BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan salah satu harapan bagi suatu bangsa agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan merupakan pemasok sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan oleh dunia kerja, serta merupakan salah satu faktor penentu daya saing suatu negara. Seperti yang dinyatakan Indra Jati (Pelita Pascasarjana, 2008) bahwa “Terdapat sejumlah faktor penentu daya saing suatu negara, tiga diantaranya dianggap
paling menentukan,
yaitu: kemampuan teknologi,
kemampuan manajemen, dan kemampuan sumber daya manusia (SDM)”. Upaya pemerintah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dunia kerja melalui SMK dapat dilihat dari upaya Pemerintah yang menambah jumlah Siswa SMK. Seperti yang disampaikan menteri pendidikan nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo (Jurnalnet, 2008) bahwa: Pemerintah sedang menggalakkan peran sekolah kejuruan, jumlahnya akan ditambah. Pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 1,5 juta lulusan sekolah menengah pertama (SMP) melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK). Target ini dicanangkan dalam rangka meningkatkan rasio jumlah siswa SMK:SMA/MA mencapai 70:30 pada 2015. Hasil dari upaya pemerintah dalam menyediakan sumber daya manusia untuk dunia kerja melalui SMK dapat dilihat dari peningkatan jumlah lulusan SMK yang terserap dunia kerja pada periode 2008 sampai 2009, seperti yang diberitakan Kompas (2009) bahwa “Lulusan SMK yang mendapat pekerjaan naik
1
2
dari 6,76 juta orang pada Agustus 2008 menjadi 8,29 juta orang pada Agustus 2009”. Banyaknya lulusan SMK yang memasuki dunia kerja tersebut telah membuktikan bahwa pemerintah memang menciptakan SMK sebagai jenjang pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Kurikulum SMK (Ayuning, 2007) tentang Tujuan Pendidikan di SMK, yaitu: 1. 2. 3.
4.
Mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Mempersiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mengembangkan diri. Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Mempersiapkan lulusannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan melalui tabel 1.1, pada tahun kelulusan 2008 terlihat adanya jumlah lulusan yang bekerja pada industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian sebanyak 46 lulusan atau sebesar 58,97 % dari jumlah lulusan yang bekerja. Begitu pula pada tahun kelulusan 2009, jumlah lulusan yang bekerja pada industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian yaitu 29 lulusan atau sebesar 59,18 % dari jumlah lulusan yang bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama dua tahun kelulusan tersebut, lulusan yang bekerja pada industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian masih cukup tinggi, yaitu diatas 50 % dari lulusan yang bekerja.
3
Tabel 1.1 DATA PENELUSURAN LULUSAN SMK NEGERI 2 BANDUNG KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN
No.
Tahun Kelulusan
Jumlah lulusan seluruhnya
Lulusan yang bekerja
1. 2.
2008 2009
272 258
78 49
Bekerja pada industri sesuai kompetensi keahlian Jumlah Persen 32 41,03 20 40,82
Bekerja pada industri tidak sesuai kompetensi keahlian Jumlah 46 29
Persen 58,97 59,18
Sumber: Dokumentasi SMK N 2 Bandung
Kenyataan tersebut bertolak belakang dengan kompetensi keahlian yang lulusan tersebut ambil, yaitu kompetensi keahlian teknik pemesinan, dimana ruang lingkup pekerjaannya apabila memasuki dunia kerja menurut kurikulum SMK (Rohana, 2008: 22) yaitu: Bubut Konvensional dan CNC, Frais Konvensional dan CNC, dan Penggerindaan. Hal tersebut diperkuat juga dengan klasifikasi jabatan yang dikeluarkan oleh Depnakertrans melalui KJI (klasifikasi jabatan indonesia) bahwa lulusan dengan kompetensi keahlian teknik pemesinan dapat menempati jabatan di dunia industri sebagai operator pasang mesin, operator mesin perkakas atau tukang gurinda, poles dan asah perkakas. Keputusan lulusan yang lebih memilih bekerja di industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian telah menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara jabatan lulusan dengan jabatan untuk tamatan kompetensi keahlian teknik pemesinan dalam kurikulum SMK. Ketidaksesuaian itu terjadi karena lulusan kurang berminat untuk bekerja pada industri yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Hal itu sejalan dengan pengertian minat yang dinyatakan oleh Sudarsono (Haryanto, 2005: 13) bahwa “Minat adalah keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu dorongan untuk berbuat sesuatu, menentukan pilihan”. Sehingga lulusan yang menentukan pilihannya bekerja di
4
industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian dapat berarti bahwa lulusan tersebut kurang berminat untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Apabila minat siswa untuk bekerja pada industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian terus-menerus tinggi, maka dikhawatirkan akan memberikan persepsi yang negatif pada masyarakat. Masyarakat dapat berpersepsi bahwa tidak ada gunanya pengelompokan kompetensi keahlian di SMK, karena pada akhirnya lulusannya dapat bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya. Salah satu kerugian dari persepsi negatif tersebut yaitu orang tua siswa menjadi kurang berminat untuk memasukkan anaknya di SMK. Minat siswa untuk memasuki dunia kerja muncul karena adanya pengalaman pada saat mengikuti Prakerin. Hal tersebut dikarenakan “Secara fungsional minat merupakan suatu jenis pengalaman perasaan yang dianggap bermanfaat dan diasosiasikan dengan perhatian pada suatu obyek tertentu” (Drever dalam Bangsaku, 2008). Sedangkan pelaksanaan kegiatan Prakerin sendiri mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan pengalaman dan memperluas pengetahuan bagi siswa terhadap lingkungan kerja yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Sehingga pengalaman yang didapatkan siswa melalui kegiatan Prakerin merupakan pengalaman tentang dunia kerja, dalam hal ini yaitu dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Jalaludin Rakhmat (Marliany, S, 2010: 188) menyatakan bahwa “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Pengalaman
5
yang diperoleh siswa selama mengikuti Prakerin merupakan pengalaman tentang dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian, sehingga pengalaman tersebut merupakan persepsi tentang dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Maka dapat dikatakan bahwa adanya siswa yang kurang berminat untuk bekerja di industri yang sesuai dengan kompetensi keahlian tidak terlepas dari persepsi yang muncul tentang dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Persepsi tentang dunia kerja dapat muncul dari pengalaman siswa selama mengikuti Prakerin dan selama siswa tersebut mengikuti pendidikan di SMK. Sehingga kurang berminatnya siswa untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahliannya dapat diperbaiki melalui pelaksanaan Prakerin. Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara persepsi siswa tentang dunia kerja dengan minat siswa untuk memasuki dunia kerja. Ketertarikan Penulis tersebut dihadirkan melalui Penelitian yang berjudul “Hubungan Persepsi Siswa tentang Dunia Kerja dengan Minat untuk Memasuki Dunia Kerja”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Dengan kompetensi keahlian teknik pemesinan yang telah ditempuh, adanya lulusan yang bekerja di industri yang tidak sesuai dengan kompetensi
6
keahliannya diatas 50 % dari lulusan yang bekerja menandakan masih adanya ketidaksesuaian dengan jenis jabatan yang seharusnya diambil. 2.
Kecenderungan lulusan yang memilih bekerja di industri yang tidak sesuai dengan kompetensi keahlian menandakan minatnya yang kurang untuk bekerja di industri yang sesuai dengan kompetensi keahliannya.
3.
Pengalaman lulusan saat mengikuti Prakerin masih belum memberikan persepsi yang kuat tentang dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian sehingga mempengaruhi minatnya yang kurang untuk bekerja di dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian.
C. Pembatasan Masalah Karena masalah yang diteliti sangat kompleks dan agar penelitian ini lebih terarah maka penulis memberikan batasan untuk masalah yang diteliti yaitu: 1.
Persepsi siswa yang diteliti adalah pendapat siswa tentang dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian yang diperoleh dari pengalaman mengikuti kegiatan Prakerin.
2.
Minat siswa yang diteliti adalah aspek-aspek pembentuk minat yang terdiri dari: konatif, afektif dan kognitif.
3.
Dunia kerja yang diteliti adalah dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian siswa SMK Negeri 2 Bandung, yaitu kompetensi keahlian teknik pemesinan.
4.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK N 2 Bandung yang telah melakukan kegiatan Prakerin.
7
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Seberapa besar hubungan antara persepsi siswa tentang dunia kerja dengan minat untuk memasuki dunia kerja”.
E. Tujuan Penelitian 1.
Diperoleh gambaran persepsi siswa SMK Negeri 2 Bandung tentang dunia kerja.
2.
Diperoleh gambaran minat siswa SMK Negeri 2 Bandung untuk memasuki dunia kerja.
3.
Diperoleh hubungan antara persepsi siswa tentang dunia kerja dengan minat untuk memasuki dunia kerja.
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Pada Bab I membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional dan Sistematika Penulisan. Pada Bab II membahas tentang landasan teori yang meliputi tinjauan umum teori persepsi, tinjauan umum teori minat dan tinjauan umum mengenai dunia kerja.
8
Pada Bab III membahas tentang Variabel Penelitian, Sampel dan Populasi, Pengukuran Data, Metode dan Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data, serta Uji Coba Instrumen. Pada Bab IV membahas tentang hasil penelitian yang meliputi Hasil Uji Coba Instrumen, Pelaksanaan Pengukuran Data, Deskripsi Data, Analisis Data, Jawaban Pertanyaan Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian, serta Temuan Hasil Penelitian. Pada Bab V Bab ini membahas tentang Kesimpulan dari penelitian dan Rekomendasi untuk objek penelitian dan penelitian lain yang sejenis.