BAB I HARDWARE JARINGAN KOMPUTER 1. Tujuan a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hardware jaringan komputer b. Mahasiswa mampu mempraktekkan fungsi-fungsi dari hardware jaringan komputer 2. Teori Singkat Membangun suatu jaringan, baik itu bersifat LAN (Local Area Network) maupun WAN (Wide Area Network), kita membutuhkan media baik hardware maupun software. Beberapa media hardware yang penting didalam membangun suatu jaringan, seperti: kabel atau perangkat Wi-Fi, ethernet card, hub atau switch, repeater, bridge atau router, dll. 3. Latihan Hardware dalam jaringan komputer a. Hub
Gambar 1 : Switch/Hub Hub Alat penghubung atar komputer, semua jenis komunikasi hanya dilewatkan oleh hub. hub digunakan untuk sebuah bentuk jaringan yang sederhana (misal hanya untuk menyambungkan beberapa komputer di satu group IP lokal) ketika ada satu paket yang masuk ke satu port di hub, maka akan tersalin ke port lainnya di hub yg sama dan semua komputer yg tersambung di hub yang sama dapat membaca paket tersebut. Saat ini hub sudah banyak ditinggalkan dan diganti dengan switch. Alasan penggantian ini biasanya adalah karena hub mempunyai kecepatan transfer data yang lebih lambat daripada switch. Hub dan switch mempunyai kecepatan transfer data sampai dengan 100 Mbps bahkan switch sudah dikembangkan sampai kecepatan 1 Gbps. b. Tester Digunakan untuk menguji hasil pemasangan kabel sudah benar atau belum
Gambar 2: tester c. Kabel Lan RJ 45 / UTP Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
1
Gambar : Kabel Lan RJ 45 / UTP d. Conektor RJ 45 RJ merupakan singkatan dari (Registered Jack). Merupakan konektor yang akan dipasangkan pada unjung kabel. Untuk kabel jaringan menggunakan tipe RJ45.
Gambar : Conektor RJ 45 e. Tang criping Digunakan untuk memasang / mengklaim konektor dengan kabel
Gambar :Tang criping 4. Tugas
2
BAB II WIRING (PENGKABELAN) 1. Tujuan a. Mengetahui Jenis-jenis kabel yang membentuk sebuah Jaringan b. Mengetahui banyak dan warna Kabel yang ada di Kabel UTP c. Mengetahui sinyal kabel yang ada dalam Wire UTP 2. Teori Singkat Pada umumnya jenis kabel yang banyak digunakan untuk membentuk sebuah jaringan komputer adalah kabel Unshielded Twisted Pair (konektor RJ-45, untuk dipasangkan pada LAN card yang dimiliki PC ataupun Switchub. Pada umumnya jenis kabel yang banyak digunakan untuk membentuk sebuah jaringan komputer Unshielded Twisted Pair (UTP) categori 5. Kabel ini dikoneksikanmemakai Konektor RJ 45, untuk dipasangkan pada LAN card yang dimiliki PC ataupun Switchub. Kabel UTP kategori 5 yaitu satu kabel dengan isi delapan, masing-masing pasang di pelintir untuk mengurangi induksi Pada umumnya jenis kabel yang banyak digunakan untuk membentuk sebuah jaringan komputer Kabel ini dikoneksikan memakai 45, untuk dipasangkan pada LAN card yang dimiliki PC ataupun Switchub. yaitu satu kabel dengan masing pasang di pelintir. Dalam kabel UTP Categori 5 urutan pengkabelannya yang standart berupa :
Gambar : urutan pengkabelan standart 3. Latihan a. Kabel UTP Tipe Straight Cara memasang kabel UTP tipe straight. Untuk itu, lakukan langkah-langkah berikut: 1. Kupas ujung kabel sekitar 1 cm, sehingga kabel kecil-kecil yang ada didalamnya kelihatan. 2. Pisangkan kabel-kabel tersebut dan luruskan. Kemudian susun dan rapikan berdasarkan warnanya yaitu Orange Putih, Orange, Hijau Putih, Biru, Biru Putih, Hijau, Coklat Putih, dan Coklat. Setelah itu potong bagian ujungnya sehingga rata satu sama lain. 3. Setelah kabel tersusun, ambil Jack RJ-45. Seperti yang saya katakan tadi Jack ini terdiri dari 8 pin. Pin 1 dari jack ini adalah pin yang berada paling kiri jika posisi pin menghadap Anda. Berurut ke kanan adalah jack 2, 3, dan seterusnya.
Gambar : Jack RJ-45 4. Kemudian masukkan kabel-kabel tersebut ke dalam Jack RJ-45 sesuai dengan urutan tadi yaitu sebagai berikut: o Orange Putih pada Pin 1 o Orange pada Pin 2 3
o o o o o o
Hijau Putih pada Pin 3 Biru pada Pin 4 Biru Putih pada Pin 5 Hijau pada Pin 6 Coklat Putih pada Pin 7 Coklat pada Pin 8. Masukkan kabel tersebut hingga bagian ujungnya mentok di dalam jack. 5. Masukan Jack RJ-45 yang sudah terpasang dengan kabel tadi ke dalam mulut tang crimping yang sesuai sampai bagian pin Jack RJ-45 berada didalam mulut tang. Sekarang jepit jack tadi dengan tang crimping hingga seluruh pin menancap pada kabel. Biasanya jika pin jack sudah menancap akan mengeluarkan suara “klik”. Sekarang Anda sudah selesai memasang jack RJ-45 pada ujung kabel pertama. Untuk ujung kabel yang kedua, langkah-langkahnya sama dengan pemasangan ujung kabel pertama tadi. Untuk itu, ulangi langkah-langkah tadi untuk memasang Jack RJ-45 pada ujung kabel yang kedua. Susunan kabel UTP tipe straight bisa Anda lihat pada gambar di bawah:
Gambar : Kabel UTP tipe straight b. Kabel UTP Tipe Cross Cara memasang kabel UTP tipe straight sudah saya jelaskan diatas. Sekarang akan di bahas mengenai cara memasang kabel UTP tipe cross. Cara pemasangan kabel UTP tipe cross hampir sama dengan memasang kabel UTP tipe straight. Mengenai teknis pemasanganya sama seperti tadi. Perbedaanya adalah urutan warna kabel pada ujung kabel yang kedua. Untuk ujung kabel pertama, susunan kabel sama dengan susunan kabel UTP tipe straight yaitu: Orange pada Pin 1 Orange Putih pada Pin 2 Hijau pada Pin 3 Biru pada Pin 4 Biru Putih pada Pin 5 Hijau Putih pada Pin 6 Coklat Putih pada Pin 7 Coklat pada Pin 8. Untuk ujung kabel yang kedua, susunan warnanya berbeda dengan ujung pertama. Adapaun susunan warnanya adalah sebagi berikut: Hijau Putih pada Pin 1 Hijau pada Pin 2 Orange Putih pada Pin 3 Biru pada Pin 4 Biru Putih pada Pin 5 Orange pada Pin 6 Coklat Putih pada Pin 7 Coklat pada Pin 8. 4
Hasil akhir kabel UTP tipe cross akan seperti ini:
Gambar : kabel UTP type cross
4. Tugas
5
BAB III Wireless Router / Access Point Configuration
1. Tujuan a. …. b. …. 2. Teori singkat a. Wireless Kita telah mengetahui dan mengenal tentang Local Area Network (LAN), imana ia merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang tersambung melalui saluran fisik (kabel). Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan untuk akses jaringan yang mobile (bergerak) yang tidak membutuhkan kabel sebagai media tranmisinya, maka muncullah Wireless Local Area Network (Wireless LAN/WLAN). Jaringan lokal tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa kabel dimana media transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared (IR), untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh penggunadalam area disekitarnya. Area jangkauannya dapat berjarak dari ruangan kelas ke seluruh kampus atau dari kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC, Laptop, PDA, telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, Kereta api dan tempat publik lainnya. Spesifikasi yang digunakan dalam WLAN adalah 802.11 dari IEEE dimana ini juga sering disebut dengan WiFi (Wireless Fidelity) standar yang berhubungan dengan kecepatan akses data. Ada beberapa jenis spesifikasi dari 802,11 yaitu 802.11b, 802.11g, 802.11a, dan 802.11n seperti yang tertera pada tabel berikut :
Gambar: tabel Spesifikasi dari 802.11
b. Access Point 1. Acces Point Pada WLAN, alat untuk mentransmisikan data disebut dengan Access Point dan terhubung dengan jaringan LAN melalui kabel. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer data antara WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi radio. Satu AP dapat melayani sejumlah user sampai 30 user. Karena dengan semakin banyaknya user yang terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang. Ini beberapa contoh produk AP dari beberapa vendor.
Gambar : contoh acsess Point 2. Extension Point Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer dapat menambahkan extension point untuk memperluas cakupan jaringan. 6
Extension point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara akses point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier) yang digunakan juga harus sama. Dalam praktek dilapangan biasanya untuk aplikasi extension point hendaknya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama.
3. Antena Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada sebuah konduktor menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat diudara. Antena memiliki sifat resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN, yaitu : a. Antena omnidirectional Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi
Gambar Antena omnidirectional
Gambar : Jangkauan area Antena omnidirectional
b. Wireless LAN Card WLAN Card dapat berupa PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), ISA Card, USB Card atau Ethernet Card. PCMCIA digunakan untuk notebook, sedangkan yang lainnya digunakan pada komputer desktop. WLAN Card ini berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client dengan format interface udara ke AP. Khusus notebook yang 7
keluaran terbaru maka WLAN Cardnya sudah menyatu didalamnya. Sehingga tidak keliatan dari luar.
Gambar : Wireless LAN Card 3. Latihan INSTALASI ACCES POINT I. Alat dan Bahan : 1. Wireless Router / Acces Point satu unit 2. Laptop Support Wireless ( 2 buah) II. Langkah Instalasi Wireless Lan Card : 1. Matikan PC Client 2. Buka tutup casing dengan Obeng III. Langkah Instalasi Access Point : 1. Siapkan AP dan pasang sekaligusnya Antena dan kabel power AP. 2. Gunakan Wireless Laptop Untuk Mengkonfigurasi AP. 3. Pilih Start>>pilih My Network Places dengan klik kanan >>pilih properties 4. Muncul Network Connection, pilih wireless network connection dengan klik kanan>> pilih properties>> 5. Muncul Wireless Network Connection Properties >>pilih tab Wireless Network, pada bagian preferred network muncul nama default dari Access Point yang aktif yakni, linksys. 6. Mengkonfigurasi AP melalui program web browser yakni dengan mengetikkan IP address pada kolom Address nya. (IP address dapat dilihat pada buku manual AP). 7. Sesuaikan IP Address Laptop dengan IP address AP agar dapat mengakses AP yang dilanjutkan dengan pengaturan settingan AP. (missal IP Address AP adalah 192.168.1.145 maka IP address Laptop 192.168.1.100) 8. Pilih AP tipe jaringan (infrastruktur) Network only 9. Pada system tray, klik kanan ikon Network, pilih View Available Wireless Network 10. Muncul kotak dialog, lalu cek Allowme to connect >> pilih connect 11. Jalankan program IE, pada bagian address ketik IP address AP, missal ; http://192.168.1.145 hingga akan muncul tampilan login yang meminta pengisian User Name dan Passwor AP (lihat di manual AP). 12. Setelah pengisian login benar antara user name dan password benar, akan muncul halaman control panel AP. 13. Carilah nama SSID (nama workgroup jaringan wireless) nya dan bisa diganti sesuai keinginan kita. 4. Tugas
8
BAB IV Pengenalan software analisa dan simulasi jaringan
1. Tujuan a. Mengenali perangkat lunak jaringan berdasarkan fungsinya b. Menggunakan software packet tracer untuk simulasi jaringan sederhana 2. Teori Singkat Cisco Paket Tracer 5.3 adalah sebuah solusi bagi para pembelajar cisco untuk membuat konsep jaringan sementara, mungkin bisa juga di terapkan untuk implementasi sebenarnya sebelum membuat jaringan yang benar-benar nyata. Packet tracer melengkapi kurikukum Networking Academy di cisco untuk mempermudah pengajaran, menunjukkan konsep teknis yang rumit dan merancang sistem jaringan dengan jumlah perangkat yang hampir tak terbatas, mendorong praktik, penemuan, dan pemecahan masalah. Siswa dapat membangun, mengkonfigurasi, dan atasi masalah jaringan menggunakan peralatan virtual dan koneksi disimulasikan, sendiri atau bekerja sama dengan siswa lain. Yang paling penting, Packet Tracer membantu siswa dan instruktur menciptakan dunia mereka sendiri jaringan virtual "" untuk eksplorasi, eksperimen, dan penjelasan tentang konsep dan teknologi jaringan. Versi saat ini dari Packet Tracer mendukung sebuah array dari simulasi protokol lapisan Aplikasi , serta dasar routing dengan RIP, OSPF, dan EIGRP, sejauh yang diperlukan oleh kurikulum CCNA saat ini. Sementara Packet Tracer bertujuan untuk memberikan simulasi realistis dari jaringan fungsional, aplikasi ini hanya menggunakan sejumlah kecil dari fitur yang ditemukan dalam perangkat keras yang sebenarnya menjalankan Cisco IOS saat ini. Dengan demikian, Pengusut Paket yang cocok untuk jaringan produksi model. Dengan diperkenalkannya versi 5.3, beberapa fitur baru yang ditambahkan, termasuk BGP. BGP bukan bagian dari kurikulum CCNA. Ini adalah bagian dari kurikulum CCNP. 3. Latihan
Gambar : Tampilan Packet Tracer
a. Membuat jaringan peer-to-peer menggunakan packet tracer : 1. Ambil 2 buah PC dari select device box pada bagian end devices ke logical workspace seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
9
Gambar : langkah pertama peer-to-peer packet tracer
2. Hubungkan 2 PC tadi dengan kabel yang sesuai (kabel cross) pada masingmasing port Ethernet
Gambar : menghubungkan 2 kabel
Jaringan peer to peer selesai dibuat, untuk melihat mengecek apakah kedua PC sudah benar-benar tersambung, kita dapat melakukan perintah ping atau memberikan paket ICMP dari PC0 ke PC1 atau sebaliknya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini : a. Set alamat IP tiap-tiap PC yang berada dalam 1 network (dalam hal ini PC0 192.168.1.1; PC1 192.168.1.2
Gambar : set alamat IP tiap-tiap PC
10
b. Ping dapat dilakukan melalui virtual command line tiap PC atau mengirimkan paket ICMP yang dapat kita klik langsung dari objek PC0 ke PC1.
Gambar : ping melalui virtual command line
c. Selain mode realtime kita juga dapat memilih mode simulation, dimana pada saat kita melakukan perintah, kita dapat mengetahui prorokol yang digunakan dan apa yang sebenarnya terjadi pada setiap layer. Contohnya pada saat perintah ping pada gambar dibawah ini.
Gambar : mode simulation
b. Membuat jaringan sederhana dengan menggunakan fitur multi user pada packet tracer : Pada aplikasi packet tracer kita dimungkinkan untuk membuat simulasi jaringan gabungan antara simulasi jaringan menggunakan packet tracer di 2 atau lebih PC yang saling terhubung dalam satu network. Contoh penggunaan : 1. Buat jaringan sederhana lalu masukkan awan multiuser :
11
Gambar : memasukkan awan multiuser
2. Klik pada awan multi user peer0, lalu set mode ke outgoing, dan ip address PC lain dimana terdapat simulasi jaringan yang akan dikoneksikan, set peer network name dan password 3. Tekan tombol connect dan tunggu konfirmasi koneksi (mode incoming) di PC yang dituju muncul. Setelah terkoneksi, kita langsung dapat menjalankan 2 simulasi di PC yang berbeda.
Gambar : multiuser connection
4. Tugas
12
BAB V INTERKONEKSI WIRE 1. Tujuan a. ….. b. ….. 2. Teori singkat Wire Network adalah jaringan komputer dengan menggunakan kable sebagai perantaranya. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya di sebut dengan kabel UTP (Unshielded twisted-pair). Kabel ini menggunakan bahan dasar tembaga tanpa pelindung di dalamnya, makanya kabel ini dinamakan dengan Unshielded twistedpair. Kabel yang digunakan dalam pengkoneksian komputer-komputer ini memiliki kategori yang berbeda-beda, dimulai dengan category 1 ( cat1), category 2 (cat2), category 3(cat3), category 4(cat4), category 5 (cat5), Enhanced category 5 (cat5e), dan lain-lain. Sedangkan yang umum dipakai adalah (cat5) dan (cat5e). Sedangkan konektor di ujung masing-masing kabel di sebut dengan RG 45. 3. Latihan 1. Koneksi a. Lewat menu start kemudian my network places di klik 1. Jika Apabila sudah muncul gambar computer tanpa silang berarti sambungan kabel sudah benar dan menandakan computer 1 dan 2 terhubung. 2. Jika Apabila sudah muncul gambar computer silang berarti sambungan kabel belum benar dan menandakan computer 1 dan 2 belum terhubung b. Penentuan IP address Pada Komputer 1 : Alamat 1p : 192.168.1.1 Subnet mask : 255.255.255.0 Pada Komputer 2 alamat Ip : 192.168.1.2 Subnet mask : 255.255.255.0 c. Langkah pengisian klik kanan properties pada icon computer d. Kemudian klik TCP IP kemudian properties e. Ulangi perintah diatas untuk pengisian IP ADDRESS Komputer 2 2. Menguji Konektifitas / hubungan Jaringan a. Klik start kemudian run b. Kemudian ketikkan cmd c. Ping sesuai pada computer 1 ke computer 2 Ping 192.168.1.2 ulangi langkah (c) pada computer 2 ke computer 1 3. Sharing File Sharing file berguna untuk berbagi file antar computer. Setelah computer sudah terhubung ke jaringan maka kita bias melakukan sharing file ata data dengan cara : a. Buka windows explorer b. Pilh folder yang mau disharing kemudian klik kanan sharing and security c. Kemudian centang / klik pada share this…. Dan allow…. Kemudian ok d. Apabila benar maka pada folder kita yang kita sharing ini muncul tanda . simbol tangan. 4. Mengambil computer sharing Untuk membuka / mengambil data computer yang k ita sharing maka langkahnya : a. sklik start kemudian search kemudian klik computer or people b. klik computer on the network c. isikan ip addres computer yang akan kita ambil datanya d. klik search e. kita bias mengambil data computer itu . 13
4. Tugas
14
BAB VI INTERKONEKSI WIRELESS 1. Tujuan a. 2. Teori singkat a. Jaringan wireless ad hoc Apakah anda tahu bahwa Anda bisa me-setup jaringan Wireless Adhoc untuk menshare koneksi internet di rumah tanpa harus menggunakan router atau switch?? Tentu saja anda bisa. Anda juga bisa menggunakannya untuk men-share file atau printer antara 2 atau lebih komputer dengan jaringan wireless. Perlu diketahui bahwa Anda bisa mempunyai 9 jaringan, dimana komputer bisa mengirimkaan data secara langsung satu sama lain. Kelemahan dari jaringan ini adalah jangkauannya yang terbatas. Anda akan perlu router wireless atau akses poin untuk jangkauan jaringan wireless yang lebih luas. Anda bisa mengalokasikan alamat IP untuk setiap komputer yang masuk ken jaringan Ad-hoc wireless. JIka Anda menggunakan 3 komputer, Anda bisa dengan mudah meng-assign 192.168.0.1, 192.168.0.2,192.168.0.3 ke masing-masing komputer dengan netmask 255.255.255.0. Catatan : Jika Anda mempunyai Internet Connection Sharing yang di-enable pada host komputer, Anda bisa men-setup komputer klien untuk mendapat alamat IP secara otomatis, kemudian komputer-komputer tersebut akan bisa mengakses ke Internet Konfigurasi yang dibutuhkan tidaklah rumit. Untuk membuat jaringan wireless ad hoc, tiap wireless adapter cukup di setting menjadi Mode Ad Hoc (mode standart adalah infrastructure mode). 3. Latihan a. Jaringan ad hoc 1. Klik Start> Control Panel> Network Connections 2. Klik kanan pada wireless network connection, lalu klik Properties
Gambar : wireless network 3. Pada Wireless Network Connection Properties, klik tab Wireless Networks Klik Add pada bagian Preferred networks
Gambar : bagian preferrend networks 4. Selanjutnya isilah Network Name (SSID) untuk jaringan yang akan anda buat Jangan lupa untuk mencentang check box This is a computer-to-computer (ad hoc) 15
network: wireless access point are not used Anda juga dapat membubuhkan WEP Password agar koneksi anda aman.
Gambar : pembubuhan WEP 5. Klik OK dan OK lagi untuk menyimpan konfigurasi anda. 6. Pada computer lain Windows XP otomatis akan mendeteksi jika ada Wireless Network yang aktif
Gambar: komputer deteksi adanya wireless 7. Klik kanan pada icon Wireless Network yang berada pada taskbar, lalu klik View Available Wireless Networks.
Gambar: membuka view wireless 8. Wireless Network Connection akan menampilkan list SSID wireless anda. Klik SSID wireless anda lalu klik Connect.
Gambar : view jaringan
4. Tugas
16
BAB VII REMOTE DEKSTOP
1. Tujuan menghasilkan suatu aplikasi Remote Desktop yang user friendly agar siapapun yang menggunakan aplikasi ini dapat dengan mudah mengoperasikannya dan user berasa nyaman menggunakan aplikasi ini . 2. Teori singkat Dalam komputasi, remote desktop merujuk pada sebuah perangkat lunak atau aplikasi fitur dari sistem operasi yang memungkinkan (sering termasuk aplikasi grafis) untuk dijalankan dari jarak jauh pada server, dan ditampilkan secara lokal. Aplikasi desktop Remote memiliki berbagai fitur. Beberapa memungkinkan melampirkan ke sesi pengguna yang ada (yaitu desktop berjalan) dan "mengendalikan" di depan mata pengguna. Mengambil alih desktop dari jarak jauh adalah suatu bentuk administrasi remote. Cara kerja dari remote desktop secara sederhana adalah, selagi remote desktop bekerja mengendalikan komputer lain, komputer yang dikendalikan mengirimkan captured screen ke si pengendali sehingga si pengendali dapat melihat hasil dari komputer yang dikendalikan tersebut. Secara umum server penggendali menggirimkan event-event yang terjadi di komputer pengendali dan meng-copy-kan event-event tersebut ke komputer yang akan di kendalikan. RD digunakan untuk mengendalikan sebuah komputer beserta aplikasi desktop dan resource-nya dengan menggunakan komputer lain yang terhubung melalui jaringan. Dengan menggunakan RD, Anda dapat mengakses komputer kerja Anda menggunakan perangkat komputer yang lain. RD memberikan kepada Anda kontrol penuh terhadap komputer kerja, seperti Anda melihat langsung di depan monitor Anda. Pada saat Anda menggunakan layanan RD dari komputer lain, komputer kerja Anda akan secara otomatis mengunci dirinya sehingga orang lain tidak dapat masuk –mengakses komputer Anda selagi Anda gunakan. Untuk mengembalikan ke status semula, anda bisa melakukan “disconect”. Beberapa hal yang bisa kita lakukan dengan memanfaatkan layanan RD antara lain:
Anda dapat membiarkan komputer Anda tetap bekerja ketika Anda meninggalkan ruang kerja, dan Anda tetap dapat melihat kerja komputer Anda dengan menggunakan komputer yang lain. Efisiensi dalam presentasi. Anda dapat mengakses komputer kerja Anda yang ada di ruang kerja Anda ketika Anda harus presentasi di ruang rapat dengan menggunakan komputer lain. Dalam hal ini, Anda dapat mengakses semua aplikasi yang Anda punya, semua file dan semua sumber yang terhubung dengan komputer Anda. Seperti Anda bekerja langsung dengan komputer kerja Anda. Jadi pada waktu presentasi, Anda tidak perlu kuatir kekurangan data atau harus repot-repot membawa flashdisk Anda. Mengajar di ruang kelas tanpa membawa flashdisk. Jika ruang kelas Anda sudah terhubung dengan jaringan yang terhubung dengan ruang kerja Anda, dan sudah diroutingkan (berharap dari pengelola jaringan lokal untuk meroutingkan ruang kelas dengan ruang kerja dosen-guru), maka Anda dapat langsung mengakses bahan-bahan ajar Anda yang ada di komputer kerja Anda dari ruang kelas. Tidak hanya file power point, file video, file dokumen saja tapi juga bisa aplikasi-aplikasi tertentu yang diperlukan. Memonitoring penelitian Anda di Laboratorium. Bila anda mengerjakan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer di Lab, Anda masih bisa memonitor dan melanjutkan apa yang Anda kerjakan di komputer Lab dari komputer di ruang kerja Anda. Tentunya dalam hal ini Laboratorium terhubung dengan ruang kerja Anda dan diroutingkan oleh pengelola jaringan lokal. Meningkatkan kerja sama dengan rekan kerja kita. Misalnya, bersama-sama memperbaikii bahan ajar, bahan presentasi, analisis hasil penelitian dan lain-lain. Karena kita seperti membawa komputer kita untuk berdiskusi dengan rekan kerja kita di ruang kantornya. 17
3. Latihan Sebelum menjalankan layanan RD, terlebih dahulu pastikan bahwa komputer Anda sudah terinstall MS Windows XP Profesional. Komputer Anda juga harus terhubung dengan jaringan yang sudah diroutingkan dengan komputer yang akan Anda gunakan untuk meremote. Jangan lupa mencatat IP address dari komputer Anda, atau mengenali nama komputer Anda dengan melihat pada system properties dengan meng-click Start Control Panel (Performance and Maintenance-optional) System Computer Name Full computer name:nama komputer. Catat nama komputer. Sedangkan Komputer yang digunakan untuk me-remote harus menggunakan Windows 95 atau sesudahnya, dan juga mempunyai layanan RD Connection yang sudah terinstall. Setelah semua dipenuhi, Anda dapat mengikuti langkahlangkah berikut: 1. Di komputer yang akan di-remote, Anda harus masuk sebagai administrator dengan password yang aman. Untuk lebih memastikan keamanan, Anda juga dapat memperkuatnya dengan mengatur tambahan keamanan di firewall windows dengan meng-click Start Control Panel (Security Center-optional) Windows Firewall kemudian pastikan untuk tidak memilih check box “Don’t allow exception”. 2. Lanjutkan dengan memilih tab Exceptions dan pastikan memilih check box “Remote Desktop” 3. Lanjutkan dengan Masuk ke System Properties dengan meng-click Start Control Panel (Performance and Maintenance-optional) System Remote, kemudian pilih check box “Allow users to connect remotely to this computer”. Jangan lupa setelah Anda selesai meremote, kembalikan check box “Allow users to connect remotely to this computer” menjadi tidak terpilih lagi. Penting banget lho ini, demi keamanan. 4. Setelah komputer yang akan Anda remote selesai Anda atur, maka Anda bisa meremote dari komputer lain. Pada komputer yang akan Anda gunakan untuk me-remote, click Start All Programs Accessories Communications Remote Desktop Connection. Kemudian masukkan alamat IP atau nama komputer yang akan di-remote. 5. Setelah ini Anda tinggal login pada menu Log On to Windows dengan memasukkan user name dan password. Selamat mencoba. Untuk mengakhiri layanan RD, Anda tinggal Log-off atau Disconnect. 4. Tugas 1. Membuat remot dekstop di windows 7 dan ubuntu dengan nama atau NPM sendiri 2.
18
BAB VIII SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA NETWORK 1. Tujuan a. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya. b. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR / VLSM. c. Dapat mengkonfigurasi IP pada jaringan Local Area Network. 2. Terori Singkat Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai IP (Internet Protocol) address. Pada praktikum ini, IP yang digunakan adalah IPv4 yang memiliki panjang 32 bit (4 byte). IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan node/host address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk multicasting, sedangkan kelas E untuk riset.
Gambar : Penggunaan IP address Berikut alokasi bit untuk alamat IPv4 : Kelas A :
Gambar : Alokasi Alamat Kelas A Kelas B:
Gambar : Alokasi Alamat Kelas B Kelas C:
Gambar : Alokasi Alamat Kelas C Berikut adalah IP Address Range untuk masing-masing kelas :
Gambar : IP Address Range masing-masing kelas Mengapa dilakukan subnetting ? 19
1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/ memperkecil broadcast domain) 2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan 3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan) 4. Penghematan alamat IP Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP danme-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit. Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 / 24 → “ berarti kelas C ”. (Lihat tabel di atas) Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringan/network, maka yang kita lakukan adalah membagi alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yang digunakan adalah 2^n >= jumlah subnet. Variabel n menunjukkan jumlah bit yang dipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet. a. Perhitungan: 2^n >= 6 => 2^3 >= 6 ,sehingga n = 3 b. Perhitungan dengan metode binary : o subnet mask default (dlm biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000 o tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang : 11111111.11111111.11111111.11100000 o konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224 (Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6 subnet) Sekarang untuk mengetahui jumlah IP yang dapat dipakai untuk tiap host di tiap subnet, lakukan operasi berikut : 256 jumlah rentang dari 0 – 255 224 nilai ruas terakhir dari subnet yang baru 32 digunakan sebagai range buat subnetnya Hasil 32 menunjukkan IP yang dapat dipakai untuk tiap subnet mask yang baru. Berikut ini adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255 224: Subnet ke 0 : Subnet ke 1 : Subnet ke 2 : Subnet ke 3 : ………………. Subnet ke 7 :
192.168.1.0 – 192.168. 1. 31 192.168.1.32 - 192.168.1. 63 192.168.1.64 - 192.168.1. 95 192.168.1.96 - 192.168.1.127 192.168.1.224 – 192.168.1.255
c. Contoh menghitung broadcast address Coba hitung broadcast address dan network address untuk IP 192.168.1.4 /29 Jawab : /29 berarti netmask = 255.255.255.248 IP Adress : 192.168.1.4 11000000.10101000.00000001.00000100 netmask : 255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000 Network Addr: 192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000 (AND) Broadcast Addr: 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000111 (invers) d. CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing) Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan : 20
Gambar Nilai Subnet yang diperhitungkan Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana : - untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0 - untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0 - untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0 e. VLSM ( Variable Length Subnet Mask ) Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public). Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh: 130.20.0.0/20 Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah : Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 Dst … sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20 Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian : 21
-
-
Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16 Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu : Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24 Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24, dst..sampai ke 16 Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat : Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27, dst
3. Latihan a. Untuk mengelola manajemen pembagian kerja yang baik sebuah perusahaan akan melakukan pembagian area kerja berdasarkan divisi atau unit kerja yang spesifik dengan mengalokasikan sejumlah perangkat komputer (host) sesuai kebutuhan. Sebagai contoh: Perusahaan “Kreatip Corp” membagi perusahaannya ke dalam 5 divisi dengan distribusi alokasi kebutuhan host-nya masing-masing Network 1 : Network 2 : Network 3: Network 4 : Network 5: Dengan Metode VLSM tentukan Network Address, First Usable Address, Last Usable Address, dan Broadcast Address, jika diberikan IP License …………. b. Berdasarkan gambar Topologi Jaringan berikut ini, tentukan pembagian subnetwork dengan metode VLSM, default gateway, dan host pada masing-masing bagian.
Gambat :Topologi Jaringan 4. Tugas a. Jelaskan ip addressing version 4 dan pembagian kelasnya ! berikan contoh beserta perinciannya. b. Jelaskan mengenai IP Public & IP Private, serta metode NAT ! c. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway, serta berikan berikan penjelasan jika muncul “ Destination unreachable & Request Time Out pada proses Ping ! d. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan CIDR & VLSM! e. Dengan metode CIDR, berikan perincian subnetwork jika diberikan IP Network 200.200.200.0/24 dan dibutuhkan 8 subnetwork, tentukan pula network, first, last, 22
f.
dan broadcast address pada masing-masing subnetwork, serta gambarkan perhitungannya ! Dengan metode VLSM, jika dibutuhkan pembagian jaringan untuk 4 divisi dengan masing-masing : Network A : 30 host Network B : 60 host Network C : 6 host Network D : 2 host Jika diberikan IP License nya : 192.168.1.0/24 tentukan pembagian IP Address pada masing-masing network beserta Network Address, First Usable Address, Last Usable Address, & Broadcast Address.
23
BAB IX Network Analysis Tool, Application Layer Protocol, dan Transport Layer Protocol 1. Tujuan - Mendeskripsikan fungsi dari Wireshark sebagai salah satu network analysis tool. - Melakukan capture dengan Wireshark - Menggunakan Wireshark untuk menangkap PDU - Mengamati protokol HTTP sebagai protokol pada Application Layer - Mengetahui protokol pada transport layer - Mengetahui cara kerja TCP dan mengidentifikasi TCP header menggunakan wireshark dan sesi FTP 2. Teori Singkat a. Network Analysis Tool Wireshark merupakan salah satu network analysis tool, atau disebut juga dengan protocol analysis tool atau packet sniffer. Wireshark dapat digunakan untuk troubleshooting jaringan, analisis, pengembangan software dan protocol, serta untuk keperluan edukasi. Wireshark merupakan software gratis, sebelumnya, Wireshark dikenal dengan nama Ethereal. Packet sniffer sendiri diartikan sebagai sebuah program atau tool yang memiliki kemampuan untuk „mencegat‟ dan melakukan pencatatan terhadap traffic data dalam jaringan. Selama terjadi aliran data dalam, packet sniffer dapat menangkap protocol data unit (PDU), melakukan dekoding serta melakukan analisis terhadap isi paket berdasarkan spesifikasi RFC atau spesifikasi-spesifikasi yang lain. Wireshark sebagai salah satu packet sniffer diprogram sedemikian rupa untuk mengenali berbagai macam protokol jaringan. Wireshark mampu menampilkan hasil enkapsulasi dan field yang ada dalam PDU. b. Application Layer Protocol Application Layer merupakan layer paling atas, baik pada model OSI, maupun model TCP/IP. Layer ini menyediakan antarmuka antara aplikasi-aplikasi yang kita gunakan, dengan jaringan yang digunakannya untuk melakukan pertukaran informasi. Pada pertukaran informasi antar aplikasi yang berjalan pada host pengirim dan host tujuan digunakan berbagai protokol Application Layer. Protokol pada application layer menentukan bagaimana pesan dipertukarkan antara host pengirim dan tujuan, sintaks dari perintah-perintah kontrol (control command), jenis dan format data yang dipertukarkan, metode yang digunakan untuk mengetahui terjadinya kesalahan dan bagaimana mengatasi kesalahan tersebut, serta bagaimana interaksi dengan layer yang berada di bawahnya. Terdapat banyak protokol untuk apllication layer, antara lain Domain Name Service Protocol (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Telnet, Filet Transfer Protocol (FTP), dan sebagainya. Pada praktikum ini akan dilakukan analisis terhadap protokol yang sering kita gunakan, yaitu HTTP. Hypertext Transfer Protocol (HTTP), pada awalnya merupakan prokol yang dikembangkan untuk mempublikasikan maupun mengunduh halaman HTML. Saat ini, HTTP yang merupakan protokol pada application layer yang paling sering digunakan juga dimanfaatkan untuk transfer data. HTTP menentukan mendefinisikan protokol dalam melakukan request dan response antar klien dan server. Dengan HTTP, terdapat tiga jenis pesan yang dipertukarkan, yaitu GET, POST, dan PUT. GET digunakan oleh klien untuk melakukan request. POST dan PUT digunakan untuk melakukan upload data ke server. c. Transport Layer Protocol Transport Layer memiliki beberapa fungsi. Ia bertugas untuk melakukan identifikasi aplikasi yang saling berkomunikasi dan menjaga komunikasi antara aplikasi dari pengirim ke penerima. Selain itu, layer ini juga memiliki fungsi melakukan pembagian data menjadi bagian-bagian kecil yang disebut sebagai segment serta menggabungkan kembali segment tersebut pada host yang menerima. 24
Dalam TCP/IP Transport Layer digunakan 2 macam protokol, yakni TCP dan UDP. Masing-masing protokol memiliki karakteristik tertentu dan mendukung protokol-protokol pada layer di atasnya. Misalnya TCP mendukung HTTP dan FTP, sementara UDP mendukung DNS dan TFTP. Perbedaan antara kedua protokol tersebut ada pada reliabilitasnya. Untuk menjalanakan tugasnya baik TCP dan UDP menambahkan header pada data yang akan dikirim. Isi header antara kedua protokol tersebut berbeda, sesuai dengan karakteristik masing-masing protokol. Header yang dipasang oleh kedua protokol tersebut dapat iidentifikasi dan dianalisis dengan menggunakan network analyzer tool, salah satunya adalah Wireshark. Header pada protokol TCP dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1 : TCP Segment Untuk protokol UDP, header yang ditambahkan adalah sebagai berikut:
Gambar 2 : UDP Datagram 3. Latihan a. Network Analysis Tool Pada bagian ini akan diberikan bagaimana menggunakan Wireshark serta contoh melakukan capture PDU. 1. Jalankan Wireshark 2. Untuk melakukan capture dengan memilih pilihan yang tersedia, pilih menu Capture > Options... akan tampil jendela semacam ini:
Gambar 3: capture 3. Pada jendela Capture Option, pilihlah interface Ethernet yang akan di-capture. Terlihat pada screenshot di atas terdapat 3 buah highlight. Highlight paling atas menunjukkan pilihan untuk melakukan capture pada Promiscuous Mode. Jika pilihan ini diaktifkan, maka Wireshark akan melakukan capture terhadap paketpaket yang ditujukan untuk komputer ini dan paket-paket yang terdeteksi oleh NIC dari komputer-komputer dalam satu segmen jaringan. Highlight kedua menunjukkan pilihan-pilihan untuk mengatur tampilan atau informasi yang akan ditampilkan oleh Wireshark. Jika pilihan hide capture 25
dialog info dinonaktifkan, ketika kita memulai capture, Wireshark akan menampilkan jendela tambahan yang memberikan statistik persentase protokol yang ter-capture sebagai berikut:
Gambar 4: statistik persentase protokol Highlight ketiga memberikan pilihan bahwa Wireshark akan menerjemahakan alamat jaringan dalam PDU menjadi nama. Mengaktifkan pilihan ini akan menambah PDU ekstra ke dalam data yang ter-capture. Jendela Wireshark terdiri atas tiga bagian, seperti ditunjukkan pada screenshot berikut:
Gambar 5 : Jendela Wireshark Packet List Pane menampilkan ringkasan dari paket-paket yang tertangkap oleh Wireshark. Memilih salah satu paket yang tampil pada bagian ini akan memperlihatkan detail dari paket tersebut pada dua panel di bawahnya. Packet Detail Pane menampilkan detail dari paket yang dipiliha pada Packet List Pane. Packet Byte Pane menunjukkan isi data dari sebuah paket dalam heksadesimal serta menunjukkan detail dari field yang dipilih pada Packet Detail Pane. Untuk memulai proses capture, klik pada tombol Start 4. Buka command prompt dengan cara klik Start > Run... > ketikkan cmd > klik OK. Lakukan ping ke komputer sebelah anda dengan mengetikkan perintah ping IP komputer Di Sebelah Anda. 5. Aktivitas ping tersebut akan terekam oleh Wireshark, simpan hasil capture dengan memilih menu File > Save As... pada Wireshark. 6. Berdasarkan hasil capture Wireshark tersebut, isikan informasi yang diminta pada borang yang disediakan. b. Application Layer Protocol 1. Jalankan Wireshark dan mulailah capture. 26
2. Buka web browser yang ada pada komputer 3. Masukkan alamat www.google.com. Setelah halaman www.google.com terbuka, tekanlah tombol Refresh pada web browser. 4. Hentikan capture Wireshark dan simpanlah hasil capture Wireshark tersebut. Tutuplah web browser. 5. Analisislah hasil capture dan isikan informasi yang diminta pada borang yang tersedia. c. Transport Layer Protocol 1. Jalankan program FileZilla yang ada pada komputer. 2. Jalankan Wireshark dan mulai proses capture. 3. Pada jendela program FileZilla, isi bagian Host, Username, Passwod Port. Kemudian klik pada tombol Quickconnect. 4. Download file labjaringan.html dari FTP server, tunggu hingga terdapat pesan “file transfer successful” pada FileZilla. 5. Hentikan capture Wiershark dan simpan hasil capture tersebut. 6. Analisis hasil capture Wireshark dan isikan informasi yang diminta pada borang. 4. Tugas
27
BAB X ROOTING 2. Tujuan a. Menjelaskan konsep statis routing b. Mengkonfigurasi routing di router baik secara statis maupun default c. Mampu menentukan dan mengatasi troubleshooting routing statis maupun default d. Mengidentifikasi classless dari protokol routin 3. Teori singkat Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator. Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian: - Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router - Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing - Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data 4. Latihan a. Rooter static dengan paket trecer Pertama yang harus di buat adalah Buat 3 buah router, 3 buah switch, dan 2 PC pada masing masing router. Seperti contoh gambar di bawah ini:
Gambar : rooter dinamic KONFIGURASI ROUTER - Pada Router 0 Router>en Router#conf ter Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#clockrate 9600 Router(config-if)#interface serial 3/0 Router(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#interface fastethernet 0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 192.168.10.254 255.255.255.0 -
Pada Router 1 28
Router#conf ter Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#clockrate 9600 Router(config-if)#interface serial 2/0 Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#interface serial 3/0 Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#interface fastethernet 0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 192.168.20.254 255.255.255.0 -
Pada Router 2 Router#conf ter Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#clockrate 9600 Router(config-if)#interface serial 2/0 Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#interface fastethernet 0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 192.168.30.254 255.255.255.0
KONFIGURASI KLIEN siapkan 2 buah klien masing-masing disetiap router yang ada. hubungkan router dengan switch. Koneksikan Router dengan SwitchPT dan PC dengan memakai automatically choose connection type (otomatis pilih koneksi) - ROUTER 0 PC 1 : IP 192.168.10.1 GW 192.168.10.254 PC 2 : IP 192.168.10.2 GW 192.168.10.254 -
ROUTER 1 PC 1 : IP 192.168.20.1 GW 192.168.20.254 PC 1 : IP 192.168.20.2 GW 192.168.20.254
-
ROUTER 2 PC 1 : IP 192.168.30.1 GW 192.168.30.254 PC 1 : IP 192.168.30.2 GW 192.168.30.254
KONFIGURASI ROUTER STATIK Pada konfigurasi router static tambahkan network sesuai ip yang akan di tuju, selanjutnya tambahkan netmask, dan kemudian tambahkan next hop (ip pada ethernet selanjutnya. Untuk lebih jelasnya lihat konfigurasi di bawah ini: -
Pada Router 0 Router>en Router#conf ter Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.1 Router(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.1.1 Router(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.1.1
-
Pada Router 1 Router>EN Router#conf ter 29
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 192.168.1.1 Router(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.2.2 -
Pada Router 2 Router>en Router#conf ter Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1 Router(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 192.168.2.1 Router(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.2.1 Sambungkan semua router dengan kabel serial DTE, lalu kemudian lakukan test ping.
b. Rooter dinamic dengan paket trecer (GUI) 1. Kemudian klik Start > All Programs > Shortcut to Packet Tracer 5.0 2. Setelah masuk kemudian kita langsung membuat 5 Router dengan masing-masing 2 PC (untuk membuat 5 Router memerlukan 6 switch). Jadi jumlah keseluruhan PC adalah 12. a. Untuk membuat Switch. Klik Switches (terdapat di kiri bawah) kemudian terdapat beberapa pilihan tipe switch. Klik switch dengan tipe 2950-24 b. Untuk membuat PC. Klik End Devices (terdapat dikiri bawah) kemudian terdapat beberapa pilihan. Klik Generic (PC-PT) c. Untuk membuat Router. klik Routers (terdapat dikiri bawah) kemudian terdapat beberapa pilihan. Klik Routers dengan tipe 1841 d. Kemudian disambugkan dengan menggunakan kabel straigh. Klik Connections (terdapat dikiri bawah) kemudian terdapat beberapa pilihan. Klik Copper Straight –Through untuk jenis kabelnya.
Gambar : rooter dinamis dengan 5 rooter 3. Atur dan beri nama Switch, PC dan Router sesuai dengan yang kita inginkan dengan cara klik pada Switch, PC atau Router yang ingin kita beri nama. 4. Kemudian lakukan setting IP Address untuk setiap PC, a. Setting gateway klik pada PC – Config, kemudian isikan Gateway b. Setting IP Address klik pada PC – Config – FastEthernet, kemudian isikan IP Address dengan Port Status di On kan 5. Selanjutnya lakukan setting untuk ke 5 Router. Setting IP Address yang ada pada setiap Router untuk FastEthernet0/0 dan FastEthernet0/1. Klik Router yang dipilih – Config, kemudian isikan FastEthernet0/0 dan FastEthernet0/1. 6. Untuk setting Routing Dinamis, klik pada Router – Config – Routing pilih RIP. Masukkan IP Network. (Network diisi dengan alamat PC yang belum terjangkau). Setelah itu klik Add, cara yang sama untuk melakukan setting router lainnya. 7. Setelah selesai melakukan pensettingan untuk tiap-tiap PC dan Router. Selanjutnya dilakukan pengetesan untuk mengetahui apakah koneksi sudah berjalan dengan benar. 5. Tugas 30