1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan seluruh umat manusia. Betapa pentingnya pendidikan sehingga siapapun tidak dapat lepas dari proses pendidikan, karena dengan mengikuti proses pendidikan lah setiap individu dapat mengembangkan potensi dan keahliannya masing-masing agar dapat bertahan hidup dan memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini. Sebagaimana Muchtar (2008: 14) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagaimana mestinya.” Dari definisi yang diungkapkan tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dalam usaha manusia untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya. Senada dengan ungkapan Muchtar, Tafsir (2008: 28) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif”. Sementara itu Taqiyuddin (2008: 1) menyatakan bahwa “pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat dari keadaan tertentu ke suatu keadaan yang lebih baik.” Beberapa definisi yang diungkapkan para ahli di atas pada dasarnya memiliki kesamaan, yaitu pendidikan merupakan suatu upaya atau usaha yang dilakukan agar dapat mengembangkan potensi seseorang menjadi lebih baik. Potensi dan keahlian seringkali menjadi objek utama para praktisi pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan yang berkualitas. Sehingga seringkali muncul ungkapan bahwa pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jenis-jenis kecerdasan yang seringkali didengar adalah tentang kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Dua jenis kecerdasan itulah yang selalu menjadi fokus utama lembaga-lembaga pendidikan dalam Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
upaya menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi (Saleh, 2009: 5). Intelegence Quotient (IQ) mengacu pada kecerdasan intelektual siswa dalam memahami materi-materi yang disampaikan oleh para gurunya. IQ seringkali menjadi indikator yang dominan dalam proses pembelajaran untuk mengukur berhasil atau tidaknya guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Begitu pula dengan Emotional Quotient (EQ), sering juga menjadi bahan penilaian guru terhadap siswanya selain dari IQ-nya. Kedua aspek kecerdasan tersebut di atas selama ini menjadi fokus perhatian para guru dalam mendidik para siswanya (Saleh, 2009: 5). Pada kenyataannya, pengembangan IQ dan EQ saja tidaklah cukup untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Fenomena yang terjadi diantara kalangan siswa pada saat ini merupakan cerminan bahwa IQ dan EQ tidak menjamin siswa menjadi manusia yang kompeten dan diharapkan dapat berguna bagi keluarga, agama dan negaranya. Tawuran antar pelajar yang semakin hari semakin tidak terkendali, perilaku seks bebas, maraknya tindak kriminal yang dilakukan oleh pelajar, penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya merupakan bukti bahwa pendidikan yang selama ini difokuskan pada aspek IQ dan EQ semata tidaklah cukup untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang memiliki kompetensi tinggi. Sehingga tidaklah heran, banyak orang di negara ini yang memiliki kecerdasan tinggi namun memiliki moral yang rendah. Akibatnya kejahatan semakin merajalela, korupsi pun sedikit demi sedikit terus menambah penderitaan rakyat dan hanya memperkaya sebagian orang atau kelompok tertentu (Saleh, 2009: 5). Untuk meningkatkan kualitas moral siswa, pendidikan seharusnya tidak hanya terfokus pada aspek IQ dan EQ saja. Aspek Spiritual Quotient (SQ) pun harus menjadi bahan pertimbangan para praktisi pendidikan dalam upaya mengembangkan potensi dan kemampuan siswa. SQ dapat dijadikan sebagai penyeimbang dari IQ dan EQ, sehingga selain menjadikan siswa menjadi cerdas secara akademis namun juga cerdas dalam berperilaku yang sesuai dengan normanorma yang berlaku. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Zohar dan Marshal yang kemudian dikutip oleh Ramadi dan Permadi (2001: 9) bahwa “kecerdasan Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
spiritual (SQ) merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dua jenis kecerdasan sebelumnya yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.” Ungkapan ini mempertegas bahwa SQ sangatlah perlu untuk dikembangkan dalam proses pendidikan. Lebih jauh lagi Ramadi dan Permadi (2001: 11) mengungkapkan bahwa: “Kecerdasan spiritual mengajarkan kepada manusia, bahwa kita bukan hanya ada dalam dunia, tetapi benar-benar adalah ada di dalam dunia. Disini orang yang cerdas secara spiritual cenderung untuk tidak saja berbuat dan bertanggungjawab bagi dirinya, akan tetapi juga berbuat dan bertanggungjawab terhadap dunia secara keseluruhan.” Berdasarkan ungkapan di atas, jelaslah bahwa seseorang dengan tingkat SQ yang tinggi lebih memiliki tanggungjawab terhadap unsur yang ada di luar dirinya sendiri daripada orang yang memiliki IQ dan EQ tinggi namun SQ rendah yang memiliki karakter egois, hanya bertanggungjawab pada dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan tanggungjawab pada orang lain. Kecerdasan spiritual dipercaya mampu mengantarkan manusia pada ketenangan dan kesadaran diri yang tinggi saat melakukan serangkaian aktivitas spiritual. SQ dipercaya dapat mencegah manusia untuk menggunakan IQ dan EQ yang dimilikinya dengan jalan yang salah. SQ merupakan penyeimbang yang ideal bagi IQ dan EQ (Saleh, 2009: 5). Oleh karena itu, penting sekali menumbuh kembangkan aspek SQ siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya, guru sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah harus mampu
menginternalisasi
nilai-nilai
spiritual
keagamaan
dalam
proses
pembelajaran apapun sehingga siswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya pada jalan yang benar. Perlu diingat bahwa peran guru dalam proses pembelajaran bukanlah hanya sebatas pengajar saja yang cukup menyampaikan semua materi kepada siswa dan segera keluar kelas apabila materi telah disampaikan. Guru memiliki peranan juga dalam mengembangkan aspek SQ siswa. Peranan guru dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengembangkan aspek SQ siswa sebenarnya banyak dijelaskan dalam Al-Qur`ān. Beberapa ayat Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
dalam Al-Qur`ān dengan jelas mendeskripsikan mengenai bagaimana peran seorang pendidik (dalam hal ini guru) dalam memberikan pendidikan yang layak untuk anak didiknya (siswa). Misalnya dalam Q.S. Luqmān ayat 12-19 yang mengkisahkan tentang didikan Luqmān kepada anaknya. Ayat-ayat dalam Q.S. Luqmān ayat 12 – 19 secara jelas menerangkan tentang apa dan bagaimana seharusnya seorang pendidik mendidik anak didiknya. Sehingga sudah sepantasnya guru berpegang teguh pada Al-Qur`ān sebagai pedoman
baginya untuk melaksanakan proses pendidikan yang tidak hanya
menekankan kepada aspek IQ dan EQ saja, akan tetapi juga fokus kepada pengembangan SQ siswa. Namun sayangnya, jarang sekali guru yang menjadikan ayat-ayat dalam Q.S. Luqmān sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, dan hanya berpedoman pada perencanaan pembelajaran yang hanya fokus pada aspek IQ dan EQ saja. Sehingga sangat mungkin dari lembaga pendidikan seperti sekolah, muncullah lulusan-lulusan cerdas secara intelektual dan emosionalnya namun tidak cerdas secara spiritualnya yang berpotensi meningkatkan peluang degradasi moral diantara kalangan orang-orang yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan fenomena di atas, maka perlulah dikaji kembali mengenai aspek-aspek kecerdasan spiritual yang seharusnya disampaikan oleh guru kepada siswanya dengan berpedoman kepada kitab suci Al-Qur`ān yang memuat banyak konsep pendidikan yang ideal. Sehingga penulis merasa tertarik untuk mengkajinya lebih dalam dengan menyusun sebuah skripsi dengan judul: AspekAspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islām (Studi Tematis Tentang Surat Luqmān ayat 12 – 19).
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Proses pendidikan yang selama ini diterapkan di Indonesia lebih menekankan kepada pengembangan aspek IQ dan EQ saja. Sistem pendidikan saat ini disadari atau tidak hanya berorientasi pada IQ dan EQ siswa. Tingkat IQ dan EQ seringkali menjadi pertimbangan yang dominan bagi guru dalam Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
memberikan penilaian terhadap siswa. Akibatnya siswa pun ketika mengikuti proses pembelajaran hanya berorientasi pada tujuan untuk meningkatkan aspek-aspek akademis saja seperti nilai yang baik dan aktivitas yang tinggi ketika mengiktui proses pembelajaran. IQ atau kecerdasan intelektual merupakan ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan kognitif siswa. Artinya IQ lebih cenderung kepada aspek kognitifnya saja. Seringkali guru atau orangtua merasa bangga apabila diantara anak didiknya ada yang memiliki IQ yang tinggi daripada SQ yang tinggi. Siswa dengan IQ yang tinggi diprediksi dapat meraih sukses dalam kehidupan dengan modal kecerdasan intelektual tinggi yang dimilikinya. Sebagian besar guru dan orangtua siswa begitu berharap anak didiknya dapat memiliki tingkat IQ yang tinggi karena dianggap memiliki jaminan untuk sukses. Selain IQ, aspek EQ juga merupakan aspek yang seringkali mendominaṣi penilaian guru terhadap siswa. EQ atau kecerdasan emosional merupakan ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang berdasarkan kecakapannya dalam lingkup pribadi dan sosial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Goleman yang dikutip oleh Saleh (2009: 3), “kecerdasan emosional meliputi dua kecakapan yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial”. EQ dianggap sebagai pelengkap dari IQ yang sangat menentukan kesuksesan seseorang. Sehingga sebagian besar guru hanya terfokus pada pengembangan kedua aspek tersebut dalam proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Pada kenyataannya, upaya pengembangan aspek IQ dan EQ saja tidaklah cukup untuk mempersiapkan siswa agar dapat menjadi orang yang sukses. Perilaku-perilaku
menyimpang
dari
siswa
seperti
budaya
tawuran,
penyalahgunaan narkoba, perilaku seks bebas, dan lain sebagainya merupakan cerminan bahwa proses pendidikan yang selama ini difokuskan kepada IQ dan EQ saja tidaklah cukup untuk mempersiapkan siswa agar menjadi generasi yang dapat diandalkan suatu saat nanti. Oleh karena itu, diperlukan langkah
Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
pengembangan terhadap aspek lain selain IQ dan EQ untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. 2. Perumusan Masalah Oleh karena aspek IQ dan EQ saja tidaklah cukup untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan pendidikan. Maka perlu diperhatikan pula mengenai aspek SQ atau kecerdasan spiritualnya. Untuk lebih memahami mengenai aspek-aspek kecerdasan spiritual, perlu dikaji lebih dalam mengenai kandungan Q.S. Luqmān ayat 12 – 19 yang membahas mengenai kisah didikan Luqmān terhadap anaknya dengan memahami maknanya serta menemukan aspek-aspek kecerdasan spiritual yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut. Maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana penafsiran para ahli terhadap Q.S. Luqmān ayat 12 – 19? b. Aspek-aspek kecerdasan spiritual apa saja yang terkandung dalam Q.S. Luqmān ayat 12 – 19? c. Bagaimana implikasi aspek-aspek kecerdasan spiritual dalam dunia pendidikan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penafsiran para ahli terhadap Q.S. Luqmān ayat 12 – 19 2. Untuk mengetahui aspek-aspek kecerdasan spiritual yang terkandung dalam Q.S. Luqmān ayat 12 – 19 3. Untuk mengetahui implikasi aspek-aspek kecerdasan spiritual dalam dunia pendidikan
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat dari segi teori Dari segi teori, diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
tentang
aspek-aspek
kecerdasan
spiritual
yang
harus
Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
diinternalisasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat mengatasi kekurangan penelitian lainnya tentang Q.S. Luqmān yang belum mengkaij mengenai aspek-aspek kecerdasan spiritual yang terkandung di dalamnya. 2. Manfaat dari segi kebijakan Dari segi kebijakan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para penentu kebijakan di sekolah untuk lebih mengembangkan aspek-aspek kecerdasan spiritual dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang cerdas dari aspek IQ, EQ dan SQ-nya. 3. Manfaat dari segi praktik Dari segi praktik, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran yang tidak hanya menekankan kepada aspek IQ dan EQ, akan tetapi juga menekankan pada aspek SQ siswa. 4. Manfaat dari segi isu Dari segi isu, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca lainnya agar dapat menyikapi fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya mengenai rendahnya tingkat kecerdasan spiritual siswa.
E. Definisi Operasional 1. Kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik), serta berprinsip „hanya karena Allāh. 2. Pendidikan
Islam
adalah
sebuah
proses
menumbuhkan
dan
mengembangkan pengetahuan agama Islām peserta didik dengan metodemetode
tertentu
dan
melalui
kegiatan-kegiatan
tertentu
sehingga
Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya agar bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
F. Struktur Organisasi Skripsi Agar tersusun secara sistematis, maka penelitian ini disusun berdasarkan struktur organisasi skripsi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
: Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian
dan
struktur organisasi skripsi BAB II
: Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka yang
Kajian Pustaka
membahas teori-teori yang berkaitan dengan
dan Kerangka Pemikiran
masalah penelitian. Selain itu berisi tentang kerangka pemikiran yang melandasi penelitian
BAB III Metode Penelitian
: Pada bab ini berisi tentang penjabaran metode penelitian yang terdiri dari data dan sumber data, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data
BAB IV
: Pada bab ini berisi tentang pengolahan data
Hasil Penelitian
penelitian dan pembahasan atau analisis temuan
dan Pembahasan
penelitian
BAB V Kesimpulan dan Saran
: Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil
berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan serta beberapa saran yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan masalah yang telah diteliti
Wilda Akmalia Fithriani, 2013 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Tematis Tentang Surat Luqman ayat 12 – 19) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu