BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang kepentingannya dalam segala aspek kehidupan. Melalui bahasa, seseorang mampu memainkan peranan penting dalam mengekspresikan perasaan. Melalui bahasa pulalah lawan dalam berkomunikasi dapat memberikan respon. Realisasi penggunaan bahasa dalam masyarakat terlihat jelas dalam pemanfaatan media komunikasi. Penggunaan media massa maupun elektronik dipandang sebagai sarana informasi sekaligus sarana menyampaikan aspirasi dan opini. Adapun salah satu media massa yang mampu menyebarkan informasi atau pesan kepada masyarakat luas adalah televisi. Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang penting bagi masyarakat. Selain sebagai media informasi, televisi juga menjadi media hiburan, motivasi, diskusi maupun pendidikan untuk menunjang rutinitas sehari-hari. Setiap stasiun televisi selalu berusaha menyajikan aneka ragam acara yang bisa dilihat, didengar dan menarik hati masyarakat yang melihatnya. Oleh karena itu, penyampaian informasi melalui televisi relatif lebih mudah dan cepat dibanding media massa lain. Salah satu acara yang digemari di televisi adalah talk show. Talk show adalah sebuah program televisi atau radio di mana seseorang ataupun grup berkumpul bersama untuk mendiskusikan suatu topik dengan 1
2
suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator atau pembawa acara. Kadangkala talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat maupun untuk berbagi pengalaman. Biasanya yang ditampilkan adalah pembicara-pembicara yang dianggap sedang top
dan
membahas
issue
yang
sedang
hangat
dibicarakan.
(http://bloogkoo.wordpress.com/2011/03/21/talkshow/) Hitam Putih adalah sebuah acara talk show di Trans 7 yang dibawakan oleh Deddy Corbuzier dengan format mind reading, yaitu mencecar bintang tamu dengan pertanyaan-pertanyaan yang memaksa mereka memaparkan kehidupan pribadinya tanpa disadari. Acara yang dibawakan oleh Deddy Corbuzier sejak 9 Desember 2010 ini berdurasi 60 menit. Setiap acaranya menyampaikan tema tertentu yang diselingi aksi-aksi menarik disertai kejahilan, kemahiran dan ketajaman Deddy dalam mengatur permainan pikiran. Selain Deddy, acara ini juga diramaikan oleh dua pengisi musik, yaitu Anugerah Prahasta dan Billy Beatbox, yang terkadang juga dilibatkan dalam perbincangan antara pembawa acara dengan bintang tamu. (http://www.trans7.co.id/frontend/home/view/419) Program acara talk show “Hitam Putih” di Trans 7 ini menarik untuk dikaji dari segi kebahasaan, terutama pragmatik, karena tuturan-tuturan yang terdapat dalam acara talk show “Hitam Putih” di Trans 7 mengandung berbagai macam maksud dari penutur, baik yang tersirat maupun tersurat. Hal ini yang kemudian melatarbelakangi penulis untuk mengambil tayangan talk show “Hitam Putih” sebagai sumber pada data penelitian ini. Pada penelitian ini ditunjukkan beberapa
3
contoh pelanggaran prinsip kesantunan yang dilakukan oleh para pengisi acara yaitu pembawa acara, pengisi musik dan bintang tamu yang dihadirkan. Pelanggaran prinsip kesantunan dalam talk show “Hitam Putih” ini dikaji dengan menggunakan maksim-maksim yang dikemukakan oleh Leech, karena dalam tuturan yang terjadi dalam talk show “Hitam Putih” paling tepat diteliti dan dianalisis dengan teori kesantunan berdasarkan maksim-maksim yang ada dalam teori tersebut. Dengan enam maksim yang dirumuskan oleh Leech, dapat dianalisis apakah tuturan tersebut santun atau tidak. Setiap maksim dari enam maksim tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan peringkat kesantunan sebuah tuturan. Pelanggaran maksim yang terjadi dalam tuturan talk show tersebut tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki tujuan khsusus yaitu memberikan konsep yang berbeda dalam pengemasan talk show tersebut dibanding dengan talk show yang lain. Hal ini menjadi alasan penulis mengambil judul ini sebagai bahan kajian pragmatik. Dengan demikian penulis dapat menggali dan menambah pengetahuan tentang kajian ilmu pragmatik tentang pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat dalam talk show “Hitam Putih”. Selain dari aspek kesantunan, setiap tuturan yang diujarkan oleh penutur menimbulkan suatu efek terhadap mitra tuturnya. Tuturan yang disampaikan mempunyai makna atau maksud tertentu, baik tersirat maupun tersurat, secara eksplisit maupun implisit, yang memunculkan implikatur percakapan. Meskipun terdapat tuturan yang mematuhi dan melanggar prinsip kesantunan, yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah tuturan yang menunjukkan ketidaksantunan kepada orang lain. Pada
4
penelitian ini paling tepat diteliti menggunakan pendekatan pragmatik karena tuturan yang terjadi sering menunjukkan adanya pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur. Penulis menjadikan talk show “Hitam Putih” sebagai bahan penelitian dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada penonton bahwa agar berhati-hati dalam menikmati tayangan televisi. Program talk show “Hitam Putih” pantas untuk dinikmati dan diambil untuk dijadikan contoh dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak pelajaran dari bintang tamu yang disajikan.
B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian lebih terarah dan mempermudah penulis dalam menentukan data yang diperlukan. Penulis memfokuskan pada pemakaian bahasa yang digunakan dalam percakapan talk show “Hitam Putih” di Trans 7. Penelitian ini dibatasi pada tuturan dalam acara talk show “Hitam Putih” yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan dan memiliki implikatur.
5
C. Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana wujud pelanggaran prinsip kesantunan dalam talk show “Hitam Putih” di Trans 7? 2. Bagaimana wujud implikatur yang terdapat dalam talk show “Hitam Putih” di Trans 7?
D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan, sehingga hasil penelitiannya dapat diketahui. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kesantunan dalam talk show “Hitam Putih” di Trans 7. 2. Mendeskripikan wujud implikatur dalam talk show “Hitam Putih” di Trans 7.
E. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian yang dilakukan harus memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini secara teoretis bermanfaat untuk mengembangkan ilmu bahasa (pragmatik), khususnya pada penelitian pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur (kajian pragmatik). Hasil penelitian ini juga diharapan dapat
6
memberi sumbangan bagi perkembangan studi tentang prinsip kesantunan dan implikatur. 2. Manfaat praktis Manfaat secara praktis dari hasil peenelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran
terhadap
penelitian-penelitian
yang
sudah
ada
mengenai
pelanggaran prinsip kesantunan dan wujud implikatur, sehingga dapat dijadikan referensi. Tujuan dalam penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang tertarik atau berkecimpung di dunia linguistik.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian agar runtut dan sistematis. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas lima bab. Kelima bab itu adalah sebagai berikut: Bab pertama berisi pendahuluan. Pada pendahuluan mencakup latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini terdiri atas tinjauan studi terdahulu, landasan teori dan kerangka pikir yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan dikaji sebagai acuan dalam sebuah penelitian.
7
Bab ketiga berisi metode penelitian. Adapun metode penelitian terdiri atas penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, klasifikasi data, teknik analisis data dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab keempat berisi analisis data. Dari analisis data ini akan didapatkan hasil penelitian yang menjawab permasalahan dalam rumusan masalah di bab pertama. Bab kelima merupakan penutup. Penutup berisi simpulan dari hasil penelitian dan dilanjutkan dengan saran dari penulis yang berhubungan dengan proses penelitian yang dilakukan.