BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terlebih bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai kemajuannya. Pendidikan pada dasarnya diberikan untuk membantu manusia ke arah pertumbuhan dan perkembangan. Di dalam pasal 31 batang tubuh UUD 1945 ditegaskan bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”. Dalam UU No. 20 th 2003 tentang UUSPN pasal 7 yang berbunyi “ Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya”. Dari peraturan tersebut setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan wajib mendapatkan dukungan penuh dari orang tua maral maupun materiil, yang bertujuan untuk membentuk SDM yang berkualitas. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan menekankan pembentukan sumber daya manusia yang memiliki etos kerja yang tinggi, produktif, profesional dan mampu menguasai serta memanfaatkan ilmu pengetahuan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu input dalam hal ini adalah siswa, karena siswa disini merupakan titik pusat proses belajar mengajar.
1
2
Oleh karena itu dalam meningkatkan mutu pendidikan maka harus diikuti pula peningkatan mutu siswa. Dalam pencapaian mutu siswa keluarga merupakan pranata sosial yang sangat penting. Betapa tidak, banyak orang menghabiskan waktunya dalam keluarga di bandingkan dengan tempat yang lainnya. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Ihromi (1999) mengatakan bahwa “ segala kesalahan anak-anak itu adalah akibat dari perbuatan pendidik-pendidiknya, terutama orang tua”. Hal ini karena pendidikan dalam lingkungan keluarga sangat penting sekali, segala sikap dan tingkah laku ayah dan ibu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Peranan orang tua sangat besar dalam menciptakan situasi belajar anak di rumah. Selain itu juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar anak. Sikun Pribadi (1981) menjelaskan “pola asuh orang tua adalah prilaku
orang
perlindungan
tua dan
dalam
memenuhi
mendidik
anak
kebutuhan,
dalam
memberikan
kehidupan
sehari-
hari”.Perlakuan orang tua tersebut akan mendatangkan hasil yang baik apabila dilakukan dengan benar. Orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah ayah dan ibu. Menurut Soedomo Hadi (2003) “ orang tua adalah ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya”.
3
Sedangkan menurut Diniarti dalam Ihromi (1999) “ orang tua adalah ayah dan ibu yang berkewajiban terhadap proses sosialisasi dimasa kanak-kanak dan untuk membentuk kepribadian anak-anaknya”. Orang tua atau ayah dan ibu selalu menjaga, merawat, dan membimbing anak dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberikan perlindungan yang dapat dilakukan dengan cara menunjukkan kekuasaan dan
memperhatikan keinginan-keinginan anak, dengan
tujuan agar dapat mengantarkan mereka menjadi manusia yang berguna bagi keluarga bangsa dan negara. Suherman (2000) berpendapat bahwa ada tiga jenis pola asuh orang tua yaitu sikap otoriter, sikap demokratis, dan sikap liberal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa penerapan jenis pola asuh orang tua akan menimbulkan kepribadian yang berbeda pula pada anak yang akan berpengaruh pada prestasi belajarnya di sekolah. Dalam proses belajar, prestasi yang dicapai oleh anak biasanya akan menjadi alat ukur keberhasilan dalam belajar. Seorang anak dapat berhasil dalam belajar dan mempunyai prestasi yang tinggi jika didukung dengan suasana yang nyaman dalam lingkungan keluarga anak itu sendiri. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan siswa yang belajar dari mereka”. Anak yang masih sekolah memerlukan bimbingan dari orang tua (ayah, ibu) di dalam keluarga, dan di dalam sekolah guru yang membimbing anak agar memperoleh
4
apa yang di citakan oleh anak. Keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan sangat ditentukan oleh keberhasilan belajar seorang anak. Keberhasilan belajar atau prestasi belajar seorang anak dapat dipengaruhi
oleh
banyak
faktor.
Secara
umum
faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dasar dua kategori, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Baharudin 2010). Kedua faktor tersebut mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar siswa. Keberhasilan belajar selalu diidentikkan dengan prestasi belajar yang dicapai anak dalam sekolah. Singgih (1992) “ prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar”. Ditambahkan lagi oleh Syaiful Bahri Djamaroh (2002), “ prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesankesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carolina Ertanti dengan judul perbedaan prestasi akademik ditinjau dari jenis pola asuh, terdapat perbedaan prestasi akademik yang signifikan antara pola asuh Authoritative, Authoritarian dan Permissive. Dimana pola asuh Authoritative menghasilkan prestasi akademik yang paling tinggi, disusul dengan pola asuh Authoritarian. Sedangkan pola asuh Permissive menghasilkan prestasi akademik yang paling rendah. berbeda penelitian yang dilaukakan Rahmawati (2008) mengatakan
5
bahwa tidak ada perbedaan yang positif signifikan antara prestasi belajar ditinjau dari pola asuh orang tua. Dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang khususnya dalam mata pelajaran PKn indeks prestasi belajar siswa tidak semua siswa mencapai target KKM, selain itu adanya perbedaan pola asuh yang digunakan para orang tua siswa dalam mendidik/mengasuh anak –anaknya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pkn berdasar pola asuh orang tua di SMP Negeri 2 di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang mengunakan jenis-jenis pola asuh menurut Baumrind (dalam Yusuf, 2002). Kenyataan tersebut yang membuat
penulis
mengadakan penelitian agar nantinya dapat
mengetahui bagaimana pola asuh orang tua siswa-siswa SMP kelas VIII serta bagaimana prestasi belajar PKn. Sehingga penelitian ini mengkaji tentang “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA BERDASAR POLA ASUH ORANG TUA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS
VIII
SMP
NEGERI
KABUPATEN SEMARANG “
2
KECAMATAN
SUSUKAN
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Adakah perbedan yang signifikan prestasi belajar siswa berdasar pola asuh orang tua pada mata pelajaran PKn kelas VIII SMP Negeri 2 di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan perbedaan prestasi belajar siswa berdasar pola asuh orang tua pada mata pelajaran PKn kelas VIII SMP Negeri 2 di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang? 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: Manfaat Teoritis a.
Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa berdasar pola asuh orang tua pada mata pelajaran PKn kelas VIII SMP Negeri 2 di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?
a.
Memberikan
sumbangan
khasanah
pengetahuan
tentang
penerapan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa. b.
Memberikan sumbangan pemikiran yang digunakan untuk membantu penelitian selanjutnya yang sejenis.
7
Manfaat Praktis Agar penelitian ini bermanfaat bagi SMP Negeri 2 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang untuk dapat menjadi bahan reverensi mengenai perbedaan prestasi belajar siswa berdasar pola asuh orang tua pada mata pelajaran PKn .