1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena fluktuasi kurs mata uang dunia bukan merupakan hal baru dalam dunia perekonomian dunia. Perubahan nilai mata uang tersebut terjadi bukan hanya dalam hitungan bulan atau tahun, tetapi dapat berubah dalam hitungan menit maupun detik. Berkembangnya teknologi dan informasi merupakan salah satu yang mempengaruhi hal tersebut. Dengan pesatnya laju perkembangan dunia teknologi dan informasi, perkembangan pada pasar keuangan dunia pun tidak dapat terhindarkan. Hal ini menjadi pemicu meningkatnya resiko yang akan dihadapi para investor. Diversifikasi portofolio internasional
biasanya
dipakai
para
investor
untuk
mengurangi
atau
meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Tetapi, diversifikasi portofolio ini hanya dapat mngurangi resiko non-systematic, belum dapat mengurangi resiko pasar. Untuk itulah diperlukan lindung nilai untuk mengurangi resiko pasar yang dapat menurunkan tingkat varians return. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan kontrak derivative sebagai instrumen lindung nilai (hedging). Lindung nilai atau hedging adalah suatu tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk melindungi perusahaan terhadap pergerakan nilai tukar.
1
2
Mekanisme hedging merupakan transaksi derivatif berupa transaksi sistem lindung nilai komoditi terhadap volatilitas pasar. Lindung nilai yang sempurna adalah dengan mengeleminasi semua risiko, namun perfect hedging merupakan hal yang sangat jarang sekali adanya. Dengan menggunakan kontrak derivative diharapkan dapat mendekatkan pada kondisi lindung nilai yang sesempurna mungkin. Sehingga, nantinya diharapkan imbal hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan imbal hasil yang telah diperkirakan (Hull, 2008:25). Peraturan tentang lindung nilai sendiri telah ada dan tercantum pada PSAK No. 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Pada PSAK No. 55 ini tercantum berbagai macam penjelasan tentang instrumen derivatif dan lindung nilai yang telah beberapa kali direvisi dengan revisi terakhir tahun 2006. Dalam penerapannya, lindung nilai dapat dibedakan menjadi 2 (dua), Short Hedging dan Long Hedging. Short hedging adalah lindung nilai yang memiliki posisi pendek (short position) dalam kontrak berjangka. Short hedges dikatakan sesuai bila hedger telah memiliki aset sendiri dan mengharapkan dapat menjual pada suatu waktu yang akan datang. Short hedges merupakan ketepatan dari hedger yang telah memiliki sejumlah aset dan akan menjual aset tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah pasti (Hull, 2008:47). Short hedges juga dapat digunakan untuk aset yang tidak dimiliki pada saat ini, namun akan dimiliki pada suatu waktu dimasa yang akan datang. Sebagai contoh seoarang eksportir yang akan menerima dolar pada 5 (lima) bulan kedepan. Eksportir akan merealisasikan keuntungan jika nilai dolar menguat relatif terhadap rupiah. Posisi short futures akan menyebabkan kerugian jika nilai
3
dolar mengalami penguatan dan memperoleh keuntungan jika nilai dolar mengalami penurunan. Sedangkan Long Hedging merupakan lindung nilai dimana posisi panjang diambil dalam kontrak berjangka. Suatu long hedging dikatakan tepat apabila perusahaan tahu bahwa ia harus memiliki aset tertentu dikemudian hari dan menutup harga sekarang. Maksudnya adalah jika perusahaan berencana membeli saham dimasa yang akan datang, tetapi perusahaan ingin memastikan harganya, maka perusahaan tersebut harus mengambil kontrak beli di masa yang akan datang. Sehingga, berapapun harga yang diperoleh pada saat jatuh tempo, perusahaan akan tetap membeli saham sesuai dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya (Hull, 2008:47). Selama ini, hedging atau lindung nilai menggunakan acuan ukur mata uang Dolar Amerika. Sebagian orang beranggapan Dolar Amerika merupakan mata uang yang paling stabil. Tetapi beberapa tahun terakhir ini, Dolar Amerika mengalami kenaikan dan penurunan yang berubah tiap harinya. Iqbal (2009) dalam bukunya Dinar The Real Money, mengungkapkan ada beberapa faktor yang mendukung mata uang Dolar Amerika mengalami penurunan, diantaranya yaitu: (1) Kekacauan finansial akan terjadi di Amerika, bisa dalam waktu yang pendek dan menyakitkan (1-2 tahun) atau secara perlahan –lahan selama dekade mendatang; (2) Dua penyebab kekacauan finansial tersebut. Yang pertama adalah ketidakwajaran pertumbuhan finansial (dibandingkan dengan sektor riil) dan kedua adalah kerawanan yang timbul dari ketergantungan Amerika terhadap minyak (yang sebagian besar di produksi negara lain); (3)
4
Ekonomi Amerika adalah balon yang siap meletus. Sektor riilnya yang seharusnya berperan penting dalam GDP dari waktu ke waktu terus menurun; (4) Semakin banyak negara yang meninggalkan US$ sebagai denominasi dalam sektor keuangannya; (5) Pertumbuhan pesat pada instrumen investasi Islam seperti Sukuk, tidak dapat dinikmati oleh Wall Street. Sementara negara –negara lain bukan hanya negara di mana penduduk mayoritasnya Muslim mulai menjadikan instrumen investasi Islam sebagai keuntungan baru di pasar. Dengan penurunan mata uang Dolar Amerika tersebut, ada wacana tentang mengganti mata uang Dolar Amerika sebagai acuan dengan menggunakan mata uang Euro yang disebut –sebut lebih stabil sekarang ini daripada mata uang Dolar Amerika. Dengan penciptaan European Monetary System dan Euro pada 1999, mata uang Dolar Amerika menghadapi suatu tantangan atas posisinya sebagai mata uang utama dalam transaksi keuangan internasional (Mishkin, 2008:151). Sejak digunakan secara luas pertama kali pada 1 Januari 2002, mata uang Euro terus menunjukkan stabilitas dan mengalami penguatan terhadap mata uang Dolar Amerika hampir 12%. Meskipun dalam beberapa bulan mata uang Euro mengalami penguatan, hal ini belum bisa dijadikan indikasi bahwa mata uang Euro stabil. Alternatif alat lindung nilai lain selain mata uang Dolar Amerika dan mata uang Euro yang sudah dipastikan stabil adalah emas. Emas adalah investasi yang tepat sebagai sarana lindung nilai, dari tahun ke tahun nilainya stabil dan cenderung mengalami peningkatan. Alat lindung nilai dalam emas yang sudah ada
5
pada jaman Rasulullah dalam bentuk Dinar Emas. Iqbal (2009) menjelaskan bahwa Dinar Emas adalah emas murni 22 karat dengan berat 4,25 gram. Peneliti memilih meneliti tentang lindung nilai atau hedging karena semakin pesatnya pasar keuangan dunia dan melihat ketidakstabilan mata uang Dolar Amerika beberapa tahun terakhir. Sedangkan alasan memilih Dinar Emas dikarenakan trend investasi dan berkembangnya Dinar Emas mulai dirasakan di Indonesia. Pada akhir penelitian dapat dilihat apakah Dinar Emas cukup layak dijadikan acuan alat hedging pengganti Dolar Amerika. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan memilih judul, “Analisis Kelayakan Dolar Amerika, Euro, dan Dinar Emas Dalam Konversi Dolar Amerika Sebagai Alat Lindung Nilai dengan Emas Sebagai Alat Ukur Dalam Laporan Keuangan”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut: 1. Apakah dengan menggunakan mata uang Dolar Amerika sebagai lindung nilai lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mata uang Euro? 2. Apakah dengan menggunakan Dinar Emas sebagai lindung nilai lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mata uang Dolar Amerika ? 3. Apakah mata uang Dolar Amerika dan Euro lebih stabil dibandingkan dengan Dinar Emas ? 4. Apakah mata uang Dolar Amerika dan Euro lebih handal dibandingkan dengan Dinar Emas sebagai Informasi Akuntansi ?
6
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis potensi Dinar Emas sebagai acuan utama dalam transaksi lindung nilai. 2. Menganalisis kestabilan mata uang Dolar Amerika sebagai mata uang utama dalam transaksi keuangan internasional saat ini. 3. Menganalisis kestabilan mata uang Euro sebagai pesaing mata uang Dolar Amerika sebagai mata uang utama dalam transaksi keuangan internasional. 4. Menganalisis keakuratan dan kehandalan antara mata uang Dolar Amerika, Euro, dan Dinar Emas dalam suatu laporan keuangan. Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang lindung nilai atau hedging. Penelitian ini juga dapat dijadikan penelitian lanjutan. 2. Bagi pelaku hedging atau hedger dapat menjadikan penelitian ini sebagai pertimbangan penggunaan alat hedging yang lebih baik dan lebih stabil.
7
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan peneliti. Informasi yang berhubungan dengan penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang digunakan sebagai objek yang diteliti dalam penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan bagaimana penelitian akan dilaksanakan secara operasional. Dengan mencantumkan variabel penelitian dan definisi operasional, penetuan sampel, jenis dan sumber data yang diteliyi, metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan peneliti.
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS Di bab ini membahas deskripsi obyek penelitian yang ditampilkan dalam gambaran umum, menganalisis data obyek penelitian, serta membahas masalah yang telah diteliti.
8
BAB V : PENUTUP Bab ini adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan dan saran kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.