BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena pentingnya kesehatan bagi manusia, seluruh negara di dunia melakukan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah usaha untuk mencapai kemampuan kehidupan yang sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum (Jayanti,
2008).
Indikator
keberhasilan
pembangunan
kesehatan
adalah
menurunnya tingkat mortalitas penduduk, angka kelahiran bayi selamat, penurunan angka kematian ibu dan anak, juga umur harapan hidup yang meningkat. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula jumlah lansia setiap tahunnya. Meningkatnya populasi lansia menyebabkan beberapa permasalahan, seperti kondisi perekonomian yang rendah akibat penurunan kemampuan untuk bekerja, dan peningkatan jumlah panti werda. Dengan penurunan kondisi ekonomi, lansia yang sudah tidak bekerja menjadi terlantar. Berdasarkan data departemen sosial, tercatat sekitar 16.522.311 orang lansia, terdapat 3.092.910 (20 persen) adalah lansia yang terlantar (Depsos,2006). Peningkatan populasi lansia terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang memiliki jumlah lansia terbanyak karena usia harapan hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta paling tinggi, yakni sebesar 14,04% (BPS-SUSENAS, 2007). Hal ini menyebabkan
1
2
banyak terdapat panti werdha di Daerah Istimewa Yogyakarta baik negeri maupun swasta. Panti werdha adalah suatu wadah untuk merawat, menjaga dan memberikan kehidupan yang nyaman pada lansia. Di Yogyakarta terdapat 5 panti werdha yang dibagi menjadi dua kabupaten dan satu kota madya, yakni Kotamadya Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman (Direktorat pelayanan sosial lansia, 2012). Berbagai permasalahan terjadi pada lansia yang menimbulkan depresi bagi lansia, baik depresi ringan, sedang maupun berat. Depresi itu bukan proses penuaan yang normal, itu adalah sebuah penyakit (Traywick, 2007). Di setiap panti werdha memiliki berbagai macam aktivitas yang diperuntukkan bagi para lansia agar dapat mengurangi berbagai permasalahan yang lansia derita. Lansia yang mengalami depresi, baik tingkat ringan, sedang maupun berat, memiliki beberapa tanda dan gejala, salah satunya yakni suka menyendiri. Ketika seorang lansia mengalami tanda gejala depresi dan tidak tertangani dengan baik, lansia tersebut dapat mengalami gangguan depresi. Depresi pada lansia terjadi akibat dari berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab depresi pada lansia ditimbulkan dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik depresi antara lain tipe kepribadian pada lansia, riwayat pendidikan lansia, pengalaman pada lansia tersebut, dan sebagainya. Faktor ekstrinsik depresi pada lansia antara lain faktor lingkungan, faktor sosial, dan sebagainya. Di Panti Werdha Budi Luhur, Bantul diadakan berbagai aktivitas, baik fisik maupun non fisik. Aktivitas fisik contohnya adalah senam bugar lansia, senam tongkat, menyapu, kerja bakti, dan lain sebagainya. Aktivitas non fisik meliputi konseling, terapi okupasi, kegiatan keagamaan, dan
3
sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara rutin oleh para lansia di panti tersebut. Dengan alasan tersebut, peneliti memiliki pemahaman kritis terhadap aktivitas yang dilakukan di Panti Werdha Budi Luhur, Bantul dan tingkat depresi pada lansia di panti tersebut, sehingga peneliti merumuskan sebuah permasalahan apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Budi Luhur, Bantul.
B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan, “apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Budi Luhur, Bantul?”
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum : Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Budi Luhur, Bantul. 2. Tujuan khusus : a. Untuk mengetahui aktivitas fisik pada lansia di Panti Werdha Budi Luhur. b. Untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Budi Luhur. c. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi depresi pada lansia
4
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Menambah kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang gerontologi dengan tinjauan ilmu keperawatan khususnya perilaku dan promosi kesehatan. 2. Manfaat praktis a. Pengelola panti werdha : memberi gambaran dan masukan pada panti dalam pelayanan kesehatan lansia, kebahagiaan lansia dan kegiatan yang bermanfaat bagi lansia. b. Dinas kesehatan : untuk meningkatkan fasilitas, kesejahteraan dan psikologis para lansia. c. Perawat lain : menambah pengetahuan baru tentang depresi pada lansia dan memberikan asuhan keperawatan yang terbaik pada lansia agar tidak mengalami depresi. d. Peneliti lain : sebagai masukan bagi peneliti lain untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut.
E. KEASLIAN PENELITIAN 1. Penelitian Dita Hadinata (2007) yang berjudul “Pelaksanaan senam lansia terhadap perubahan tingkat depresi pada lansia di panti werdha”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti adalah dalam penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan senam lansia
5
terhadap tingkat depresi pada lansia, desain penelitian tersebut adalah prospective cohort study, variabel penelitian dan instrument yang digunakan. Persamaannya adalah subyek penelitian dan variabel penelitian. 2. Penelitian Fredi Erwanto (2010) yang berjudul “Hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia di dusun Wedhi Wutah Desa Ngeposari Kabupaten Gunungkidul”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti adalah pada penelitian tersebut variabel terikat yang diteliti adalah fungsi kognitif, teknik pengambilan sampel yakni menggunakan cluster sampling. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti adalah subyek penelitian dan variabel bebas yakni aktivitas fisik serta instrument penelitian yakni Phisycal Activities for The Elderly (PASE). 3. Penelitian Wahyu Dwi Jayanti (2008) yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi lansia di Panti Wredha “Wiloso Wredho” Purworejo”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti adalah tujuan penelitian, masalah yang diangkat, dan lokasi penelitian. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti adalah instrumen yang digunakan yakni Geriatric Depression Scale (GDS), subyek penelitian dan variabel penelitian.