1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian pesat dengan berbagai aspek permasalahannya. Pendidikan tidak hanya bersinggungan dengan aspek-aspek internal pendidikan seperti didaktik, metodik, dan pedagogik, akan tetapi juga berhubungan dengan aspek ekonomi, budaya, globalisasi, iptek serta aspek politik. Pendidikan adalah investasi bukan hanya bagi individu tetapi juga bagi masyarakat. Pendidikan memberikan kontribusi yang substansial terhadap kehidupan yang lebih baik, (Jones, 1985:36) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menguraikan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Bila kita simak, bangsa Indonesia kini sedang mengalami krisis dalam berbagai bidang, tidak terkecuali estetika. Budaya barat kini semakin masuk mempengaruhi terutama terhadap para remaja melalui teknologi yang kini semakin modern. Pengaruh yang negatif yang sangat dikhawatirkan, sebab bila kita simak kesenian khas bangsa Indonesia khususnya tradisi Jawa Barat, semakin lama semakin tersisihkan dan tentunya lama kelamaan akan terkikis keberadaannya
2
oleh masuknya pengaruh-pengaruh dari luar, hal ini dapat dilihat dari kurang mengenalnya para remaja terhadap kesenian daerah/tradisional khususnya daerah Jawa Barat. Bahkan begitu asingnya kesenian tradisional di lingkungan sendiri, para remaja lebih bisa mengkonsumsi tradisi dari luar yang begitu lekat dengan pergaulan sehari-harinya. Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta, sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, pembinaannya harus terus ditingkatkan agar lebih berperan dan lebih bertanggung jawab dalam upaya peningkatan kualitas serta perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dengan tetap mengindahkan ciri khasnya serta memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan sebagai lembaga pendidikan, terhadap berbagai jenjang pendidikan diperlukan pula upaya atau langkah strategis dalam pengelolaan/manajemen program pendidikannya. Pendidikan kesenian merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam bidang pendidikan lainnya. Kemajuan bidang seni serta eksistensinya merupakan keberhasilan lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah serta partisipasi masyarakat luas terutama para pengelola lingkungan seni. Pendidikan sejak dini, yang paling tepat diawali dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah sehingga apa yang didapat akan terbawa hingga mereka dewasa. Kesenian tradisional merupakan salah satu jati diri bangsa yang tentunya perlu dilestarikan keberadaannya, agar tidak musnah ditelan masa, sehingga bangsa Indonesia tetap eksis dan berwibawa.
3
Pendidikan formal yang ada dinegara kita terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang pendidikan tersebut memiliki tujuan sesuai dengan jenjangnya. Pendidikan tersebut diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sekolah dan Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia. Terdapat beberapa asumsi dasar yang melatar belakangi mengapa sumber daya manusia merupakan faktor strategis dan rasional yang menentukan tingkat keberhasilan dalam sistem pendidikan, yakni bahwa: (a). Manusia merupakan aset terpenting dalam organisasi pendidikan; (b). Mutu personil menentukan keberhasilan tujuan organisasi; (c). Unsur manusia merupakan variabel terkontrol paling besar dalam organisasi; (d). Sebagian besar persoalan organisasi berkaitan dengan masalah penampilan manusia; (e). Perhatian utama dari sistem sekolah adalah mengidentifikasi dan memanaje perilaku proses agar mencapai tujuan yang ditetapkan. Melihat pentingnya faktor sumber daya manusia tersebut dalam konteks Sistem Pendidikan, maka manajemen sumber daya manusia (MSDM) harus benar-benar dilakukan secara baik. Manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi termasuk sekolah, bukanlah hanya sekedar pengadaan sumber daya manusia (tenaga pengajar), melainkan merupakan tindakan terpadu dari berbagai fungsi dari mulai perencanaan, penyusunan staf atau rekrutmen, penilaian, serta pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia (tenaga pengajar). Castetter (1996 : 35) mengemukakan fungsi-fungsi yang lebih spesifik dari manajemen sumber daya manusia, meliputi: perencanaan sumber daya
4
manusia, penerimaan personel baru, penyaringan, orientasi dalam rangka membantu personel menyesuaikan diri secara efektif terhadap tugas baru, penilaian, pengembangan dan kompensasi. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang produktif, sehingga mampu memberikan jawaban dalam menghadapi masalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan menengah. Tenaga kerja profesional sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sekolah, mulai dari top management sampai staf seperti halnya pada pelaksanaan proses belajar mengajar yang merupakan sumber daya utama organisasi persekolahan. Sumber daya manusia yang profesional dapat menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreativitas dan dorongan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi. Memperhatikan bahwa faktor manusia merupakan penggerak sumber daya yang lain dalam meningkatkan kinerja, maka yang menjadi tantangan utama dalam organisasi SMA Mekar Arum adalah bagaimana proses manajemen Sumber Daya Manusia agar diperoleh tenaga pengajar yang berkualitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas peserta didik. SMA Mekar Arum Bandung sebagai salah satu sekolah menengah atas swasta yang mempunyai keunggulan pendidikan bidang kesenian tradisional telah menetapkan komitmen mutunya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Salah satu strategi yang dilakukan dalam pengelolaan kualitas sumber daya manusianya (tenaga pengajar/guru) adalah dengan cara meningkatkan efektivitas
5
manajemen sumber daya manusia dari mulai aktivitas perencanaan, penyusunan tenaga pengajar, penilaian, pembinaan serta kompensasi. Setiap sistem pendidikan termasuk sekolah menengah, terdapat personil yang tugasnya secara langsung menangani proses pengajaran, yaitu tenaga pengajar/guru mata pelajaran yang jelas kontribusinya cukup besar terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, guru merupakan pemegang peran utama karena secara teknis dapat menterjemahkan proses perbaikan dalam sistem pendidikan di dalam satu kegiatan di kelasnya, sebagaimana disebutkan oleh M.F. Gaffar yang dikutif oleh Supriadi (1998 : 15) bahwa : …peran guru sulit digantikan oleh yang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peran guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembalajaran berkembang sangat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus proses pembelajaran yang diperankan oleh guru tidak dapat digantikan oleh teknologi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan merupakan unsur terpenting dalam sistem pendidikan nasional yang diadakan dan dikembangkan untuk menyelenggarakan pengajaran dan pelatihan bagi para peserta didik. Diantara para tenaga kependidikan, tenaga pendidik (guru) merupakan unsur utama. Sejalan dengan hal tersebut, Danim (2002 : 17) menyatakan bahwa “dari sekian banyak subsistem yang memberikan kontribusi terhadap kualitas proses dan keluaran pendidikan, dalam makna educational outcomes, subsistem tenaga kependidikan telah memainkan peranan yang paling esensial”.
6
Memperhatikan hal tersebut di atas, jelas bahwa tenaga pengajar merupakan unsur penting dalam kemajuan lembaga pendidikan termasuk dalam pendidikan menengah. Tenaga pengajar diperlukan di sekolah dengan tentunya harus sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki sehingga apa yang dikerjakan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Berdasarkan observasi penulis pada SMA Mekar Arum Bandung, dari kemungkinan masalah-masalah yang timbul dalam mekanisme pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan kesenian tradisional SMA Mekar Arum, diketahui secara umum pelaksanaan proses belajar mengajar kesenian tradisional diduga masih belum efektif. Sehubungan dengan tenaga pengajar Pendidikan Kesenian Tradisional di SMA Mekar Arum Bandung masih tenaga honorer yang baru menyelesaikan pendidikannya, dalam arti masih kurang memahami teknik mengajar serta garis besar program pengajaran dan satuan pelajaran. Masalah lain yang cukup signifikan adalah kualitas pribadi tenaga pengajar terhadap konsensus organisasi masih relatif rendah, sehingga keterlibatan dalam implementasi strategi masih kurang. Yang tidak kalah pentingnya adalah mata pelajaran kesenian tradisional adalah salah satu mata pelajaran unggulan sekolah, sehingga penanganannya harus lebih diperhatikan dari segala unsur penunjang. Kondisi demikian mengakibatkan kinerja pengajar dalam hal proses belajar mengajar terhadap peserta didik tidak optimal. Hal tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan tingkat kepuasan layanan pengajaran tenaga pengajar terhadap peserta didik.
7
Memperhatikan masalah di atas, kegiatan manajemen sumber daya manusia yang dianggap penting dan berkaitan dengan hasil observasi di atas adalah penerapan fungsi manajemen sumber daya manusia. Atas dasar hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian berkaitan dengan manajemen tenaga pengajar pendidikan kesenian tradisional di SMA Mekar Arum Bandung.
B. Fokus Penelitian Beranjak dari latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat diketahui dengan jelas mengenai masalah utama dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan erat dengan kegiatan manajemen sumber daya manusia (tenaga pengajar/guru) yang ada di SMA Mekar Arum Bandung. Sebelum menggambarkan paradigma penelitian secara jelas, maka terlebih dahulu dirumuskan fokus penelitian. Menurut Moleong (2000 : 62), ada dua maksud dalam menetapkan fokus penelitian, yaitu: (1). Penetapan fokus penelitian berarti membatasi studi atau membatasi bidang inkuiri dan (2). Penetapan fokus penelitian berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi suatu informasi (memasukkan atau mengeluarkan data yang tidak diperlukan). Berdasarkan pendapat tersebut diperoleh pengertian yang jelas bahwa dalam setiap penelitian diperlukan batasan-batasan penelitian dari segala aspeknya. Mengingat dalam pendekatan kualitatif, biasanya membutuhkan data dan informasi yang sebanyak-banyaknya, maka membatasi studi dalam penelitian ini akan memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mengumpulkan, mengolah, memverifikasi dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian.
8
Fokus penelitian ini adalah ingin mengungkapkan bagaimana manajemen sumber daya manusia (yang dalam penelitian ini adalah tenaga pengajar atau guru) yang dilakukan di SMA Mekar Arum Bandung. Pengamatan terhadap kegiatan manajemen tenaga pengajar yang sedang berjalan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas kepala sekolah dan pihak terkait dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan penelitian secara rinci perlu diajukan untuk memperoleh data dan informasi yang tepat dan lengkap.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Manajeman sumber daya manusia atau dalam penelitian ini manajemen tenaga pengajar/guru dalam bidang pendidikan meliputi; (1). Kegiatan perencanaan sumber daya manusia yang dalam penelitian ini meliputi: kegiatan rekrutmen dan seleksi serta pembinaan dan penilaian. (2). Kompensasi bagi sumber daya manusia. Sebagai pemimpin dalam sekolah, kepala sekolah dan pihak-pihak terkait (Yayasan) dituntut memiliki kemampuan untuk melaksanakan manajemen tenaga pengajar secara mantap, kreatif, inovatif sehingga diperoleh tenaga pengajar yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan sekolah. Mengacu kepada latar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka rumusan pokok masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Manajemen Sumber
Daya
Manusia
(tenaga
pengajar/guru)
Tradisional di SMA Mekar Arum Bandung “?
Pendidikan
Kesenian
9
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, selanjutnya dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Secara Umum Bagaimana pola manajemen tenaga pengajar yang dilakukan di SMA Mekar Arum Bandung ? 2. Secara Khusus a. Bagaimanakah pola perencanaan tenaga pengajar yang dikembangkan di SMA Mekar Arum Bandung ?. Pola perencanaan tenaga pengajar berkaitan dengan: 1) pola rekrutmen dan seleksi serta, 2) pola pembinaan dan penilaian kinerja. Pertanyaan tentang pola rekrutmen dan seleksi dibatasi pada hal-hal berikut: (a) kebijakan rekrutmen dan seleksi tenaga pengajar, (b) prosedur rekrutmen dan seleksi tenaga pengajar, (c) kriteria rekrutmen dan seleksi tenaga pengajar, dan (d) pedoman pelaksanaan rekrutmen dan seleksi tenaga pengajar. Sedangkan pertanyaan tentang pola pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar dibatasi pada hal-hal berikut: (a) kebijakan pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar, (b) program pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar, dan (c) sasaran pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar. b. Bagaimanakah pola kompensasi tenaga pengajar yang dilakukan di SMA Mekar Arum Bandung ? Pertanyaan berkaitan dengan pola kompensasi tenaga pengajar dibatasi pada hal-hal berikut: (1) kebijakan kompensasi, (2) dasar dan prosedur penetapan kompensasi, dan (3) sasaran kompensasi.
10
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang jelas mengenai manajemen sumber daya manusia (tenaga pengajar) di lingkungan SMA Mekar Arum Bandung, melalui identifikasi, deskripsi dan analisis masalah penelitian.
2. Tujuan Khusus Sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan umum diatas, maka tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Menggambarkan dan menganalisis pola perencanaan tenaga pengajar di SMA Mekar Arum Bandung, dalam hal ini berkaitan dengan pola perencanaan rekrutmen dan seleksi tenaga pengajar serta pola perencanaan pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar. b. Menggambarkan dan menganalisis pola kompensasi tenaga pengajar di SMA Mekar Arum Bandung.
E. Manfaat Penelitian Manajeman
sumber
daya
manusia
(tenaga
pengajar)
dalam
penyelenggaraan pendidikan haruslah mampu mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien. Konsekuensinya adalah bagaimana menjadikan sekolah berfungsi sebagai suatu tempat terjadinya proses pembelajaran dan pencapaian mutu hasil pembelajaran melalui perencanaan, rekrutmen, pembinaan dan penilaian sumber daya manusia yang dibutuhkan. Persoalannya adalah harus
11
menitikberatkan kepada sumber daya manusia yang benar-benar mendukung atas terwujudnya fungsi sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu, manajemen tenaga pengajar/guru merupakan rangkaian aktivitas yang integral, yang bersangkut paut dengan masalah perencanaan, rekrutmen dan seleksi, penilaian, pembinaan dan kompensasi. Manajemen sumber daya manusia akan mampu mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-kelemahan, mampu menyesuaikan program-program sekolah terhadap kebutuhan kehidupan, mampu menyediakan bentuk kepemimpinan yang dibutuhkan serta mampu mewujudkan kondisi dan iklim kerja sama yang saling mendukung. Dengan demikian, dilihat dari aspek teoritis, penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan administrasi pendidikan, khususnya administrasi personil. Sedangkan dari aspek praktis/operasional, diharapkan dapat memberikan masukan untuk memperoleh dan menemukan indikator-indikator strategi atau pola yang dapat memperjelas masalah pokok dalam manajemen sumber daya manusia (tenaga pengajar) di sekolah pada umumnya dan khususnya di SMA Mekar Arum Bandung.
F. Paradigma Penelitian Pembangunan pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis di Indonesia, termasuk sekolah sebagai subsistem pendidikan nasional masih dihadapkan kepada berbagai masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia (tenaga pengajar), padahal peran tenaga guru di sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
12
Tenaga pengajar/guru dengan berbagai karakteristiknya merupakan instrumen input untuk mencapai tujuan, maka sekolah dituntut untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi tenaga guru. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan cara mengembangkan pola-pola manajemen sumber daya manusia secara integral mulai dari kegiatan perencanaan, rekrutmen dan seleksi, pembinaan, penilaian kinerja dan kompensasi. Seiring dengan bertambahnya sekolah dan juga ditunjang oleh kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sekolah secara optimal, maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi sekolah. Walaupun secara serius, namun pada umumnya kegiatan tersebut kurang efektif dan efisien. Bahkan ada kesan kegiatan manajemen tenaga guru khususnya di sekolah swasta hanyalah merupakan salah satu syarat minimal untuk menunjang keberlangsungan penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Dengan kata lain, belum nampak adanya upaya yang sistematis dan integral dalam pelaksanaan manajemen tenaga guru. Manajemen tenaga pengajar dalam suatu sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh strategi yang diterapkan. Sesuai dengan teori organisasi, strategi manajemen tenaga pengajar ditentukan pula oleh banyak faktor, yaitu visi, misi dan tujuan organisasi (dalam hal ini sekolah). Visi merupakan daya pandang suatu organisasi yang jauh, mendalam dan luas. Misi merupakan maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi mempunyai jati diri yang khas yang membedakannya dengan organisasi lain. Sedangkan tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.
13
Melihat begitu banyak variabel yang menentukan pola manajemen, maka diperlukan upaya manajemen yang sistematis dan terpadu dari mulai perencanaan sumber daya manusia baik perencanaan berkaitan dengan rekrutmen dan seleksi, maupun pembinaan dan penilaian serta kompensasi. Sehubungan dengan rumusan masalah, keseluruhan proses pelaksanaan penelitian apabila divisualisasikan ke dalam paradigma penelitian dapat dilihat dalam gambar 1.1 berikut.
SMA Mekar Arum Visi Misi Tujuan
1. Pola perencanaan, yang meliputi: a. Rekrutmen dan Seleksi b. Pembinaan dan Penilaian kinerja 2. Pola Kompensasi
Strategi Sekolah Manajemen Tenaga Pengajar
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Manajemen Tenaga Pengajar SMA Mekar Arum Bandung
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa suatu organisasi atau sekolah dalam rangka mempertahankan kesinambungannya tidak terlepas dari
14
visi, misi dan tujuan serta strategi organisasi atau sekolah. Aspek-aspek tersebut dapat menetapkan pola manajemen sumber daya manusia (tenaga pengajar/guru) sesuai dengan kepentingan organisasi yang bersangkutan. SMA Mekar Arum sebagai suatu organisasi, memiliki Visi, Misi dan Tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan oleh SMA Mekar Arum, maka diterapkan suatu strategi dalam manajemen sumber daya manusia (tenaga pengajar) untuk mendapatkan tenaga pengajar yang berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar yang berkualitas, maka diperlukan praktek-praktek manajemen sumber daya manusia (tenaga pengajar) secara sistematis dan terpadu dari mulai perencanaan, rekrutmen dan seleksi, pembinaan, penilaian dan kompensasi. Pola perencanaan tenaga pengajar dalam hal ini berkaitan dengan perencanaan rekrutmen dan seleksi serta pembinaan dan penilaian. Rekrutmen dan seleksi berkaitan dengan hal-hal tertentu dalam berbagai aspek kebijakan, prosedur, kriteria, serta pedoman yang dijadikan dasar dalam kegiatan rekruitmen dan seleksi tenaga pengajar. Pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar berkaitan dengan aspek-aspek tertentu mengenai kebijakan, program pembinaan dan penilaian kinerja, serta sasaran dalam kegiatan pembinaan dan penilaian kinerja tenaga pengajar. Sedangkan kompensasi tenaga pengajar berhubungan dengan aspek-aspek tertentu mengenai kebijakan, dasar dan prosedur serta sasaran pokok program kompensasi. Apabila kesemua proses tersebut dilakukan dengan baik, maka akan menghasilkan dan mendapatkan tenaga pengajar yang
15
profesional yang secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan baik tidaknya pola manajemen tenaga pengajar yang dilakukan.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih terstruktur dan sistematis, maka penulis menyusun suatu bentuk penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, paradigma penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS PENELITIAN Menguraikan landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bagian ini berisi tentang uraian langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian dan penulisan Tesis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi keseluruhan data dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Memaparkan hasil pengolahan data berdasarkan metoda yang telah ditetapkan serta hasil analisis data yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan penelitian.
16
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bagian ini berisi kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian serta rekomendasi atau saran mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan oleh organisasi berdasarkan hasil penelitian