BAB 7: IPV4 ROUTING Reza Aditya Firdaus
Cisco Certified Network Associate R&S
Dasar Routing
ROUTING Protocol digunakan oleh Router untuk: Menentukan PATH (jalur) sebuah paket melalui jaringan Menentukan semua rute yang mungkin Menentukan rute terbaik MAINTAIN (memelihara) Tabel Routing
Dasar Routing
ROUTED Protocol adalah: Ditetapkan
pada sebuah interface sebagai alamat
Dasar Pemilihan Jalur
Ketika paket berjalan dari dari satu perangkat ke perangkat lain maka:
IP Address Asal dan Tujuan TIDAK PERNAH berubah MAC Address Asal dan Tujuan BERUBAH ketika paket di forward dari satu Router ke Router lainnya
Routing IP Sederhana >ping 172.16.1.2
172.16.2.0
172.16.1.0 172.16.3.1 172.16.3.2 e0
e0
172.16.2.2 Host A 172.16.2.1
A B
s0
s0
B
172.16.1.1
172.16.1.2 Host B
Routing VS Switching
Perbedaan antara Routing dan Switching terdapat pada proses pemindahan data dari sumber ke tujuan
Intro Static Route
Tipe dari Routing adalah: Static
Route: Informasi rute jaringan secara manual diberikan pada router oleh admin Static
route biasanya digunakan sebagai backup ketika dynamic route tidak berfungsi maka static route mengambil alih fungsi. Agar static route berperan sebagai backup, maka nilai administrative distance nya diset melebihi nilai administrative distance yang dimiliki oleh dynamic route
Dynamic
Route: Router mengetahui sendiri informasi jaringan dari router lainnya secara dinamis
Intro Static Route
Benefit dari Static Route: Tidak
ada overhead (beban) pada CPU Tidak ada beban bandwith antar Router Menambah keamanan, karena Admin dapat memilih sendiri rute tertentu yang diinginkan.
Kerugian dari Static Route: Admin
harus benar-benar mengerti bagaimana jalur Router satu sama lain terhubung Jika satu Network bertambah di jaringan, maka Admin harus menambahkan Network tersebut ke setiap Router
Intro Static Route
Static Route bekerja UNIDIRECTIONAL (satu arah), sehingga setelah anda configure satu arah maka arah yang berlawanan anda juga harus configure
Konfigurasi Static Route
Pertama: Tentukan PATH (jalur) mana yang anda pilih untuk menuju sebuah network atau subnet atau host (tentukan Network yang ada inginkan) Kedua: Tentukan pintu gerbang utama atau gateway atau nexthop IP Address Ketiga: Tentukan interface Outbound (interface keluaran) dari Router Lokal RouterX(config)# ip route network [mask] {address | interface}[distance] [permanent]
RouterX(config)# ip route remote_network mask next_hop
Contoh Konfigurasi Static Route
Static Route dikatakan Unidirectional Route, sehingga anda harus configure arah kebalikannya
RouterA(config)# ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
atau RouterA(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 s0/0/0
Default Route
Default route digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak terdaftar dalam routing table (NonDirectly Connected Networks). Router dikonfigurasi dengan default-route untuk internet-bound traffic Memungkinkan STUB Network mendapatkan semua Rute yang berada di Router A (berdasarkan gambar)
RouterB (config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2
Verifikasi Konfigurasi Static Route
Menggunakan perintah show ip route
RouterB# show ip route Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate default U - per-user static route
Gateway of last resort is 0.0.0.0 to network 0.0.0.0
C S*
10.0.0.0/8 is subnetted, 1 subnets 10.1.1.0 is directly connected, Serial0/0/0 0.0.0.0/0 is directly connected, Serial0
Dynamic Routing
Digunakan antar Router untuk menentukan PATH (jalur) ke Remote Network dan memelihara rute tersebut dalam Routing Table Setelah PATH (jalur) ditentukan, Router akan merutekan sebuah ROUTED Protocol ke Network tujuan
Autonomous System
Sebuah Autonomous System adalah sekumpulan Network yang berada pada satu Domain Administratif bersama IGP (Interior Gateway Protocol) beroperasi dalam satu Autonomous System. Contoh: RIP, RIPv2, IGRP, EIGRP,OSPF EGP (Exterior Gateway Protocol) menghubungkan antar Autonomous System yang berbeda. Contoh: BGP
Kelas dari Protokol Routing
Berikut ini adalah tiga (3) kelas dari Protokol Routing:
DISTANCE VECTOR Mencari PATH terbaik berdasarkan jarak (distance) Setiap paket yang melalui Router disebut HOP Yang memiliki jumlah HOP paling kecil ditentukan sebagai BEST ROUTE, Contoh: RIP dan IGRP VECTOR mengindikasikan arah dari Remote Network
LINK STATE Disebut juga Shortest Path First Routing Protocol, Contoh: OSPF Router akan membentuk tiga tabel yang berbeda
HYBRID (Advanced Distance Vector)
Menggunakan kedua aspek DISTANCE VECTOR dan LINK STATE, contoh: EIGRP
Classful Routing Protocol
Classful Routing Protocol tidak memasukkan subnet mask saat mengiklankan rute (route advertisement). Dalam satu jaringan, diasumsikan subnet mask nya konsisten (tidak berubah) Ringkasan rute (summary route) dipertukarkan antar jaringan Contoh dari Classful Routing Protocol adah: RIPv1 IGRP
Classless Routing Protocol
Classless Routing Protocol memasukkan subnet mask saat mengiklankan rute (route advertisement). Classless Routing Protocol mendukung variable-length subnet mask (VLSM). Ringkasan rute (summary route) dapat secara manual dikontrol dalam jaringan Contoh Classless Routing Protocol adalah: RIPv2 EIGRP OSPF IS-IS
Pemilihan Rute Terbaik
Pemilihan rute tebaik bagi sebuah Protokol Routing dilakukan menggunakan Metric
Administrative Distance
Digunakan untuk menilai kepercayaan dari informasi routing yang diterima pada sebuah router dari router tetangga (neighbor router) AD adalah integer dari 0 hingga 255, dimana 0 lebih dipercaya dan 255 berarti tidak ada trafik yang akan lewat melalui rute ini Jika sebuah router menerima dua (2) update dengan tujuan Network yang sama, maka terlebih dahulu akan diperiksa AD nya. Maka yang memiliki AD paling kecil akan dipilih menjadi rute terbaik dan di simpan dalam Routing Table Jika kedua Routing Advertisement memiliki AD dan metric yang sama maka maka Router akan melakukan Load Balancing
Default Cisco AD Route Source Directly Connected interface Static route Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route External Border Gateway Protocol (BGP) Internal EIGRP IGRP OSPF Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) Routing Information Protocol (RIP) Exterior Gateway Protocol (EGP) On Demand Routing (ODR) External EIGRP Internal BGP Unknown*
Default AD 0 1 5 20 90 100 110 115 120 140 160 170 200 255
Distance Vector Routing Protocol
Algoritma Distance Vector tidak memungkinkan sebuah Router untuk mengetahui Exact Topology dari Jaringan (Algoritma Bellman-Ford) Semua Router hanya menyebarkan (broadcast) semua Tabel Routingnya ke semua interface yang aktif pada periode interfal tertentu Kendala yang sering dihadapi adalah ROUTING LOOP. Karena Router harus menunggu router tetangga (neighbor router) untuk memberikan informasi rute tujuan pada periodik interfal tertentu. Contoh dari Distance Vector Ruting Protocol adalah:
RIP IGRP
Proses Penemuan Rute
Proses Penemuan Rute
Routing Loop di Distance Vector
Distance Vector Routing Protocol mengetahui semua perubahan pada jaringan berdasarkan Routing Adversitement secara periodik yang diterima dari semua interface yang aktif Broadcast ini mencakup semua Tabel Routing lengkap. Memang tidak ada masalah, tetapi hal ini akan menghabiskan proses CPU dan bandwith Jika terjadi outage (berhenti) pada jaringan, maka masalah akan terjadi. Konvergensi pada Distance Vector sangat lambat yang akan menyebabkan Tabel Routing yang tidak konsisten dan terjadilah Routing Loop Routing Loop diakibatkan setiap Router tidak update secara simultan.
Ilustrasi Routing Loop
Ketika Network 5 fail, RouterE akan beritahukan RouterC. Maka RouterC akan memberhentikan Routing ke Network 5 melalui RouterE Tetapi RouterA, B, dan D belum tahu bahwa Network 5 fail, sehingga mereka masih menetukan Network 5 masih Up. Dalam periode tertentu, RouterC memberikan updatenya sehingga menyebabkan B memberhentikan Routing ke Network 5, tetapi A dan D masih belum update. A dan D masih menganggap bahwa Network 5 masih bisa dicapai melalui B, sehingga terjadilah Loop di jaringan
Ilustrasi Routing Loop
Contoh Lain
Pemecahan Masalah Loop
Menggunakan Hop Count
Menggunakan Split Horizon
Memaksa Informasi Routing untuk tidak mengirimkan kembali paket ke arah dimana dia diterima
Menggunakan Route Poisoning
Mendefinisikan maximum Hop Count jika terjadi Fail Maksimum Hop 15, jika terjadi Fail maka Router akan menentukan bahwa rute tersebut 16 Hop (unreachable)
Contoh: Ketika Netowork 5 Fail, maka RouterE melakukan Route Poisoning dan menginformasikan bahwa Network 5 Fail. Ketika C menerima Poisoning itu, maka C akan mengirim Poison Reverse ke E untuk memastikan bahwa segment C telah menerima Poison itu.
Menggunakan Holddown
Digunakan untuk mencegah update teratur (regular update) yang tiba-tiba Up dan tiba-tiba Down (Flapping).
Routing Information Protocol (RIP)
Menggunakan Hop Count sebagai metric untuk menetukan rute terbaik. (16 berarti unreachable)
Note: Metric adalah informasi yang digunakan untuk memilih PATH terbaik untuk Routing
Full Route Table di broadcast setiap 30 detik Load balance maximum of 6 equal cost paths (default = 4) RIPv2 mendukung VLSM dan Discontigous Networks
Header RIP
RIP Timers
RIP menggunakan empat jenis timer yang berbeda untuk mengatur kinerjanya: TIMER Update Hold-Down Timeout/ Invalid
Flush
DEFAULT CONTROLS 30 sec. Interval antar route update advertisement Periode sebuah rute yang di tarik dari tabel 90 sec. untuk mencegah Loop Interval sebuah rute harus tetap “hidup” dalam tabel routing. Counter ini diulang setiap 180 sec. kali Router mendengar sebuah update terbaru untuk rute ini. Berapa lama waktu untuk menunggu untuk 120 sec. menghapus rute setelah rute tersebut Timeout/Invalid
Perbandingan RIPv1 dan RIPv2 RIPv1
RIPv2
Classful
Classless
Supports variable-length subnet mask?
No
Yes
Sends the subnet mask along with the routing update?
No
Yes
Addressing type
Broadcast
Multicast
Defined in …
RFC 1058
RFCs 1721, 1722, and 2453
Supports manual route summarization?
No
Yes
Authentication support?
No
Yes
Routing protocol
Step Konfigurasi RIP
Step-step yang terlebih dahulu di persiapkan sebelum cofigure RIP adalah Memilih
Routing Protocol Menentukan Network dan Interface
Konfigurasi RIP
Mulai dengan menjalankan proses RIP Router (config)#router rip
Aktivasi RIP versi 2 jika dibutuhkan Router (config-router)#version 2
Pilih Network yang berpartisipasi Router (config-router)#network nomor-network
Contoh Konfigurasi RIP
Konfigurasi Passive Interface
Mungkin anda tidak ingin mengirimkan update RIP keluar dari Interface Router anda yang terhubung ke Internet. Gunakan perintah passive-interface berikut: Router(config)#router rip Router(config-router)#passive-interface serial0
Internet
X
S0
Updates Gateway
Dengan hal ini akan memungkinkan Router menerima update rute pada sebuah interface tetapi tidak mengirim update melalui interface tersebut
Verifikasi Konfigurasi RIP
RouterA#show ip protocols Routing Protocol is "rip" Sending updates every 30 seconds, next due in 6 seconds Invalid after 180 seconds, hold down 180, flushed after 240 Outgoing update filter list for all interfaces is not set Incoming update filter list for all interfaces is not set Redistributing: rip Default version control: send version 2, receive version 2 Interface Send Recv Triggered RIP Key-chain FastEthernet0/0 2 2 Serial0/0/2 2 2 Automatic network summarization is in effect Maximum path: 4 Routing for Networks: 10.0.0.0 172.16.0.0 Routing Information Sources: Gateway Distance Last Update 10.1.1.2 120 00:00:25 Distance: (default is 120) RouterA#
Melihat Tabel Routing
RouterA# show ip route Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, * - candidate default U - per-user static route, o - ODR T - traffic engineered route Gateway of last resort is not set
C R C R
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets 172.16.1.0 is directly connected, fastethernet0/0 10.0.0.0/24 is subnetted, 2 subnets 10.2.2.0 [120/1] via 10.1.1.2, 00:00:07, Serial0/0/2 10.1.1.0 is directly connected, Serial0/0/2 192.168.1.0/24 [120/2] via 10.1.1.2, 00:00:07, Serial0/0/2
Perintah debug ip rip
RouterA# debug ip rip RIP protocol debugging is on RouterA# 00:06:24: RIP: received v1 update from 10.1.1.2 on Serial0/0/2 00:06:24: 10.2.2.0 in 1 hops 00:06:24: 192.168.1.0 in 2 hops 00:06:33: RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (172.16.1.1) 00:06:34: network 10.0.0.0, metric 1 00:06:34: network 192.168.1.0, metric 3 00:06:34: RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial0/0/2 (10.1.1.1) 00:06:34: network 172.16.0.0, metric 1
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Merupakan Distance Vector Routing Protocol yang merupakan proprietary (hakmilik) Cisco
Artinya jika anda ingin menggunakan IGRP di jaringan anda maka semua Router anda harus Cisco
Maksimum Hop Count 255 (default 100) sama dengan EIGRP IGRP menggunakan Bandwith dan Delay dari line sebagai default metric untuk menentukan rute terbaik. Metric ini sering disebut Composite Metric Kemudian Reliability, load, dan Maximum Transmission Unit (MTU) juga bisa digunakan sebagai Metric jika dibutuhkan
Header IGRP
Konfigurasi IGRP
Perbedaan utama konfigurasi antara IGRP dan RIP adalah IGRP harus di set Autonomous System Number. Semua Router harus menggunakan AS Number yang sama agar dapat membagi informasi Tabel Routing satu sama lain Mulai dengan menjalankan proses IGRP dan penambahan AS Number Router (config)#router igrp 10
Pilih Network yang berpartisipasi Router (config-router)#network nomor-network
Contoh Konfigurasi IGRP R3#config t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R3(config)#router igrp 10 ^ % Invalid input detected at '^' marker. R3(config)#
Jika anda menemukan dalam Router anda hal seperti diatas (tidak menemukan Protokol IGRP). Jangan bingung karena Cisco sudah tidak men-support IGRP lagi dan menggantinya dengan EIGRP yang akan dibahas pada Bab berikutnya
Discontiguous Addressing
Dua Network dari Classful Network yang sama terpisah oleh sebuah network address yang berberda
RIPv1 dan IGRP tidak mengiklankan (advertise) subnet mask, sehingga Routing Protocol tersebut tidak support discontigous subnet OSPF, EIGRP dan RIPv2 dapat mengiklankan (advertise) subnet mask, sehingga Routing Protocol tersebut support discountigous subnet.
TERIMA KASIH