BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan siswa dalam belajar, karena keterampilan menyimak mendominasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dibanding keterampilan lainnya. Siswa yang tidak terampil dalam menyimak maka akan mengalami kesulitan dalam belajar bahasa. Seperti yang diungkapkan oleh Rost (1994: 141-142) bahwa keterampilan menyimak berperan penting dalam proses pembelajaran bahasa kedua karena dapat memberikan input yang berarti bagi orang yang sedang mempelajari bahasa tersebut. Menyimak merupakan keterampilan reseptif yang memberikan kontribusi yang besar terhadap keterampilan produktif (berbicara dan menulis). Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain, yaitu siswa memperoleh informasi dari bahan simakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari kemampuan menyimak juga memegang peranan penting dalam pengembangan diri, perilaku, dan hubungan sosial, yakni dalam berkomunikasi secara efektif, setiap orang harus mampu menyimak secara efektif untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Astuti (2008) bahwa kemampuan menyimak sangat penting dipelajari guna menunjang kemampuan berbahasa yang baik, dengan kemampuan berbahasa yang baik maka akan memperlancar komunikasi. Pernyataan di atas sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, dijelaskan bahwa dalam pelajaran bahasa Indonesia terdapat emapat aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Standar kompetensi menyimak yang harus dikuasai oleh siswa adalah: “Memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat”. Memahami cerita wacana lisan tentang suatu peristiwa dan cerita pendek terdapat dalam standar kompetensi kelas lima sekolah dasar. Pentingnya keterampilan menyimak juga tetuang dalam peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum dalam pasal 6 yang menerangkan bahwa: Susilowati, 2013 Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi”. Kemampuan berkomunikasi yang dijelaskan dalam pasal 6 tersebut berkaitan dengan keterampilan menyimak siswa, karena siswa yang tidak terampil dalam menyimak maka akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Kedua peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa siswa harus dapat menyimak secara intensif (memahami dan mengingat informasi yang disimak) dan menyimak ekstensif (menyimak percakapan dalam kehidupan sehari-hari). Menyimak intensif dan ekstensif ini terdapat dalam pembelajaran menyimak kelas lima. Betapa pentingnya keterampilan menyimak sehingga pada tahun 1955 dalam “Review of Educational Research” keterampilan menyimak memperoleh wadah satu bab khusus sebagai keterampilan berbahasa. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rankin pada tahun 1926 melaporkan bahwa orang dewasa rata-rata 42% waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak, sementara dalam kajian Brieter didapatkan hasil bahwa orang rumahan menggunakan rata-rata 48% waktunya untuk menyimak, adapun kajian Barker menyebutkan hasil bahwa rata-rata mahasiswa menggunakan 53% waktunya untuk menyimak (Ibrahim, 2001: 20-21). Masih dalam Ibrahim (2001: 24) terdapat beberapa kajian tentang menyimak, ada sebuah penelitian yang mencoba mengukur persentase menyimak materi oleh pelajar dari semua tingkat pendidikan di dalam ruangan kelas, hasilnya yaitu: menurut Walt pada siswa sekolah dasar tingkat persentase mendengarkan sebesar 58%, menurut Mark Charov pada siswa sekolah menengah tingkat persentase mendengarkan sebesar 46%, dan menurut Taylor tingkat persentase mendengarkan untuk mahasiswa sebesar 90%. Pada tahun 1950 Miriam E. Wilt melaporkan bahwa jumlah waktu yang dipergunakan oleh siswa untuk menyimak di kelas sekolah dasar kira-kira 2 jam sehari. Dalam suatu penelitian terhadap para mahasiswa baru, sebanyak 27% mereka dapat mengenal unsur-unsur pokok kuliah sebelum pengajaran dimulai, sesudah dilakukan pengajaran sebanyak 50% dari para penyimak yang kurang baik menunjukan peningkatan yang menggembirakan. Dalam penelitian lain, Beery melaporkan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan menyimak Susilowati, 2013 Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tingkat intelegensi anak, yaitu berkisar antara 27 sampai 56%. Telaah diatas menunjukan
betapa
pentinya
keterampilan
menyimak
dalam
keberhasilan
proses
pembelajaran (Tarigan, 2008: 12-13). Dengan demikian, tampaklah jelas bahwa implikasi pengajaran menyimak sangat penting dalam pengembangan dan peningkatkan pembelajaran. Namun dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan atau kendala dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti kenyataan yang dihadapi bahwasanya kemampuan siswa dalam menyimak, khususnya memahami isi cerita dan mengungkapkan kembali isi cerita sangat kurang. Rendahnya kemampuan menyimak dialami oleh siswa kelas lima di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung. Dalam observasi awal menurut guru kelas yang bersangkutan sebagian besar siswa kurang memiliki kemampuan yang memadai dalam keterampilan menyimak. Oleh karena itu, daya simak siswa kelas lima SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung perlu terus dibina dan ditingkatkan secara maksimal, sehingga dapat menunjang terhadap prestasi belajarnya. Pada dasarnya setiap siswa mempunyai potensi yang besar dalam hal keterampilan menyimak, akan tetapi pengaruh faktor internal (dalam diri siswa) dan eksternal (lingkungan) dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan menyimak siswa. Faktor dalam diri siswa berupa pikiran-pikiran yang mengganggu konsentrasi siswa sedangkan faktor lingkungan
merupakan
proses
pembelajaran
yang
dilakukan
di
sekolah
hanya
mengoptimalkan otak kiri serta proses pembelajaran yang monoton sehingga siswa menjadi jenuh. Selain itu, proses pembelajaran yang terbaik untuk menyimak juga sering terabaikan dengan asumsi bahwa kemampuan menyimak merupakan kemampuan yang lahir secara alamiah. Kedua faktor tersebut berdampak pada tidak optimalnya potensi yang keluar dari dalam diri siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu usaha untuk menentukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa serta memberikan kenyamanan bagi siswa dalam belajar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah penggunaan metode Brain Gym. Brain Gym merupakan metode yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan seluruh dimensi otak kanan dan kiri yang dapat meningkatkan kemampuan belajar.
Susilowati, 2013 Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian penulis bermaksud untuk menganalisa masalah dan temuan yang terjadi sehingga termuat dalam sebuah judul penelitian “Pengaruh Metode Brain Gym dalam Pembelajaran Menyimak Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah penelitian dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut. a. Kemampuan menyimak sangat penting dalam pengembangan dan peningkatkan pembelajaran. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran di sekolah pengajaran langsung bagaimana yang terbaik untuk menyimak sering terabaikan. b. Sebagian besar siswa kurang memiliki kemampuan yang memadai dalam keterampilan menyimak. c. Belum diterapkannya metode yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat menstimulasi keseluruhan bagian otak dalam meningkatkan kemampuan menyimak. Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti memandang perlu merumuskan masalah agar tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan karya ilmiah ini dapat lebih terarah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Metode Brain Gym dapat berpengaruh terhadap Kemampuan Menyimak Siswa kelas V di SDN Cisomang 2?” Agar lebih fokus maka penelitian ini dibatasi pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : a. Bagaimanakah kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sebelum penerapan metode Brain Gym ? b. Bagaimanakah kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sesudah penerapan metode Brain Gym ? c. Bagaimanakah perbedaan kemampuan menyimak antara kelompok siswa kelas VB yang menerapkan metode Brain Gym dengan kelompok siswa kelas VA yang menerapkan metode konvensional ?
C. Tujuan penelitian Susilowati, 2013 Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memperhatikan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbedaan sebagai berikut. a. Mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sebelum penerapan metode Brain Gym dalam pembelajaran menyimak. b. Mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sesudah penerapan metode Brain Gym dalam pembelajaran menyimak. c. Mengetahui perbedaan kemampuan menyimak antara kelompok siswa yang menerapkan metode Brain Gym dengan kelompok siswa yang menerapkan metode konvensional.
D. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis Bagi bidang keilmuan pendidikan sekolah dasar, dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V melalui metode Brain Gym. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru : dapat menambah referensi belajar mengajar mengenai pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menyimak siswa dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan program pembelajaran. b. Bagi Peneliti : manfaat bagi peneliti sendiri yaitu, memberikan pengalaman dan sebagai bukti empiris tentang pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menyimak siswa kelas V SD dalam pembelajaran menyimak, yang nantinya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang terkait.
E. Struktur Penulisan Sistem dalam penulisan tesis ini terdiri dari lima bab sebagai berikut. Bab I berisikan pendahuluan dengan sub judul; latar belakang penulisan penelitian yg berjudulkan “Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2”,
Susilowati, 2013 Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur penulisan penelitian. Bab II membahas kajian pustaka antara lain argumen dan opini peneliti mengenai metode Brain Gym dan keterampilan menyimak yang didukung oleh teori dasar dari para ahli. Subjudul pada bab ini yaitu; Konsep metode Brain Gym, Konsep keterampilan menyimak, Manfaat menyimak, Tahapan menyimak, Proses kognitif dalam kegiatan menyimak, Kemampuan menyimak siswa sekolah dasar, Penilaian keterampilan menyimak, Cerita anak, Manfaat cerita anak, Bab III membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melalukan penelitian, yakni metode penelitian Eksperimen Kuasi. Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab V membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang di lakukan peneliti dan rekomendasi penelitian lebih lanjut.
Susilowati, 2013 Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu