagai; R (Response), yaitu pengaruh terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan.
1.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan perumusan pada hipotesa (Nawawi, 1995:40). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social (Singarimbun, 1995:57). Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1997:40). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyelesaian kasus limbah di PKS PTPN IV Adolina Perbaungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi: 1997). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan di kalangan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. 3. Karakteristik Responden, yang meliputi Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan dan Pekerjaan.
1.7
Model Teoritis Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan
terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Penyelesaian Kasus Limbah Adolina
Citra Perusahaan
Gambar 1.1 Model Teoritis
1. 8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, untuk lebih memudahkan operasionalisasi pemecahan masalah, maka perlu dibuat operasionalisasi variabel, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Operasional Variabel
No. 1
Variabel Teoritis Variabel Bebas (X) Penyelesaian
Kasus
Variabel Operasional a. Peranan Komunikator b. Pesan yang disampaikan c. Saluran yang digunakan
Limbah Adolina 2
Variabel Terikat (Y) Citra Perusahaan
d. Reaksi masyarakat a. Kepercayaan b. Realitas c. Kerjasama saling menguntungkan d. Kesadaran
3
Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin b. Usia c. Pendidikan d. Pekerjaan
1.9 Defenisi Operasional Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan informasi ilmiah yang amat membantu penelti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46).
Universitas Sumatera Utara
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Penyelesaian Kasus Limbah Adolina), terdiri dari: a. Peranan
Komunikator
menyelesaikan
kasus
artinya
Humas
sebagai
komunikator
limbah
Adolina
mempunyai
peranan
dalam untuk
menyampaikan keterangan-keterangan menyangkut kasus limbah. b. Pesan yang disampaikan adalah isi atau keterangan-keterangan yang disampaikan oleh pihak Adolina kepada masyarakat. c. Saluran yakni alat, wahana atau media yang digunakan Adolina untuk menyampaikan pesannya kepada masyarakat d. Reaksi masyarakat yaitu pendapat, sikap, dan tindakan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin terhadap penyelesaian kasus limbah. 2. Variabel Terikat (Citra Perusahaan), terdiri dari: a. Kepercayaan adalah kesan dan pendapat atau pemikiran positif khalayak atau masyarakat terhadap PTPN IV Adolina Perbaungan.. b. Realitas artinya realistis, jelas terwujud dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden seperti pemberian bantuan fisik maupun non fisik. c. Kerjasama saling menguntungkan yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan maupun khalayak d. Kesadaran yaitu adanya kesadaran khalayak dan perhatian terhadap produk atau segala sesuatu yang berkaitan dengan PTPN IV Adolina Perbaungan. 3. Variabel Terikat (Karakteristik Responden) merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda satu dengan individu lain. Karakteristik responden
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.
1.10 Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14), Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho:
Tidak terdapat hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra PKS PTPN IV Adolina Perbaungan
Ha:
Terdapat hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra PKS PTPN IV Adolina Perbaungan.
Universitas Sumatera Utara