BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempar lembing merupakan bagian dari pokok bahasan aktivitas atletik dalam mata pelajaran olahraga yang diajarkan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi, dengan tujuan memberikan keterampilan lempar lembing , kepada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi. Proses pembelajarannya lebih banyak menekankan pada keterampilan dasar melempar, sehingga siswa menjadi lebih terampil dalam melempar lembing. Dengan ciri pembelajaran tesebut, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran renang, terutama siswa yang sama sekali tidak memiliki dasar keterampilan lempar lembing. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam pembelajaran sub pokok bahasan lempar lembing yang dilakukan akan menghadapi permasalahan heterogenitas atau keberagaman kemampuan siswa sehingga tidak bisa semua disamakan dan dianggap mempunyai kesamaan keahlian karena ada yang belum menguasai lempar lembing hop step style, ada yang sudah sedikit bisa dan ada yang bisa dikatakan mahir . Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi umumnya hanya sebagian kecil yang mempunyai keahlian atau keterampilan dalam olahraga serta kemampuan akademik yang baik. Dan pembelajaran yang dipraktikan guru juga masih sangat konvensional. Guru penjasorkes dalam mendemontrasikan keterampilan gerak lempar lembing hop step style yang diajarkan masih kurang tepat, karena semua kemampuan siswa semua dianggap sama, sehingga menjadikan kurangnya pemahaman siswa terhadap, gerakan teknik dasar lempar lembing hop step style. Sehingga siswa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada pengetahuan ketrampilan. Akan tetapi kekurang mampuan guru dalam mendesain proses pembelajaran renang dengan baik dikelas tersebut menyebabkan materi lempar lembing yang diberikan kurang dapat dipahami siswa dengan baik sehingga siswa kurang aktif dan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing dan hasil belajarnya pun juga kurang maskimal, disisi lain materi lempar lembing menuntut 1
2 adanya ketrampilan gerak yang dilakukan secara tahap demi tahap dari seluruh rangkaian gerakan yang di tampilkan. Untuk itu dituntut seorang guru Olahraga mampu mengembangkan berbagai macam model dan gaya mengajar. Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berkualitas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra penelitian yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Pitu Ngawi kelas VII B, siswa-siswi tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan teknik dasar lempar lembing hop step style. Ada beberapa siswa yang dapat melakukan gerakan lempar lembing hop step style tetapi tidak menggunakan teknik yang benar dan minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajarpun masih sangat kurang. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran lempar lembing hop step stle di SMP Negeri 1 Pitu Ngawi tahun ajaran 2015/2016 bahwa aktivitas yang mencakup aspek
afektif/keaktifan,
kognitif/pengetahuan
dan
kemampuan
unjuk
kerja/psikomotor, dari 24 siswa menunjukan hasil yang bisa mencapai ketuntasan belajar sub pokok bahasan lempar lembing hop step style hanya 4 siswa atau (16,66%) yang nilainya diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 20 siswa atau (83,33%) yang nilainya dibawah KKM, dengan KKM 75, dan siswa hanya pasif dalam mengikuti proses pembelajaran lempar lembing hop tep syle itu sendiri. Selain itu hasil belajar yang ditunjukan dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi tahun ajaran 2015/2016 dalam lempar lembing hop step style masih sangat kurang, sehingga masih dapat untuk ditingkatkan. Dalam rangka mencapai pembelajaran yang baik dan berkualitas sehingga tujuan dapat dicapai, pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa hendaknya pada peningkatan aktifitas dan partisipasi. Guru penjasorkes tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa akan tetapi guru penjasorkes diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk pembelajaran. Seorang guru penjasorkes harus memiliki kretifitas, inovasi baru, atau memiliki perbendaharaan pendekatan
3 pembelajaran, model pembelajaran atau gaya mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagian guru penjasorkes melakukan pembelajaran secara konvensional dan tidak berusaha untuk mengembangkan pengetahuannya tentang gaya mengajar yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Permasalahan yang di hadapi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi ternyata berbeda-beda, berdasarkan permasalahan berbeda-beda tersebut, maka seorang guru penjasorkes harus memahami dan harus mampu mencarikan solusi yang tepat serta dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan siswa. Maka dari itu, seorang guru penjasorkes harus merancang bentuk pembelajaran yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Sebagai contoh, untuk yang belum menguasai lempar lembing hop step style sama sekali dapat dilakukan dengan mengganti lembing dengan bola tenis sehingga dalam melaksanakan proses per gerakan siswa tidak merasakan berat, guru juga dapat menggunakan media pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam menerima materi pembelajaran lempar lembing hop step style. Berdasarkan permsalahan di atas, dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani difokuskan pada penerapan model pembelajaran ADDIE (Analysis Design Developmen Implementation and Evaluation) merupakan salah satu model pembelajaran yang di dalamnya memperlihatkan tahapan-tahapan model pembelajaran yang sederhana, mudah dipelajari dan dapat memanfaatkan media teknologi. Model ADDIE merupakan salahsatu model pembelajaran yang efektif, mudah dan sederhana sehingga dapat di terapkan pada pembelajaran di sekolah khususnya di SMP. Dengan menggunkan pembelajaran ADDIE guru tidak hanya di tuntut untuk mengajar, memberikan materi dan memberi perintah pada siswa untuk bergerak, akan tetapi unsur-unsur di dalamnya harus tepenuhi seperti menganalisis, mendesain, membuat program dan bahan ajar, menerpkan dan mengevaluasinya. Guru harus mengnalisis, merencanakan, mendesain, menyajikan pembelajaran semenarik mungkin dengan menyesuaikan keadaan siswa, kebutuhan siswa, keadaan sekolah, (prasarana dan sarana yang dimiliki),
4 dan materi ajar. Partisipasi keaktifan siswa sebagai unsur dalam pembelajaran ini haruslah terpenuhi dengan baik. Pemahaman dan pengetahuan siswa tentang materi yang dipelajari juga menjadi usur yang tidak boleh diabaikan dalam pelaksanaan pembelajaran ini karena sangat penting bagi siswa. Dari latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang mendalam untuk mengetahui keefektifan penerapan pembelajaran ADDIE sebagai salah satu alternatif dalam permasalahan pembelajaran lempar lembing hop step style. Hal tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan penelitian jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Hal itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran lempar lembing hop step style di SMP Negeri 1 Pitu Ngawi khususnya pada siswa kelas VIII B. Dengan demikian penelitian ini diinformasikan dalam sebuah judul “Aplikasi Model Pembelajaran ADDIE untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Lembing Hop Step Style pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah aplikasi model pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing hop step style pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lempar lembing hop step style melalui aplikasi model pembelajaran ADDIE pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Pitu Ngawi tahun pelajaran 2015/2016.
5 D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru pendidikan jasmani SMP Negeri 1 Pitu Ngawi kelas VIII B, dapat menjadikan pedoman untuk menentukan dan memilih metode pembelajaran yang baik dan efektif untuk meningkatkan hasil pembejaran lempar lembing hop step style untuk siswanya. 2. Bagi siswa SMP Negeri 1 Pitu Ngawi kelas VIII B, dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing hop step style. 3. Bagi SMP Negeri 1 Pitu Ngawi, sebagai bahan masukan, saran, dan informasi serta dapat dijadikan pertimbangan terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan, untuk mengembangkan strategi belajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa