BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian “Pariwisata saat ini telah merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang sangat menjanjikan...”(Hermantoro, H, 2011 : 17). Berkembangnya perjalanan wisatamenyebabkan berkembangnya sebuah Daerah Tujuan Wisata (DTW). Perjalanan wisata yang dilakukan tidak luput dari adanya pergerakan wisatawan. Pergerakan wisatawan mampu mendorong sebuah pertumbuhan ekonomi, meningkatkan citra kawasan, dan memicu dinamika pembangunan
suatunegara
daripendapatan
devisa
yang
menguntungkan.
Berdasarkan data UNWTO (United Nations World Tourism Organization) dalam Hermantoro, H (2011 : 17), mengemukakan bahwa: Pada tahun 1995 jumlah pergerakan wisatawan dunia hanya sebesar 565 juta wisatawan dengan pembelanjaan total sebesar USD 401 miliar. Namun tahun 2020 diperkirakan akan terjadi pergerakan sebanyak 1,6 milyar wisatawan dengan total pembelanjaan sebesar USD 2.000 miliar atau dengan perkiraan pembelanjaan rata-rata sebesar lebih dari USD 5 miliar per hari. Sammeng, A (2000 : 4) mengemukakan bahwa “Indonesia yang membentang diantara samudera Hindia dan lautan Pasifik, terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dan penduduknya mempunyai budaya yang beranekaragam itu memang memiliki potensi kawasan wisata”. Berdasarkan data Kinerja Pembangunan Indonesia Tahun 2004-2012, pariwisata di Indonesia sendiri telah mengalami perkembangan.Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sejak tahun 2006 menunjukkan tren peningkatan, dimana perkiraan jumlah devisa yang dihasilkan juga terus mengalami peningkatan dengan puncaknya pada tahun 2012 yaitu sebesar USD 9.121 jutaatau mencapai USD 9,1 milyardengan jumlah kunjungan sebanyak 8.004.462 wisatawan. Berikut ini dapat dilihatpada tabel 1.1 mengenai perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012 Tahun
Jumlah Wisman
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
5.321.165 5.002.101 4.871.351 5.505.759 6.234.497 6.323.730 7.002.944 7.649.731 8.004.462
Perkiraan Penerimaan Devisa (USD Juta) 4.798 4.522 4.448 5.346 7.348 6.298 7.603 8.554 9.121
Sumber : Kinerja PembangunanIndonesia, 2004-2012
Berkaitan dengan pernyataan di atas, perkembangan pariwisata yang pesat ini didorong oleh terwujudnya peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat serta kemajuan teknologi.Kemajuan teknologi memudahkan wisatawan untuk mendapatkan sebuah informasi mengenai Daerah Tujuan Wisata (DTW) melalui internet. Berkembangnya transportasi menyebabkan perjalanan semakin cepat dan mudah dalam mencapai Daerah Tujuan Wisata (DTW). Informasi secara online pun dapat memudahkan wisatawan dalam memesan jasa transportasi, jasa akomodasi, serta jasa-jasa lain yang dibutuhkan.Pada tahap euforia, kunjungan wisatawan akan permintaan pariwisata membuat masyarakat antusias dalam menawarkan
berbagai
potensi
wisata
yang
dimiliki.Keuntungan
yang
diperolehmelalui pembelian produk-produk khas daerah tujuan wisata dan lainnya,
membangkitkankewiraswastaan
dan
menumbuhkan
usaha-usaha
ekonomi, dimana usaha-usaha ini tidak hanya pada sektor pariwisata saja, melainkan juga disektor lain yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perkembanganpariwisata.Namun, Pitana dan Putu (2005 : 6) memandang bahwa peranan pariwisata bukan hanya masalah ekonomi saja, sebagaimana dikemukakannya bahwa: Peranan pariwisata bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, politik, dan seterusnya. Pariwisata adalah suatu sistem yang multikompleks, dengan berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi antar sesama. Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Uraiantersebut menerangkan bahwa sektor pariwisata merupakan kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakatsetempat serta saling mempengaruhi antar sesama. Adanya pergerakan wisatawan dari suatu lingkungan masyarakat tertentu ke lingkungan masyarakat lain yang berbeda adat istiadatnya,adanya interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat,sertaadanyatingkah laku dan keinginan wisatawan yang berbedabedadan bahkan bertolak belakang dengan kebiasaan hidup masyarakat setempat,maka banyak atau sedikitnya dapatmempengaruhi gaya hidup(the way of life)penduduk setempat serta lingkungan yang didatangi, dimanapengaruh tersebut dapat bernilai positif ataupun dapat bernilai negatif. Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki keragaman sumber daya wisata.Dilihat dari kondisi geomorfologinya, Kabupaten Subang yang memiliki bentang alam yang bervariatif ini, mulai dari daerah pegunungan, berbukit, hingga dataran rendah, memilikiODTW Alam, ODTW Budaya serta, ODTW Minat Khusus. Berdasarkan keragaman Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada,Kabupaten Subangditetapkan menjadi salah satu dari enam Wilayah Pengembangan Wisata (WPW) Jawa Barat dan Banten yangmemilikipotensi untuk dikembangkan.Keragaman potensi membuatdaerahdaerah di Kabupaten Subang yang ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) menjadiramai dikunjungi wisatawan. Adapun jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Subang dari tahun 2008-2012 mengalami pertumbuhan yang berbeda, seperti halnya ditunjukkan pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kabupaten Subang Tahun 2008 – 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Lokasi Jumlah Wisatawan Objek Wisata 32 5.478.471 35 5.498.729 35 3.060.960 38 3.277.710 39 3.398.262
Jumlah Winus
%
Jumlah Wisman
%
5.418.707 5.429.594 2.852.513 3.116.420 3.227.988
98,91 98,74 93,19 95,08 94,99
59.764 69.135 208.447 161.290 170.274
1,09 1,26 6,81 4,92 5,01
Sumber : DisbudparporaKabupaten Subang, 2012 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Dari tabel 1.2, pertumbuhan kunjungan wisatawan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Subangmengalami perubahan yang dinamis. Pertumbuhan kunjungan wisatawan ini dapat mempengaruhiPendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Subang. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten
Subang
disusun
untuk
dijadikan
sebagai
pedoman
dalam
pengembangan selanjutnya.Berdasarkan RIPPDAKabupaten Subang, terdapat tiga Satuan Kawasan Wisata (SKW) yang tersebar di Kabupaten Subang yaitu SKW Ciater, SKW Kalijati, dan SKW Patimban. Satuan Kawasan Wisata (SKW) ini memiliki jumlah objek wisata yang berbeda.Ditetapkannya jumlah objek wisata ini disesuaikan dengan potensi daerah yang dimiliki.Bila dibandingkan dengan Satuan Kawasan Wisata lainnya, yaitu SKW Kalijati yang memiliki 6 objek wisatadan SKW Patimban yang memiliki 5 objek wisata, SKW Ciater lebih memiliki beragam objek wisata yaitu sebanyak 20 jenisyang tersebar di berbagai Kecamatan.Satuan Kawasan Wisata (SKW) Ciater akan terus berkembang cepat dengan kemenarikan dan keberagaman objek wisatayang dimiliki. Sebagaimana dijelaskan dalamRIPPDA Kabupaten Subang (2008 : II-15), bahwa : Dalam RTRW kabupaten Subang, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas. Berdasarkan wilayah pengembangan, kegiatan pariwisata ini akan lebih menonjol di daerah selatan. Pengembangan kegiatan pariwisata di daerah selatan akan mengembangkan kegiatan yang sudah ada juga mengembangkan objek-objek yang belum dimanfaatkan secara optimal dan membentuk kegiatan baru. Pemaparan tersebut telah menyatakan bahwa daerah Subang bagian selatan akan lebih menonjol bila dibandingkan dengan bagian daerah lainnya. Daerah selatan ini merupakan bagian dari Satuan Kawasan Wisata (SKW) Ciater. Sebagian besar objek-objek wisata berada dalam Satuan Kawasan Wisata (SKW) Ciater. Keragaman objek wisata yang dikembangkan, membuat wisatawan semakin antusias dalam memilih objek wisata yang ingin dikunjunginya. Sehingga, keragaman objek wisata ini mempunyai peranan penting dalam perkembangan wilayah Kabupaten Subang. Adapun persebaran objek wisata di Kabupaten Subang ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut ini yang disajikan dalam Peta Satuan Kawasan Wisata dan Persebaran Objek Wisata Kabupaten Subang. Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.1 Peta Satuan Kawasan Wisata dan Persebaran Objek Wisata Kabupaten Subang
6
Sejalan dengan dinamika penduduk, gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai bidang terminologi. Salah satu perkembangan pariwisata ialah Desa Wisata. Nuryanti, W dalam Prihandono, F (2011 : 17) mengemukakan bahwa “Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi, antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku”. Suatu pedesaan yang khas parahyangan atau Tatar Sunda, haruslah memiliki potensi atraksi wisata alamiah berupa benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, adanya hasil ciptaan manusia, tata cara hidup masyarakat yang unik, yang didukung dengan kondisi lingkungan alam, sosial budaya, ketersediaan fasilitas (amenitas) dan aksesibilitas yang mampu menopang kegiatan pariwisata. Daerah yang memiliki karakteristik pola kehidupan sosial budaya yang unik di Kabupaten Subang ialah Desa Sanca Kecamatan Ciater dan Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak. Sebagian besar masyarakat di kedua desa ini, bermatapencaharian sebagai petani dengan mengolah lahan menjadi sawah dan kebun. Masyarakat agraris Desa Sanca dan Desa Bunihayu memanfaatkan teknik tanam padi secara tradisional mulai dari nandur, ngawuluku, ngabuat (membajak sawah, menanam padi, menuai padi hingga panen). Pengunjung dapat melihat serta bergabung dengan warga desa atau petani untuk menggarap sawahnya maupun kebun. Selain itu, dari hasil panen tersebut, pengunjung dapat memetik dan merasakan buah-buahan segar langsung dari pohonnya atau dapat dibawa pulang sekadar untuk oleh-oleh. Selain buah-buahan, pengunjung dapat menikmati makanan dan minuman khas pedesaan Tatar Sunda serta disuguhi atraksi budaya setempat dengan menunjukan beberapa pergelaran seni yang diiringi alat-alat kesenian tradisional yang telah dipelihara masyarakat desa. Keahlian masyarakat desa dalam mementaskan pergelaran seni sudah menjadi tradisi leluhur yang diwariskan secara turun temurun. Pergelaran kesenian ini dilaksanakan pada upacara-upacara penting yang terdapat dalam kehidupan masyarakat desa. Hingga saat ini, kegiatan tersebut masih tetap dilaksanakan sebagai salah satu sendi kehidupan masyarakat yang mampu Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
menumbuh kembangkan dan melestarikan seni-budaya milik masyarakat Subang. Kondisi lingkungan alam, warisan seni-budaya yang bernilai, serta tata cara hidup masyarakat Sunda yaitu dengan konsep “silih asah, silih asih, silih asuh”, dan aktivitas kegotongroyongan yang mewarnai hampir semua aspek kehidupan kemasyarakatan, menjadikan daerah Sanca dan Bunihayu memiliki daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW). Sehingga, kedua desa ini pun, yaitu Desa Sanca dan Desa Bunihayu ditetapkan menjadi Desa Wisata di Kabupaten Subang. Desa Sanca dikenal dengan nama Desa Wisata Wangunharja dan Desa Bunihayu dikenal dengan nama Desa Wisata Sari Bunihayu. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 1.3 mengenai persebaran Desa Wisata di Kabupaten Subang yang berada dalam SKW Ciater yang tersebar dalam dua Kecamatan yang berbeda. Tabel 1.3 Objek dan Daya Tarik Wisata dalam SKW Ciater di Kabupaten Subang No
Objek Wisata
Jumlah Kunjungan
Alamat
1
Curug Cileat
Desa Cibogo Kec. Cisalak
1.371
2
Sari Ater
Jln. Raya Ciater – Kec. Ciater
3
Ciater Spa Resort
Jln Raya Ciater Kec. Ciater
61.879
4
Ciater Highland
Jln. Raya Ciater – Kec. Ciater
27.444
5
Tangkuban Perahu
Jl. Raya Cikole Kec. Ciater
6
Desa Wisata Wangunharja
Desa Sanca Kec. Ciater
1.516
7
Situ Cigayonggong
Desa Cibeusi Kec. Ciater
9.865
8
Curug Cibareubeuy
Desa Cibeusi Kec. Ciater
294
9
Bukit Ciater Kebun Strowbery
Jl. Raya Ciater Kec. Ciater
425
10
Curug Cibentang
Desa Sanca Kec. Ciater
233
11
Curug Cijalu
Desa Cipancar Kec.Sagalaherang
2.310
12
Batu Kapur
Curug Agung Kec.Sagalaherang
12.667
13
Curug Ponggang
Desa Ponggang Kec.Sagalaherang
389
14
Situ Telun
Desa Telaga Sari Sagalaherang
286
15
Camping Wisata Alam Cimuja Indah
Desa Cicadas Kec.Sagalaherang
341
16
Curug Capolaga
Kec. Sagalaherang
17
Ciater Resort Valley
Desa Cicadas Kec. Sagalaherang
18
Taman Wisata Tirta Alam
Desa Cibinong Kec. Sagalaherang
1.751.913
1.
348.583
14.930 94 6.901
Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
19
Desa Wisata Sari Bunihayu
Desa Bunihayu Kec.Jalancagak
20
Kampung Jati Mas
Jl. Kumpay Kec. Jalancagak
959 12.168
Sumber : Disbudparpora Kabupaten Subang, 2012
Berdasarkan tabel 1.3 mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dalam Satuan Kawasan Wisata Ciater di Kabupaten Subang Tahun 2012, terdapat dua Desa Wisata yang telah ditetapkan di Kabupaten Subang, yaitu Desa Wisata Wangunharja di Desa Sanca Kecamatan Ciater dan Desa Wisata Sari Bunihayu yang berada di Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak. Pengelola Desa Wisata ini mempunyai berbagai macam aktivitas dan potensi wisata yang disediakan serta pelayanan jasa-jasa pariwisata lain yang dapat menarik minat wisatawan agar dapat berkunjung. Akan tetapi, untuk mencapai keberhasilan terhadap potensi wisata yang dimiliki, apakah kedua desa tersebut sudah memanfaatkan sumberdaya secara optimal sebagai kriteria perwujudan Desa Wisata, baik dari segi kondisi lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, aksesibilitas, fasilitasfasilitas pendukung, serta bentuk partisipasi masyarakat sekitar yang dilakukan, dimana hal ini dapat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan. Selain itu, bagaimana karakteristik wisatawan yang berkunjung ke masing-masing Desa Wisata ini penting untuk dikaji karena untuk mengetahui mengapa mereka berkunjung ke masing-masing Desa Wisata tersebut. Desa Wisata Wangunharja memiliki tingkat kunjungan lebih banyak bila dibandingkan dengan Desa Wisata Sari Bunihayu, dimana wisatawan yang berkunjung sebanyak 1.516 orang pada Desa Wisata Wangunharja dan 959 orang pada Desa Wisata Sari Bunihayu. Namun, jarak dari Desa Wisata Wangunharja ke jalan raya utama sangat jauh, berbeda halnya dengan Desa Wisata Sari Bunihayu. Akses menuju Desa Wisata Sari Bunihayu ini cukup mudah, karena letaknya yang dekat dari jalan raya utama sehingga mudah dilalui. Sedangkan, dari segi Objek dan Daya Tarik Wisata, kedua Desa Wisata ini memiliki hal yang sama, yaitu memiliki Objek dan Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya. Kedua Desa Wisata dengan khas daerah Tatar Sunda ini, memiliki ciri khas dan keunikan alamiah, sosial dan budaya sendiri yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Namun, dalam hal ini terdapat suatu kondisi dimana, bila dibandingkan dengan Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Desa Wisata Sari Bunihayu, Desa Wisata Wangunharja memiliki keunggulan lain yang lebih baik sehingga, dapat menjadi ciri khas dan kemenarikan tersendiri bagi wisatawan yang dapat menjadi citra dan karakter kawasan Desa Wisata tersebut. Sehubungan dengan penjelasan yang telah dipaparkan, maka perlu adanya suatu pengkajian mengenai perbandingan antara kedua Desa Wisata tersebut. Perbandingan ini mengacu pada potensi sumberdaya masing-masing Desa Wisata dalam
memanfaatkannya
untuk
sektor
pariwisata.
Hal
itulah
yang
melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini. Adapun judul dari penelitian yang penulis lakukan adalah “STUDI KOMPARASI POTENSI DESA
WISATA
WANGUNHARJA
DAN
DESA
WISATA
SARI
BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan penelitian dengan mengkomparasikan kedua Desa Wisata tersebut, sehingga dapat diidentifikasi dan dianalisis. Adapun rumusan masalah dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi wisata di Desa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Sari Bunihayu? 2. Bagaimana bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam mendukung pemanfaatan potensi wisata di Desa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Sari Bunihayu? 3. Bagaimana karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Sari Bunihayu?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
1. Menganalisis potensi wisata di Desa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Sari Bunihayu. 2. Mengidentifikasi bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam mendukung pemanfaatan potensi wisata di Desa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Sari Bunihayu. 3. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Sari Bunihayu.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat, pengelola, serta instansi terkait dalam memberikan apresiasi pengembangan terhadap keunikan dan citra kawasan. 2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pariwisata dalam hal kebijakan kepariwisataan di Kabupaten Subang. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian tentang komparasi potensi Desa Wisata.
Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu