BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia. Berdasarkan luas panen di Indonesia kedelai menempati urutan ketiga sebagai tanaman palawija setelah jagung dan ubi kayu. Rata-rata luas pertanaman per tahun sekitar 703.878 ha, dengan total produksi 518.204 ton (Suprapto, 2001). Kedelai merupakan tanaman pangan dengan sumber protein nabati yang tertinggi di antara kacang-kacangan lainnya. Kandungan protein kedelai sebesar 30-45% dan lemak 18-20%. Selain itu, kedelai juga merupakan sumber serat pangan dan mineral yang baik dan kaya akan kalsium, zat besi dan vitamin (Pambudi, 2013). Kandungan gizi yang tinggi dalam biji kedelai menyebabkan kedelai banyak digunakan untuk beragam pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan penggunaan kedelai yang beragam, mengakibatkan tingkat konsumsi kedelai menjadi tinggi. Adisarwanto (2014) menuliskan konsumsi kedelai yang tinggi tersebut digunakan untuk industri olahan (tempe, tahu, tauco) mencapai 83,7%, untuk keperluan benih mencapai 1,2%, makanan ternak (pakan) 0,4% dan lain- lain 14,7%. Tingkat konsumsi kedelai untuk beberapa kebutuhan tersebut diramalkan akan semakin meningkat, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Namun sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan produksi kedelai dalam negeri yang cukup.
1 Universitas Sumatera Utara
2
Pada Tabel 1 tersaji informasi jumlah produksi dan konsumsi serta impor kedelai Provinsi Sumatera Utara. Pada Tabel 1 dilihat adanya ketidakseimbangan antara jumlah produksi dan jumlah konsumsi kedelai serta peningkatan jumlah impor kedelai dari tahun ke tahun. Tabel 1. Produksi, Konsumsi Serta Impor Kedelai (ton) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Tahun
Produksi*)
Konsumsi**)
Impor***)
2010
9.438
7862,52
83.259,3
2011
11.425
5330,52
106.369,8
2012
5.419
38912,81
110.074,9
2013
3.229
9328,41
116.164,9
2014
5.705
9328,41
131.573,4
Sumber : *)Sumatera Utara Dalam Angka, BPS Sumatera Utara, 2014. **)Badan Ketahan Pangan, 2014. ***)Statistik Perdagangan Luar Negeri, BPS Sumatera Utara, 2014. Dari Tabel 1 dapat dilihat produksi kedelai Sumatera Utara dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang cenderung negatif atau menurun. Jumlah produksi kedelai yang cenderung menurun menimbulkan permasalahan, jika dibandingkan dengan jumlah konsumsi yang lebih besar dari jumlah produksi kedelai domestik yang dapat dihasilkan. Jumlah impor terus mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Ketidakseimbangan antara jumlah produksi dan jumlah konsumsi kedelai ini memunculkan pertanyaan tentang tingkat produksi kedelai di tingkat usahatani di Provinsi Sumatera Utara. Pada Tabel 2 dapat dilihat tingkat produksi kedelai yang
Universitas Sumatera Utara
3
dihasilkan Provinsi Sumatera Utara lebih kecil dari tingkat produksi kedelai nasional.
Tabel 2. Tingkat Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara dan Indonesia (ton/ha) Tahun 2009-2013 Tahun
Tingkat Produksi Kedelai Sumaetra Utara
Tingkat Produksi Kedelai Indonesia
2009
1,23
1,34
2010
1,21
1,37
2011
1,00
1,36
2010
0,99
1,48
2013
1,03
1,41
Sumber : *)Sumatera Utara Dalam Angka, BPS Sumatera Utara, 2014. **) Statistik Indonesia (Statisitical Yearbook Of Indonesia), BPS Sumatera Utara,2014. Tabel 2 menunjukkan tingkat produksi kedelai yang dihasilkan oleh Provinsi Sumatera Utara belum mencapai optimal. Besarnya tingkat produksi kedelai pada Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh besarnya tingkat produksi di daerah-daerah penghasil kedelai di Sumatera Utara, namun terutama dipengaruhi oleh tingkat produksi di daerah sentra produksi. Pada Tabel 3 dinformasikan bahwa sentra produksi kedelai di Provinsi Sumatera Utara berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai penghasil kedelai terbesar pertama kemudian Kabupaten Langkat sebagai penghasil kedelai terbesar kedua. Tabel 3. Produksi dan Produktivitas Usahatani Kedelai pada Sentra Produksi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
4
Kabupaten/Kota
Produksi (ton)
Persentase Sumbangan Produksi
Produktivitas (ton/ha)
Deli Serdang
790
24,5 %
0,998
Langkat
676
20,9 %
1,522
3.229
100 %
1,033
Sumatera Utara Total Sumbangan dari kedua kabupaten
45,4 %
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2014. Dari Tabel 3 hampir 50% total produksi Sumatera Utara disumbang oleh kedua kabupaten tersebut. Tingkat produksi kedelai pada tingkat usahatani di Provinsi Sumatera Utara dapat diukur dari tingkat produksi pada kedua sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Dengan melihat tingginya kuantitas permintaan akan kedelai dari tahun ke tahun, semestinya menaikkan kuantitas penawaran yang dalam hal ini adalah dengan meningkatkan produksi kedelai itu sendiri. Kondisi penurunan jumlah produksi kedelai ini juga dipengaruhi oleh tingkat luas panen (harvested area) yang juga mengalami penurunan. Berikut pada Tabel 4 disajikan luas panen kedelai Provinsi Sumatera Utara. Tabel 4. Luas Panen, Tingkat Perubahan, Persentase Perubahan dan Ratarata Perubahan Luas Panen Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 No.
Tahun
Luas Panen (ha)
Tingkat Perubahan Luas Panen (ha)
Presentrase Perubahan Luas Panen (%)
Universitas Sumatera Utara
5
1.
2009
11.494
2.
2010
7.803
- 3.691
- 67,8%
3.
2011
11.413
3.610
146,2 %
4.
2012
5.475
- 5.938
- 47,9%
5.
2013
3.126
- 2349
-57,0 %
Total Perubahan Luas Panen (ha)
- 8.368
Total Persentase (%) Perubahan Luas Panen Rata-rata Penurunan Luas Panen Per Tahun (ha) dan (%)
-26,5% -1.673
-5,3 %
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, BPS , 2014 Dari tahun 2009 hingga 2013 terjadi penurunan luas panen kedelai rata-rata sebesar 5,3% setiap tahun atau berkurang sekitar 1.673 ha setiap tahunnya, sementara di pihak lain ada kecenderungan peningkatan kebutuhan dan konsumsi kedelai. Penurunan luas panen ini diduga menjadi salah satu indikator bahwa petani sudah tidak berkeinginan lagi menanam kedelai. Permasalahan inilah yang hendak diteliti. Apakah tingkat produksi yang tidak optimal dan luas panen kedelai yang cenderung menurun ini disebabkan oleh ketidakinginan petani menanam kedelai. Dugaan tingkat produksi tidak optimal karena petani tidak melaksanakan teknis budidaya sesuai anjuran dan jumlah luas panen kedelai menurun dengan dugaan petani tidak lagi memilih untuk menanam kedelai akibat ketidaklayakan secara ekonomi dari usahatani kedelai tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
6
1.
Apakah ada perbedaan kesesuaian pelaksanaan teknis budidaya kedelai antar sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Langkat?
2.
Apakah faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) berpengaruh terhadap produksi usahatani kedelai pada sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat?
3.
Apakah ada perbedaan produktivitas dan pendapatan usahatani kedelai antar sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Langkat?
4.
Apakah usahatani kedelai layak untuk diusahakan pada sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk menganalisis perbedaan kesesuaian pelaksanaan teknis budidaya kedelai antar sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.
2.
Untuk menganalisis pengaruh faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) terhadap produksi usahatani kedelai pada sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.
3.
Untuk menganalisis perbedaan produktivitas dan pendapatan usahatani kedelai antar sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.
4.
Untuk menganalisis kelayakan usahatani kedelai pada dua sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
7
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai
bahan
informasi
bagi
para
penyuluh
pertanian
dalam
pengembangan kedelai. 2.
Sebagai bahan informasi bagi pihak pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijakan dalam bidang usahatani kedelai.
3.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan mengenai usahatani kedelai, baik untuk kepentingan akademis maupun ekonomis.
Universitas Sumatera Utara