BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Earnings response coefficient merupakan indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur kualitas laba yang sesungguhnya melalui informasi dalam keresponan laba (Fitri, 2013). Grahita (2001) dalam Jang dkk (2007) menjelaskan bahwa laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit gangguan persepsian (perceived noise) di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Pengukuran kualitas laba dilakukan karena informasi laba sangat diperhatikan oleh investor dalam mengambil keputusan. Laba yang berkualitas akan memberikan sinyal berupa good news yang akan menarik investor untuk berinvestasi. Sikap investor yang mengukur kinerja manajemen berdasarkan laba yang diperoleh oleh perusahaan menyebabkan manajemen untuk berperilaku yang tidak sepantasnya (manajemen laba) (Gunarianto, 2014). Namun, tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu hal yang menyebabkan informasi laba yang disediakan oleh perusahaan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya (Lukman, 2014). Berdasarkan teori, earnings response coefficient adalah koefisien yang berhubungan dengan informasi yang terdapat pada laba akuntansi (Tara, 2009). Darwanis dan Andina (2013) menyatakan bahwa earnings response coefficient adalah koefisien yang mengukur respon abnormal return sekuritas terhadap laba kejutan
1
(unexpected earning), sebagai ukuran sensitivitas perubahan harga saham terhadap laba akuntansi. Earnings response coefficient merupakan koefisien yang bisa digunakan untuk mengukur respon investor terhadap laba akuntansi yang diterbitkan oleh perusahaan. Rendahnya earnings response coefficient menunjukkan bahwa laba kurang informatif bagi investor untuk membuat keputusan ekonomi (Fitri, 2013). Bagian terpenting dari sebuah investasi adalah dalam pembuatan keputusan oleh
investor,
dimana
investor
perlu
membuat
keputusan
terbaik
untuk
memaksimalkan pendapatannya (Radchobeh et al., 2012). Informasi keuangan sangat diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan. Informasi keuangan suatu perusahaan bisa didapatkan melalui laporan-laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Publikasi laporan keuangan oleh perusahaan telah membantu publik untuk dapat menggunakan informasi tanpa batasan, serta mampu mengurangi asimetri informasi akibat dari kurangnya akses informasi (Moradi et al., 2010). Salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering dipergunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan adalah informasi laba akuntansi (Fitri, 2013). Parawiyati (1996) dalam Kurniati (2010) menyatakan bahwa informasi laba dapat digunakan sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan dan kegagalan suatu bisnis didalam mencapai tujuannya. Arfan (2008) menyatakan bahwa profitabilitas dapat menjelaskan kemampuan satu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan tergantung dari besarnya penjualan, penanaman aktiva (investasi), dan penyerapan modal sendiri (equity). Penelitian ini mnggunakan proksi Return on Equity (ROE) sebagai ukuran profitabilitas 2
perusahaan. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi para pemegang saham perusahaan. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya terkadang mengabaikan dampak terhadap lingkungan dari aktivitas operasinya. Perusahaan cenderung hanya berorientasi pada keuntungan perusahaan. Nuryaman (2013) menyatakan bahwa corporate social responsibility (CSR) dapat digunakan sebagai alat pemasaran baru yang ampuh untuk perusahaan jika dilakukan secara berkelanjutan. Perusahaan mau mengeluarkan biaya yang besar dalam melakukan tanggung jawab sosialnya karena menganggap CSR sebagai aktivitas dalam bentuk hubungan dengan masyarakat agar bisa terlihat baik di depan pelanggan dan stakeholder lainnya (Ajide dan Aderemi, 2014). Perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam jangka panjang akan mampu meningkatkan loyalitas konsumen, meningkatkan penjualan serta otomatis akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun tidak semua perusahaan menganggap CSR sebagai keuntungan tetapi mereka menganggap CSR sebagai beban, karena dalam jangka pendek kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi biaya, sehingga mengurangi pendapatan perusahaan. Penelitian Nuryaman (2013) menunjukkan bahwa aktivitas CSR memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap kinerja finansial perusahaan. Kinerja finansial perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan laba. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Darwanis dan Andina (2013) yang memperoleh hasil bahwa pengungkapan CSR berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap earnings response coefficient. 3
Berdasarkan teori, profitabilitas mempunyai hubungan yang positif dengan respon investor, yaitu semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi pula respon investor terhadap perusahaan tersebut. Teori ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhani dan Nugroho (2010) dan Hasanzade et al., (2013) yang memperoleh hasil bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang positif terhadap earnings response coefficient suatu perusahaan. Namun, beberapa penelitian yang mencoba meneliti pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient perusahaan mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara profitabilitas pada earnings response coefficient. Salah satu penelitian yang memperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara profitablitas terhadap earnings response coefficient perusahaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Sitinjak (2009). Penelitian Arfan (2008) memperoleh hasil bahwa berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ERC. Hasil yang tidak konisten dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruh profitabilitas terhadap earnings response coefficient menunjukkan adanya pengaruh dari variabel lain. Salah satu variabel yang mungkin mempengaruhi hubungan antara profitabilitas dan earnings response coefficient adalah pengungkapan CSR oleh perusahaan. Pengungkapan CSR dijadikan variabel pemoderasi karena penelitian dilakukan pada sektor pertambangan. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan 4
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan dalam kegiatan operasinya sangat berkaitan erat dengan sumber daya alam, maka berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 perusahaan sektor pertambangan wajib untuk melakukan pengungkapan CSR. CSR
adalah
mekanisme
bagi
suatu
organisasi
untuk
sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Kusumawardhani dan Nugroho, 2010). Penelitian Pfleiger (2005) dalam Nofianti (2012) menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholders terhadap keuntungan perusahaan
akibat
pengelolaan
lingkungan
yang bertanggungjawab
dimata
masyarakat. Dengan kata lain pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan sinyal berupa informasi mengenai prospek perusahaan dimasa mendatang kepada investor sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi yang selanjutnya akan meningkatkan earnings response coefficient. Sehingga profitabilitas akan meningkatkan ERC apabila diinteraksi dengan CSR. Penelitian ini dilakukan pada sektor pertambangan karena sektor ini berkaitan erat dengan eksploitasi sumber daya alam yang melibatkan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi (Oktariani, 2014). Sekitar 70 persen kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan 5
oleh operasi pertambangan. Hampir 34 persen daratan Indonesia telah diserahkan kepada korporasi lewat 10.235 ijin pertambangan mineral dan batubara (minerba). Hal itu belum termasuk ijin perkebunan skala besar, wilayah kerja migas, panas bumi, dan tambang galian C (Kompas.com, 2015). Kawasan pesisir dan laut juga tidak luput dari eksploitasi, lebih dari 16 titik reklamasi, penambangan pasir, pasir besi, dan menjadi tempat pembuangan limbah tailing Newmont dan Freeport. Demikian juga dengan hutan Indonesia, setidaknya 3, 97 juta hektar kawasan lindung terancam pertambangan, tak luput keanekaragaman hayati di dalamnya. Tidak hanya hutan, tetapi sungai juga menjadi korban. Jumlah daerah aliran sungai (DAS) yang rusak parah meningkat dalam 10 tahun terakhir. Dari sekitar 4.000 DAS yamg ada di Indonesia, sebanyak 108 DAS mengalami kerusakan parah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dinilai melakukan pembiaran atas pembiaran atas kehancuran ini dan dibayar dengan kematian warga, kerusakan lahan, dan berubahnya pola ekonomi masyarakat (Kompas.com, 2015). Lingkungan bekas tambang mempunyai sifat tidak bisa dikembalikan sepenuhnya seperti lingkungan awal sebelum kegiatan pertambangan dilakukan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan pertambangan untuk melaporkan pengungkapan CSR karena akan memberikan sinyal bagi investor untuk melakukan investasi.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
6
1) Apakah profitabilitas berpengaruh pada earnings response coefficients pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI? 2) Apakah pengungkapan corporate social responsibility dapat memoderasi pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI. 2) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient dengan dimoderasi oleh pengungkapan corporate social responsibility pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis, yaitu: 1) Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi serta sumbangaan studi empiris untuk peneliti selanjutnya yang membahas mengenai pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient dengan pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel moderasi. 7
2) Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perusahaan serta bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu
dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menguraikan teori-teori yang menunjang pembahasan terhadap masalah yang ada pada skripsi ini, yaitu mengenai teori sinyal, teori legitimasi, pengertian profitabilitas, pengertian corporate social responsibility, pengertian earnings response coefficient, pembahasan penelitian sebelumnya dan rumusan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
8
jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan pertambangan, deskripsi umum perusahaan sampel dan penyajian pembahasan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh
profitabilitas pada earnings response coefficient
dengan pengungkapan corporate social responsibility sebgai variabel pemoderasi dengan menggunakan uji asumsi klasik dan regresi menggunakan moderated regression analysis. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan simpulan mengenai uji hipotesis penelitian dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang yang diharapkan dapat memberikan masukan positif pada semua pihak.
9