BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Pengertian Studi (Belajar) Menurut (http://digilib.itb.ac.id), belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Abin Syamsudin Maksum (http://www.purwakarta.go.id), belajar adalah suatu proses perubahan berdasarkan praktek atau pengalaman. Perubahan itu mungkin merupakan suatu pertemuan informasi atau penguasaan keterampilan baru yang dapat berupa penambahan atau pengkayaan diri atas informasi atau pengetahuan dan keterampilan yang ada. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan untuk menambah pengetahuan atau menemukan jawaban dari permasalahan yang belum diketahui jawabannya secara pasti.
2.1.2
Pengertian Efektivitas Menurut Gibson et al. (2003, p19), We mean by effectiveness is the accomplishment of recognized objectives of cooperative effort – yang pengarang maksudkan dengan efektivitas adalah pencapaian dari sasaran yang diakui dari usaha bersama. Menurut Stair dan Reynolds (2006, p11), effectiveness is a measure of the extent to which a system achieves its goals. It can be computed by dividing the goals actually achieved by the total of the stated goals – efektivitas adalah
11 suatu ukuran dari tingkatan sebuah sistem untuk mencapai tujuannya. Efektivitas dapat dihitung dengan membagi pencapaian tujuan yang sebenarnya dengan total dari tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah ukuran dari pencapaian tujuan oleh sistem melalui usaha yang dilakukan bersama.
2.1.3
Pengertian Sistem Menurut Wilkinson et al. (2000, p6), a system is a unified group of interacting parts that function together to achieve its purpose – sistem adalah sebuah grup yang dipersatukan dari bagian yang berinteraksi yang berfungsi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut O’Brien (2005, p22), A system can be most simply defined as a group of interrelated or interacting elements forming a unified whole. Three basic interacting components or functions: a.) Input involves capturing and assembling elements that enter the system to be processed. b.) Processing involves transformation processes that convert input into output. c.) Output involves transferring elements that have been produced by a transformation process to their ultimate destination
Sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sebuah grup yang saling berhubungan atau elemen yang mempengaruhi bentuk suatu kesatuan
12 secara menyeluruh. Tiga komponen dasar yang berinteraksi atau berfungsi adalah: a.) Masukan meliputi penangkapan dan pemasangan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. b.) Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah masukan menjadi keluaran. c.) Keluaran melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses perubahan bentuk ke tujuan akhir mereka.
Menurut Gondodiyoto (2007, p108), sistem adalah kumpulan elemenelemen atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang terintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengubah masukan menjadi keluaran.
2.1.4
Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2005, p27), we can define information as data that have been converted into a meaningful and useful context for specific end users - kita dapat mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi suatu konteks yang memiliki arti dan berguna untuk para pemakai akhir yang spesifik.
13 Menurut McLeod (2007, p9), information is processed data that is meaningful; it usually tells users something that they did not already know informasi adalah data yang telah diproses sehingga memiliki arti; informasi biasanya memberitahukan pengguna sesuatu yang belum mereka ketahui sebelumnya. Menurut Laudon dan Laudon (2007, p14), information we mean data that have been shaped into a form that is meaningful and useful to human beings – informasi yang pengarang artikan data yang telah dibentuk menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi manusia. Menurut Weber (1999, p897), some of the attributes of information quality are the following : 1. Authenticity, 2. Accuracy, 3. Completeness, 4. Uniqueness (nonredundancy), 5. Timeliness, 6. Relevance, 7. Comprehensibility, 8. Precision, 9. Conciseness, 10. Informativeness.
Beberapa atribut dari kualitas informasi antara lain: 1. Keaslian/ kebenaran,
14 2. Ketepatan, 3. Kelengkapan, 4. Keunikan, 5. Ketepatan waktu, 6. Keterkaitan, 7. Dapat dipercaya, 8. Ketelitian, 9. Keringkasan yang padat, 10. Memberikan keterangan.
Menurut Mukhtar (Gondodiyoto, 2003, p22), informasi yang berguna mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Reliabel (dapat dipercaya) Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi. 2. Relevan (cocok atau sesuai) Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat keputusan. Informasi ini dapat mengurangi ketidakpastian dan dapat meningkatkan nilai dalam suatu kepastian. 3. Timely (tepat waktu) Informasi yang disajikan haruslah cepat, tepat, dan tanggap pada saat yang dibutuhkan dan bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
15 4. Complete (lengkap) Informasi yang disajikan lengkap termasuk di dalamnya semua data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan pembuat keputusan. 5. Understandable (dapat dimengerti) Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti dan mudah dipelajari dan digunakan oleh si pembuat keputusan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah dikumpulkan dan diproses ke dalam bentuk yang dapat memberikan arti dan bermanfaat bagi pemakainya.
2.1.5
Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p6), an information system can be any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data resources that collects, transforms, and disseminates, information in an organization - sistem informasi dapat menjadi beberapa kombinasi yang mengatur manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Laudon dan Laudon (2007, p14), an information system can be defined technically as a set of interrelated components that collect (or retrieve), process, store, and distribute information to support decision making
16 and control in an organization - sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan (memperoleh), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kontrol didalam sebuah organisasi. Menurut
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi),
sistem
informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan mendukung pengambilan keputusan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah elemen-elemen yang saling berkaitan dengan menggunakan sumber daya untuk mengolah masukan berupa data menjadi keluaran berupa informasi, baik secara manual maupun terkomputerisasi sehingga dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan.
2.1.6
Sistem Informasi Navision Menurut (http://www.microsoft.com/dynamics/nav/product), Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) menawarkan pertumbuhan untuk bisnis kecil dan tingkat menengah, sebuah solusi penghematan biaya yang dikhususkan untuk perusahaan. Navision dapat mendukung penyesuaian dan penambahan software untuk pertemuan industri atau keperluan lain yang spesifik. Sebagai tambahan, Navision dapat mengadaptasi seperti sebuah pertumbuhan bisnis yang memerlukan kekuatan lebih dan fungsional.
17 1. Penjualan Dan Pemasaran Meletakkan informasi pelanggan di ujung jari para manajer dan karyawan untuk membantu orang-orangmu membangun hubungan dengan pelanggan menjadi lebih baik lagi. a) Mengatur kontak informasi b) Mengorganisir kampanye penjualan c) Mengidentifikasi peluang penjualan d) Mengotomatisasi tugas penjualan e) Menyiapkan otomatisasi pengingat f) Menyetujui dokumen 2. Distribusi Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) memberikan bisnis, sebuah solusi yang fleksibel untuk memecahkan tantangan distribusi. Navision dapat digunakan untuk: a) Membawa dan mengatur persediaan, termasuk dalam berbagai penempatan b) Mendapatkan informasi terbaru tentang jumlah persediaan c) Melaksanakan manajemen gudang yang lebih baik d) Mendapatkan data mengenai persediaan dan pengiriman tepat waktu 3. Pembelian dan pembayaran Menggunakan fleksibilitas dari Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) dan pilihan pengaturan perusahaan yang spesifik untuk mengatur pembayaran secara efektif.
18 a) Menerapkan sebuah pembayaran ke banyak faktur dan memo kredit seperti yang diinginkan. Untuk pengendalian yang lebih baik, kamu dapat memilih bagaimana menerapkan pelanggan atau transaksi dengan penjual dengan menentukan sejumlah dokumen individual. Ini dapat membantu terutama ketika pelanggan membuat pembayaran sebagian. Jika kamu memilih metode lama, sistem dapat secara otomatis menerapkan penerimaan uang ke faktur lama untuk pelanggan yang spesifik. b) Melihat informasi secara detail tentang jumlah yang akan diposkan ke buku besar sebelum diposting, seperti potongan diskon dan pembulatan jumlah. c) Membalikkan semua posting dan perubahan yang berhubungan dengan sebuah aplikasi dari transaksi pelanggan dan penjual sehingga mereka bisa diterapkan dengan tepat. d) Mengatur toleransi (uang lokal atau mata uang lain) pada sebuah faktur dalam rangka menerapkan dan secara penuh menutup masukan faktur dan pembayaran, sekalipun jumlah pembayaran kurang atau melebihi faktur. Toleransi dapat secara otomatis diijinkan atau diputuskan pada sebuah dasar keadaan. e) Mengatur tingkat toleransi beberapa hari untuk menerapkan dan menutup sebuah faktur dan pembayaran, walaupun kamu menerima potongan pembayaran di kemudian hari dari tanggal masa potongan pembayaran. Toleransi diskon dapat secara otomatis diijinkan atau diputuskan pada sebuah dasar keadaan.
19 4. Penggabungan dengan sistemmu Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) didesain untuk bekerja secara lancar dengan produk Microsoft lainnya seperti Microsoft office 2007, Microsoft SQL Server 2005, dan Microsoft Windows Vista dan XP. Sebagai contoh, dokumen yang ditulis dengan Microsoft Word dapat mengambil data dari database Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) dan menggabungkan informasi itu kedalam sebuah surat pelanggan. Pekerja dapat menggunakan Microsoft Excel untuk membuat laporan dengan memasukkan gambaran yang terkini dari Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision). Kemampuan portal perdagangan juga mengijinkan sebuah perusahaan untuk membuat sebuah web site yang memudahkan didalam bekerja dengan pelanggan dan rekan bisnis. Sebagai tambahan, Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) juga dapat digabungkan dengan sebuah jarak yang luas dari produk software lainnya, jadi lengkap jika sebuah bisnis kecil telah memiliki infrastruktur TI yang kokoh, itu dapat digunakan dengan Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) jadi sebuah bisnis membuat sebagian besar dari investasinya untuk TI.
Menurut (http://www.angliabc.co.uk), Microsoft Navision is an integrated business management solution designed for growing mid-market companies that want the freedom to focus on their business. It is ideal for companies looking for one solution they can implement rapidly, learn and use easily, and customize and maintain with minimal disruption to their business -
20 sistem informasi Navision (Microsoft Navision) adalah sebuah solusi manajemen bisnis terintegrasi yang didesain untuk pertumbuhan perusahaan pasar tingkat menengah yang menginginkan kebebasan untuk fokus pada bisnis mereka. Navision cocok untuk perusahaan yang mencari suatu solusi yang dapat mereka implementasikan secara cepat, pembelajaran dan penggunaan yang mudah serta perubahan dan pemeliharaan dengan gangguan yang rendah untuk bisnis mereka. Manfaat utama dari Microsoft Navision : 1. Meningkatkan produktivitas, Produktivitas dinaikkan dalam setiap bagian dari bisnismu dengan mengotomatisasi dan mengintegrasikan operasi yang kritis ke dalam sebuah lingkungan kerja efisien yang sangat tinggi. a.) Menyediakan secara bersamaan, akses online untuk integrasi, pembaharuan data. a.) Menciptakan suatu lingkungan kerja yang sangat efisien. b.) Memaksimalkan efisiensi operasional. 2. Mempertajam persainganmu, Kekuatannya, peralatan analisa yang fleksibel memberikanmu sebuah gambaran yang lengkap dari bisnismu – yang besar – pengertian gambaran untuk detil yang spesifik – untuk mendukung kecepatan, keakuratan, dan pembuatan keputusan yang strategis. a.) Memahami tren bisnis, kesempatan dan masalah. b.) Menjalankan bisnismu 24 jam sehari. c.) Meningkatkan kepuasan pelanggan.
21 3. Menumbuhkan bisnismu, Memulai secara cepat dengan suatu desain solusi untuk implementasi yang sempurna dan perubahan yang mudah. Dibantu oleh rekan yang ahli, kamu dapat menambahkan kapasitas yang lebih dan mengadaptasi perubahan kondisi pasar dengan sebuah solusi bisnis yang memposisikan perusahaan kamu untuk pertumbuhan di masa yang akan datang. a.) Kolaborasi – Pertumbuhan dengan dukungan lokal dari suatu persekutuan global. b.) Mengadaptasi perubahan tanpa mengganggu bisnismu. c.) Menginvestasikan dalam sebuah jalur ke masa yang akan datang. 4. Menghubungkan pekerja, rekan kerja dan pelanggan melintas ke pasar global. Menyediakan pekerja, rekan kerja dan pelanggan melintas ke pasar global dengan menyesuaikan informasi dan proses untuk keperluan mereka secara tepat, membantumu mengatur rantai persediaan menjadi lebih efektif, menyenangkan pelanggan, dan mengatur proses administrasi tanpa memperhatikan lokasinya. a.) Menghubungkan informasi dan proses. b.) Mengkolaborasikan dengan bebas tetapi melindungi informasinya. c.) Bekerja tanpa rintangan melintas ke pasar global.
2.1.7
Dimensi Sistem Informasi Menurut DeLone dan McLean (Jogiyanto, 2007, p2), model kesuksesan sistem informasi yang mereka usulkan diberi nama D&M IS Success Model.
22 Model ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini adalah : 1. Kualitas Sistem (System Quality) Kualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri. 2. Kualitas Informasi (Information Quality) Kualitas informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. 3. Penggunaan Informasi (Information Use) Penggunaan informasi adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima. 4. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) Kepuasan pemakai adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Dampak Individual (Individual Impact) Dampak individual merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai. Dampak atau impak (impact) berhubungan erat dengan kinerja, yaitu meningkatkan kinerja individual pemakai sistem. 6. Dampak Organisasi (Organization Impact) Dampak organisasi merupakan dampak atau impak (impact) dari informasi terhadap kinerja organisasi.
23 Berikut ini disajikan tabel-tabel pengukur kesuksesan sistem informasi : TABEL 2.1 TABEL PENGUKUR-PENGUKUR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI Dimensi
Pengukur-pengukur
Kualitas Sistem
Akurasi data (Data Accuracy)
(System Quality)
Kekinian data (Data currency) Isi-isi basis data (Database contents) Kemudahan penggunaan (Ease of use) Kemudahan dipelajari (Ease of learning) Kenyamanan akses (Convinience of access) Faktor manusia (Human factor) Integrasi dari sistem-sistem (Integration of systems) Realisasi dari kebutuhan-kebutuhan pemakai (Realization of user requirements) Kegunaan fitur-fitur dan fungsi-fungsi sistem (Usefulness of system features and functions) Akurasi sistem (System accuracy) Keluwesan sistem (System flexibility) Keandalan sistem (System reliability) Kecanggihan sistem (System sophistication) Pemanfaatan sumber-sumber daya (Resources utilization) Waktu respon (Response time) Waktu pembalikan (turnaround time)
Kualitas Informasi
Kepentingan (Importance)
(Information
Relevan (Relevance)
Quality)
Kegunaan (Usefulness) Keinformatifan (Informativeness) Kegunaan (Usableness) Kepahaman (Understandability) Keterbacaan (Readability)
24 Kejelasan (Clarity) Bentuk (Format) Wujud (Appearance) Isi (Content) Akurasi (Accuracy) Presisi (Precision) Ketepatan (Conciseness) Keandalan (Reliability) Kekinian (Currency) Ketepatwaktuan (Timeliness) Keunikan (Uniqueness) Komparabilitas (Comparability) Kekuantitasan (Quantitativeness) Kebebasan dari bias (Freedom of bias) Penggunaan Informasi (Information Use)
Banyaknya penggunaan / durasi penggunaan (Amount of use/duration of use) Jumlah pencarian-pencarian (Number of inquiries) Lama waktu koneksi (Amount of connect time) Jumlah fungsi-fungsi digunakan (Number of functions used) Jumlah records diakses (Number of records accessed) Frekuensi dari akses (Frequency of access) Frekuensi dari laporan-laporan diminta (Frequency of reports requests) Jumlah laporan-laporan dihasilkan (Number of reports generated) Pembebanan penggunaan sistem (Charges for systems use) Kerutinan penggunaan (Regularity of use) Digunakan oleh siapa? Penggunaan langsung atau tidak (Used by whom? Direct vs. chauffeured use) Penggunaan binari : digunakan lawan tidak digunakan (Binary use : use vs. nonuse)
25 Kenyataan lawan penggunaan dilaporkan (Actual vs. reported use) Sifat dari penggunaan : (Nature of use:) - digunakan untuk maksud diinginkan (use for intended purpose) - ketepatan penggunaan (appropriate use) - tipe informasi (type of information) - maksud penggunaan (purpose of use) Tingkat penggunaan : umum lawan spesifik (Levels of use : general vs. specific) Pengulangan penggunaan (Recurring use) Institusionalisasi / kerutinan penggunaan (Institutionalization / routination of use) Laporan penerimaan (Report acceptance) Presentase penggunaan lawan kesempatan untuk menggunakan (Percentage used vs. opportunity for use) Kesukarelaan penggunaan (Voluntariness of use) Motivasi penggunaan (Motivation to use) Kepuasan Pemakai
Kepuasan dengan kekhususan (Satisfaction with specifics)
(User Satisfaction)
Kepuasan menyeluruh (Overall satisfaction) Pengukuran item-tunggal (Single-item measure) Pengukuran item-banyak (Multi-item measure) Kepuasan informasi : perbedaan antara informasi dibutuhkan dengan yang diterima (Information satisfaction : difference between information needed and received) Kesenangan (Enjoyment) Kepuasan perangkat lunak (Software satisfaction) Kepuasan pengambilan-keputusan (Decision-making satisfaction)
Impak-impak
Pemahaman informasi (Information understanding)
Individual
Pembelajaran (Learning)
26 (Individual
Akurasi interpretasi (Accurate interpretation)
Impacts)
Kesadaran informasi (Information awareness) Pengambilan informasi (Information recall) Identifikasi masalah (Problem identification) Efektivitas keputusan : (Decision effectiveness:) - kualitas keputusan (decision quality) - peningkatan analisis keputusan (improved decision analysis) - kebenaran keputusan (correctness of decision) - waktu untuk membuat keputusan (time to make decision) - keyakinan di keputusan (confidence in decision) - partisipasi-partisipasi pengambilan keputusan (decisionmaking participations) Peningkatan produktivitas individual (Improved individual productivity) Perubahan di keputusan (Change in decision) Penyebab-penyebab tindakan manajemen (Causes management action) Kekuasaan atau pengaruh individual (Individual power or influence) Kinerja tugas (Task performance) Kualitas rencana-rencana (Quality of plans) Valuasi personal dari SI (Personal valuation of IS) Kerelaan untuk membayar informasi (Willingness to pay for information)
Impak-impak
Portofolio aplikasi : (Application portfolio:)
Organisasi
- jangkauan dan lingkup aplikasi-aplikasi (range and scope of
(Organization Impacts)
applications) - jumlah dari aplikasi-aplikasi kritikal (number of critical applications) Pengurangan biaya-biaya operasi (Operating costs reduction) Pengurangan staff (Staff reduction)
27 Keseluruhan keuntungan-keuntungan produktivitas (Overall productivity gains) Peningkatan pendapatan-pendapatan (Increased revenues) Peningkatan penjualan-penjualan (Increased sales) Peningkatan pangsa pasar (Increased market share) Peningkatan laba (Increased profits) Return pada investasi (Return on investments) Return pada aktiva-aktiva (Return on assets) Rasio pendapatan bersih terhadap pengeluaran-pengeluaran operasi (Ratio of net income to operating expenses) Rasio biaya / manfaat (Cost/benefit ratio) Harga saham (Stock price) Peningkatan volume pekerjaan (Increased work volume) Kualitas produk (Product quality) Kontribusi di pencapaian tujuan-tujuan (Contribution in achieveing goals) Efektivitas pelayanan (Service effectiveness) Sumber : DeLone dan McLean (1992) (Jogiyanto, Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi (ANDI : Yogyakarta 2007) p40)
Berdasarkan teori diatas, maka yang menjadi indikator adalah : (1.) Kemudahan dipelajari, karena user dapat lebih mudah menguasai caracara pengoperasian sistem tanpa perlu mengikuti training secara khusus. (2.) Kemudahan penggunaan, karena jika user telah mengerti bagaimana sistem bisa dioperasikan, maka user dapat mengoperasikan sistem dengan lebih baik dan lebih user friendly.
28 (3.) Kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem, karena user dengan mudah dapat menggunakan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem yang telah disediakan sesuai dengan kebutuhannya. (4.) Kehandalan sistem, karena dalam menggunakan sistem, user harus yakin bahwa sistem tersebut handal didalam membantu user dalam memberikan hasil kerja yang lebih baik lagi. (5.) Relevan, karena dengan menggunakan sistem, maka informasi yang dihasilkan berguna didalam membantu proses kerja user terutama didalam proses pengambilan keputusan. (6.) Kepahaman, dengan adanya sistem, maka diharapkan setiap informasi akan lebih mudah untuk dimengerti oleh penerimanya (user yang membutuhkan informasi). (7.) Akurasi, karena sistem diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berguna serta dapat diandalkan (bebas dari kesalahan). (8.) Kehandalan, karena pengimplementasian sistem juga ditujukan untuk mengurangi tingkat kesalahan yang mungkin terjadi pada user (human error). (9.) Kekinian, karena sistem diimplementasikan untuk dapat memberikan data / informasi yang lebih up to date. (10.) Kelengkapan, karena sistem diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan usernya. (11.) Ketepatwaktuan, melalui sistem, informasi diharapkan dapat disajikan lebih cepat sehingga berguna di dalam mendukung proses pengambilan keputusan.
29 (12.) Frekuensi akses sistem, dengan penerapan sistem, perusahaan berharap untuk dapat mencapai tujuannya secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, maka user harus lebih mendayagunakan sistem yang telah disediakan
tersebut
secara
lebih
maksimal
untuk
mendukung
pencapaian tujuan perusahaan. (13.) Ketepatan penggunaan, karena sistem harus digunakan oleh user yang berwenang sesuai dengan otoritas yang telah diberikan oleh perusahaan sehingga user tidak melanggar batasan akses yang telah ditetapkan. (14.) Kepuasan terhadap perangkat sistem informasi, karena user akan dapat memberikan kinerja yang lebih baik jika sistem yang efektif juga ditunjang dengan sarana (hardware) yang mendukung. (15.) Kepuasan terhadap keputusan yang diambil, karena dengan adanya sistem, maka user diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih baik sehingga memberikan nilai tambah positif bagi perusahaan. (16.) Pengurangan biaya-biaya operasi, karena dengan pengimplementasian sistem,
maka perusahaan
berharap dapat
meringkaskan
biaya
operasional (cost effective). (17.) Efektivitas kerja, karena user telah didukung oleh sistem, maka diharapkan kinerjanya akan lebih baik sehingga proses kerja menjadi lebih efektif.
2.1.8
Sintesis Variabel Efektivitas Sistem Informasi Navision Berdasarkan analisis di atas, sistem informasi merupakan elemenelemen yang saling berkaitan dengan menggunakan sumber daya untuk
30 mengubah masukan menjadi keluaran berupa informasi. Sistem informasi Navision merupakan sebuah solusi manajemen bisnis terintegrasi yang didesain untuk pertumbuhan perusahaan pasar tingkat menengah yang menginginkan kebebasan untuk fokus pada bisnis mereka. Navision cocok untuk perusahaan yang mencari suatu solusi yang dapat mereka implementasikan secara cepat, pembelajaran dan penggunaan yang mudah serta perubahan dan pemeliharaan dengan gangguan yang rendah untuk bisnis mereka. Dimensi yang berkaitan dengan efektivitas sistem informasi Navision
adalah : 1) Kualitas sistem
dengan indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem serta kehandalan sistem; 2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman, akurasi, kehandalan, kekinian, kelengkapan dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem dengan indikatornya adalah frekuensi akses sistem dan ketepatan penggunaan; 4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan efektivitas kerja.
2.1.9
Konstruk Variabel Efektivitas Sistem Informasi Navision Berdasarkan sintesis di atas, maka yang dimaksud dengan sistem informasi merupakan suatu kesatuan dari elemen yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran berupa informasi. Sistem informasi Navision digunakan pada Divisi Pemasaran yang meliputi Sub Divisi Penjualan; EDP; Pemasaran; Promosi; Pembelian dan Gudang
31 merupakan sebuah solusi manajemen bisnis terintegrasi yang diterapkan pada PT. PBP Tbk. Navision diterapkan karena PT. PBP Tbk mencari suatu solusi yang dapat mereka implementasikan secara cepat melalui proses pembelajaran dan penggunaan yang mudah serta perubahan dan pemeliharaan dengan gangguan yang rendah untuk bisnis mereka. Dimensi yang berkaitan dengan efektivitas sistem informasi Navision
adalah : 1) Kualitas sistem dengan
indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem serta kehandalan sistem; 2) Kualitas informasi
dengan
indikatornya
adalah
relevan,
kepahaman,
akurasi,
kehandalan, kekinian, kelengkapan dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem dengan indikatornya adalah frekuensi akses sistem dan ketepatan penggunaan; 4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan efektivitas kerja.
2.1.10
Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Menurut
Sulistiyani
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja),
kinerja
seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
32 Menurut Armstrong dan Baron (Wibowo, 2007, p7), kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut Mathis dan Jackson (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu : 1. Kemampuan mereka, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang diterima, 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, 5. Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
2.1.11
Pengertian Pengguna atau User Menurut Senn (1998, p72), users or end-users are people who employ information technology in their jobs or personal lives – pengguna atau pengguna akhir adalah orang yang menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaan atau kehidupan pribadi mereka.
33 Menurut Long dan Long (2002, p24), user is someone who uses the computer and the computer system - pengguna adalah seseorang yang menggunakan komputer dan sistem komputer. Menurut (http://www.atis.org/tg2k), user is a person, organization, or other entity (including computer or computer systems) that employes the services provided by telecommunication systems, or by an information processing system, for transfer of
information – pengguna adalah orang,
organisasi, atau entitas lainnya (termasuk komputer atau sistem komputer) yang
bekerja
menggunakan
layanan
yang
disediakan
oleh
sistem
telekomunikasi atau oleh sistem pemrosesan informasi untuk memindahkan informasi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna (user) adalah orang yang memakai atau menggunakan sistem.
2.1.12
Pengertian Kinerja Pengguna (User Performance) Menurut (http://saulcarliner.home.att.net/idbusiness/value3.htm), user performance is user’s ability to perform these tasks. Purpose of user performance is to measures the extent to which users can perform the main tasks. Kinerja pengguna adalah kemampuan yang dimiliki pengguna untuk menyelesaikan semua tugasnya. Tujuan dari kinerja pengguna adalah untuk mengukur sejauh mana pengguna dapat menyelesaikan tugas-tugas utamanya. Menurut (https://www.cmpevents.com), user performance is about enabling users to reach their goals faster and more dependably. Systems designed for user performance help people work more efficiently and make
34 fewer mistakes - kinerja pengguna adalah tentang bagaimana pengguna mampu mencapai tujuan mereka secara cepat dan lebih dapat diandalkan. Sistem yang didesain untuk kinerja penggunanya membantu orang bekerja secara lebih efisien dan mengurangi kesalahan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pengguna (user performance) adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dengan menyelesaikan tugas-tugas yang utama, dimana kinerja seorang pengguna dapat didukung dari sarana lain seperti sistem.
2.1.13
Dimensi Kinerja User Hersey et al. (Wibowo, 2007, p75), merumuskan adanya tujuh faktor kinerja yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE. 1. A= Ability – Kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) 2. C= Clarity – Kejelasan (pemahaman atau peranan daya persepsi) 3. H= Help – Bantuan (dukungan organisasi) 4. I = Incentive – Dorongan (motivasi atau kesediaan) 5. E = Evaluation – Penilaian (pelatihan dan umpan balik prestasi) 6. V= Validity – Kebenaran (sah dan praktek personalia yang sah) 7. E = Environment – Lingkungan (cocok dengan lingkungan)
Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi.
35 Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya. Sementara itu, dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa baik pemimpin memberdayakan pekerjanya; bagaimana mereka memberikan penghargaan pada pekerja; dan bagaimana mereka membantu meningkatkan kemampuan kinerja pekerja melalui coaching - pelatihan, mentoring - bimbingan, dan counseling - konseling.
2.1.14
Sintesis Variabel Kinerja User Berdasarkan analisis di atas, kinerja user merupakan kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dengan menyelesaikan tugas-tugas utama yang berinteraksi dengan teknologi informasi dalam suatu organisasi yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar. Dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah : 1) Kemampuan dengan indikatornya adalah pengetahuan dasar, keterampilan (kerja), bekerja sama dan memecahkan masalah; 2) Pemahaman dengan indikatornya adalah pemahaman tentang sistem, penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan dan mengerti alur kerja sistem; 3) Kemauan dengan indikatornya adalah inisiatif, motivasi dan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem; 4) Dukungan perusahaan dengan indikatornya adalah dukungan staf IT dan 5) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kualitas kerja, produktifitas dan target kerja.
36 2.1.15
Konstruk Variabel Kinerja User Berdasarkan sintesis di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja user PT. PBP Tbk adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dimana kinerja pengguna pada PT. PBP Tbk (Sub Divisi Penjualan dan EDP) didukung oleh sistem informasi penjualan (Navision). Dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah : 1) Kemampuan dengan indikatornya adalah pengetahuan dasar, keterampilan (kerja), bekerja sama dan memecahkan masalah; 2) Pemahaman dengan indikatornya adalah pemahaman tentang sistem, penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan dan mengerti alur kerja sistem; 3) Kemauan dengan indikatornya adalah inisiatif, motivasi dan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem; 4) Dukungan perusahaan dengan indikatornya adalah dukungan staf IT dan 5) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kualitas kerja, produktifitas dan target kerja.
2.1.16
Tabel kisi-kisi variabel, dimensi dan indikator penelitian TABEL 2.2
TABEL KISI-KISI VARIABEL, DIMENSI DAN INDIKATOR PENELITIAN Variabel
Dimensi
Indikator
Efektivitas Sistem
Kualitas Sistem
1. Kemudahan dipelajari
Informasi Navision
2. Kemudahan penggunaan 3. Kegunaan menu–menu dan fungsi-fungsi sistem 4. Kehandalan sistem
37 Kualitas Informasi
1. Relevan 2. Kepahaman 3. Akurasi 4. Kehandalan 5. Kekinian 6. Kelengkapan 7. Ketepatwaktuan
Penggunaan Sistem
1. Frekuensi akses sistem 2. Ketepatan penggunaan
Kepuasan Pemakai
1. Kepuasan terhadap perangkat sistem informasi 2. Kepuasan terhadap keputusan yang di ambil
Dampak Organisasi
1. Pengurangan biaya-biaya operasi 2. Efektivitas kerja
Kinerja User
Kemampuan
1. Pengetahuan dasar 2. Keterampilan (kerja) 3. Bekerja sama 4. Memecahkan masalah
Pemahaman
1. Pemahaman tentang sistem 2. Penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan 3. Mengerti alur kerja sistem
38 Kemauan
1. Inisiatif 2. Motivasi 3. Tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem
Dukungan Perusahaan
1. Dukungan staf IT
Hasil Kerja
1. Kualitas kerja 2. Produktifitas 3. Target kerja
2.1.17
Kerangka Berpikir Pengertian efektivitas sistem informasi Navision adalah pencapaian tujuan dengan bantuan suatu rangkaian software atau perangkat lunak yang berhubungan langsung dengan hardware atau perangkat keras yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk mengelola data transaksi secara online sehingga dapat menghasilkan informasi yang berguna untuk membantu menentukan dan mendukung proses pengambilan keputusan mengenai penjualan, pembelian dan persediaan pada PT. PBP Tbk. Selain itu, efektivitas sistem informasi Navision juga harus mencakup semua kriteria dimensi : 1) Kualitas sistem dengan indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem serta kehandalan sistem; 2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman, akurasi, kehandalan, kekinian, kelengkapan, dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem dengan indikatornya
39 adalah frekuensi akses sistem dan ketepatan penggunaan; 4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan efektivitas kerja. Kinerja user adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dimana kinerja pengguna pada PT. PBP Tbk (Sub Divisi Penjualan dan EDP) didukung oleh sistem informasi penjualan (Navision). Selain itu, Kinerja User juga harus mencakup semua kriteria dimensi : 1) Kemampuan yang dimilikinya dengan indikatornya adalah pengetahuan dasar, keterampilan (kerja), bekerja sama dan memecahkan masalah; 2) Pemahaman akan tugas yang harus dikerjakannya dengan indikatornya adalah pemahaman tentang sistem, penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan dan mengerti alur kerja sistem; 3) Kemauan pribadi yang tinggi dengan indikatornya adalah inisiatif, motivasi dan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem; 4) Dukungan perusahaan dengan indikatornya adalah dukungan staf IT dan 5) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kualitas kerja, produktifitas dan target kerja. Dengan demikian, berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka terdapat hubungan antara efektivitas sistem informasi Navision dengan kinerja user. Dimana semakin tinggi efektivitas sistem informasi Navision yang diterapkan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan user atas sistem informasi Navision, maka akan berpengaruh terhadap kinerja user pada perusahaan tersebut, sehingga diduga bahwa terdapat Korelasi Antara Efektivitas Sistem Informasi Navision dengan Kinerja User pada PT. PBP Tbk.
40 2.1.18
Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (1999, p51), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Menurut Arikunto (2006, p71), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut Sugiyono (1999, p55), bentuk hipotesis penelitian dibedakan atas 3, yaitu : 1. Hipotesis Deskriptif Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. 2. Hipotesis Komparatif Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. 3. Hipotesis Asosiatif Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian : 1.
Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
41 Contoh: jika orang banyak makan, maka berat badannya naik. 2.
Hipotesis nol (Null Hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Contoh: tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa tingkat 2 dalam disiplin kuliah.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesisnya merupakan hipotesis asosiatif yang dirumuskan sebagai berikut : a.) Rumusan Masalah Asosiatif`: Adakah hubungan antara efektivitas sistem informasi Navision dengan kinerja user pada PT. PBP Tbk? b.) Hipotesis Penelitian : Terdapat hubungan antara efektivitas sistem informasi Navision dengan kinerja user pada PT. PBP Tbk. c.) Hipotesis Statistik : H0 : ρ = 0, Ha : ρ ≠ 0, Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p58
42 Keterangan : H0
: Hipotesis Nol
Ha
: Hipotesis Alternatif
ρ
: Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
=0
berarti tidak ada hubungan
≠0
berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Penelitian Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p16), penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Menurut
Sugiyono
(1999,
p10),
penelitian
menurut
tingkat
eksplanasinya adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan hal ini, penelitian dapat dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif, dan asosiatif. 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. 2. Penelitian Komparatif Penelitian
komparatif
membandingkan.
adalah
suatu
penelitian
yang
bersifat
43 3. Penelitian Asosiatif / Hubungan Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan.
2.2.2
Penelitian Korelasional Menurut Hasan (2002, p228), korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antarvariabel. Menurut Irianto (2004, p133), korelasi merupakan suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p26), penelitian korelasional (correlational research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel atau membuat prediksi berdasarkan korelasi antar variabel. Tipe penelitian ini menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang dapat juga digunakan untuk melakukan prediksi. Jika tingkat hubungan antar variabel relative tinggi, kemungkinan sifat hubungannya merupakan hubungan sebab akibat (causal effect). Menurut Kountur (2007, p54), penelitian korelasi adalah penelitian yang mencoba melihat hubungan antara beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa perlakuan.
44 2.2.3
Variabel Menurut Sugiyono (1999, p31), variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p61), variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Menurut Hadi (Arikunto, 2006, p116), mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki dan perempuan; berat badan, karena ada berat 40kg, dan sebagainya. Menurut Kountur (2007, p47), variabel menunjukkan suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya. Misalnya, variabel “jenis kelamin” menunjukkan orang dalam pemahaman pria dan wanita yang berbeda dengan variabel “tingkat pendidikan” yang juga menunjukkan orang namun dalam wujud mereka yang lulus SD, SMU, dan sarjana. “Jenis kelamin” dan “tingkat pendidikan” adalah dua variabel yang berbeda. Ada dua ciri khas utama suatu variabel: (1) variabel dapat membedakan suatu benda dengan benda lainnya, dan (2) variabel harus dapat diukur.
2.2.4
Macam-macam Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (1999, p33), variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
45 a) Variabel Independen Variabel ini disering disebut sebagai variabel stimulus, predikator, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). b) Variabel Dependen Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. c) Variabel Moderator Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. d) Variabel Intervening Adalah
variabel
yang
secara
teoritis
mempengaruhi
(memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. e) Variabel Kontrol Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan
46 oleh
peneliti,
bila
akan
melakukan
penelitian
yang
bersifat
membandingkan.
2.2.5
Populasi dan Sampel
2.2.5.1 Populasi Menurut Sugiyono (1999, p72), populasi adalah wilayah generalsasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p115), populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Kountur (2007, p145), populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi tidak hanya mencakup subyek (orang), tetapi juga obyek dan fenomena alam meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
2.2.5.2 Sampel Menurut Sugiyono (1999, p73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
47 peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Menurut Kountur (2007, p.146), sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya, kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representative dari suatu populasi dan kemudian diteliti. Representative dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian yang diambil dari populasi untuk dilakukan penelitian terhadap subyek / obyek di dalamnya.
2.2.6
Teknik Sampling Menurut Sugiyono (1999, p73), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling ini meliputi : a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
48 strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional. d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. 2. Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi :
49 a. Sampling Sistematis Sampling
sistematis
adalah
teknik
pengambilan
sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. b. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. c. Sampling Aksidental Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mulamula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
50 Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling – simple random sampling, dimana pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi. Ukuran sampel merupakan jumlah anggota sampel. Jumlah sampel yang 100% (seratus persen) mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam suatu penelitian tergantung pada tingkat kesalahannya (dipengaruhi oleh sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia). Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Dalam penentuan jumlah anggota sampel dari populasi diperlukan tingkat kesalahan 1% (satu persen), 5% (lima persen), dan 10% (sepuluh persen). Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut : s
2 . N. P. Q d 2 (N-1) 2 . P. Q
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p79
Keterangan : 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5 d = 0,05 s = Jumlah sampel
51 Data :
Maka : s
2 = 3,481, taraf kesalahan 5%
3, 481 65 0,5 0,5 (0, 05 (65 1)) (3, 481 0,5 0,5) 2
56,56625 (0, 0025 64) 0,87025 56,56625 0,16 0,87025 56,56625 1, 03025 54,90536278
P = Q = 0,5
d = 0,05 N = 65
55
TABEL 2.3 PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1, 5, DAN 10% (dikembangkan dari Isaac dan Michael)
s
s
s
N
1%
5%
10%
N
1%
5%
10%
N
1%
5%
10%
10
10
10
10
280
197
155
138
2800
537
310
247
15
15
14
14
290
202
158
140
3000
543
312
248
20
19
19
19
300
207
161
143
3500
558
317
251
25
24
23
23
320
216
167
147
4000
569
320
254
30
29
28
27
340
225
172
151
4500
578
323
255
35
33
32
31
360
234
177
155
5000
586
326
257
40
38
36
35
380
242
182
158
6000
598
329
258
45
42
40
39
400
250
186
162
7000
606
332
261
50
47
44
42
420
257
191
165
8000
613
334
263
55
51
48
46
440
265
195
168
9000
618
335
263
60
55
51
49
460
272
198
171
10000
622
336
263
65
59
55
53
480
279
202
173
15000
635
340
266
70
63
58
56
500
285
205
176
20000
642
342
267
52 75
67
62
59
550
301
213
182
30000
649
344
268
80
71
65
62
600
315
221
187
40000
663
345
269
85
75
68
65
650
329
227
191
50000
655
346
269
90
79
72
68
700
341
233
195
75000
658
346
270
95
83
75
71
750
352
238
199
100000
659
347
270
100
87
78
73
800
363
243
202
150000
661
347
270
110
94
84
78
850
373
247
205
200000
661
347
270
120
102
89
83
900
382
251
208
250000
662
348
270
130
109
95
88
950
391
255
211
300000
662
348
270
140
116
100
92
1000
399
258
213
350000
662
348
270
150
122
105
97
1100
414
265
217
400000
662
348
270
160
129
110
101
1200
427
270
221
450000
663
348
270
170
135
114
105
1300
440
275
224
500000
663
348
270
180
142
119
108
1400
450
279
227
550000
663
348
270
190
148
123
112
1500
460
283
229
600000
663
348
270
200
154
127
115
1600
469
286
232
650000
663
348
270
210
160
131
118
1700
477
289
234
700000
663
348
270
220
165
135
122
1800
485
292
235
750000
663
348
270
230
171
139
125
1900
492
294
237
800000
663
348
271
240
176
142
127
2000
498
297
238
850000
663
348
271
250
182
146
130
2200
510
301
241
900000
663
348
271
260
187
149
133
2400
520
304
243
950000
663
348
271
270
192
152
135
2600
529
307
245
1000000
663
348
271
664
349
272
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p81
2.2.7
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
2.2.7.1 Skala Pengukuran Menurut Sugiyono (1999, p84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
53 pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p97), sesuai dengan sifat dan jenis fenomena yang diabstraksikan oleh construct, tipe skala pengukuran construct terdiri atas: (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval, dan (4) skala rasio. a.
Skala Nominal (Nominal Scale) Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari construct yang diukur dalam bentuk variabel. Misal, jenis kelamin merupakan variabel yang terdiri atas dua kategori; pria dan wanita. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1 (pria) dan 2 (wanita).
b.
Skala Ordinal (Ordinal Scale) Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur. Peringkat nilai menunjukkan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misal, penelitian
ingin
mengetahui preferensi
calon
mahasiswa terhadap lima perguruan tinggi unggulan. Responden diminta untuk menyusun urutan pilihan terhadap masing-masing perguruan tinggi dengan menyatakan dalam bentuk angka 1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukkan tingkat pilihan responden yang pertama terhadap perguruan tinggi tersebut, demikian seterusnya sampai angka 5 yang menunjukkan tingkat pilihan yang terakhir.
54 c.
Skala Interval (Interval Scale) Skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur. Skala interval, dengan kata lain, tidak hanya mengukur perbedaan subyek atau obyek secara kualitatif melalui kategorisasi dan menyatakan urutan preferensi, tetapi juga mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang lain. Skala interval dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka 1 sampai 7. Nilai skala interval bukan angka absolut, misal, jarak antara 1 dengan 2 sama dengan jarak antara 3 dengan 4. Penunjuk waktu (kalender atau jam) merupakan contoh skala interval, jumlah hari antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 4 adalah sama dengan jumlah hari antara tanggal 21 sampai dengan tanggal 24. Bila mana skalanya adalah interval, maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral. Prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik. Contoh: Berikut ini adalah contoh instrumen penelitian yang mengukur construct sikap terhadap pekerjaan (contoh 1) dan mengukur construct partisipasi dalam penyusunan anggaran (contoh 2) yang menggunakan skala interval: 1. Mohon Bapak/Ibu memberi tanggapan terhadap 3(tiga) butir pernyataan berikut ini sesuai dengan persepsi Bapak / Ibu terhadap pekerjaan di tempat kerja dengan memilih (melingkari) salah satu diantara pilihan jawaban yang tersedia.
55 STS TS
1.
Pekerjaan yang saya lakukan
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
mendorong saya untuk menjadi kreatif 2.
Pekerjaan saya merupakan pekerjaan yang membosankan
3.
Secara keseluruhan saya merasa puas dengan pekerjaan saya
Catatan: 1. STS = sangat tidak setuju, 2.TS = tidak setuju, 3. N = netral, 4. S = setuju, 5. SS = sangat setuju
d.
Skala Rasio (Ratio Scale) Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio. Nilai uang sebesar satu juta rupiah merupakan kelipatan sepuluh kali dari nilai uang seratus ribu rupiah. Jika berat badan seseorang adalah 70 kilogram sama dengan dua kali lipat dari orang yang memiliki berat badan 35 kilogram.
2.2.7.2
Instrumen Penelitian Menurut Kountur (2007, p159), instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Setelah data dikumpulkan melalui instrumen kemudian ditabulasi sebelum dianalisis.
56 Menurut Sugiyono (1999, p97), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian
merupakan
alat
yang digunakan
untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
2.2.8
Rating Scale Menurut Sugiyono (1999, p86), berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian bisnis antara lain adalah : 1. Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Data yang diperoleh dari skala tersebut adalah berupa data interval. 2. Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu “ya - tidak”; “benar - salah”; “pernah - tidak pernah”; “positif negatif” dan lain - lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 1,2,3,4,5 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat
57 tidak setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. 3. Semantic Deferential / Skala Osgood Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatifnya terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap / karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. 4. Rating Scale Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif sehingga di dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale ini lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena - fenomena lainnya; seperti skala untuk
58 mengukur
status
sosial
ekonomi,
kelembagaan,
pengetahuan,
kemampuan, proses kegiatan dan lain – lain. Data yang diperoleh dari skala tersebut dapat berbentuk data interval maupun rasio, tergantung dari apa yang diukur dan bagaimana pengukuran dilakukan. Untuk keperluan analisis secara kualitatif, maka jawaban-jawaban harus diberi arti. Contoh : Berilah jawaban angka : 4 bila tata ruang itu sangat baik 3 bila tata ruang itu cukup baik 2 bila tata ruang itu kurang baik 1 bila tata ruang itu sangat tidak baik Seberapa baik tata ruang kerja yang ada di perusahaan A? 1
2
3
4
5
5. Skala Thurstone Menurut
(http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/8/jbptgunadarma-
gdl-course-2004-hendroprab-386-bab02.doc.),
skala
thurstone
ini
merupakan salah satu model skala sikap dengan menggunakan pendekatan stimulus. Artinya, penskalaan dalam pendekatan ini ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favorable atau unfavorabelnya pernyataan yang bersangkutan.
59 Berdasarkan skala-skala pengukuran yang telah dipaparkan di atas, maka skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale, karena rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya; seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lainlain.
2.2.9
Teknik Pengumpulan Data
2.2.9.1 Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (1999, p135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Arikunto (2006, p151), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui. Menurut Uma Sekaran (Sugiyono, 1999, p135), beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu : 1. Prinsip penulisan Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan.
60 2. Prinsip pengukuran Instrumen / angket harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel juga. 3. Penampilan fisik angket. Penampilan
fisik
angket
sebagai
alat
pengumpul
data
akan
mempengaruhi respon atau keseriusan reponden dalam mengisi angket.
Menurut Kountur (2007, p190), ada dua macam kuesioner yaitu : 1. Kuesioner yang digunakan untuk mencari informasi dari variabel tidak laten (non latent variable). Variabel non latent adalah variabel yang langsung dapat diukur. Misalnya usia, jenis kelamin, dan lain-lain. 2. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten (latent variable). Seperti sudah dijelaskan, variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diketahui secara langsung tetapi melalui variabel lain yang bisa langsung diketahui. Untuk mengetahui keberadaan variabel ini maka dibuat kuesioner untuk mengukur keberadaannya. Misalnya, variabel motivasi. Kita tidak bisa langsung mengatakan “Berapa besar motivasi Anda?” Yang bisa kita lakukan adalah memberikan beberapa pertanyaan yang mengindikasikan keberadaan motivasi seseorang.
61 2.2.9.2 Wawancara Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p152), wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : melalui tatap muka atau melalui telepon. Menurut Sugiyono (1999, p130), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Menurut Hasan (2002, p17), wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada obyek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari obyek yang sedang diteliti. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab kepada obyek yang diteliti untuk mengumpulkan data (yang bersifat lebih detil / spesifik) yang dibutuhkan dalam penelitian.
62 2.2.10
Pengujian Statistik
2.2.10.1 Uji Hipotesis Menurut Sugiyono (1999, p160), terdapat tiga macam bentuk pengujian hipotesis, yaitu uji dua pihak (two tail), pihak kanan, dan pihak kiri (one tail). Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis. (1.) Uji Dua pihak (Two Tail Test) Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = ; Ha ≠). Contoh hipotesis asosiatif : Hipotesis nol
: Tidak ada hubungan antara X dan Y
Hipotesis alternatif : Terdapat hubungan antara X dan Y Ho : ρ = 0 (berarti tidak ada hubungan) Ha : ρ ≠ 0 (berarti ada hubungan)
(2.) Uji Pihak Kiri Uji pihak kiri digunakan apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih kecil” (<), kata lebih besar atau sama dengan sinonim dengan kata “paling sedikit atau paling kecil”. Contoh hipotesis asosiatif : Hipotesis nol
: Hubungan antara X dan Y paling sedikit (kecil) 0.65
63 Hipotesis alternatif
: Hubungan antara X dan Y lebih kecil dari 0.65
Ho : ρ ≥ 0.65 Ha : ρ < 0.65
(3.) Uji Pihak Kanan Uji pihak kanan digunakan apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan” (≤) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar” (>). Kata lebih kecil atau sama dengan sinonim kata “paling besar”. Contoh hipotesis asosiatif : Hipotesis nol
: Hubungan antara X dan Y paling besar 0.65
Hipotesis alternatif
: Hubungan antara X dan Y lebih besar dari 0.65
Ho : ρ ≤ 0.65 Ha : ρ > 0.65
Dalam uji dua pihak, taraf kesalahan dibagi menjadi dua yaitu yang diletakkan pada pihak kiri dan kanan. Harganya setengah († ) sedangkan pada uji satu pihak (kanan maupun kiri) harga terletak pada satu pihak saja, yaitu terletak di pihak kanan saja atau kiri saja, taraf kesalahannya adalah .
64 2.2.10.2 Uji Validitas Menurut Sugiyono (1999, p109), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Kountur (2007, p161), suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Apabila peneliti ingin mengukur tingkat motivasi seseorang maka instrumen yang digunakan haruslah benar-benar dapat mengukur motivasi. Dengan demikian, instrumen tersebut disebut valid. Menurut Sugiyono (1999, p114), dalam pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan berbagai cara : 1. Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity) Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. 2. Pengujian Validitas isi (Content Validity) Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.
65 3. Pengujian Validitas Eksternal Validitas eksternal suatu instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Menurut Masrun (Sugiyono, 1999, p124), item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Pengujian validitas instrumen di dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total. Hasil pengujian validitas kemudian akan dibandingkan dengan r tabel. Dasar pengambilan keputusan pengujian validitas instrumen ini adalah sebagai berikut : 1. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Dalam artian indikator tersebut memang sesuai untuk mengukur apa yang ingin diukur 2. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Dalam artian indikator tersebut tidak sesuai untuk mengukur apa yang ingin diukur.
66 Untuk mendapatkan nilai r hitung digunakan teknik korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut :
rxy
n xi yi ( xi )( yi ) {n xi 2 ( xi )2 }{n yi 2 ( yi ) 2 }
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p182
Keterangan : r Menunjukkan koefisien antara skor butir soal dengan skor total n Jumlah responden Xi Skor Butir Yi Skor Total
TABEL 2.4 NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT Taraf Signif
Taraf Signif
Taraf Signif
N
5%
1%
N
5%
1%
N
5%
1%
3
0,997
0,999
27
0,381
0,487
55
0,266
0,345
4
0,950
0,990
28
0,374
0,478
60
0,254
0,330
5
0,878
0,959
29
0,367
0,470
65
0,244
0,317
6
0,811
0,917
30
0,361
0,463
70
0,235
0,306
7
0,754
0,874
31
0,355
0,456
75
0,227
0,296
8
0,707
0,834
32
0,349
0,449
80
0,220
0,286
9
0,666
0,798
33
0,344
0,442
85
0,213
0,278
10
0,632
0,765
34
0,339
0,436
90
0,207
0,270
11
0,602
0,735
35
0,334
0,430
95
0,202
0,263
12
0,576
0,708
36
0,329
0,424
100
0,195
0,256
13
0,553
0,684
37
0,325
0,418
125
0,176
0,230
14
0,532
0,661
38
0,320
0,413
150
0,159
0,210
67 15
0,514
0,641
39
0,316
0,408
175
0,148
0,194
16
0,497
0,623
40
0,312
0,403
200
0,138
0,181
17
0,482
0,606
41
0,308
0,398
300
0,113
0,148
18
0,468
0,590
42
0,304
0,393
400
0,098
0,128
19
0,456
0,575
43
0,301
0,389
500
0,088
0,115
20
0,444
0,561
44
0,297
0,384
600
0,080
0,105
21
0,433
0,549
45
0,294
0,380
700
0,074
0,097
22
0,423
0,537
46
0,291
0,376
800
0,070
0,091
23
0,413
0,526
47
0,288
0,372
900
0,065
0,086
24
0,404
0,515
48
0,284
0,368
1000
0,062
0,081
25
0,396
0,505
49
0,281
0,364
26
0,388
0,496
50
0,279
0,361
Sumber : Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (CV Alfabeta : Bandung 1999) p288
2.2.10.3 Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (1999, p110), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Sugiyono (1999, p120), pengujian realibitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Sedangkan secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan :
68 1. Test-retest Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. 2. Ekuivalen Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama. 3. Gabungan Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua. 4. Internal Consistency Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh, dianalisis dengan teknik tertentu.
Menurut Kountur (2007, p165), reliabilitas (reliability) berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengatur gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan nilai
69 alpha dan nilai r table. Dasar pengambilan keputusan pengujian reliabilitas mengacu kepada tabel analisis reliabilitas berdasarkan kaidah Guild Ford (lihat tabel 2.5 Analisis Reliabilitas hal 70). Untuk mendapatkan nilai alpha secara manual, digunakan teknik Croanbach’s Alpha. Croanbach’s Alpha () merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu instrumen berupa kuesioner untuk mengukur laten variabel yang paling sering digunakan karena dapat digunakan pada kuesioner yang jawaban atau tanggapannya lebih dari dua pilihan. Croanbach’s Alpha diperoleh melalui cara sebagai berikut: 2 k b r11 1 2 t k 1
Sumber : Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI) (PT Rineka Cipta : Jakarta 2006) p196
Keterangan : r11 Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
Jumlah varians butir
2 t Varians total
Untuk mendapatkan nilai varians populasi :
2
( Xi X ) 2 n
Sumber : Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (CV Alfabeta : Bandung 1999) p50
70 Keterangan :
2 Varians populasi ( Xi X ) Jarak antara nilai individu dengan rata-rata n Jumlah sampel
Menurut Sudjana (1997, p94), rumus varians sampel ialah :
s2
n xi 2 ( xi )2 n(n 1)
Sumber : Sudjana, Metoda Statistika (Tarsito : Bandung 1997) p94
Keterangan : s 2 Varians Sampel xi Skor pertanyaan ke-n n Jumlah sampel
Berdasarkan kaidah reliabilitas Guild Ford (1956) yang bersumber pada Kuncono (2005, p27), terdapat hubungan sebagai berikut: TABEL 2.5 ANALISIS RELIABILITAS Kriteria
Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel (Sangat Kuat)
> 0.9
Reliabel (Kuat)
0.7 – 0.9
Cukup Reliabel (Sedang)
0.4 – 0.7
Kurang Reliabel (Lemah)
0.2 – 0.4
Tidak Reliabel (Sangat Lemah)
< 0.2
Sumber : Kuncono, Aplikasi Komputer Psikologi Edisi II (Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia : Jakarta 2005)p27
71 Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
2.2.10.4 Regresi Linear Sederhana Menurut
Hamang (2005,
p151),
persamaan
matematika
yang
memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi. Menurut Sugiyono (1999, p204), regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y ' a bX Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p204
Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut :
a
( Yi )( X i 2 ) ( X i )( X iYi )
b
n X iYi ( X i )( Yi )
n X i2 ( X i )2
n X i 2 ( X i ) 2
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p206
72 Keterangan : Y ' = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
2.2.10.5 Uji Korelasi Menurut Sugiyono (1999, p203), antara korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap regresi pasti ada korelasinya. Menurut Hasan (2002, p233), koefisien korelasi KK merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antarvariabel. Menurut Supranto (2000, p153), Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi, jika r = koefisien korelasi, maka nilai r dapat dinyatakan sebagai : 1 r 1 Artinya : Jika r
= 1 , hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan sangat kuat dan positif). = - 1 , hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, yaitu hubungan sangat kuat dan negatif). = 0 , hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan
73 Rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yaitu : n
n
n
n X iYi ( X i )( Yi ) i 1
r
n
i 1
n
n X i 2 ( X i ) 2 i 1
i 1
n
i 1
n
n Yi 2 ( Yi )2 i 1
i 1
Sumber : Supranto, Statistik : Teori dan Aplikasi, (Erlangga :Jakarta, 2000) p153
Keterangan : r Koefisien korelasi X i Variabel bebas yang ke - i Yi Variabel terikat yang ke - i n Banyaknya pasangan data
Untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antarvariabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari KK sebagai patokan. TABEL 2.6 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
KK = 0
Tidak ada korelasi
0 < KK 0,20
Korelasi sangat rendah/lemah sekali
0,20 < KK 0,40
Korelasi rendah/lemah tapi pasti
0,40 < KK 0,70
Korelasi yang cukup berarti
0,70 < KK 0,90
Korelasi yang tinggi, kuat
0,90 < KK < 1,00
Korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan
KK = 1
Korelasi sempurna
Sumber : Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Bumi Aksara : Jakarta 2002) p234
74 Hubungan X dan Y dikatakan positif ( + ) apabila kenaikan atau penurunan X diikuti oleh kenaikan atau penurunan Y, sebaliknya dikatakan negatif ( - ) kalau kenaikan atau penurunan X diikuti oleh penurunan atau kenaikan Y.
2.2.11
Varians Menurut Kountur (2006, p71), varians adalah ukuran variasi yang menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata-rata)-nya. Semakin bervariasi data tersebut, berarti semakin jauh data tersebut tersebar disekitar rata-ratanya, dalam hal ini mean-nya. Menurut Sugiyono (1999, p50), rata-rata (mean) dari jumlah kuadrat simpangan disebut varians. Jarak antara nilai individu dengan rata-rata disebut simpangan. Rumus perhitungan varians dari sekelompok data sampel dari suatu variabel tertentu dapat dirumuskan menjadi :
2
s
( Xi
X )2
( n 1) Sumber : Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (CV Alfabeta : Bandung 1999) p50
Keterangan : s 2 Varians sampel ( Xi X ) Jarak antara nilai individu dengan rata-rata n Jumlah sampel
75 Menurut Sudjana (1997, p94), Bentuk lain untuk rumus varians sampel ialah : 2
s
n xi 2 ( xi )2 n(n 1)
Sumber : Sudjana, Metoda Statistika (Tarsito : Bandung 1997) p94
Keterangan : s 2 Varians Sampel xi Skor pertanyaan ke-n n Jumlah sampel
2.2.12
Statistik
2.2.12.1 Definisi Statistik Menurut Hasan (2002, p2), statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang
seluk-beluk
data,
yaitu
tentang
pengumpulan,
pengolahan,
penganalisisan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka. Menurut Sudjana (Hasan, 2002, p3), statistik adalah pengetahuan yang berhubungan
dengan
cara-cara
pengumpulan
data,
pengolahan
penganalisisannya, dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Fungsi statistik antara lain : a. Bank data, menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar dapat dipakai untuk menerangkan keadaan yang perlu diketahui atau diungkap.
76 b. Alat quality control, sebagai alat pembantu standarisasi dan sekaligus sebagai alat pengawasan. c. Alat analisis, merupakan suatu metode penganalisisan data. d. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar penetapan kebijakan
dan
langkah
lebih
lanjut
untuk
mempertahankan,
mengembangkan perusahaan dalam perolehan keuntungan.
Menurut Supranto (2000, p11), untuk keperluan praktis, statistik bisa diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Misalnya adalah data atau keterangan berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah, rata-rata umur, distribusinya, persentase yang buta huruf). Sedangkan dalam arti luas, statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan / pengelompokkan, penyajian, dan an‡lisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh. Menurut Kountur (2006, p3), statistik adalah ilmu yang mengajarkan cara membuat
kesimpulan.
Informasi
dikumpulkan
kemudian
dianalisis.
Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian dibuat kesimpulan yang menyatakan keadaan yang sesungguhnya.
2.2.12.2 Statistik Deskriptif dan Inferensial Menurut Sugiyono (1999, p142), terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam suatu penelitian yaitu :
77 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik ini dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila penelitian ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial. Perhitungan yang termasuk di dalam statistik deskriptif yaitu : a. Mean Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.
78 Perhitungan Mean :
Me =
Xi n
Sumber : Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (CV Alfabeta : Bandung, 1999) p43
Keterangan : Me = Mean (rata-rata) = Epsilon (baca jumlah) Xi = Nilai X ke i sampai ke n n
= Jumlah individu
b. Median Median adalah nilai yang ada ditengah-tengah sekelompok data jika nilai-nilai tersebut diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. Jika jumlah data dalam kelompok adalah ganjil, maka mediannya adalah nilai yang berada ditengah (setelah diurut). Sedangkan jika jumlah data dalam kelompok adalah genap, maka mediannya adalah dua angka yang ditengah dibagi dua, atau rata-rata dari dua angka yang ada di tengah (setelah diurut).
79 Perhitungan Median : Untuk n Ganjil Kalau k adalah suatu bilangan konstan dan n ganjil, maka selalu dapat ditulis : n 2k 1 atau k
n 1 2
Median = X k 1 , atau nilai yang ke (k 1) Untuk n Genap Kalau k adalah suatu bilangan konstan dan n genap, maka n selalu dapat ditulis n = 2k, atau k . 2 1 Median = X k X k 1 2 Sumber : Supranto, Statistik : Teori dan Aplikasi, edisi keenam, (Erlangga : Jakarta, 2000) p97
c. Modus Modus adalah nilai dari sekelompok data yang mempunyai frekuensi tertinggi atau nilai yang paling banyak terjadi (muncul) dalam suatu kelompok nilai. Suatu distribusi mungkin tidak mempunyai Mod atau mungkin mempunyai dua Mod atau lebih. Distribusi disebut Unimodal, kalau mempunyai satu Mod, Bimodal, kalau mempunyai dua Mod, atau Multimodal, kalau mempunyai lebih dari dua Mod.
80 Perhitungan modus :
f (2) f1 f2 . . fi
X (1) X1 X2 . . Xi .
.
.
.
Xn
fn
Xi = Modus = Mod kalau fi mempunyai nilai terbesar dibandingkan dengan frekuensi lainnya. fi fi 1 untuk semua i fi fi 1
Sumber : Supranto, Statistik : Teori dan Aplikasi, edisi keenam, (Erlangga : Jakarta, 2000) p104
d. Rentang Data Rentang data dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data yang terkecil yang ada pada kelompok itu. Rumusnya adalah : R = Xt Xr Sumber : Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (CV Alfabeta : Bandung, 1999) p48
Dimana : R = Rentang Xt = Data terbesar dalam kelompok Xr = Data terkecil dalam kelompok
81 e. Standar Deviasi Standar deviasi adalah akar dari varians. Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Standar deviasi dari sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2 2
s
n Xi (Xi )
2
n (n - 1)
s s2
Sumber : Sudjana, Metoda Statistika (Tarsito : Bandung 1997) p94
Keterangan : s Standar deviasi s 2 Varians sampel Xi Skor pertanyaan ke-n n Jumlah sampel
f. Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap kelas.
82 2. Statistik Inferensial (Statistik Induktif atau Probabilitas) Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu, kebenarannya bersifat peluang (probability).
2.2.12.3 Statistik Parametris dan Nonparametris Menurut Sugiyono (1999, p144), statisik inferensial terbagi menjadi 2 yaitu : a. Statistik Parametris Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui data sampel, menganalisis data interval dan rasio serta memerlukan terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Penelitian ini menggunakan statistik parametris, karena datanya diperoleh dari sampel. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel.
83 b. Statistik Nonparametris Statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisa data nominal dan ordinal. Statistik nonparametris sering disebut ”distribusi free” (bebas distribusi), karena statistik ini tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi.