BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia, kelompok, masyarakat, hingga negara pasti memiliki yang dinamakan „ideologi‟. Ideologi bisa dipahami oleh banyak orang sebagai sekumpulan pemikiran, gagasan dan ide yang menjadi landasan bagi seseorang atau suatu kelompok memahami apa yang benar dan salah untuk memahami sesuatu, yang bisa menentukan sikap dasar seseorang atau suatu kelompok. Menurut Karl Marx, ideologi adalah alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. Berarti sebuah ideologi selalu memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan. Setiap ideologi masing-masing mempunyai cara pandang berbeda terhadap apa yang boleh dan apa yang tidak. Secara sadar dan tidak sadar manusia atau kelompok memiliki ideologi tertentu, sehingga mereka memiliki nilainilai yang dianggapnya benar dan menjadi pedoman bertindak, bahkan pedoman hidup. Jika seseorang atau kelompok tidak memiliki ideologi, bisa dibayangkan mereka tidak megetahui apa yang harus mereka lakukan, apa yang menjadi tujuan, atau visi misi mereka untuk hidup. Orang akan memilih ideologi sesuai dengan budaya dan latar belakang kehidupanya. Walaupun ada beberapa kejadian ideologi bisa dipaksakan terhadap beberapa manusia secara bertahap, revolusi, frontal, ataupun revolusi (ingat konsep ideologi althusser). Ideologi berbagai macam
variannya, seperti anarkisme, liberalisme,
kapitalisme, sosialisme, federalisme dan yang lain-lain. Anarkisme adalah salah satu ideologi yang dianggap buruk dan kurang dilirik oleh kebanyakan orang. Karena
1
2
anarkisme dianggap sesuatu yang jahat, perusak, dan penyebab kerusuhan. Anarkisme adalah suatu arus intelektual tertentu dalam pemikiran sosial. Anarki, anarkisme, anarkis adalah kata-kata yang terlanjur diberi nuansa negatif, yang diidentikkan dengan kekerasan dan kekacauan. Anarkisme bukanlah suatu sistem yang baku dan tertutup. Tetapi merupakan kecenderungan tertentu dalam sejarah umat manusia, yang dapat dikontraskan dengan kepemimpinan
intelektual
yang
dilakukan
oleh
institusi
dan
pemerintah.
Kebebasanpun hanyalah merupakan konsep relatif yang sama sekali tidak bersifat mutlak, karena kebebasan cenderung memperluas lingkupnya, mempengaruhi lingkar-lingkar masyarakat dengan cara caranya yang beragam. Pemikiran anarkis dapat menentang tata sosial yang mendewasakan otoritas politik. Pemikiran anarki tidak terlalu mengambil pusing bahwa dalam lingkungannya semuanya menjadi berantakan. Bebas dari segala jaringan dan kepentingan uang. Pemikiran anarki mudah mendakwa sosialisme negara. Apalagi Marxisme dogmatik, karena mengurung solidaritas spontan dan nyata. Anarkisme berjuang melawan represi politik ataupun represi ekonomi.Dalam pandangan ini titik penyerangan dalam perjuangan politik ada bukan di tangan badan legislatif, melainkan pada masyarakat. Hak-hak politik tidak bermula dari dalam parlemen, melainkan dipaksakan dari luar.Singkatnya anarki menganggap semua hak dan kebebasan politik yang diperoleh masyarakat saat ini bukan sesuatau yang mereka dapatkan dari kebaikan pemerintah. Melainkan dari kekuatan mereka sendiri. Anarkisme bukanlah kekacauan atau selalu tindakan merusak. Anarkisme adalah sebuah filosofi dari keadilan sosial, kemerdekaan, dan respek pada kehidupan. Hal yang diperjuangkan kaum anarkis adalah berjuang demi sebuah dunia yang baik. Hal ini mempunyai makna sama dalam lirik lagu Marjinal.
3
Marjinal adalah band indie asal Jakarta yang beraliran punk dengan lirik tentang kondisi politik, tentang para buruh, ekploitasi dan masih banyak lagi isu politik yang diangkat. Mereka adalah sebuah sekelompok orang yang ingin menyumbangkan aspirasi mereka kepada negara dengan melalui karya mereka yang terinspirasi dari kehidupan nyata. Mereka dilihat orang awam sebagai anak punk, yang juga dapat label negatif di masyarakat. Punk adalah subkultur yang lahir di Inggris di awal 1970an. Gerakan anak muda yang di awali oleh anak anak kelas pekerja. Gerakan ini segera menjalar ke Amerika yang mengalami krisis ekonomi yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang menyebabkan pengangguran dan kriminalitas di kaum proletar. Keadaan yang tidak pasti ini mendorong mereka untuk melakukan pemberontakan. Budaya yang berbeda itu terkenal dengan “ subculture”. Menurut Centre for Contemporary Cultural Studies (CCSG) di University of Birmingham, mengatakan bahwa subkultur sebagai suatu budaya perlawanan yang harus diberi tempat.1. Subkultur adalah gejala budaya dalam masyarakat industri maju pada umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Subkultur menjadi ruang bagi penganutnya untuk membentuk identitas yang memberikan mereka “otonomi” dalam suatu tatanan sosial masyarakat industrial yang semakin kalem dan mengalienasi.2 Secara konseptual, subkultur adalah sebuah gerakan atau kegiatan kolektif. Yang biasanya dilakukan untuk melakukan perlawanan kultur mainstrem, perwujudannya macam macam bisa berupa : agama, institusi, dan gaya hidup.3 Sebagian dari subkultur adalah punk. Punk adalah subkultur yang termasuk aktif dalam aktivitas berdasar pada politik. Gerakan punk banyak terlibat aksi protes 1. Chris Barker .2008. Cultural Studies .Kreasi Wacana : Yogyakarta. 2. Hebdige, Dick.1999. Asal Usul Subkultur Dan Ideologi Punk. Buku Baik:Yogyakarta. 3. Ibid hal 45
4
ditingkat lokal, nasional, internasional. Punk itu sesungguhnya gerakan yang mengajukan kebebasan sebagai yang penting untuk melakukan aktivitasnya mereka sangat menunjukkan sikap anti kemapanan yang tidak adil. Gerakan punk menganggap kemapanan sebagai sesuatu yang bahaya, karena berpotensi membatasi kebebasan berfikir, dan memaksa mereka untuk memenuhi kehendak kekerasan. Punk juga merupakan semangat anti rasisme. Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas, marah, terutama tindakan yang menindas. Mereka mempunyai cara melawan yang di manifestasikan ke dalam musik dan pakaian. Dalam bermusik, mereka merasa bosan dengan konsepsi musik yang bersifat non konvensional dan ingin menciptakan sesuatu yang baru sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada kebanyakan. Oleh sebab itu, punk mencoba melihat dari sudut pandang yang lain dengan menciptakan lirik lirik lagu berupa kritikan, protes. Lirik ini menceritakan rasa frustasi, kemarahan dan kejenuhan, pendidikan rendah, kerja kasar, serta pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Dalam perkembangannya punk mengalami perubahan dan perombakan jenis. Dari tahun ke tahun musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang tidak berubah adalah semangat pemberontakannya. Setidaknya ada 10 jenis punk yaitu : anarcho punk, crast punk, glam punk, nazi punk, oi, queercore, riot girl, scum punk, skate punk, dan ska punk.4 Dalam subkultur punk etika D.I.Y (do it yourself ) sangat terikat dengan ideolgi punk dan anti konsumerisme. Sebagai penolakan terhadap kapitalisme. Band punk menciptakan musik sendiri, meproduksi karya dengan cara mereka sendiri. Esensi yang penting dari D.I.Y adalah kemandirian atau tidak tergantung pada kelas penguasa atau sistim yang ada. Dari perspektif musik dan fashion sudah jelas bahwa 4
G. Widya.2010. Punk:Ideology Yang Disalahpahami.Garasi House Of Book.
5
apapun yang dikenakan hidup, dan sejarah punk mengandung nilai perlawanan terhadap penindasan. Ini bisa menjelaskan mengapa punk menjadi simbol perlawanan hingga mencakup tingkatan budaya. Ideologi anarkisme memang berkaitan dengan punk sebagai simbol pergerakan. Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Anarkisme juga diadopsi sebagai gagasan pemikiran punk dalam lirik-lirik lagu mereka, gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk. Anarko-punk merupakan bagian dari gerakan punk yang dilakukan baik oleh kelompok, band, maupun individu-individu yang secara khusus menyebarkan ide-ide Anarkisme. Bisa dibilang, Anarko-punk menggabungkan musik punk dan gerakan politik Anarkisme. Hingga kini kita bisa melihat dari apa yang mereka bawakan dan mereka sampaikan lewat lagu. Sejauh ini memang banyak pemahaman tentang punk, secara garis besar punk merupakan life style dengan anti kemapanan. Gerakan punk yang sebenarnya adalah gerakan revolusioner anti penindasan dari sekelompok orang yang tidak puas dengan kondisi politik, sosial, dan kemunafikan. Dalam konteks mereka, punk merupakan perwujudan perlawanan terhadap kebusukan sistem dalam lingkup sosial dan politik. Anarkisme adalah sebuah ideologi alternatif bagi para punker. Punk cenderung anarkis karena ketidak setujuan mereka terhadap sistem hirarki resmi seperti pemerintah. Mereka menghargai kebebasan dan tanggung jawab (seperti etika mereka Do It Yourself). Mereka menolak bentuk pemerintahan yang melahirkan kepalsuan melalui sistem dan ketertindasan secara struktur atau budaya. Gema punk terus menyebar ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Budaya punk mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia terutama di Bandung dan Jakarta,
6
sekitar awal tahun 1990 komunitas punk di Indonesia meskipun komunitas punk dengan jumlah populasi terbesar dunia pergolakan subkultur punk di Indonesia mulai mengadopsi substansi punk yang termasuk di dalamnya ideologi, etika D.I.Y, pandangan politis dll. Salah satunya adalah gaya hidup positif yang menolak konsumsi alkohol, obat obatan terlarang dan perilaku seks bebas.5 Sebagai ideologi para punker, anarkisme memperjuangkan keadilan sosial, kesetaraan, kemerdekaan dan respek pada kehidupan. Hal ini memiliki makna yang sama dalam lirik lagu band punk yaitu “Marjinal“. Awalnya mereka bertemu di sebuah kampus dan sering berbicara tentang keadaan di luar kampus yang atmosfernya represif, tidak bebas mengeluarkan pendapat atau berekspresi. Lalu mereka membentruk jaringan AFRA (anti facist racist action) yang di dalamnya temen temen yang mempunyai kesadaran melawan anti fasis. Mereka berusaha menggugah kesadaran generasi muda untuk melawan sistim fasis yang disusung orde baru. Dengan modal musik, mereka memainkan musik dan menciptakan lagu mereka sendiri. Maka Marjinal menamakan kelompoknya pada waktu itu Anti Military yang akhirnya dipahami orang orang sebagai sebuah band. Musik sebagai komunikasi kepada khalayak sebagai media untuk menyampaikan pesan ketika melihat kehidupan sosial dan politik di rezim orde baru. Setelah Suharto digulingkan, kita melihat dimensi yang lebih luas lagi persoalannya. Negeri ini menjadi negeri ngeri banyak tragedi, perang saudara, pembunuhan, dieksploitasi, rumah sakit dan pendidikan dikomersialkan. Lalu dari AM mereka mengganti nama menjadi Marjinal yang terinspirasi dari perjuangan buruh perempuan yang bernama Marsinah. Yang dilakukan oleh band Marjinal asal Jakarta, yang menciptakan musik yang kental dengan nilai-nilai anarkisme, yang bertujuan tertentu. Penulis menduga, 5
Lifestyle.kompasiana.com/urban/2012.....diakses pada 3Maret 2013
7
bahwa Marjinal melakukan ekspresi ideologi mereka melalui musik karena ingin mengartikulasikan kepentingan atau tujuan tertentu. Menurut Almond, artikulasi kepentingan merupakan ekspresi kepentingan dan tuntuntan politik untuk melakukan tindakan. Cara atau prosedur yang lazim ditempuh oleh suatu masyarakat untuk untuk membuat keputusan-keputusan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Kepentingan-kepentingan
tersebut
merupakan
kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, yang diharapkan dapat terpenuhi. 6 Hal ini yang Marjinal lakukan, mereka berusaha melakukan ekspresi sebagai tuntutan politik sebagaimana yang mereka yakini benar, selain itu mereka ingin melakukan tujuan-tujuan lainnya melalui ekspresi tersebut. Marjinal mengajukan artikulasi bukan hanya kepada pemerintah, tetapi semua masyarakat. Mereka berusaha membangun kesan atas apa yang selama ini anggap masyarakat negatif, agar masyarakat sadar dan menolong diri sendiri. Menurut penulis Marjinal mengartikulasikan kebutuhan, kepentingan atau tujuan tidak melalui kelompok kepentingan seperti yang dijelaskan di banyak referensi seperti contohnya legislatif, partai politik, atau semacamnya. Mereka memilih mengartikulasikan melalui musik, karena menurut mereka melalui musik dapat berjuang untuk mengangkat kepentingan atau tujuan mereka. Melalui musik publik (tidak hanya Marjinal) dapat mengartikulasikan kepentingan mereka. Jadi musik berfungsi sebagai perantara atau bahkan alat penekan agar kepentingan tertentu dapat tersampaikan atau di dengar secara optimal. Melalui lirik-lirik lagu milik Marjinal dapat dikategorikan sebagai kelompok Anarcho Punk. Karena banyak sekali lirik yang memuat tema politik dan semangat perubahan. Beberapa lagu mereka justru kerap dijadikan nyayian oleh para aktivis 6
Haryanto. 1982. Sistem Politik: suatu pengantar. Liberti: Yogyakarta. Hal 48
8
yang sedang berdemo. Berikut ini adalah salah satu lirik dari lagu lagu karya Marjinal yang berjudul “ Negeri Ngeri “. Lihatlah negeri kita Yang subur dan kaya raya Sawah ladang terhampar luas Samudera biru Tapi lihatlah negeri kita Yang tinggal hanyalah cerita Cerita dan cerita,terus cerita Pengangguran merebak luas Kemiskinan merajalela Pedagang kaki lima tergusur teraniaya Bocah bocah kecil merintih Melangsungkan mimpi di jalanan Itulah dihadapi Penderitaan Inilah negri kita Alamnya kelam tiada berbintang Dari derita dan derita Derita Sampai kapankah derita ini Yang kaya darah dan air mata Yang senantiasa mewarnai Bumi pertiwi. Dinodai Dikangkangi Dikuasai Dijajah para penguasa rakus 2 x Ada yang membuat penulis bertanya, bahwa Marjinal bukan sekedar membuat lagu dan memainkan. Tapi ada sesuatu atau tujuan politis dalam liriknya. Penulis ingin mengetahui makna anarkisme bagi mereka melalui lirik karena anarkisme selama ini dianggap hal yang tidak baik, dan ingin mengetahui bagaimana mereka bisa mengekpresikan anarkisme dalam musik. Berdasarkan hal di atas maka penulis merasa perlu untuk menganalisa karya karya musik yang diciptakan oleh Marjinal baik dari segi musik dan lirik. Yang mana bertujuan untuk mengetahui apa tujuan sebenarnya dari mereka, mengapa mereka memunculkan anarkisme ke dalam musik dan lirik mereka.
9
Penelitian ini bukan ditujukan untuk mencari jawaban apakah Marjinal itu. Tapi ingin menganalisa bagaimana Marjinal yang mengemas anarkisme itu ke dalam lirik mereka yang memungkinkan untuk mempengaruhi pendengarnya untuk tujuan politis tertentu. Penulis ingin menyuguhkan bahwa musik dan anarkisme tidak seperti yang dianggap orang kebanyakan bahwa musik hanya untuk menghibur dan atau untuk komersil, tetapi ada tujuan dibalik musik. Penelitian ini akan membahas masalah bagaimana cara pengartikulasian ideologi anarkisme yang dilakukan oleh suatu kolektif musik. Karena kesalahan memandang Anarkisme , padahal Anarkisme itu sanga rumit, mereka (para penganut Anarki: termasuk Marjinal) tidak homogen melainkan plural. Biasanya individu atau kelompok mengartikulasikan tujuan/kepentingan melalui agen tertentu, seperti partai politik, kepala daerah, dsb. Letak uniknya disini, Marjinal menempuh strategi melalui musik dan lirik karena keberadaan mereka dilabeli negatif oleh negara, media dan masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana Marjinal mengekspresikan anarkisme melalui musik dan lirik mereka?
1.3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui makna yang muncul pada ekspresi ideologi anarkisme dalam musik dan lirik Marjinal b. Untuk mengetahui ideologi Anarkisme dalam musik dan lirik lagu Marjinal (sisi
10
lain anarkisme) c. Bagaimana suatu kelompok musik melakukan ekspresi ideologi anarkisme d. Untuk membaca kekuasaan dalam musik dan lirik
Studi tentang punk jarang dilakukan dari konteks politik, kebanyakan dari konteks sosiologi dan antropolog. Tentang punk memang sudah pernah diteliti dalam kacamata politik walaupun jarang. Yang sudah diteliti mereka mengkaji tentang komunitas dan fanzine, tapi kali ini penulis tertarik mengkaji musik dan lirik punk dilihat dari politik identitas dan pembentukan wacana melalui lirik.
1.4. Kerangka Teori Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan aktifitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia. Anarkisme merupakan ideologi dari subkultur punk. Semangat punk yang anti kemapanan, anti kapitalisme, anti fasis, menginginkan masyarakat tanpa hirarki, penghapusan eksploitasi dan penindasan/ ketidak adilan dan ingin menciptakan kebebasan individu serta solidaritas. Punk melakukan gerakan melalui gaya hidup/musik dan budaya. Tetapi disini penulis mengambil gerakan melalui musik dan lirik salah satu kelompok punk di Indonesia melalui band Marjinal. Setiap kelompok mempunyai cara sendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Selain itu musik juga sebagai instrumen yang menarik yang bisa mempengaruhi dan memberi semangat orang yang mendengarnya. Melalui musik, menurut penulis Marjinal berusaha mengekspresikan ideologi tertentu dan untuk tujuan tertentu. Menurut beberapa penulis teori tentang ideologi, Ideologi adalah sebuah simbol atau kepercayaan yang berhubungan dengan tindakan sosial atau praktik politik. Tiap individu maupun kelompok bertindak atau memiliki
11
pola pikir biasanya dipengaruhi oleh ideologi yang mereka yakini. Sepeti dalam kolektif musik Marjinal, mereka memiliki ideologi tertentu yang kemudian mempengaruhi mereka. Ideologi mereka adalah anarkisme, sedangkan anarkisme sering/ terlanjur dilabeli negatif oleh masyarakat dan negara. Jadi menurut penulis Marjinal melakukan ekspresi perlawanan terhadap negara melalui musik mereka dengan menonjolkan ideologi mereka (anarkisme) yang selama ini dianggap negatif oleh masyarakat dan negara. Menurut penulis Marjinal ingin mencoba menciptakan sebuah ekspresi ideologi melalui musik dan lirik, dimana menurut Karl Marx ideologi adalah merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejateraan bersama dalam masyarakat.
1.4.1. Anarkisme Anarkisme berasal dari kata yunani an dan archos,ia merupakan sebuah aliran dalam filsafat sosial yang menghendaki dihapuskannya negara atau pemerintah serta kontrol politik dalam masyarakat. Aliran ini didasarkan pada ajaran bahwa masyarakat yang ideal itu dapat mengatur urusannya sendiri tanpa mempergunakan kekuasaan yang berlawanan dengan paham sosialisme dan komunisme. Tokoh tokoh nya adalah : Michael Bakunin (1814-1872). Peter Kropotkin (1842-1921).7 Kamus ilmiah popular mendefenisikan anarkisme sebagai sebuah paham kebebasan bertindak tanpa mau di ikat oleh undang undang, hal kesewenang wenangan bertindak (melenyapkan undang undang).8 Jadi anarkisme adalah ajaran yang menganjurkan dihapuskannya penguasaan politik dalam masyarakat. Sebab Negara menurut pendapat mereka adalah musuh terbesar manusia yang jika disingkirkan akan menghilangkan kejahatan-kejahatan 7
Ali Mudhofir. 1996. Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat Dan Teologi (Yogyakarta: Gadjah Mada University). Press, hlm 9-10 8 Pius a. Partanto dan M.Dahlan Albarry.1994. Kamus ilmiah popular (Surabaya : Arkola), hlm 30
12
yang ada dalam kehidupan manusia. Anarkisme adalah ideologi memimpikan hidup yang bersahaja dengan menekuni kegiatan yang sederhana dan mengisinya dengan kesenangan yang wajar. Jadi anarkisme adalah kultur dari barat yang melekat dan mengakar secara baik dalam sifat dasar manusia (pemikiran Jean Jacques Rousseau).9 Sebagai doktrin politik dan filosofis istilah ini digunakan oleh Proudhon dan dipopularkan oleh Bakunin. Josef Proudhon, filsuf Prancis mendukung pertumbuhan dan perkembangan secara bertahap hubungan timbal balik atau kegotongroyongan,suatu rasa sosial yang semakin meningkat di tengah masyarakat dan penyebarluasan kerjasama sukarela semacam ini akan menggantikan Negara.10 Sedangkan menurut Paul Karl Feyerabend, anarkisme bisa berarti gerakan protes dari dunia seni yang ditujukan bukan hanya terhadap seni mapan, melainkan juga menjadi gerakan protes terhadap segala bentuk kemapanan (ini juga disebut dadaisme).11Anarki sama dengan tidak ada pemerintah dan sama sekali tak ada hukum. Label yang di cap kepada kaum anarkis adalah mereka itu kaum idealis konyol. Banyak
yang
mengaanggap
mereka
berbahaya,
mengerikan,
mengancam
kelangsungan hidup keadilan serta ketentraman sosial. Citra anarkis sepanjang sejarah adalah karikatur kasar ketimbang potret anarkis sebenarnya yang ditakuti orang adalah karikaturnya. Biasanya
orang
menghubung-hubungkan
anarkisme
dengan
kekerasan
revolusioner. Tapi sebagian anarkis pernah mendukung revolusi-revolusi. Konon terorisme dan pembunuhan tokoh-tokoh politik juga
perbuatan kaum anarkis.
Padahal kenyataannya jarang ada anarkis yang melakukan itu, terkadang tuduhan itu 9
Dagobert D.Runs, Dictionary Of Philosophy (Little Field Adam & Co, Totoa : New Jersey,1971) hal 11-12 10 Lorens Bagus. 1990. Kamus Filsafat (Jakarta : Gramedia) hlm 48-49 11 Paul Karl Feyerabend. 1975. Against Method : Outline Of An Anarchistic Theory Of Knowledge (London) hlm 23
13
100% keliru. Itu merupaka unsur karikatur wajah anarkis yang disangka orang nyata. Anarkis disangka gerombolan seram yang pantas dibenci politisi, polisi,dan media membumbui dan meprovokasi kita agar terus percaya. Agar mereka bisa mengkambing hitamkan kaum anarkis sebagai biang keladi dan kerusuhan serta penyakit sosial. Dalam banyak hal kaum anarkis adalah orang biasa, yang membedakan kaum anarkis dan orang biasa adalah nafsu luar biasa kaum anarkis atas “apa yang mereka anggap keadilan“. Tentu saja mereka adalah pemberontak. Salah satu ciri keyakinan anarkis adalah semangat untuk memberontak terhadap tatanan masyarakat mapan, dan unsur inilah satu dari segelintir unsur yang diyakini seluruh anarkis. Pemberontakan mereka ada yang murni bersifat filosofis, ada yang berusaha mengubah tatanan masyarakat lewat cara cara damai, ada yang berupa kekuasaan,dan revolusi-revolusi. Roh pemberontak mengarah kesegala kondisi sosial yang dipikirnya menindas manusia. Biasanya ini diartikan sebagai pemerintah, atau hak milik pribadi yang berlebih.12 Karena anarkis menyerang apa yang bagi orang lain vital, orang jadi membenci anarkisme. Inilah yang melatarbelakangi ketakutan kita dan ketakutan memunculkan anggapan negatif terhadap kaum anarkis. Yang perlu diperhatikan anarkisme bisa diberi cap apapun kecuali “anti sosial“. Kebanyakan anarkis menghendaki masyarakat yang adil dan bersatu. Gagasan para anarkis adalah mereka yakin bahwa manusia bisa sepenuhnya menjadi mahkluk sosial dan bila tiap individu bebas, masyarakatnya pun akan bebas. Mereka ingin agar masyarakat diatur berdasarkan kerjasama sukarela dan pengendalian diri oleh tiap individu,bukan lewat
12
Paolo Preire, Ivan Iilich. E Rich Fromm, et al. 1998. Menguggat Pendidikan. Fundamentalis,Konservatif, Liberal, Anarkis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
14
kekausaan pemaksa.13 Tapi dalam pemikiran politik konvensional menyebutkan tentang perlunya otoritas supaya masyarakat bisa tertib dan mengacaukan bisa dihukum. Tapi bagaimana dengan konsep anarki berarti penjahat biar bebas melukai orang yang lemah dan itu menyebabkan kekisruhan yang merajalela. Kaum anarkis menolak anggapan semacam itu, mereka yakin jika tiap orang mampu mempertahankan ketertiban dan keadilan sosial tanpa campur tangan otoritas dari luar. Mereka percaya ini bias dilakukan lewat kerjasama sukarela oleh individu sendiri. Mereka percaya ini akan dilakukan jika kondisi-kondisi dasarnya sudah terpenuhi. Anarkis percaya pada sesuatu yang dalam arti tertentu menyerupai pemerintah. Tapi pemerintah versi anarkis adalah pemerintah diri sendiri, oleh diri sendiri,bukan pemerintah sebagian orang atas sebagian orang lainnya.
1.4.2. Ideologi, Musik, dan Artikulasi Kepentingan Ideologi merupakan sebuah konsep penting untuk dikaji di dalam ilmu politik, karena ideologi banyak digunakan dalam ilmu politik yang biasanya berhubungan dengan gerakan sosial. Dan ideologi biasanya dikaitkan dengan aspek politik pemerintahan suatu Negara. Misalnya, Pancasila sebagai ideologi Indonesia. Ideologi menurut KBBI adalah himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap kejadian dan problem politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politik. Ideologi dapat mengacu pada apa yang orang pikir dan yakini mengenai kekuasaan, masyarakat, hak dan tujuan individu atau kelompok yang itu semua bermuara pada penentuan tindakan mereka. 13
Ibid, hlm 466
15
Anarkisme adalah sebuah ideologi, Ideologi yang mempunyai cita-cita atas kemerdekaan dan kesetaraan hidup demi kesejahteraan bersama. Mereka mepunyai nilai-nilai yang mereka anggap benar dan mempunya nilai yang mereka anggap salah. Dan mereka memiliki stategi untuk mencapai tujuan dari ideologi tersebut. Ideologi sebagai sistem yang membimbing dan mempertahankan tindakan politik, ideologi harus didefinisikan sedemikian rupa untuk dikembalikan pada sistem kepercayaan politiknya, baik bersifat revolusioner, reformis, atau konservatif. Sebuah ideologi adalah kumpulan kepercayaan dan ketidakpercayaan yang diekspresikan dalam kalimat- kalimat yang bernilai, kalimat- kalimat permohonan dan pernyataan eksplanatoris.14 Ia dibuat untuk memberikan basis permanen yang relatif bagi suatu kelompok masyarakat untuk membenarkan kepercayaan pada moral dan sedikit bukti faktual serta rasionalisasi berbasis kesadaran diri yang bertalian dengan legitimasi implementasi dan preskripsi teknis yang dimaksudkan untuk menjamin tindakan yang ditampilkan demi perlindungan, reformasi, destruksi atau rekonstruksi dari tatanan yang ada. 15 Ini dimaksudkan Selinger bahwa ideologi merupakan penuntun seluruh tindakan politik seperti reformasi, destruksi, rekonstruksi tatanan sosial,dan perlindungan. Begitu juga Marjinal, mereka melakukan ekspresi ideologi ke dalam musik dan lirik mereka, apa yang mereka katakan, lakukan dan pola pikir mereka berdasarkan ideologi yang mereka yakini. Dan mereka (Marjinal) menjadi sebagian subkultur yang paling gigih melawan setiap bentuk ideologisasi ketertiban. Dimana ketertiban (order) menjadi ideologis, maka mereka menganggap itu sebuah ancaman untuk masyaarakat. Karena menurut anarkisme peraturan yang berkedok ketertiban sebenarnya akan menumbuh suburkan kesewenangan yang bermuara pada
14 15
Thompson, John B. 2007. Analisis Ideologi-ideologi Dunia. Jogjakarta : IRCiSoD. Ibid hal 133
16
penindasan. Mereka menghadirkan ideologi mereka melalu musik, dan bertujuan untuk perubahan sosial, menata ulang kehidupan sosial politik menjadi lebih baik. Tapi itu semua harus didasari oleh rasa kesadaran dari dalam diri, kesadaran itu lalu menumbuhkan perasaan peka dan minimal bangkit untuk diri sendiri. Kesadaran bisa dibentuk melalui pengetahuan,dari situ ada proses pembelajaran, keingintahuan yang kemudian menyadarkan. Dengan hal ini menunjukkan bahwa anggapan Anarkisme berjuang dengan kekerasan itu tidak benar, karena dengan bermusik bisa menjadi perlawanan tanpa kekerasan. Musik yang tumbuh atau tercipta adalah sesuai dengan ideologi penciptanya. Selalu saja ada sesuatu, nilai, pandangan hidup, ideologi yang terkemas dalam nada dan lirik, dan itu tentu ada maksud dari apa yang dimainkan dalam bermusik. Musik juga dapat dipahami sebagai ideologi tertentu. Seperti dalam musik tertentu, ada beberapa musisi yang diaanggap iluminati, pembela lesbi atau homo. Yang paling penting, adalah musik yang diciptakan pasti terbentuk atau tertoreh berdasarkan pikiran si penciptanya yang memiliki pola pikir, pandangan, atau ide-ide tertentu. Musik sebagai karya seni setidaknya dapat dipahami sebagai sebuah simbol dalam komunikasi. Maka musik pun harus mampu merefleksikan realitas sosial di sekitarnya. Seperti simbol sistim lainnya, musik pun apabila dipahami setidaknya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan kembali atau menentang struktur sosial yang dominan. Maka sistim sosial dirubah, membawa perubahan pula dalam produksi, distribusi dan konsumsi musik. Musik membuat jejak masa lalu, pengaruh masa kini dan rencana untuk masa depan.16 Sulit menciptakan musik yang tak sekedar hiburan, melainkan pendorong kesadaran manusia untuk berubah. Menurut penulis, disini marjinal memilih musik 16
Deane Campbell Robinson,Music At The Margin,Sage Publication,California,1991,hlm.13
17
dalam tujuan membangun kesadaran manusia untuk melakukan perubahan atau tujuan tertentu. Kondisi sosial dan politik, perilaku kekuasaan para elit politik diolah oleh Marjinal sebagai sebuah lirik dan musik yang bertujuan untuk menggugah semangat memberontak dan berjuang untuk kebebasan dan keadilan. Setidaknya Marjinal berani mengkritik melalui musik dan lirik mereka, yang nantinya ini akan bermanfaat bagi proses penyadaran masyarakat tentang ideologi mereka dan kondisi politik. Gambaran kondisi politik dalam lirik dan musik Marjinal merupakan gambaran yang hendak Marjinal bangun. Kritik yang kita kenal merupakan buah dari ketidak puasan atas sistem politik, ekonomi dan sosial. Yang diharapkan akan mampu membawa kemungkinan - kemungkinan dalam perubahan. Perubahan itu sendiri akan berjalan seperti yang diharapkan, apabila ada suatu penggerak, pendorong, untuk melakukan sebuah perubahan baik bersifat indvidu maupun kolektif, karena tujuan dari ideologi mereka adalah perubahan untuk lebih baik, adil dan kesetaraan. Menurut Althusser ideologi bukanlah kesadaran palsu, justru ideologi membentuk kesadaran seseorang. Ideologi merupakan relasi yang rill , relasi dimana manusia menghidupkan relasi tersebut bagi dunia mereka. Relasi ideologi membuat contoh tertentu totalitas masyarakat yang, dalam sebuah tulisan yang provokatif.17 Ideologi menurut Althusser adalah representasi imajiner antara inividu dan kondisi yang nyata, representasi ini adalah materi indrawi atau bukan yang membentuk dasar pengambilan keputusan seseorang.18 Ideologi masuk dan bekerja melalui berbagai sumber yang terkait dengan struktur masyarakat seperti perangkat hukum, agama, pendidikan, agama, dll. Berdasar perangkat bisa dibagi menjadi dua, yaitu Repressive state Apparatus (RSA) dan Ideological State Aparattus (ISA). Marjinal melakukan ekspresi yang provokatif dengan ISA, yaitu memasukkan 17
Ibid hal 148 Louis Althusser, 2010, Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies. Jalasutra : Jakarta hal 52 18
18
Ideologi melalui musik. 19 Ideologi bisa dimaknai dengan bagaimana kita melihat peristiwa dengan kacamata dan pandangan tertentu, kerangka berpikir tertentu. Ideologi juga bisa bermakna politik penandaan atau pemaknaan.
20
kita bisa melihat ideologi di dalam
musik dengan penandaan di dalam musik tersebut, dan dari bagaimana dari sisi-sisi yang ada, bagaimana dia menempatkan dirinya. Musik menjadi media komunikasi massa yang kuat dan berpengaruh selain televisi. Dalam hal ini, musik digunakan sebagai penyampaian sesuatu, baik karya maupun attitude penciptanya. Musik menjadi wadah yang dirasa tepat bagi ekpresi ideologi penciptanya. Musik bisa dijadikan sebagai ekspresi, yang mempresentasikan nilai-nilai tertentu yang itu nanti memiliki peran strategis dalam sebuah perubahan atau pembangunan. Kehadiran musik member peran dan pengaruh cukup kuat dalam kehidupan masyarakat, bahkan musik berfungsi sebagai medium yang bisa menjadi media perjuangan. Musik sebagai ekspresi jiwa, menjadi bagian tak terpisahkan dari ruang kesadaran penciptanya akan nilai-nilai kehidupan dan realitas sosial. Sebagai contoh lagu „Indonesia Raya‟ yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme. 21 Musik dan politik dapat berkomunikasi dengan mengacu pada bentuk dasar. Musik dapat mewarnai, mengubah diri, memberi, bahkan mengilhami, memotivasi gagasan.22 Di dalam musik, lirik lagu adalah ekspresi, di dalam lirik lagu Marjinal tertuang realitas dan keadaan kondisi masyarakat pada waktu tertentu dalam bahasa yang persuatif. Lirik lagu dalam musik Marjinal mengandung muatan ideologi yang kental.
19
Ibid hal 149 Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Jogjakarta: LKiS. 2002. 21 Ditulis ole Alex Palit Selasa,29 Oktober 2013. www.tribunnews.com >tribunnews.com> tribuners> politik. Diakses pada 6 November 2013. 11. 08 pm 22 Aziz Taufik Hirzi. Sentik dala Musik Dan Politik. Mimbar, Vol XXVII, No.1(Juni 2011): 31-38 20
19
Musik adalah produk pikiran23, apa yang manusia pikir yang secara sadar dan tidak sadar tertumpah dalam musik yang diciptanya. Yang menuntun jalan pikiran seseorang adalah ideologi, jadi ideologi dapat terbaca dari hasil karya seseorang. Musik dapat mempengaruhi emosi pendengarnya. Emosi adalah salah satu aspek yang paling meresap dalam eksistensi manusia, karena itu bisa menimbulkan persepsi, memori, belajar, membuat keputusan dan aksi.24 Musik merupakan sains atau seni pengaturan nada untuk menghasilkan komposisi yang memiliki kesatuan dan kontinuitas.25 Artikulasi sering digunakan untuk maksud yang berbeda, seperti dalam politik dan musik. Artikulasi dalam konsep musik adalah gerakan-gerakan otot bicara yang digunakan untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola yang standar sehingga dapat dipahami orang lain.26 Sedangkan konsep artikulasi dalam politik menurut Laclau dan Moffe adalah segala bentuk ekspresi yang diungkapkan ke dalam tulisan sehingga membangun hubungan diantara tanda. Artikulasi yang membedakan tanda yang satu dengan tanda yang lain dapat disebut dengan pemaknaan denotasi, arti harafiah, karena sudah diterima umum bahwa pada dasarnya tanda satu dengan yang lain pasti memiliki perbedaan makna. Pemaknaan itu tidak haya berhenti pada arti denotatif, tapi juga berlanjut ke makna konotatif. Karena subjek berbeda akan memiliki definisi yang berbeda atas sebuah makna denotatif yang sama.27 Sedangkan menurut Gabriel A. Almond artikulasi kepentingan dimaknai sebagai, penyampaian tuntutan dan dukungan. Kepentingan-kepentingan tersebut 23
Djohan.2005. Psikologi Musik. Yogyakarta : buku baik. Sloboda, J.A and Justin Patrick N. 2001. Music and emotion : theory and research. New York:oxford university press 25 Djohan . Psikologi Musik. 26 file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND.../BUKU_ARTIKULA diakses pada 9 November 2013 3.35 pm 24
27
20
diartikulasikan atau dikemukakan oleh berbagai macam lembaga atau kelompok dengan berbagai macam cara. 28 Lembaga-lembaga,
badan-badan
atau
kelompok-kelompok
yang
mengartikulasikan atau mengungkapkan kepentingan masyarakat tadi, dapat berwujud lembaga, atau kelompok yang dibentuk pihak swasta ataupun pemerintah.29 Dalam hal ini Marjinal dibentuk secara independen, dari masyarakat itu sendiri yang disini dimaknai sebagai swasta. Disini penulis akan menggunakan artikulasi dari sisi politik, mengingat penelitian berkaitan dengan politik, dari segi politik menggunakan musik sebagai ekspresi yang diungkapkan ke dalam lirik. Artikulasi kepentingan adalah penyampaian tuntuntan berbagai kebutuhan, kepentingan agar yang menjadi tujuan atau kepentingan individu atau kelompok tertentu dapat terwakili atau terlindungi. Biasanya
bentuk artikulasi yang umum adalah pengajuan permohonan kepada
legislatif. Atau kepala daerah. Dalam hal ini, Marjinal mengartikulasikan bukan hanya kepada agen-agen tertentu tapi dengan seluruh khalayak. Artikulasi dalam bahasan ini bisa berarti kejelasan nada dan kata dalam mengekpresikan sesuatu demi pengajuan kepentingan atau hal tertentu agar dapat mencapai tujuan pengartikulasi tersebut. Lirik dalam lagu seharusnya dilafalkan dengan jelas dan nyaring agar makna dalam lagu itu tersampaikan. Berdasarkan halhal di atas maka penulis akan menganalisa dari konsep artikulasi secara politik yang akan digunakan, dengan itu diharapkan akan terlihat bagaimana Marjinal mengekspresikan ideologi mereka melalui musik.
1.5. Definisi Konseptual
28 29
Almond dalam Haryanto. 1982. Sistem Politik: Suatu Pengantar.Liberty: Jogjakarta. Ibid hal 50
21
1.5.1.Anarkisme Anarkisme adalah sebuah paham yang menghendaki dihapuskannya negara atau pemerintah serta kontrol politik dalam masyarakat. Aliran ini didasarkan pada ajaran bahwa masyarakat yang ideal itu dapat mengatur urusannya sendiri tanpa mempergunakan kekuasaan yang berlawanan dengan paham sosialisme dan komunisme. Mereka menjunjung kebebasan bertindak tanpa mau di ikat oleh undang undang, hal kesewenang wenangan bertindak. Kebanyakan anarkis menghendaki masyarakat yang adil dan bersatu. Gagasan para anarkis adalah mereka yakin bahwa manusia bisa sepenuhnya menjadi mahkluk sosial dan bila tiap individu bebas, masyarakatnya pun akan bebas, Mereka ingin agar masyarakat diatur berdasarkan kerjasama sukarela dan pengendalian diri oleh tiap individu, bukan lewat kekausaan pemaksa. Anarkisme berarti gerakan protes dari dunia seni yang ditujukan bukan hanya terhadap seni mapan, melainkan juga menjadi gerakan protes terhadap segala bentuk kemapanan. Pemberontakan mereka ada yang murni bersifat filosofis, ada yang berusaha mengubah tatanan masyarakat lewat cara cara damai, ada yang berupa kekuasaan,dan revolusi-revolusi. Roh pemberontak mengarah kesegala kondisi sosial yang dipikirnya menindas manusia. Biasanya ini diartikan sebagai pemerintah, atau hak milik pribadi yang berlebih.
1.5.2. Ideologi Ideologi sebagai sistem yang membimbing dan mempertahankan tindakan politik, ideologi harus didefinisikan sedemikian rupa untuk dikembalikan pada sistem kepercayaan politiknya, baik bersifat revolusioner, reformis, atau konservatif. Sebuah ideologi adalah kumpulan kepercayaan dan ketidakpercayaan yang diekspresikan dalam kalimat- kalimat yang bernilai, kalimat- kalimat permohonan dan pernyataan eksplanatoris. Ia dibuat untuk memberikan basis permanen yang relatif bagi suatu
22
kelompok masyarakat untuk membenarkan kepercayaan pada moral dan sedikit bukti faktual serta rasionalisasi berbasis kesadaran diri yang bertalian dengan legitimasi implementasi dan preskripsi teknis yang dimaksudkan u.ntuk menjamin tindakan yang ditampilkan demi perlindungan, reformasi, destruksi atau rekonstruksi dari tatanan yang ada. Ideologi bisa dimaknai dengan bagaimana kita melihat peristiwa dengan kacamata dan pandangan tertentu, kerangka berpikir tertentu. Ideologi juga bisa bermakna politik penandaan atau pemaknaan. Ini dimaksudkan Selinger bahwa ideologi merupakan penuntun seluruh tindakan politik seperti reformasi, destruksi, rekonstruksi tatanan sosial,dan perlindungan, apa yang mereka katakan, lakukan dan pola pikir mereka berdasarkan ideologi yang mereka yakini. Menurut Althusser ideologi bukanlah kesadaran palsu, justru ideologi membentuk kesadaran seseorang. Ideologi merupakan relasi yang riil , relasi dimana manusia menghidupkan relasi tersebut bagi dunia mereka. Relasi ideologi membuat contoh tertentu totalitas masyarakat yang, dalam sebuah tulisan yang provokatif. Ideologi menurut Althusser adalah representasi imajiner antara inividu dan kondisi yang nyata, representasi ini adalah materi indrawi atau bukan yang membentuk dasar pengambilan keputusan seseorang. Ideologi masuk dan bekerja melalui berbagai sumber yang terkait dengan struktur masyarakat seperti perangkat hukum, agama, pendidikan, agama, dll. Berdasar perangkat bisa dibagi menjadi dua, yaitu Repressive state Apparatus (RSA) dan Ideological State Aparattus (ISA). Marjinal melakukan ekspresi yang provokatif dengan ISA, yaitu memasukkan Ideologi melalui musik.
23
1.5.3. Artikulasi Kepentingan Artikulasi dikenal sebagai pengucapan bahasa yang baik dan benar, dalam bahasan ini bisa berarti kejelasan nada dan kata. Dalam hal ini, bahasa dalam liriklirik Marjinal pasti mempunyai cirri khas tertentu dalam artikulasi untuk mengekspresikan ideologi melalui musik. Artikulasi sering digunakan untuk maksud yang berbeda, seperti dalam politik dan musik. Konsep artikulasi dalam politik menurut Laclau dan Moffe adalah segala bentuk ekspresi yang diungkapkan ke dalam tulisan sehingga membangun hubungan diantara tanda. Artikulasi yang membedakan tanda yang satu dengan tanda yang lain dapat disebut dengan pemaknaan denotasi, arti harafiah, karena sudah diterima umum bahwa pada dasarnya tanda satu dengan yang lain pasti memiliki perbedaan makna. Pemaknaan itu tidak haya berhenti pada arti denotatif, tapi juga berlanjut ke makna konotatif. Karena subyek berbeda akan memiliki definisi yang berbeda atas sebuah makna denotatif yang sama. Sedangkan menurut Gabriel A. Almond artikulasi kepentingan dimaknai sebagai, penyampaian tuntutan dan dukungan. Kepentingan-kepentingan tersebut diartikulasikan atau dikemukakan oleh berbagai macam lembaga atau kelompok dengan berbagai macam cara.
30
Lembaga-lembaga, badan-badan atau kelompok-
kelompok yang mengartikulasikan atau mengungkapkan kepentingan masyarakat tadi, dapat berwujud lembaga, atau kelompok yang dibentuk pihak swasta ataupun pemerintah.31 Dalam hal ini Marjinal dibentuk secara independen, dari masyarakat itu sendiri yang disini dimaknai sebagai swasta.
30 31
Almond dalam Haryanto. 1982. Sistem Politik: Suatu Pengantar.Liberty: Jogjakarta. Ibid hal 50
24
1.6. Definisi Operasional 1.6.1. Anarkisme 1. Kebebasan, mengatur urusannya sendiri tanpa mau diikat oleh peraturan dan kekuasaan yang menindas. 2. Anti kemapanan 3. Sukarela, kerjasama suka rela, masyarakat yang adil dan bersatu 4. Solidaritas, kegotong royongan 5. Anti kapitalisme, menentang terhadap semua hak milik pribadi yang berlebih, dan segala sesuatu yang merampas hak milik orang lain. 6. Independen, tidak tergantung pada pasar(kapitalisme) 1.6.2. Ideologi 1. Gagasan/ ide 2. Kepercayaan dan ketidakpercayaan 3. Sebagai Penuntun 4. Representasi imajiner 5. Penandaan/ pemaknaan 1.6.3 Artikulasi 1. Tuntutan dan dukungan 2. ekspresi yang diungkapkan ke dalam tulisan
1.7. Metode Penelitian 1.7.1. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian studi kasus, karena model studi kasus lebih menekankan kedalaman pemahaman atas masalah yang diteliti.
25
Karena itu, metode studi kasus dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu dengan lingkup yang sempit. Kendati lingkupnya sempit, dimensi yang digali harus luas, mencakup berbagai aspek hingga tidak ada satu pun aspek yang tertinggal. Oleh karena itu, di dalam studi kasus sangat tidak relevan pertanyaan-pertanyaan seperti berapa banyak subyek yang diteliti, dan berapa banyak sampel dan sebagainya. Suatu penelitian dapat dikatakan studi kasus apabila proses penelitiannya dilakukan secara mendalam dan menyeluruh terhadap kasus yang diteliti.32 Obyek yang dapat diangkat sebagai studi kasus bersifat kontemporer, yaitu yang sedang berlangsung, atau telah berlangsung tetapi masih menyisakan dampak dan pengaruh yang luas, kuat, atau kushus pada saat penelitian dilakukan. Salah satu kekhususan penelitian studi kasus sebagai metoda penelitian studi kasus sebagai metode penelitian adalah pada tujuannya. Penelitian studi kasus sangat tepat digunakan pada penelitian yang bertujuan menjawab pertanyan bagaimana dan mengapa. 33 Metode ini akan digunakan untuk mempelajari dan melacak bagaimana komposisi musik dan lirik yang diciptakan oleh Marjinal mampu menghadirkan ekpresi ideologi tertentu guna mengartikulasikan kepentingan atau tujuan tertentu. Penelitian ini tetaplah sebuah penelitian yang berkaitan dengan studi politik, yakni mengenai kekuasaan. Pembangunan ekspresi mengenai ideologi terlahir melalui karya musik Marjinal akan ditangkap sebagai praktik kuasa dalam artikulasi kepentingan yang hadir melalui musik. Untuk mendapatkan data data yang diperlukan dalam penelitian ini,maka penulis kemudian menentukan sumber yang dapat digunakan dalam penelitin ini,untuk kemudian dilakukan analisa terhadapnya. Sumber sumber yang digunakan 32
John W. Creswell. 1998. Qualitative inquiry and research design:Choosing among five traditions. London : SAGE Publications. 33 Yin, Robert. K. 2009. Studi kasus: desain dan metode. Jakarta: raja grafindo persada.
26
anatara lain karya musik Marjinal yang telah terdokumentasi menjadi lima album music yaitu : Tunduk diam ditindas, atau bangkit melawan (1999), Anti Fasis Rasis Action (2000), MArsinah (2001), Predator (2005), Partai Marjinal (2009). Selain hal itu, penulis juga melakukan pencarian data dengan melakukan wawancara dengan Marjinal, mengamati pertunjukan musik yang diadakan oleh Marjinal, dan juga pengamatan dalam kehiduan dan aktivitas kesenian dan politik Marjinal serta komunitasnya. Selain itu, buku-buku, artikel-artikel dalam surat kabar, dalam website, dan dari tulisan lain yang relevan dan terkait dalam penelitian ini tidak akan luput untuk digunakan. Data data yang telah disebutkan sebagai data utama adalah kelima album musik Marjinal akan dipilih sesuai dengan nilai-nilai politisnya dan identitas yang dapat dilihat di dalamnya. Dalam hal ini, karya musik Marjinal diseleksi pada karya musik yang menghadirkan ideologi kolektifnya. Dilanjutkan dengan mengkaitkannya dengan konteks sosial dan politik yang terjadi di sekitarnya dalam rentang waktu tertentu. Secara singkat, ranah kerja penelitian ini lebih kepada proses mendokumentasi kondisi eksistensinya pada bidang praktis yang digunakan. Tentang bagaimana kemudian ekspresi terkait ideologi mereka (Marjinal) mampu diartikulasikan melalui musik, bukan melalui pernyataan langsungnya melalui media sosial, koran maupun media yang lain,akan tetapi tulisan ini memilih untuk memindai lewat karya musiknya, jadi biarkanlah karya musik yang berbicara.
1.7. 2. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk peneletian ini akan dibagi menjadi data utama dan data pendukung, maka tekhnik yang akan digunakan dalam memperoleh data tersebut adalah:
27
1. Interview a. Mike Marjinal b. Komunitas taring babi c. Fans Marjinal d. Pendengar Music Marjinal 2. Observasi dan Dokumentasi Observasi lapangan digunakan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya setelah mendapat informasi dari media, surat kabar, internet, wawancara live di media. Dokumentasi untuk menjadi data pendukung melalui buku, jurnal, internet, majalah, dan album musik.
1.8. Sitematika Penulisan 1. PENDAHULUAN 2. MARJINAL KELOMPOK PENYUARA IDEOLOGI ANARKISME 2.1 Marjinal : Anarki Yang Inspiratif 2.2 Marjinal Mengumandangkan Sisi Lain Anarkisme 2.3 Beberapa Cara Marjinal Menyuarakan Ideologi Anarkisme 3. MENYUARAKAN
IDEOLOGI
MELALUI
MUSIK:
MARJINAL MENGUSUNG ANARKISME MELAULUI LIRIK. 3.1 Musik Yang Terpilih 3.2 Kekuatan Musik Marjinal 3.3 Runtutan Karya Musik Marjinal 4. MELEMPAR IDEOLOGI MELALUI MUSIK 4.1 Artikulasi Ideologi Melalui Lirik 4.2 Bahasa Dalam Musik Sebagai Artikulasi Kepentingan
STRATEGI
28
5. REFLEKSI:PERSEBARAN IDE dan PROSES PERTEMUAN KAWAN 5.1 Komunitas yang Terbentuk dari Perluasan Ide 5.2 Pendengar Musik Marjinal yang Mengalami Perubahan Pola Pikir 5.3 Perluasan Ide dan Proses Pertemuan Kawan 6. PENUTUP