1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran, pengalaman belajar yang didapat oleh siswa merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah satu kuncinya yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Namun pada kenyataannya, pembelajaran Biologi masih didominasi dengan menggunakan model konvensional yang berpusat pada guru tanpa memperhatikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Model konvensional tersebut menjadikan siswa cepat bosan dalam pembelajaran dan lebih memilih untuk mengobrol dengan temannya. Pada model konvensional ini, guru lebih mementingkan ketuntasan penyampaian materti tanpa memperhatikan proses dan hasilnya, padahal dalam pembelajaran Biologi sangatlah menekankan pada proses pengalaman belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006: 451) bahwa Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan pemikirannya. Keterampilan manual jelas terlihat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses (Rustaman, et al., 2003: 93). Keterampilan proses sains berdasarkan BSNP (2006: 451) meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasikan dan menafsirkan Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah. Model pembelajaran konvensional yang sering dilakukan kurang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan peran siswa pada proses pembelajaran. Terlebih lagi pada pembelajaran Biologi, siswa tidak hanya mendapatkan materi dengan hanya mendengar kemudian mencatat tetapi seharusnya siswa mendapatkan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara langsung. Model pembelajaran learning cycle merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa (Retraningati, 2011). Melalui model pembelajaran ini, siswa akan lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Model learning cycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan aplikasi konsep (concept application) (Dahar, 1989). Kemudian learning cycle ini berkembang dari tiga fase menjadi lima fase yang dikenal dengan tipe 5E . Tipe learning cycle yang diteliti dari penelitian ini adalah tipe 5E dikarenakan tahapan-tahapannya yang sesuai dengan jenis keterampilan proses sains yang diteliti. Menurut Retnaningati (2011), dalam model pembelajaran learning cycle 5E dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu berusaha untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa pada pelajaran Biologi (engagement), memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan panca indera mereka dengan maksimal dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan praktikum dan telaah literatur (exploration), memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan yang mereka miliki melalui kegiatan diskusi (explanation), mengajak siswa mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka dapatkan dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah (elaboration)
Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
dan terdapat suatu tes akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (evaluation). Melalui tahapan-tahapan pembelajaran tersebut, keterampilan proses sains yang diteliti yaitu keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa. Hal tersebut didasarkan karena masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat, ide, atau gagasan mereka pada proses pembelajaran. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya kurang termotivasi untuk belajar sehingga tidak timbul pertanyaan, merasa pertanyaannya yang akan diajukan tidak tepat, tidak berani untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide atau gagasan, dan masih banyak faktor lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan Mujidin dalam hasil penelitiannya (Kusmawati, 2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan yaitu kebiasaan siswa belajar di sekolah, ketersediaan waktu berpikir ketika pembelajaran, adanya kelompok-kelompok kecil, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, dan peranan guru ketika pembelajaran. Keterampilan berkomunikasi sangatlah penting dimiliki oleh siswa. Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan dasar bagi siswa. Melalui keterampilan berkomunikasi ini siswa dapat mengomunikasikan hasil praktikum atau hasil pengamatan yang telah dilakukan kepada siswa lainnya. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara tertulis melalui tabel atau grafik sehingga data dan informasi akan lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Namun pada kenyataannya, kemampuan siswa dalam menuangkan informasi dari hasil praktikum atau pengamatan ke dalam bentuk lain seperti tabel atau garfik masih kurang. Selain itu, untuk pemilihan konsep yang diteliti pada penelitian ini yaitu mengenai pencemaran air. Pencemaran air merupakan masalah yang tidak asing lagi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, materi pencemaran air ini penting untuk diajarkan karena terkait permasalahanpermasalahan yang ada mengenai pencemaran air yang akan mendorong siswa untuk bertanya dan berkomunikasi. Selain itu, melalui pembelajaran materi Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
pencemaran air diharapkan siswa dapat meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran air. Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa terutama dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air. Berdasarkan uraian di atas maka akan diteliti mengenai upaya untuk mengembangkan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa dengan penelitian yang berjudul: Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep Pencemaran Air.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitia ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air?”. Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, maka dapat dijabarkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dalam mengajukan pertanyaan sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran learning cycle? 2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dalam berkomunikasi sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran learning cycle?
C. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Tipe learning cycle yang digunakan yaitu learning cycle 5E yang tahapantahapannya terdiri atas engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.
Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
2. Indikator keterampilan mengajukan pertanyaan secara tertulis yang diteliti dengan menggunakan tes KPS yaitu bertanya apa, bertanya bagaimana, bertanya mengapa, dan mengajukan pertanyaan yang meminta penjelasan. 3. Indikator keterampilan berkomunikasi secara tertulis yang diteliti dengan menggunakan tes KPS yaitu membaca grafik/diagram, tabel, gambar, bagan dan menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik, tabel atau diagram.
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan siswa kelas X dalam mengajukan pertanyaan pada subkonsep pencemaran air. 2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan siswa kelas X dalam berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya: 1. Bagi guru: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran learning cycle pada pembelajaran subkonsep pencemaran air. 2. Bagi siswa: Melalui penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif
dalam
pembelajaran
sehingga
dapat
meningkatkan
keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi.
Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
3. Bagi peneliti lain: Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan model pembelajaran learning cycle dan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi.
F. Asumsi Asumsi yang menjadi dasar penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran learning cycle dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk bereksplorasi, bekerja sama, berlatih mengutarakan gagasan, melatih bereksperimen, dan tidak membosankan sebab proses pembelajaran tidak monoton (Retraningati, 2011). 2. Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa (Retraningati, 2011). 3. Model pembelajaran learning cycle 5e dibandingkan dengan model pembelajaran
tradisional
untuk
mengajar
memiliki
sejumlah
besar
keuntungan, seperti melibatkan siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan untuk belajar bagi siswa dan meningkatkan minat siswa untuk belajar (Yalcin dan Bayrakceken, 2010).
G. Hipotesis Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah “Penerapan model pembelajaran learning cycle dapat berpengaruh terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air”.
Devi Esti Anggraeni, 2013 Pengaruh Penerapan Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Dan Berkomunikasi Siswa Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Air Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu