perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Higiene makanan sangatlah bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Makanan merupakan kebutuhan manusia dan semua makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya secara sehat, aktif, dan produktif. Mengingat pentingnya makanan bagi tubuh, maka sangat perlu diperhatikan aspek higiene dan sanitasi makanan. Adanya higiene dan sanitasi makanan yang baik, maka akan dihasilkan makanan yang sehat. Kerusakan makanan dapat juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka kuman pembawa penyakit akan mudah sekali menempel pada makanan. Tidak hanya itu, konstruksi bangunan yang tidak sesuai juga merupakan bagian dari faktor fisik yang bisa menyebabkan kerusakan makanan. Sirkulasi udara yang tidak baik, udara yang lembab, juga dapat menyebabkan kerusakan makanan (Utami, 2011). Berdasarkan
data
dari
kelurahan
di
desa
Waru,
Kecamatan
Kebakkramat, Karanganyar tentang data usaha kantin (tempat pengolahan makanan dan minuman) di sekitar PT. X terdapat tiga kantin yaitu kantin milik ibu harno, ibu raji, dan ibu poniman. Dimana penjamah makanan berasal dari pekerja PT. X dan penduduk sekitar desa Waru. Letak kantin berada di luar perusahaan dan berdasarkan survei pendahuluan maupun pengamatan langsung terhadap tiga kantin diperoleh informasi mengenai commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
higiene kantin masih rendah. Ditinjau dari lokasinya yang berdekatan dengan jalan raya, otomatis banyak debu dan polusi yang dapat berhubungan langsung dengan kantin. Ruang makan dan proses pengolahan makanan pada ketiga kantin memiliki ruangan terpisah. Sarana dan fasilitas pada ketiga kantin masih kurang, belum adanya persedian wastafel bagi penjamah makanan. Penjamah makanan masih kurang kesadaran dalam hal melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Kebanyakan penjamah makanan ketika istirahat langsung makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Tidak tersedia fasilitas tempat sampah sehingga penjamah makanan sering membuang sampah seperti bungkusan makanan dan tissue di lantai kantin. Terdapat satu toilet di area kantin yang kurang terawat dan dekat dengan proses penyediaan makanan. Higiene pengolahan makanan harus diperhatikan, karena tidak menutup kemungkinan bahwa pencemaran makanan dilakukan oleh pengolah makanan. Pencemaran makanan dapat terjadi karena kebiasaan yang kurang baik dari para pengolah makanan, sehingga bagi setiap pengolah makanan agar tetap bisa menjaga kebersihan dirinya, untuk itu perlu mencuci tangan sebelum melakukan pengolahan makanan (Damayanti, 2008). Jika terjadi kerusakan makanan, maka akan menimbulkan penyakit yang dapat menyerang orang–orang yang mengkonsumsi makanan dari perusahaan tersebut. Konsumsi makanan, gizi pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan. Oleh sebab itu, harus juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
diperhatikan tentang kebersihan tempat pengolahan makanan dan pengolah makanan tersebut (Utami, 2011). Kantin wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan terutama sanitasi dasar agar mencegah terjadinya penularan penyakit pada pekerja. Kantin harus selalu diawasi agar kondisinya tetap bersih sehingga mencegah datangnya vektor penyakit, salah satu diantaranya adalah lalat. Keberadaan lalat sebagai pembawa dan penyebar penyakit pada manusia, melalui penularan secara mekanis yang dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung penyediaan tempat perkembangbiakannya. Jika tingkat kepadatan lalat tinggi pada kantin tersebut, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh lalat. Penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor lalat antara lain diare, kolera, typus dan penyakit gangguan pencernaan lainnya (Chandra, 2007). Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) atau lebih dalam sehari semalam disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007). Berdasarkan hasil wawancara dari penjamah makanan PT. X di Karanganyar sering mengalami kejadian diare karena faktor makanan, faktor perilaku, dan faktor lingkungan. Faktor perilaku kurangnya memperhatikan pentingnya personal higiene dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sedangkan faktor lingkungan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
kuman serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara Higiene Kantin dengan Kejadian Diare pada Penjamah Makanan PT. X di Karanganyar”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat disusun rumusan masalah yaitu “Apakah ada hubungan antara higiene kantin dengan kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk menganalisis hubungan antara higiene kantin dengan kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui penilaian skor kelaikan higiene ketiga kantin sekitar PT. X di Karanganyar b. Untuk mengetahui angka kejadian diare pada penjamah makanan PT. X di Karanganyar. c. Untuk mengetahui hubungan higiene kantin dengan kejadian diare di lingkungan sekitar PT. X Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
D. Manfaat Penelitian 1.
Teoritis Diharapkan dapat sebagai informasi bahwa higiene kantin dapat mempengaruhi terpaparnya penyakit diare pada pekerja.
2.
Aplikatif a. Bagi Pimpinan Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada perusahaan yang berkaitan dengan higiene kantin sehingga dapat dikelola dengan baik yaitu dengan memberikan fasilitas dalam kantin seperti penyedian wastafel, air bersih, tempat sampah, tempat pengolahan makanan, dan lain-lain. b. Bagi Karyawan Diharapkan dapat memberikan wawasan untuk senantiasa menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kantin melalui higiene perorangan.
E. Keaslian Penelitian 1. Andriyana Ruchiyat. 2007. Hubungan antara Higiene Perorangan, Frekuensi Konsumsi dan Sumber Makanan Jajanan dengan Kejadian Diare. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proporsional Sistematik Random Sampling yaitu ada stratifikasi kelas 4, 5, dan 6, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
dengan jumlah sampel seluruhnya adalah 84 responden. Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analitik menggunakan uji Chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian dari 84 responden terdapat 31 siswa (36,9%) dengan higiene perorangan kurang, dan 53 siswa (63,1%) dengan higiene perorangan baik, sedangkan untuk frekuensi konsumsi makanan jajanan terdapat 40 siswa (47,6%) dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan jarang, dan 44 siswa (52,4%) dengan frekuensi konsumsi makanan sering. Sebagian besar responden (88,1%) sering membeli makanan jajanan dari pedagang di luar sekolah. Uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai p=0,027 pada frekuensi konsumsi makanan jajanan hubungannya dengan kejadian diare. Sementara penelitian yang akan dilakukan ini pada ketiga kantin yang berada di sekitar PT. X di Karanganyar, menggunakan purposive sampling dari penjamah makanan setiap kantin. Peneliti mengambil variabel bebas yaitu higiene kantin. 2. Alfiyah Shinta Suleman. 2008. Hubungan Sanitasi Kantin dan Pelatihan Penjamah Makanan dengan Laik Fisik Tempat Pengolahan Makanan di Universitas X Tahun 2008. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu semua penjual makanan di tempat pengolahan makanan di lingkungan kampus Universitas “X” yakni 10 fakultas dan diambil setiap fakultas 1 kantin yang terdiri dari 10 sampel sehingga total commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
semua sampel adalah 100. Hasil penelitian ini menyatakan semua variable sanitasi kantin seperti kontruksi bangunan, dinding, langit-langit, ventilasi, penerangan, kualitas fisik air, sumber air bersih, pembuangan air kotor, toilet, tempat sampah, dan pencucian peralatan tidak berhubungan dengan laik fisik tempat pengolahan makanan (nilai p = 0.05) begitu juga dengan variabel pelatihan penjamah makanan tidak berhubungan dengan laik fisik tempat pengolahan makanan (p = 1). Sementara penelitian yang akan dilakukan adalah pada ketiga kantin yang berada di sekitar PT. X di Karanganyar. Penelitian menggunakan purposive sampling dari penjamah makanan setiap kantin. Peneliti mengambil variabel bebas yaitu higiene kantin dan variabel terikatnya adalah kejadian diare. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. 3. Fitriani R. Blongkod. 2012. Studi Higiene Sanitasi Rumah Makan di Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo. Sampel diambil secara sampling jenuh sebanyak 21 rumah makan yang berada di Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo. Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa higiene sanitasi rumah makan ditinjau dari variabel fasilitas sanitasi terdapat 5 (24%) rumah makan yang sudah memenuhi syarat kesehatan dan 16 (76%) rumah makan yang belum memenuhi syarat kesehatan. Dari variabel penjamah makanan terdapat 2 (10%) rumah makan yang sudah memenuhi syarat kesehatan dan 19 (90%) rumah makan yang belum commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
memenuhi syarat kesehatan. Hasil penjumlahan skore higiene rumah makan, baik memenuhi syarat maupun yang tidak memenuhi syarat Kepmenkes No 1098 tahun 2003. Sementara penelitian yang akan dilakukan adalah pada ketiga kantin yang berada di sekitar PT. X di Karanganyar. Penelitian menggunakan purposive sampling dari penjamah makanan setiap kantin. Peneliti mengambil variabel bebas yaitu higiene kantin dan variabel terikatnya adalah kejadian diare. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square.
commit to user