BAB I PANDUAN PENYUSUNAN 1.1
Bahasa Laporan kerja praktek ditulis dengan Bahasa Indonesia baku. Bahasa
Indonesia yang wajib digunakan dalam laporan harus Bahasa Indonesia dengan tingkat keresmian yang tinggi. Kaidah tata bahasa harus ditaati. Kalimat haruslah utuh dan lengkap, gunakan tanda baca seperlunya agar dapat dibedakan anak kalimat induknya, kalimat keterangan dari kalimat yang diterangkan dan sebagainya. Kata ganti orang, terutama kata ganti orang pertama (saya, aku, kami, engkau, dan lain-lain), jangan dipergunakan dalam kalimat laporan kerja praktek, tetapi dibuat berbentuk pasif, kecuali dalam kalimat kutipan. Susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga kalimat tersebut tidak perlu memakai kata ganti orang. Pemisahan kata dari suku kata pada batas pengetikan sebelah kanan harus mengikuti ketentuan tata bahasa. Kata terakhir pada baris kalimat pada dasar halaman tidak boleh dipotong. 1.2
Istilah Istilah yang dipakai adalah istilah dalam bahasa Indonesia atau yang sudah
dibakukan. Jika terpaksa harus memakai istilah asing, maka bubuhkanlah garis bawah pada istilah itu, atau ditulis dengan huruf miring. Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan asal konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau banyak sekali menggunakan istilah baru, sebaiknya dibuatkan daftar istilah di belakang. 1.3
Bahan dan Ukuran
1.3.1 Sampul Laporan Kerja Praktek Sampul terdiri dari dua bagian, yaitu sampul depan/luar dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS putih. Sampul depan/luar laporan kerja
1
2
praktek dibuat dengan kertas tebal/karton (hard cover) yang terdiri dari lapisan luar plastik (laminating). Format dan templete desain di sediakan oleh program studi dan KDK. 1.3.2 Naskah Laporan Kerja Praktek Naskah diketik dalam kertas HVS 80 gram ukuran kuarto (A4) atau 21 x 29,7 cm. Pengetikan tidak bolak-balik. 1.4
Pengetikan
1.4.1. Jenis Huruf Naskah laporan kerja praktek diketik dengan komputer dengan huruf jenis Times New Roman dengan ukuran huruf 12. Huruf yang dipakai untuk cetak miring sama besar dengan huruf untuk naskah. Kata-kata atau bahasa/istilah asing atau latin diketik dengan huruf miring atau digaris bawahi. 1.4.2. Pencetakan Tinta yang digunakan adalah berwarna hitam dengan ketentuan: a. Pencetakan naskah berwarna hitam. b. Penggandaan dapat dilakukan dengan fotokopi yang bersih. 1.4.3. Jarak Baris a. Jarak antara baris satu dengan yang lain dibuat 2 (dua) spasi kecuali kutipan langsung yang panjangnya lebih dari 5 baris, catatan kaki, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, daftar arti simbol dan singkatan dan daftar pustaka menggunakan spasi tunggal atau 1 (satu) spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak menjorok ke dalam dengan 7 ketukan. b. Jarak antara penunjuk bab (contoh BAB I) dengan judul bab (contoh PENDAHULUAN) dua spasi. c. Jarak antara judul bab (judul bab) dengan teks pertama yang ditulis atau antara judul bab dengan judul sub bab empat spasi.
3
d. Jarak antara judul sub bab dengan baris pertama teks dua spasi. e. Jarak antara baris akhir teks dan judul sub bab berikutnya tiga spasi. f. Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, diagram, atau judulnya tiga spasi. g. Jarak antara alinea yang satu dan alinea yang lain dua spasi. h. Penunjuk bab dan judul selalu dimulai dengan halaman baru. 1.4.4. Batas Pengetikan (Margin Pengetikan) Batas-batas pengetikan diatur sebagai berikut: a. Tepi atas
: 4 cm
b. Tepi bawah
: 3 cm
c. Tepi kiri
: 4 cm
d. Tepi kanan
: 3 cm
1.4.5. Pengisian Ruangan Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya pengetikan harus dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan dan jangan sampai ada ruangan yang terbuang. Kecuali kalau akan mulai dengan alinea baru, gambar, sub judul, atau hal-hal yang khusus. 1.4.6. Alinea Baru Tiap-tiap baris dari suatu alinea dimulai dengan ketukan huruf pertama agak menjorok ke dalam sebanyak 7 (tujuh) ketukan huruf dari margin/batas kiri. 1.4.7. Permulaan Kalimat Bilangan (angka), lambang (simbol), atau rumus yang memulai suatu kalimat harus dieja, misalnya: Sepuluh buah resistor. 1.4.8. Kesalahan yang Sering Terjadi a. Kata penghubung seperti sehingga dan sedangkan sering dipakai untuk memulai suatu kalimat, hal ini harus dihindari.
4
b. Kata depan, misalnya pada, sering digunakan tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subjek. c. Kata di mana sering kurang tepat penggunaannya yang diperlakukan seperti “where” dan “of” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia penggunaan bentuk yang demikian perlu dihindari. d. Awalan di- dan ke- perlu dibedakan dengan kata depan di dan ke. Awalan didan ke- dirangkaikan dengan bentuk dasar, sedangkan kata depan di dan ke tidak dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. e. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat. 2.4.9. Pembagian Bab, Sub Bab, Sub-sub Bab a. Bab, nomor bab yang digunakan angka romawi besar (I, II, III, dan seterusnya), bab dan judul bab ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur simetris kiri-kanan (center) tanpa diakhiri dengan titik. b. Sedangkan setiap sub bab ditulis dengan angka arab 1.1, 1.2, 1.3, dan seterusnya. Penulisan sub-sub bab menggunakan angka Arab 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, dan seterusnya, dan jika ada pemecahan maka digunakan huruf abjad (a, b, c, dan seterusnya). c. Tiap bab diberi pembatas dengan kertas dengan warna biru muda. 1.5
Pemberian Nomor Halaman
1.5.1. Nomor Halaman Bagian Awal Pada bagian awal laporan nomor halaman yang digunakan adalah angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) diletakkan di tengah kertas bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah. Untuk halaman judul nomor halaman tidak ditulis tetapi harus diperhitungkan. 1.5.2. Nomor Halaman Bagian Pokok dan Bagian Akhir Pada bagian isi dan akhir, nomor halaman yang digunakan adalah angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya), ditulis di sebelah pojok kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas. Kecuali untuk halaman yang terdapat
5
judul bab, maka nomor halaman ditulis di tengah bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah. 1.6
Tabel dan Gambar
1.6.1. Tabel a. Penulisan nomor dan judul tabel diletakan di atas tabel, tanpa diakhiri dengan titik. b. Nomor tabel menggunakan angka arab ditempatkan di atas tabel simetris kiri kanan. Nomor tabel didahului dengan angka yang menunjukkan tabel tersebut berada pada bab berapa dan diikuti nomor urut tabel pada bab tersebut (dalam setiap bab nomor tabel dimulai dari nomor 1). c. Judul tabel diketik dengan huruf kecil dibuat simetris kiri kanan, jika judul tabel lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya lurus dengan baris pertama. d. Kolom-kolom dalam tabel harus dicantumkan nama kolom dan dijaga agar pemisahan antara kolom yang satu dengan kolom yang lain tegas. e. Jika tabel terlalu lebar atau kolom terlalu banyak maka dapat ditulis secara horizontal (landscape) dan bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri atau memakai kertas dobel kuarto, setelah dijilid kertas dilipat ke dalam sehingga tidak melebihi format. f. Tabel yang panjang hendaknya diketik dalam satu halaman tersendiri tidak dijadikan satu dengan naskah. g. Tabel tidak boleh dipenggal/dipotong, kecuali kalau memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel, dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan, tanpa judul. h. Tabel yang menunjukkan hasil analisis diletakkan di dalam naskah, tetapi yang menunjukkan perhitungan diletakkan pada lampiran. 1.6.2. Gambar Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik, peta, foto, lukisan, iklan dan sebagainya. Kelengkapan yang harus ada dalam gambar adalah:
6
a. Penulisan nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar. b. Nomor gambar menggunakan angka arab ditempatkan di bawah gambar simetris kiri kanan. Nomor gambar didahului dengan angka yang menunjukkan gambar tersebut berada pada bab berapa diikuti dengan nomor gambar (dalam setiap bab nomor gambar dimulai dari nomor 1). c. Judul gambar ditulis dengan huruf kecil tanpa diakhiri titik, aturan penulisan judul gambar sama dengan penulisan tabel. d. Ukuran gambar (lebar dan tinggi), diusahakan proporsional. e. Bila gambar diletakkan melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri kertas. 1.7
Kutipan Ada dua cara kutipan pustaka yang dapat dicantumkan dalam naskah
laporan kerja praktek, yaitu (1) kutipan berupa kalimat yang disajikan dalam teks, (2) kutipan pustaka yang disajikan dalam catatan kaki. 1.7.1. Kutipan Berupa Kalimat yang Disajikan dalam Teks KDK Teknik Informatika menetapkan kutipan berupa kalimat yang disajikan dalam teks mengikuti cara nama dan tahun, tahun ditulis dalam kurung. Nama pengarang yang ditulis dalam teks hanya nama keluarga: Contoh: Kadir (2000) melaporkan ..................... Berdasarkan penelitian Zaki (2001) diperoleh fakta ..................... Syarat mutu kabel yang dipakai dalam penelitian adalah ............. (Nani, 1999) Kutipan disusun oleh dua orang atau lebih, ditulis nama belakang: Contoh: Elektrikana et al. (2001) menyatakan bahwa ……………. Jika penyusun lebih dari tiga orang, maka hanya nama penyusun pertama saja yang disebutkan sesuai ketentuan di atas, diikuti oleh istilah et al. (kata et bukan singkatan, jadi tidak pakai titik, sedang al. adalah singkatan dari alii). Arti istilah et alii adalah “dan kawan-kawan.”
7
Kutipan yang tidak diketahui pengaranganya: Kalau pustaka tersebut tidak diketahui pengarangnya, maka harus dikutip dengan anonymous, contoh pada akhir kalimat misalnya: …………….......... algoritma ini lebih efisien (Anonymous, 1999) Mengutip pustaka dalam pustaka lain: Contohnya: Menurut Leonardo (dalam Jogianto:2006) bahwa Sistem adalah......... Perancangan sistem adalah................ (Leonardo, dalam Jogianto:2006). 1.7.2. Kutipan yang Disajikan dalam Catatan Kaki Ada dua macam catatan kaki yaitu: berdasarkan (1) isi dan, (2) rujukan suatu pustaka. Catatan kaki berdasarkan isi mengandung informasi penting yang menurut penulis, tetapi jika ditulis dalam teks isinya terlalu panjang atau mengganggu alur cerita teks. Catatan kaki berdasarkan rujukan suatu pustaka, tetapi tidak memenuhi syarat untuk dituliskan dalam daftar pustaka. Teks dan catatan kaki ditulis dipisahkan oleh garis dari batas sisi kiri halaman. Catatan kaki ditulis dalam bentuk paragraf yang diketik dengan jarak antar kalimat satu spasi, dan jarak antar catatan kaki dua spasi. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang sama dengan teks dimana catatan kaki itu dibuat. Gunakan Ibid (singkatan dari Ibidem) bila catatan kaki menunjuk catatan kaki yang sama dengan catatan kaki sebelumnya. Judul buku diketik miring. Gunakan op.cit. (singkatan dari opera citato) bila catatan kaki yang dibuat telah diselingi oleh catatan kaki yang lain. Ibid merupakan singkatan dari ibidem yang berarti ditempat yang sama. Bila suatu sumber baru saja dikutip (belum diselang atau disisipi kerangan atau sumber pustaka lain) akan langsung dikutip lagi maka cukup menggunakan ibid. Misalnya kita menulis ibid. halaman 80 yang berarti halaman 80 ini bukan halaman yang telah dirujuk oleh catatan kaki sebelumnya. Bila ibid merujuk pada halaman yang sama dengan karangan sebelumnya maka ibid harus diganti dengan loc.cit. Loc.cit merupakan loco citato, yang bermakna
8
dikutip dari tempat yang sama. Op.cit., merupakan singkatan dari opera citato: penggunaan bila karya telah dikutip. Bila suatu sumber telah dikutip dalam catatan kaki, dan telah diselingi oleh satu atau beberapa sumber lain dan dikutip lagi, maka penulisan catatan kakinya bisa disingkat dengan hanya menuliskan nama pengarangnya saja kemudian diikuti op.cit., disertai halaman. Penggunaan semua kutipan dalam naskah laporan kerja praktek, baik merupakan kutipan berupa kalimat yang disajikan dalam teks maupun kutipan pustaka yang disajikan dalam catatan kaki, nantinya harus disebutkan kembali dalam Daftar Pustaka yaitu nama pengarang, tahun publikasi, judul buku atau judul artikel dan penerbit serta kota tempat penerbit. 1.8
Penulisan Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah sumber pustaka yang digunakan penulis dalam
menulis karya ilmiah seperti laporan kerja praktek. Daftar pustaka disajikan dalam halaman baru, dengan judul ”Daftar Pustaka” diketik dengan huruf kapital dan diletakkan di sisi halaman sebelah tengah (center) halaman. Jarak spasi yang digunakan untuk pengetikan daftar pustaka adalah 1 (satu) spasi. Baris kedua tiap daftar pustaka diketik menjorok ke dalam 7 (tujuh) ketukan atau 1 tab. Daftar pustaka yang baik harus: a. Memuat semua pustaka yang (hanya) digunakan di dalam menulis laporan kerja praktek. b. Ditulis dengan lengkap dan berurutan alfabetis sehingga pembaca yang ingin menelusuri pustaka aslinya akan dapat melakukannya dengan mudah. c. Mencantumkan hanya pustaka yang telah diterbitkan. d. Menggunakan sistem penulisan nama penulis artikel yang
berlaku
internasional. KDK Teknik Informatika menetapkan penulisan daftar pustaka dengan urutan penyajian sebagai berikut: 1. Nama pengarang diakhiri dengan titik (.) 2. Tahun publikasi diakhiri dengan titik (.) 3. Judul buku atau judul artikel diakhir dengan tanda koma (,) dan
9
4. Penerbit serta kota tempat penerbit. a. Penulisan nama penulis lebih dari satu kata Jika nama penulis terdiri atas dua kata atau lebih, cara penulisannya menggunakan nama keluarga (nama akhirnya) diikuti dengan koma dan singkatan nama-nama lainnya masing-masing diikuti titik. Contoh: Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya, S. Shepley L. Ross ditulis : Ross, S. L. b. Penulisan nama yang diikuti dengan singkatan Nama penulis yang menggunakan singkatan, ditulis nama akhir yang diikuti tanda koma, kemudian diikuti dengan nama depan lalu nama berikutnya. Contoh: Mawardi A.I. ditulis : Mawardi, A.I. William D. Ross Jr, ditulis: Ross, W. D. Jr. c. Nama dengan garis penghubung Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung. Contoh: Ronnie McDouglas ditulis: McDouglas, R. Hassan El-Bayanu ditulis: El-Bayanu, H. d. Penulisan gelar kesarjanaan Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak dicantumkan dalam penulisan nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau kata pengantar. e. Gunakan istilah “anonim” untuk referensi tanpa nama penulis f. Pustaka yang disusun oleh dua atau tiga orang Jika pustaka disusun oleh dua atau tiga orang, maka semua nama pengarang disebutkan secara lengkap, kecuali nama penyusun yang pertama disebut sesuai ketentuan di atas. Nama penyusun kedua dan ketiga ditulis seperti biasa. Jika penyusun lebih dari tiga orang, maka hanya nama penyusun pertama saja yang disebutkan sesuai ketentuan di atas, diikuti oleh istilah et al.
10
Beberapa contoh menulis daftar pustaka sebagai berikut: 1. Penulisan buku Penulisan mengikuti urutan : nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbit. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama akhir pengarang, yaitu nama keluarga (surname). Nama lain atau huruf singkatannya (initials) ditulis di belakang nama akhir tadi dan dipisahkan dengan koma. Inisial ditandai dengan titik di belakangnya. Contoh: a. Buku dengan pengarang satu orang Kadir, A. 1981. Mesin Takserempak, Djambatan, Jakarta. Bradley, D. A. 1988. Power Electronics, English Language Book Society, UK. b. Buku dengan pengarang dua orang Chute, G. M. & Chute, R. D. 1981. Electronics in Industry, McGraw-Hill, Singapore. c. Buku dengan pengarang tiga orang Fitzgerald, A.E, Higgimbotham, D.E., & Grabel, A. 1984. Basic Electrical Engineering, fith edition, McGraw-Hill, Singapore. Beer, M., Einstant, R.A., & Spector, B. 1990. The Critical Path to Corporate Renewal,: Harvard Bussiness School Press, Boston. d. Buku dengan pengarang lebih dari tiga orang Mohran, A.M. et al. 1989. Large-scale Organizational Change, Josse-Bassy, San Francisco. Senge, P. et al. (2000). School that Learn, Dubleday, New York. e. Buku yang diterjemahkan Untuk buku terjemahan, unsur-unsur yang perlu dicantumkan adalah: Nama pengarang buku asli, tahun publikasi, judul buku asli (italic), diikuti kata-kata: diterjemahkan oleh, yang langsung diikuti oleh nama penerjemah, kemudian diikuti dengan kalimat: dengan judul (italic), yang langsung diikuti oleh judul terjemahan (italic), dan nama dan kota penerbit. Contoh:
11
Lister, E.C. 1984. Electrical Circuit and Machines, diterjemhkan oleh: Hanapi Gunawan, dengan judul: Mesin dan Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta. 2. Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya tidak melakukan sitasi (kutipan) artikel dari internet yang tidak ada nama penulisnya. a. Artikel majalah ilmiah versi cetakan Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring), nomor, volume dan halaman. b. Artikel majalah ilmiah versi online Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring), nomor, volume, halaman dan alamat website. c. Artikel umum Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis miring), tanggal diakses. Contoh: Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum, http://www.ed.uiuc.edu /EPS/PESYearbook/1998/thompson.html, diakses: 2 Maret 2001. 3. Pustaka dalam bentuk laporan penelitian Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus ditulis miring), nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota. 1.9
Penulisan Lambang, Satuan, dan Singkatan Lambang untuk peubah (variabel) dipakai untuk memudahkan penulisan
peubah tersebut dalam rumus dan dalam pernyataan aljabar lainnya. Semua huruf harus dinyatakan dalam abjad Latin dan abjad Yunani, baik huruf besar maupun huruf kecil, lambang dapat terdiri satu atau dua huruf. Lambang dapat diberi subskrip atau superskrip atau kedua-duanya. Subskrip dan superskrip dapat berupa huruf atau angka. Pilihlah lambang yang sudah lazim dipergunakan dalam bidang ilmu anda. Awal suatu kalimat tidak dibenarkan dimulai dengan lambang, karenanya susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga tidak perlu diawali dengan lambang peubah.
12
Hindarkan pemakaian angka pada awal suatu kalimat. Gunakan angka untuk tanggal, nomor halaman, persentase, waktu dan sebagainya, seperti: 22 Desember 2010; 09.00 pagi, halaman 83, 75%. Jumlah dan satuan ukuran dinyatakan dalam angka dan singkatan satuannya, terkecuali bila satuan itu tidak didahului oleh suatu angka, misalnya tabung diukur dengan milimeter dan lebarnya adalah 10 cm. Perlu diperhatikan bahwa penulisan suatu ukuran tidak diberi tanda titik dibelakangnya, untuk angka kurang dari 10 digunakan angka, seperti empat bagian, 12 buah buku. Angka desimal ditandai dengan dengan koma, bukan dengan titik, misalnya berat 50,5 kg. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di belakangnya, misalnya m.g, kg, cal. Singkatan adalah bentuk istilah yang tulisannya dipendekkan, sehingga hanya tinggi satu huruf (g untuk gram), beberapa huruf (UUD untuk UndangUndang Dasar atau ABRI untuk Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) atau sepenggal kata (harian untuk surat kabar harian). Akronim adalah singkatan beberapa kata yang dibentuk dengan berbagai cara dan diperlakukan sebagai sepatah kata (laser dari gabungan huruf awal istilah light amplification by stimulated emission of radiation; berdikari dibentuk dari berdiri diatas kaki sendiri atau humas dibentuk dari hubungan masyarakat). Singkatan kata atau akronim digunakan hampir pada setiap bahasa dan merupakan gejala yang bersifat universal. Ada kata singkatan yang sering tidak disadari oleh penggunanya seperti radar (radio detecting and ranging). Satuan dasar yang dianut secara universal memakai satuan sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systeme International d‘unites). Dalam sistem ini dikenal tujuh satuan dasar utsama untuk mengukur panjang (meter m), massa (kilogram kg), waktu (sekon atau detik s), arus listrik (ampere A), kuantitas zat (mol), suhu termodinamika (Kelvin K) dan intensitas cahaya (candela cd). Satuan-satuan lain diturunkan dari satuan dasar tersebut dengan menambahkan kata yang menunjukkan sistem perpangkatan sepuluh (yang terbanyak dipakai adalah mega-, kilo-, desi-, mili-, mikro-, nano-, dan seterusnya). Adapun satuan dasar lain yang mulai sering dipakai tulisan ilmiah berbahasa Inggris untuk waktu adalah menit (min), jam (h), hari (d).
13
1.10 Penulisan Persamaan Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, fisika, listrik, elektronika, digital, reaksi kimia, dan lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan. Contoh: Standar Deviasi (S)
(E
i
E) 2
(1)
n
1 de(t ) U (t ) Kp e(t ) e * dt Td T1 0 dt 1
( 2)
1.11 Penggunaan Huruf Di dalam tata tulis ilmiah atau karangan dalam bahasa Indonesia selalu digunakan dengan huruf latin. Huruf latin ini terdiri dari dua bentuk, yaitu Huruf Romawi dan Huruf Itali. Disamping itu juga dikenal ada huruf latin tipis dan huruf latin tebal serta huruf latin kecil dan huruf latin besar atau kapital. Selain itu dikenal pula ada dua sistem dalam pemberian angka yaitu angka Arab dan angka Romawi. a. Huruf Romawi Penampilan huruf Romawi selalu berdiri tegak, sehingga penulisan dengan huruf romawi ini sering disebut huruf “tercetak”. Dalam dunia tata tulis dan pengetikan bentuk huruf Romawai ini yang selalu dipakai, kecuali untuk huruf Romawi yang berpenampilan kurus, hampir selalu dapat dipergunakan untuk segala keperluan. Contoh huruf romawi : Aku, Saya, Makan, dan lain-lain. b. Huruf Itali Huruf Itali ditampilkan secara miring, sehingga huruf Itali sering disebut juga huruf miring atau kursif. Kalau diketik atau ditulis tangan kemiringannya
14
ditandai dengan garis bawah tunggal. Huruf Itali ini dipakai untuk hal-hal sebagai berikut : 1). Kata dan ungkapan asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa (contoh: in vitro, ad hoc). 2). Tetapan dan unsur yang tidak diketahui dalam matematika. 3). Nama kapal, satelit (contoh: KRI Macan Tutul, Apollo 11). 4). Kata atau istilah yang baru diperkenalkan untuk diskusi khusus (contoh: inseminasi buatan). 5). Kata atau frase yang diberi penekanan (contoh: Makan!, Masuk!). 6). Pernyataan rujukan silang dalam indeks (contoh: lihat, lihat juga). 7). Judul buku atau berkala yang disebutkan dalam teks dan dalam daftar pustaka (contoh: Sosiologi Pedesaan, Metode Penelitian) 8). Tiruan bunyi (contoh: dari sarang burung itu terdengar kicau tu-ju-pu-lu tu-ju-pu-lu). c. Huruf Kapital Pemakain huruf kapital adalah: 1). Sebagai huruf pertama. 2). Pada awal kalimat. 3). Setiap kata dalam judul buku atau berkala (kecuali kata dan, yang, untuk, di, ke, dari yang tidak terletak pada posisi awal). 4). Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, peristiwa, sejarah, takson makhluk diatas jenis, lembaga, gelar dan pangkat yang diikuti nama orang atau tempat. 5). Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada buku dan nama bangsa (contoh: Undang-Undang Dasar 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa). 6). Nama-nama geografi seperti sungai, kota, provinsi, negara, dan pulau. 7). Keseluruhan huruf dalam judul, bab, dan heading lainnya sering memakai huruf kapital, namun kebiasaan ini sekarang sudah mulai ditinggalkan,
15
antara lain karena membaca kalimat yang semua ditulis dengan huruf kapital ternyata melelahkan mata. 8). Akan tetapi huruf kapital tidak dipakai pada nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis (seperti tempe malang, apel batu, dodol garut, jenang kudus dan lain-lain) atau sebagai bentuk dasar kata turunan (seperti kearab-araban, mengindonesiakan, menginggriskan). d. Huruf Kapital Kecil Huruf kapital kecil adalah huruf kapital yang tingginya sama dengan huruf x. Huruf kapital ini biasa dipakai untuk singkatan tertentu, seperti E (error), N (normal), G (galat), M (massa) dan SD (simpangan baku). e. Huruf Tebal Huruf tebal ini sering digunakan untuk judul atau bab dan sub bab utama. Selain itu bentuk huruf ini biasa dipakai untuk nama ilmiah takson yang baru ditemukan atau diusulkan pertama kali. f. Huruf Yunani Selain huruf latin yang digunakan dalam tata tulis karya ilmiah, juga sering digunakan huruf Yunani. Beberapa huruf kapital Yunani sama dengan huruf Latin, tetapi semua huruf kecilnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda. Huruf Yunani banyak dipakai dalam formula matematika (Ær), statistic (rhit., @), lambang astronomi (deklinasi ò ), satuan ukuran (μm), istilah kimia (ßamilase) atau kedokteran (r globulin). g. Huruf Miring Dalam skripsi penulisan huruf miring dapat diganti dengan kata yang diberi garis bawah. Penulisan huruf miring atau kata bergaris bawah ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut: 1). Menulis judul buku, nama majalah, nama surat kabar yang dikutip dalam kalimat.
16
Contoh: Dalam buku Sosiologi Pedesaan Kajian Kultural dan Struktural karya Darsono Wisadirana dibahas bagaimana sikap hidup dan kehidupan masyarakat pedesaan serta sistem religinya. Hari Jum‘at 7 Juli 2006 Kompas memberitakan, bahwa gejala melonjaknya peminat program studi ilmu komunikasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir dinilai terdorong oleh boom permintaan tenaga penyiaran (broadcast) televisi. 2). Menegaskan bagian kata, kata atau frase dalam kalimat. Contoh: Tukar Guling yang dilakukan oleh beberapa kepala daerah merupakan kerugian bagi pemerintah. Water Gate merupakan bentuk penyelewengan bagi pemerintahan George Bush. 3). Menuliskan nama-nama ilmiah, ungkapan asing yang ditulis sesuai dengan bahasa aslinya. Contoh: Bahasa jawa dikenal dengan sangsekerta. Untuk mengungkapkan keadaan atau kejadian pada waktu sekarang dalam bahasa inggris digunakan kata present tense. 1.12. Penggunaan Angka Dalam tata tulis karya ilmah dan karangan lain dengan menggunakan huruf Latin dikenal ada dua macam angka, yaitu angka Arab dan angka Romawi. Angka Arab lebih banyak dipakai orang sebab memiliki beberapa kemudahan karena sistemnya yang efektif. Akan tetapi angka Romawi masih sering dipakai secara berdampingan, terutama untuk berbagai keperluan khusus. a. Angka Arab Secara umum angka arab ini dipakai untuk: 1). Menyatakan jumlah yang mendahului satuan ukuran (contoh: 4 g, 9 m, 13 jam, 100 ha, 259 cc).
17
2). Menyatakan nilai uang, tanggal, waktu, halaman, penunjukan urutan yang diawali ke-, persentase (contoh: Rp. 250.000, 10 Maret, pukul 10:45, halaman 468, abad ke-20, 12 %). 3). Menunjukkan jumlah yang berkaitan dengan manipulasi matematika (contoh: 15 dikalikan 3, suatu faktor 2). 4). Mengeja bilangan satu sampai sembilan dan angka untuk bilangan yang lebih besar (contoh: lima mangkok, sepuluh domba, 20 bagian, 15 batang, 25 botol). 5). Dalam suatu deret sejenis yang mengandung beberapa angka atau lebih dari 10, pakailah angka (contoh: percobaan penggemukan ternak dilakukan dengan memakai 3 ekor sapi, 7 ekor domba, 15 ekor ayam, dan 25 kambing). 6). Untuk penulisan bilangan besar yang berakhir dengan beberapa angka 0, pakailah kata untuk bagian bilangan besar tersebut (contoh: 5,4 juta, bukan 5.400.000). 7). Jangan mulai kalimat dengan angka; nyatakanlah angka itu dengan huruf, atau susunan kalimatnya (contoh: alih-alih menyuguhkan 25 macam logam diuji ketahanannya…. Atau katakan “Ketahanan 25 macam logam diuji….”). 8). Angka yang menyatakan kisaran, dipisahkan dengan perkataan sampai atau tanda pisah yang berarti “sampai dengan dan termasuk”, kata sampai biasanya dipakai dalam teks, sedangkan tanda pisah dipakai dalam tabel, dan pengacuan pasti (contoh: Tanam Paksa di Indonesia mulai dari tahun 1645 sampai tahun 1882. Tetapi untuk “Pengungsi tsunami Aceh ditulis 2005-2006…”. Atau “untuk perang Diponegoro ditulis 1820-1825”). 9). Angka dan tahun termasuk yang ditulis memakai tanda pisah dapat ditulis penuh (1820-1825) tetapi dapat pula disingkat dengan menghilangkan bagian yang sama (1820-25). Singkatan (Elisi) hanya dapat dilakukan pada angka yang melebihi dua digit (45-49, tidak boleh dilakukan bila angka yang pertama berakhir pada 00 (300-309, bukan 300-09 atau 300-9).
18
Tetapi bila angka terakhir keduanya didahului 0, tulis hanya angka terakhir tersebut (1803-1809 dielisi menjadi 1803-8 dan bukannya 1803-09). b. Angka Romawi Pemakaian Angka Romawi dalam tata tulis adalah: 1). Membedakan raja, paus, atau orang seketurunan yang bernama sama (contoh: Elizabeth III, Hamengkubuwono X, Paulus II, James R. Watson IV). 2). Menunjukkan urutan yang tidak diawali ke- (contoh: abad XX, Kongres Sejarah Nasional V, Lustrum IX). 3). Penomoran pada/untuk bab utama. 4). Penomoran ditulis dengan huruf kecil untuk halaman buku sebelum halaman normal batang tubuh teks yang memakai angka Arab. 5). Penunjukan babak dan adegan dalam lakon, yang terkadang dilakukan juga dengan angka Arab, sedangkan baris selalu ditunjukkan dengan angka Arab (dewi Sri dan Agung Sedana atau Lutung Kasarung, Babak III, adegan iii, baris 56 atau Julius Caesar IV, iii, 84, atau Hamlet, Babak III, adegan 1, baris 56, atau Othello 5, 2, 334). 1.13 Pemakaian Ejaan Sejak diberlakukannya sistem ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan pada tahun 1972, semua huruf dalam abjad Latin secara resmi sudah menjadi huruf bahasa Indonesia, sebagai akibatnya, sekarang sering terjadi kesalahan yang disebabkan oleh tindakan hiperkorek. Kata pernapasan, misalnya secara salah acapkali dieja dengan pernafasan. Hingga sekarang masih banyak orang yang tidak dapat membedakan mana kata di- yang disebut awalan dan yang dalam penulisannya dirangkaikan dengan kata yang dibelakangnya, dan mana kata depan di yang dipisahkan menulisnya dari kata yang di belakangnya. Kata di yang pertama disebut awalan (contoh: diminum, dipukul, ditendang, dicium, diperbaiki, diserahkan dan lainnya) dan kata di yang ke dua disebut kata depan (contoh: di kamar, di rumah, di sana, di kota, di mana dan lainnya). Karena keharusan
19
menaati (perhatikan: bukan mentaati) sistem ejaan yang disempurnakan, dalam menulis kata berimbuhan sering perlu dilakukan penggantian huruf. Dengan berpedoman
pada
pola
menaati,
sekarang
dibakukan
cara
penulisan
menerjemahkan (bukan menterjemahkan), mencolok (bukan menyolok), dan mengubah (bukan merubah atau merobah). Begitu pula kita harus menulis penerapan (bukan pentrapan), pengajian (bukan pengkajian), dikelola (bukan dilola), dan seterusnya. Karena semua huruf Latin diterima sebagai huruf Indonesia, penulisan kebanyakan kata serapan dari bahasa asing sudah dapat dilakukan dengan mendekati bentuk aslinya. Untuk itu memang perlu dilaksanakan penyesuaian seperti diatur dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Beberapa masalah sering dijumpai dalam kasus penggunaan huruf atau pengejaan istilah serapan seperti dicontohkan berikut ini: 1. Berhati-hatilah dalam penggunaan huruf f dan v, yang adakalanya dipertukarkan atau digantikan dengan huruf p (misal: negatif, bukan negatip; Aktif
bukan aktip; bukan keaktifan, tetapi aktifitas dan bukan aktipitas;
provinsi bukan propinsi). 2. Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal adanya konsonan rangkap (misal: klasifikasi, bukan klassifikasi; efektif bukan effektif, tetapi ada massa disamping masa). 3. Huruf y sekarang adalah pengganti huruf j dulu, jadi tidak dapat dipakai sebagai huruf i lagi (misal: hipotesis, bukan hypotesis; analisis bukan analysis apalagi analysa). 4. Huruf x dan q dipakai secara khusus untuk nama dan keperluan ilmu (misal: Al-Quran, Furqan, Xenon). 5. Huruf x hanya dipakai diawal kata, dan bila dipakai di tempat lain atau pada posisi tengah dan akhir kata, maka huruf itu diganti dengan ks (misal: xylem bukan silem atau klisem; xenon bukan senon; ekstra bukan extra, taksonomi bukan taxonomi; kompleks bukan complex atau dijadikan komplek).
20
6. Huruf h pada gugus gh, rh, th dihilangkan sedangkan huruf ph menjadi f dan ch menjadi k (misal: Fotografi bukan Fotographi, kromatografi bukan khromatographi; ritme bukan rhitma; metode bukan methode atau metoda; morfologi bukan morphologi atau morpologi). 7. Waspadalah menghadapi beberapa kata sulit yang selalu ditulis secara salah (antara lain adalah kualitas bukan kwalitas; sintetis bukan sintesa; ameba bukan amuba; projector bukan proyektor; atmosfer bukan atmosfera; varietas bukan varitas tetapi bir bukan bier; automatis bukan otomatis; mikrob bukan mikroba atau microbe sebab dibakukannya aerob; standar dan standardisasi bukan standarisasi). 8. Nama-nama ilmu tertentu berakhiran –ika (misal: sistematika bukan sistematik atau sistimatik; problematika bukan problematik, genetika bukan genetik). Karena bukan ilmu maka dibakukan kosmetik dan antibiotik, berturut-turut bukan kosmetika dan antbiiotika; begitu juga tropik bukan tropika atau tropis karena dibakukannya Samudra Pasifik. 9. Dalam kaitan ini perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia satu bentuk kata dapat berfungsi sebagai kata benda (misal: sosiologi – sosiology), kata keterangan (sosiologi – sosiologic) atau kata tambahan (sosiologi – sosiological/sosiologically). Oleh karena itu department of sosiologic – jurusan sosiologi; plant genetic resources – sumber daya genetika dan bukan sumber daya genetik atau sumber daya genetis; genetical evidence – bukti genetika, bukan bukti genetis atau bukti genetik. Pemakaian kata di sebagai kata depan dan awalan kata di didalam kalimat memiliki dua fungsi yaitu bisa berfungsi sebagai kata depan dan awalan yaitu : 1). Kata di sebagai kata depan penulisannya terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dalam pemakaiannya adalah sebagai berikut: Diikuti oleh kata benda (misal: di rumah, di kota, di sana, di mana dan lainnya). Memiliki pasangan kata ke dan dari (misal: dari rumah, dari sana, ke rumah, ke sana).
21
Untuk kata tanya dengan penulisan dipisahkan dari kata pengikutnya (misal: di mana/Di mana Ayahmu). 2). Kata di - sebagai kata awalan dipakai sebagai berikut : Pada kata-kata yang tergolong jenis kata kerja dan dituliskan serangkaian dengan kata kerja yang dilekatinya itu (misal: dicubit, dipukul, ditempeleng, diambil, dipilih, diserahkan, diperbaiki, dimarahi, diobati, dipakai dan lainnya). Kata kerja berawalan di- selalu mempunyai pasangan bentuk me- (misal: diberi-memberi;
disuruh-menyuruh;
dipukul-memukul;
diambil-
mengambil; diserahkan-menyerahkan). Digunakan sebagai kata tanya bersifat kata kerja menyatakan perbuatan (misal: Diapakan anak itu ?). 1.14 Penggunaan Tanda Baca 1.14.1. Tanda Titik Koma Tanda titik koma (;) dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya: Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat tali, sikat, keset, dan permadani kasar; tempurung kelapa dapat dijadikan bahan bakar atau wadah; pohonnya sendiri dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan. Sebenarnya rincian di atas juga dapat menggunakan koma, tetapi kalau menggunakan tanda koma, tidak terlihat dengan jelas perbedaan rincian kalimat majemuk setara dan rincian unsur dalam kalimat yang lebih kecil. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jika digunakan tanda titik koma, sebelum rincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Ketentuan inilah yang sering terlupakan oleh para penulis. Selain dalam kalimat majemuk setara, tanda titik koma dapat juga digunakan pada rincian ke bawah yang unsur-unsurnya berupa kelompok kata
22
yang panjang, atau berupa kalimat. Dalam hal ini sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan. Misalnya: Bintang sepakbola Portugal, Victor Paneira, harus menjalani hukuman kurungan selama 75 hari karena a. menghindari tugas militer; b. terlambat 21 hari melaporkan wajib dinas militernya selama 16 bulan pada bulan September 1988; c. dijumpai bersalah melakukan disersi. 1.14.2. Tanda Titik Dua Titik dua (:) sering digunakan secara tidak tepat, terutama dalam kalimat yang mengandung rincian. Hal ini tidak akan terjadi jika para penulis memperhatikan kaidah berikut: 1. Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap, yang diikuti rincian berupa kata atau frasa. Misalnya: Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. mengalir dari tempat tinggi; b. selalu rata/mendatar; c. sesuai dengan bentuk wadahnya; d. memberikan tekanan ke semua arah; e. meresap melalui celah kecil; f. melarutkan zat lain. 2. Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap atau kalimat. Atau, karena kalimat pengantarnya belum lengkap, titik dua tidak perlu dicantumkan. Misalnya: Sifat-sifat air adalah Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. mengalir dari tempat tinggi;
23
b. selalu rata/mendatar; c. sesuai dengan bentuk wadahnya; d. memberikan tekanan ke semua arah; e. meresap melalui celah kecil; f. melarutkan zat lain. 3. Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap, yang diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap pula, dan tanda akhir rincian harus tanda titik. Misalnya: Sifat-sifat air adalah sebagai berikut: a. Air mengalir dari tempat yang tinggi. b. Permukaan rata (mendatar). c. Bentuknya sesuai dengan wadahnya. d. Air memberikan tekanan ke semua arah. e. Air dapat meresap melalui celah kecil. f. Air dapat melarutkan zat lain. 1.14.3. Tanda Titik Titik hendaklah selalu dipakai: 1. Pada akhir suatu kalimat pernyataan; 2. Pada beberapa singkatan tertentu (contoh: M.A. Rifai, gb., hlm., M.Sc.); 3. Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar (contoh: 3.1., 3.1.1., 3.1.2, 3.2., dan seterusnya); 4. Sebagai pemisah bilangan angka ribuan dan kelipatannya yang menunjukkan jumlah (contoh: 7.000.000, 25.451). 5. Tanda baca titik ini tidak bisa dipakai untuk: a. Menyatakan pecahan persepuluhan (untuk itu pakailah koma sehingga setengah ditulis 0,5 dan bukannya 0.5); b. Menghubungkan jam dan menit (untuk itu pakailah titik dua sehingga pukul setengah sepuluh malam ditulis 21:30 dan bukan 21.30);
24
c. Memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menyatakan jumlah (tahun 1993, halaman 2345, nomor rekening bank 5432123). d. Baik dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat maupun pada nama dan alamat penerima surat. Misal: Yth. Bapak Ardi Amir Jl. Setia Budi 119 Palu Selanjutnya, tanda titik tidak dipakai pula pada: a. Singkatan nama unsur (C, H, O), senyawaan (RNA, DDT), atau pernyataan biologi (BOD, RFLP); b. Singkatan nama Negara (USA, UK), badan (UNESCO); c. Satuan ukur (kg, cm, 1, oF); d. Akhir judul. 1.14.4. Tanda Koma 1.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari ini hujan.
3.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Kalau hari ini hujan, saya tidak akan datang.
4.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
25
Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari ini hujan. 5.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.
6.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main!
7.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, ”Saya gembira sekali”.
8.
Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknik, Universitas Tadulako, Jalan Soekarno-Hatta, Palu.
9.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Marsudi, D. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: Deny Wiria Nugraha, S.T., M.Eng. 11. Tanda koma dipakai untuk menandai angka desimal. Misalnya: Berat 50,5 kg.
26
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. 1.14.5. Tanda Tanya Pemakaian tanda Tanya (?) adalah sebagai berikut: 1. Dipakai pada akhir kalimat pertanyaan langsung (misal: Siapa dia ?; Kemana anda pergi ?). 2. Dalam tulisan ilmiah tanda tanya dapat digunakan untuk menunjukkan keraguraguan dalam suatu pernyataan (Kartika lahir tahun 1984 ? dan menikah tahun 2005. Untuk beberapa kasus tertentu adakalanya tanda tanya itu diapit tanda kurung (Shakespeare pindah ke London tahun 1585 (?)). 1.14.6. Tanda Seru Tanda seru (!) hampir tidak pernah dipakai dalam tulisan ilmiah. Beberapa pemakaian tanda seru dalam suatu kalimat sebagai berikut: 1. Tanda seru digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat perintah langsung (misal: “Keluar dan jangan masuk lagi !” teriak Guru; “Duduklah !” seru Ibu). 2. Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menyatakan kekaguman, heran atau marah (misal: Alangkah indahnya pemandangan ini! ‘Wah, ganteng sekali!‘). 3. Adakalanya tanda seru digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu bahan bukti penelitian dilihat langsung oleh penulisnya (Cryptocarya Rifaii dipercelakan oleh Kostermans pada tahun 1970 berdasarkan spesimen tipe Illias Pale 26401 yang dikumpulkan di Sarawak (Herb. SAR!) 1.14.7. Tanda Hubung Tanda hubung (-) dipakai untuk: 1. Menyambung bagian-bagian tanggal yang seluruhnya ditulis dengan angka (contoh: 17-8-1945; perlu diperhatikan bahwa dalam karya ilmiah penulisan bentuk 17 Agustus 1945 lebih lazim dilakukan; lihat pula tanda garis miring).
27
2. Digunakan untuk menuliskan kata ulang (misalnya: terlunta-lunta, muda-mudi, tertatih-tatih, kekanak-kanakan dan lainnya). 3. Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai huruf kapital (se- Jawa Tmur, se-Indonesia), ke- dengan angka (abad ke-21, rangking ke-2, peringkat ke -3), angka dengan –an (tahun ‘90-an). 4. Digunakan untuk merangkai singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata (misalnya: sinar-X, meng-KO, men-DO). 5. Digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing (misalnya : peng-handle-an, mem-back-up, mem-brush-up). 6. Memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan (berevolusi vs. berevolusi, dua-puluh lima-ribuan, 20 x 5.000 vs. dua-puluh-lima-ribuan, 1 x 25.000). 1.14.8. Tanda Kurung 1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan integral pokok pembicaraan. 2. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam kalimat dapat dihilangkan. 3. Tanda kurung (atau tanda kurung tutup) dipakai untuk menunjukkan penomoran yang dimasukkan dalam kalimat [ketiga langkah itu adalah (a) mitosis, (b) meiosis, (c) penggandaan inti. Kebutuhan dasar manusia adalah 1) pangan, 2) sandang, 3) papan, 4) kesehatan, dan 5) pendidikan]. 1.14.9. Tanda Kurung Siku Tanda kurung siku ([…]) dipakai untuk mengapit: 1. Huruf atau kata yang ditambahkan pada kalimat untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat pada sumber aslinya (“Evolusi bukan lagi teori tetapi sudah merupakan do[go]ma bagi beberapa penganutnya”). 2. Keterangan dalam kalimat yang sudah bertanda kurung. 1.14.10. Tanda Petik
28
Tanda petik tunggal (‘) dipakai untuk mengapit 1. Petikan yang tersusun dalam petikan lain; 2. Makna terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing (survive ‘sintas’, survival ‘sintasan’, instead of ‘alih-alih’). 2.14.11. Tanda Garis Miring Tanda garis miring (/) dipakai untuk mengganti: 1. Tanda bagi atau menunjukkan bilangan yang menunjukkan bilangan pecahan (1/2 = 0,5); 2. Kata tiap (125 ton/ha); 3. Kata dan, atau diantara dua perkataan yang tidak dimaksudkan sebagai pilihan sinonim yang diselangkan (permusyawaratan/perwakilan); 4. Tanda garis miring dipakai pula untuk memisahkan bagian-bagian penanggalan yang ditulis dengan angka, terutama dalam penulisan label (2/8/1994; perlu dicatat bahwa dalam karya ilmiah bentuk 2 Agustus 1994 lebih lazim dipakai orang; berhati-hati bila menghadapi bahasa Inggris karena adanya bentuk August 2nd, 1994 sehingga di Amerika orang lalu menuliskan tanggal yang sama menjadi 8/2/1994). 2.14.12. Tanda Ampersan Tanda ampersan (&) berfungsi sebagai pengganti kata dan bila bentuk lebih singkat diinginkan. Tanda ini dianjurkan dipakai dalam pengacuan pada bibliografi sebab membantu mengurangi pengulangan. Bentuk “Menurut Reld & Webster (1968), Le gal & Arpin (1969), Kobayashi & Imai (1973), Abyad & Hussein (1974), Amos & Ajello (1975), Soedarsan & Rifai (1976) dan Mueller & Loffler (1978) …” tampak jauh lebih rapi jika dibandingkan dengan bentuk “Menurut reid dan Webster (1968), Le Gal dan Arpin (1969), Kobayashi dan Imai (1973), Abyad dan Hussein (1974), Amos dan Ajello (1975), Soedarsan dan Rifai (1976) dan Moeller dan Loffler (1978) ….” Selain itu penggunaan tanda ampersan juga memecahkan keraguan dalam menyusun penggabungan nama pengarang tulisan berbahasa asing, terutama kalau
29
diacu dalam teks. Bentuk penyajian “Menurut Reid and Webster (1968), Le Gal et Arpin (1969), Kobayashi to Imai (1973), Abyad wa Hussein (1974), amos y Ajello (1975), Soedarsan dan Rifai (1976), dan Mueller und Loffler (1978) …” memang janggal sekali. Kalau ampersan tidak akan dipakai, dalam menyusun daftar pustaka untuk tulisan berbahasa Indonesia secara bertaat azas supaya selalu dipakai dan untuk menggabungkan nama-nama pengarang tanpa memperhatikan bahasa karangan yang diacu.
30
Lampiran 1. Contoh penulisan gambar
Gambar 2.5. Konfigurasi jaringan kabel telepon (Sumber:……………………….) Lampiran 2. Contoh penulisan tabel Tabel 4.2. Metode sampling level inspeksi normal (Sumber: ……………………..) Jumlah Data 2 s/d 8 9 s/d 15 16 s/d 25 26 s/d 50 51 s/d 90 91 s/d 150 151 s/d 280 281 s/d 500 501 s/d 1200 1201 s/d 3200 3201 s/d 10000 10001 s/d 35000 35001 s/d 150000 150001 s/d 500000 500000 s/d ke atas
Ukuran Sampel Kode Jumlah A 2 B 3 C 5 D 8 E 13 F 20 G 32 H 50 I 80 J 125 K 200 L 315 M 500 N 800 O 1250
31
Lampiran 3. Contoh surat rekomendasi untuk mengikuti kegiatan kerja praktek (Form S1-01) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. (0451) 422611 Ext 153, 159, Fax. (0451) 422844
SURAT REKOMENDASI UNTUK MENGIKUTI KERJA PRAKTEK Nomor : Nama Mahasiswa No. Stambuk Program Studi Konsentrasi
: : : :
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan Kerja Praktek : Mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S1 Teknik Informatika yang merupakan mahasiswa aktif (tidak dalam kondisi cuti) menyelesaikan mata kuliah minimal 115 SKS dengan IPK > Telah 2. 2,00 1.
3. Telah lulus dari mata kuliah Metode Penelitian 4. Menyerahkan fotokopi Kartu Mahasiswa yang masih berlaku 5. Menyerahkan Transkrip Nilai (Daftar Hasil Studi) terakhir 6. Menyerahkan fotokopi KRS terakhir (semester berlangsung) 7. Menyerahkan fotokopi bukti pembayaran SPP Berdasarkan hasil pemeriksaan kelengkapan syarat-syarat Kerja Praktek mahasiswa tersebut di atas, maka kami merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk mengikuti Kerja Praktek. Palu, …………………..…. 2015 Mengetahui, Ketua Program Studi S1 Teknik Informatika,
32
Nama Ketua Program Studi NIP. Lampiran 4. Contoh surat permohonan kerja praktek ke Jurusan Teknik Elektro (Form S1-02) SURAT PERMOHONAN KERJA PRAKTEK Kepada Yth. Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako di Palu Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Nomor Stambuk Semester Program Studi Konsentrasi
: : : : :
Mengajukan permohonan untuk mengikuti kegiatan Kerja Praktek yang direncanakan pada perusahaan/instansi........................................................, dengan alamat.................................................................................................................... Bersama surat ini saya lampirkan: 1. Fotokopi Kartu Mahasiswa yang masih berlaku. 2. Transkrip Nilai (Daftar hasil Studi) terakhir. 3. Fotokopi KRS terakhir (semester berlangsung). 4. Fotokopi bukti pembayaran SPP. 5. Surat Rekomendasi untuk mengikuti kerja praktek dari Program Studi Demikian surat permohonan ini saya buat, besar harapan saya kiranya Bapak dapat mengabulkan permohonan ini. Atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Palu, .......................... 2015 Hormat saya, Pemohon
33
Nama dan Tanda Tangan Mahasiswa No. Stambuk Lampiran 5.
Contoh kartu konsultasi dengan dosen pembimbing kerja praktek (kartu konsultasi ini dicetak di atas kertas buffalo/kertas tebal/karton berwarna biru muda) (Form S1-03)
KARTU KONSULTASI BIMBINGAN KERJA PRAKTEK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO NAMA MAHASISWA NO. STAMBUK KONSENTRASI PROGRAM STUDI TEMPAT KP
: : : : :
NAMA PEMBIMBING : NO.
HARI/TANGGAL
MATERI BIMBINGAN
TANDA TANGAN PEMBIMBING
KETERANGAN
Palu, ............................... 2015 Mengetahui,
34
Ketua Program Studi S1 Teknik Elektro, Praktek,
Dosen Pembimbing Kerja
Nama Ketua Program Studi NIP.
Nama Dosen Pembimbing NIP.
Lampiran 6.
Contoh lembar absensi kerja praktek (kalau ada lembar absensi dari tempat KP maka dapat menggunakan lembar absensi tersebut) (Form S1-04) ABSENSI MAHASISWA KERJA PRAKTEK
NAMA MAHASISWA NO. STAMBUK KONSENTRASI PROG. STUDI JURUSAN FAKULTAS LOKASI KP
: : : : : : :
BULAN/TAHUN
:
No.
Hari
Tanggal
Kegiatan Yang Tanda Tangan Keterangan Dilakukan Mahasiswa
1. 2. 3. 4. 5.
31. Palu, ............................... 2015 Mengetahui, Kepala Kantor/Manajer
Pembimbing Lapangan,
Nama Kepala Kantor/Manajer
Nama Pembimbing Lapangan
35
NIP./NIK.
NIP./NIK.
Lampiran 7.
Contoh lembar laporan kegiatan bulanan kerja praktek (Form S1-05)
LAPORAN KEGIATAN BULANAN KERJA PRAKTEK NAMA MAHASISWA : NO. STAMBUK : KONSENTRASI : PROG. STUDI : JURUSAN : FAKULTAS : PERGURUAN TINGGI : TEMPAT KP : BULAN/TAHUN No.
Hari/Tanggal
: Kegiatan Yang Dilakukan
Hambatan Yang Dihadapi
Usulan Perbaikan
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5.
31. Palu, ............................... 2011 Mengetahui, Kepala Kantor/Manajer
Pembimbing Lapangan,
36
Nama Kepala Kantor/Manajer NIP./NIK.
Lampiran 8.
Nama Pembimbing Lapangan NIP./NIK.
Contoh form penilaian pembimbing lapangan kerja praktek (Form S1-06) : dibuat rangkap 2 (dua) FORM PENILAIAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA TAHUN 2011
Menerangkan bahwa : Nama Mahasiswa : ........................... Nomor Stambuk : ………………… Program Studi : ………………… Jurusan : ………………… Fakultas : ………………… Perguruan Tinggi : ………………… benar-benar telah melaksanakan Kerja Praktek di : ……………………………………………………………………………………… pada tanggal …………………………s/d………………………………………….. dan dapat diberikan penilaian (nilai 0 s/d 100) sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
KEDISIPLINAN : KERAJINAN : KERJA SAMA : KREATIVITAS : KEHADIRAN : 5.1. Sakit : …………………hari 5.2. Ijin : …………………hari 5.3. Alpa : …………………hari 6. KESAN (terhadap mahasiswa yang Kerja Praktek): ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... Palu, ............................... 2015 Mengetahui, Kepala Kantor/Manajer
Pembimbing Lapangan,
37
Nama Kepala Kantor/Manajer NIP./NIK.
Nama Pembimbing Lapangan NIP./NIK.
RAHASIA Dibuat rangkap 2 (dua) : Lembar 1: Untuk Institusi Pendidikan Lembar 2: Untuk Arsip Perusahaan/Instansi Lampiran 9. Contoh form penilaian (nilai akhir) kerja praktek (Form S1-07) : dibuat rangkap 2 (dua) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL R. I. UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. (0451) 422611 Ext 153, 159, Fax. (0451) 422844
PENILAIAN KERJA PRAKTEK NAMA MAHASISWA NO. STAMBUK KONSENTRASI PROGRAM STUDI
: : : :
UNSUR PENILAIAN 1 Laporan Kerja Praktek (diisi oleh dosen pembimbing) Penilaian dari Pembimbing Lapangan (dari tempat KP)
BOBOT 2
SKOR 3
NILAI 4
40 % 60 %
JUMLAH NILAI AKHIR Keterangan : 1. Isian kolom Skor (kolom 3) = Nilai 0 s/d 100. 2. Perhitungan pengisian kolom Nilai (kolom 4) adalah: Nilai = Bobot x Skor. 3. Perhitungan Nilai Akhir adalah: Nilai Akhir (NA) = kolom Nilai. 4. Ketentuan Nilai Akhir (NA) sebagai berikut : Nilai A = 85 ≤ NA ≤ 100 Nilai B = 70 ≤ NA < 85 Nilai C = 57 ≤ NA < 70 Nilai D = NA < 57
Ketua Program Studi S1 Teknik Elektro, Nama Ketua Program Studi
Palu, ............................ 2015 Dosen Pembimbing Kerja Praktek, Nama Dosen Pembimbing
38
NIP.
NIP. Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ir. Tadjuddin Hamdhany, MT. NIP. 19530114 198703 1 001 Lampiran 10. Contoh penulisan bab, sub bab, sub-sub bab, dan rincian
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Judul Sub Bab 1.1.1. Judul Sub-sub Bab A. Rincian 1. Rincian a. Rincian 1). Rincian a). Rincian i). ii). iii). b). Rincian 2). Rincian b. Rincian 2. Rincian B. Rincian
39
1.1.2. Judul Sub-sub Bab 1.2. Judul Sub Bab Lampiran 11. Contoh sampul (cover) pada CD softcopy laporan kerja praktek
JUDUL
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Nama Mahasiswa No. Stambuk PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2014