BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berkembang pesat TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam pendidikan di era globalisasi ini, mengakibatkan guru dan siswa dituntut untuk terampil dalam memanfaatkannya, peranan TIK dalam dunia pendidikan dinilai sangat berpengaruh terhadap pola dan proses pembelajaran. Metode pembelajaran berbasis pengalaman dan audio visual, menyampaikan materi lebih efektif dan materi mudah dipahami oleh siswa karena menarik dibandingkan metode ceramah, namun sulit direalisasikan karena terbatas oleh waktu, ketersediaan media pembelajaran, kompetensi tenaga pengajar, kebijakan sekolah dan lain-lain. Selama melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMKN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi) karena guru menerapkan metode ceramah dalam pembelajarannya. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran secara optimal. Sedangkan hasil dari obserpasi awal di SMKN 1 Cimahi, pembelajaran dirancang 50% secara teoritis dan pratikum 50%, dengan ditunjang laboratorium di jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) diantaranya pearakitan komputer, komputer jaringan, dan multimedia, serta sudah mampu menyediakan satu komputer untuk satu siswa dalam praktikumnya, selain itu siswa dan guru difasilitasi akses internet. SMKN 1 Cimahi memiliki LMS (learning Management System) yang menyatu dengan bagian ICT sekolah untuk mengatur segala informasi yang disajikan oleh wabsate sekolah, perpustakaan online sekolah, dan e-learning sekolah.
1
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Fenomena strategis dari penggunaan e-learning memberikan wacana sehingga setiap kegiatan dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan masyarakat (industri) lebih luas lagi dan lebih cepat. Dalam implementasi e-learning sangat
2
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
dipengaruhi tingkat kesiapan yang akan mempengaruhi efektivitasnya. Banyak SMK yang memiliki fasilitas yang memadai, tapi tidak memanfaatkan secara maksimal, sehingga kesiapan aspek-aspek yang mempengaruhi implementasi elearning sangat penting untuk diteliti. Penulis mengkaji potensi juga prospek kesiapan SMK dalam implementasi e-learning, penelitian ini tidak memunculkan hipotesis, karena lebih diarahkan untuk mendeskripsikan kenyataan empiris yang terjadi di lapangan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif persentase. Alat pengumpul data yang digunakan berupa angket dan dokumentasi, populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru Jurusan TKJ. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Teknologi Informasi dan Komunikasi berbasis e-learning yang berkembang pesat, belum dimanfaatkan secara optimal dalam proses pembelajaran di SMK secara umum 2. Model Pembelajaran e-learning bukan sebagai visi dan misi SMK dan masih merupakan pelengkap tujuan pendidikan yang sudah ada 3. Belum meratanya fasilitas pendukung untuk pembelajaran e-learning di setiap SMK. C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, perlu dirumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai lebih terarah. Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu tingkat kesiapan implementasi e-learning yang ditinjau: 1. Bagaimana kompetensi Guru dan siswa berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang? 2. Bagaimana infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang? Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
3. Bagaimana kriteria kesiapan SMK dalam implementasi e-learning? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan dalam implementasi elearning. Adapun tujuan penelitian yaitu: 1.
Mengidentifikasi aspek kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas
2.
Mengidentifikasi infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas
3.
Mengidentifikasi kesiapan SMK dalam implementasi e-learning
E. Batasan Masalah Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini agar terarah kepada tujuan yang ingin dicapai dan untuk menghindari meluasnya masalah yang akan dikaji serta ruang lingkup penelitian, maka diperlu adanya batasan masalah dalam penelitian. Permasalahan dibatasi pada tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning terutama hasil penelitian ini merupakan asumsi atau pendapat dari guru dan siswa BSK TIK jurusan TKJ di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Aspek yang diteliti adalah, aspek kompetensi guru produktif TKJ dan kompetensi siswa kelas XI TKJ, dan aspek infrastruktur berbasis TIK. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan pijakan bagi pembuat kebijakan untuk implementasi e-learning dalam pembelajaran di BSK TIK yang berkenaan dengan pengembangan model pembelajaran di kelas maupun di laboratorium (praktik). Disamping itu juga dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala maupun tingkat potensial sekolah dalam implementasi elearning. Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
G. Penjelasan Istilah dalam Judul Penjelasan istilah adalah uraian tentang pengertian secara garis besar terhadap istilah judul penelitian yang digunakan. Penjelasan istilah ini berguna untuk membatasi pengertian sehingga diharapkan pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan. Istilah-istilah tersebut adalah: 1. Tingkat Kesiapan Menurut kamus lengkap bahasa indonesia (Santoso: 409), “Tingkat adalah lapis dari sesuatu yang bersusun atau berlenggek-berlenggek, seperti lantai yang berketinggian, lenggek rumah, tutupan pada tangga jenjang, tingkatan”. Kesiapan berasal dari kata siap yang menurut kamus lengkap bahasa Indonesia mempunyai arti (Santoso: 329), “sudah sedia, sudah disediakan, tinggal memakai”. Tingkat kesiapan yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah tahapan untuk menjalankan atau melaksanakan sesuatu dalam proses pembelajaran. Tingkat kesiapan dalam penelitian ini ada lima kriteria yaitu sangat siap, siap, cukup siap, kurang siap, dan tidak siap. 2. Implementasi Arti kata implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan, maksudnya melaksanakan serangkaian gagasan baru yang diharapkan membawa perubahan. Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini, memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat membentuk kompetensi yang diinginkan. 3. E-learning E-learning (electronic learning) adalah pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik atau pembelajaran jarak jauh untuk menyampaikan bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media tersebut. Dari pengertian tersebut, bahwa e-learning dalam penelitian ini ditekankan sebagai media pembelajaran yang digunakan di SMK dan e-learning
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
sebagai pelengkap pembelajaran konvensonal untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. H. Lokasi dan Subjek Penelitian SMK Negeri 1 Cihampelas adalah salah satu SMK yang terdaftar dalam Program Peningkatan Tenaga Pendidik Berbasis TIK dengan Pola Pendampingan oleh mahasiswa UPI tahun 2010 sampai 2013. SMK Negeri 1 Cihampelas bertempat di jl Sayuran No. 39 Desa Mekarmukti Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. SMK Negeri 1 Cihampelas berlokasi di bagian selatan Kabupaten Bandung Barat yang dulu sebelum adanya pemekaran daerah masih satu kecamatan dengan Cililin. Dengan adanya pemekaran wilayah, desa Cihampelas menjadi kecamatan Cihampelas dan pada tahun 2007 Pemerintah Daerah membuat mendirikan sebuah SMK, yaitu SMK Negeri 1 Cihampelas. SMK Negeri 1 Cimahi (STM Pembangunan Bandung) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan di Kota Cimahi, yang beralamat di Jl. Maharmartanegara No. 48, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Program Pendidikan Kejuruan berlangsung selama 4 Tahun, pembangunan dimulai sejak tahun 1969, di atas tanah seluas 3,4 Ha, dan telah menerima siswa pada tahun 1974 dengan nama STM Negeri Pembangunan Bandung, yang diresmikan pada tanggal 24 Maret 1977, berubah nama pada tahun pelajaran 1996/1997 menjadi SMK Negeri 1 Cimahi Bandung. Sejalan dengan otonomi daerah, berpisahnya Kota Cimahi dengan Kab. Bandung, maka pada tahun pelajaran 2001/2002 SMK Negeri 1 Cimahi Bandung berubah nama menjadi SMK Negeri 1 Kota Cimahi. SMK Negeri 1 Katapang berdiri Tahun pelajaran 1999/2000 dengan nama SMK Negeri 4 Soreang mulanya untuk Program Keahlian Teknologi Penyempurnaan Tekstil, Teknik Elektro dan Mesin Perkakas.Pada awalnya KBM dilaksanakan di SMPN 1 Katapang,tahun pelajaran 2000/2001 baru menempati Unit Gedung Baru yang berlokasi di Jalan Ceuri Terusan Kopo KM 13,5 Desa Katapang, Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Jawa Barat. Berubah nama Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
menjadi SMK Negeri 1 Katapang, karena kurang sesuai keberadaanya di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposive dan pelaksanaanya sesuai dengan purpose atau tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran BSK TIK SMK Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat, SMK Negeri 1 Katapang Kab. Bandung, dan SMK Negeri 1 Cimahi. I. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan. Pada bab ini mengemukakan mengenai latar belakang masalah, indentifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah judul, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisikan tentang dasar-dasar teori umum yang digunakan dalam penelitian dan kerangka teoritis. Teori diambil dari literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, dari internet, dan buku pembahasan mengenai teori yang mendasari proses belajar siswa pada praktikum juga fasilitas praktik. Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisikan tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji instrumen penellitian, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai pengujian instrumen penelitian, deskripsi data hasil penelitian, analisi data hasil peneliaan, dan pembahasan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi hasil penelitian yang disimpulkan sehingga tujuan dari penelitian ini tercapai dan saran-saran yang direkomendasikan oleh penulis.
Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu