BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. Ekosistem di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua ekosistem tersebut saling berkaitan dan saling mendukung, seperti halnya ekosistem hutan dan ekosistem sungai. Ekosistem hutan sangat penting karena berfungsi sebagai tempat menyimpan air serta mampu menyerap air yang kemudian dialirkan ke sungai melalui mata air yang terdapat di kawasan hutan. Ekosistem hutan juga dapat melindungi ekosistem sungai dari bahaya tanah longsor karena hutan dapat digunakan sebagai pengikat tanah. Konservasi kawasan hutan sangat penting dilakukan karena hal ini berpengaruh terhadap kualitas lingkungan fisik, kimia, dan biologi sungai. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir kesatu arah. Suatu sungai pada umumnya akan dibentuk oleh beberapa anak sungai yang menyatu membentuk suatu aliran sungai yang besar. Aliran air berfungsi sebagai alat transport bagi berbagai jenis substrat, sedimen serta benda maupun zat lain termasuk berbagai jenis limbah yang dibuang oleh manusia ke dalam badan air (Barus, 2004). Ekosistem sungai merupakan suatu ekosistem yang erat hubungannya dengan manusia karena keberadaan sungai sangat dibutuhkan oleh manusia. Secara teknis, terdapat dua aspek utama yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sungai yaitu kualitas dan kuantitas air sungai. Kuantitas atau debit air sungai dipengaruhi oleh kondisi daerah aliran sungai, curah hujan, dan pemanfaatan sungai oleh manusia. Penurunan fungsi 1
sungai dapat berupa penurunan daya tampung sungai di musim penghujan dan tidak terkendalinya aliran air ( Siregar, 2004). Kualitas air merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kelayakan air untuk digunakan sesuai dengan peruntukannya. Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan, permukiman serta meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis sungai. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai. Sungai mempunyai hubungan ketergantungan antara hulu dan hilir. Perubahan komponen sungai di daerah hulu akan memengaruhi komponen sungai pada daerah hilir (Asdak, 1999). Kerusakan hutan di hulu akan berpengaruh pada kondisi sungai di hulu hingga hilir. Oleh karena itu sangat penting dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas air dari hulu, tengah dan hilir. Pembangunan yang pesat mengakibatkan banyaknya pemukiman yang dibangun di sekitar sungai. Ekosistem sungai rentan terganggu karena adanya aktivitas manusia di pemukiman seperti pembuangan limbah rumah tangga sehingga akan berpengaruh pada kualitas air. Perubahan tata guna lahan yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas domestik, pertanian, dan industri akan memberikan dampak pencemaran terhadap sungai. Pencemaran sungai terjadi apabila kualitas air sungai turun sampai tingkat tertentu sehingga tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001). Pengujian kualitas air ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yaitu pada pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Kualitas lingkungan perairan meliputi 2
kualitas fisik, kimia, dan biologi. Berbagai penggunaan lahan juga terdapat di sepanjang Sungai Dinoyo sehingga terindikasi adanya penurunan kualitas air. Sungai Dinoyo merupakan sungai yang terdapat pada Kabupaten Jember. Daerah hulu dari Sungai Dinoyo merupakan deretan perbukitan Gunung Argopuro. Penggunaan lahan di sekitar Sungai Dinoyo yaitu meliputi hutan lindung, pertanian, perkebunan, pemukiman, dan industri pabrik terasi. Hutan lindung masih mendominasi daerah hulu Sungai Dinoyo sehingga akan berpengaruh pada kualitas Sungai Dinoyo itu sendiri. Kondisi air di daerah hulu Sungai Dinoyo masih sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jernihnya air yang mengalir. Masyarakat sekitar sering memanfaatkan air pada daerah hulu untuk dijadikan air minum serta untuk kebutuhan rumah tangga. Daerah tengah Sungai Dinoyo merupakan daerah yang terdapat penggunaan lahan berupa pemukiman. Pemukiman penduduk yang padat mengakibatkan penurunan kualitas air sungai, hal ini disebabkan karena dapat meningkatkan limbah rumah tangga. Bagian hilir dari Sungai Dinoyo merupakan daerah pemukiman nelayan dan terdapat pabrik terasi yang secara langsung akan berpengaruh pada kualitas air Sungai Dinoyo. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang perubahan kualitas lingkungan fisik, kimia, dan biologi Sungai Dinoyo agar masyarakat dapat memanfaatkan air sungai sesuai dengan peruntukkannya.
3
1.2. Rumusan Masalah Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik. Ekosistem daratan dan ekosistem perairan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Ekosistem hutan dapat melindungi ekosistem sungai dari bahaya tanah longsor karena hutan dapat digunakan sebagai pengikat tanah. Konservasi kawasan hutan sangat penting dilakukan karena berpengaruh terhadap kualitas lingkungan fisik, kimia, dan biologi sungai. Kegiatan tersebut juga dilakukan untuk pemantauan kualitas air sungai agar sesuai dengan peruntukannya hal ini juga mendukung upaya konservasi sungai. Terdapat berbagai penggunaan lahan di sekitar Sungai Dinoyo seperti pada daerah hulu yaitu hutan lindung, pertanian, dan perkebunan. Daerah tengah didominasi oleh pemukiman dan hilir Sungai Dinoyo didominasi oleh penggunaaan lahan berupa pemukiman nelayan serta industri pabrik terasi, keadaan tersebut menimbulkan adanya penurunan kualitas air sehingga perlu diketahui perbedaan kualitas lingkungan fisik, kimia, dan biologi Sungai Dinoyo dari hulu, tengah, dan hilir serta perlu diketahui indeks pencemaran air Sungai Dinoyo berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Alur pikir penelitian dapat dilihat pada bagan berikut :
4
ALUR PIKIR PENELITIAN Ekosistem Biosfer Ekosistem Udara
Ekosistem Daratan Hutan
Ekosistem Perairan Danau
Sungai
Laut
Kualitas Lingkungan
Gurun Taiga
Fisik
Tundra
Suhu, Kejernihan
Kimia COD, BOD, Detergen, pH
Biologi Plankton
Pemantauan Kualitas Air Sungai Konservasi Sungai
5
1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan kualitas lingkungan fisik, kimia, biologi dari bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Dinoyo. 2. Menghitung indeks pencemaran air ekosistem Sungai Dinoyo di Kabupaten Jember berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi ekosistem hutan lindung dengan melihat perubahan kualitas lingkungan fisik, kimia, dan biologi Sungai Dinoyo, Kabupaten Jember. 2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah maupun pihak yang terkait sebagai evaluasi dalam pengelolaan ekosistem Sungai Dinoyo dan kawasan hutan lindung di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
6