BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus, yang difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik, yang semuanya terikat dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang digolongkan atas dua yaitu pelayanan utama dan pelayanan pendukung. Pelayanan utama terdiri atas pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan kefarmasian rehabilitas medik, dan pelayanan keperawatan (Siregar, 2003). Pelayanan keperawatan sebagai salah satu pelayanan utama di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Pelayanan keperawatan menurut Dep Kes RI, 2001 adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
Universitas Sumatera Utara
pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Sumijatun, 2010). Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat melakukan peran, salah satunya adalah sebagai kolaborator. Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen) adalah aktivitas yang dilaksanakan bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien. Untuk melaksanakan praktek keperawatan kolaborasi, diperlukan kemampuan kolaborasi yang baik dari semua anggota tim dan diperlukan
kesepakatan
tentang
cara
melakukan
hubunga
kolaborasi
(Kusnanto, 2004). Shortridge, (1992) menyebutkan kolaborasi sebagai hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja sama mereka. Praktik kolaborasi menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien dan proses
pembuatan
keputusan
bilateral
didasarkan
pada
masing-masing
pendidikan dan kemampuan praktisi. Pendekatan interdisiplin diperlukan untuk mengembangkan kerja sama tim kolaboratif dalam pengaturan praktek. Oleh karena itu, kekompakan di antara para profesional perawatan kesehatan dalam hal ini perawat dan dokter adalah suatu keharusan (Siegler, 2000). Pelaksanaan kolaborasi dapat berjalan dengan baik perlu adanya komponen kompetensi kolaborasi, yaitu keterampilan komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan balik, pengambilan keputusan, dan mampu mengelola konflik dengan baik. Torres
Universitas Sumatera Utara
(1988), menyimpulkan bahwa kepuasan kerja perawat merupakan faktor penting penentu hasil akhir praktik kolaborasi. Instrumen untuk mengukur persepsi perawat atas empat aspek yang mempengaruhi kepuasan perawat antara lain pengambilan keputusan, variasi kerja, relasi, dan otonomi (Blais, 2006). Berkaitan dengan isu kolaborasi dan hubungan menjalin kerjasama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi professional. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dokter. Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien hanya berdasarkan instruksi medis. Disamping itu banyak kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kolaborasi,
diantaranya
pandangan
dokter
yang
selalu
manganggap bahwa perawat merupakan tenaga vokasional, dan perawat sebagai asistennya (Waluya, 2001) Rumanti, (2009) dalam penelitiannya di salah satu rumah sakit Semarang dengan judul Analisis Pengaruh Pengetahuan Perawat Tentang Kolaborasi Terhadap Praktek Kolaborasi Perawat Dokter di salah satu rumah sakit di Semarang, menunjukkan hasil 55% praktek kolaborasi perawat dokter dikategorikan kurang baik yang berdasarkan indikator kolaborasi kepentingan bersama dan tujuan bersama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kolaborasi perawat dokter perlu ditingkatkan bersama-sama antara kepentingan bersama dan tujuan bersama perawat dokter. Hasil penelitian yang dilakukan Polohindang, Umboh, Rattu, & Tilaar, (2012) tentang Analisis Kolaborasi Dokter Dan Perawat Di RSUD Dr. Sam
Universitas Sumatera Utara
Ratulangi Tandono, menunjukkan bahwa kolaborasi dokter dan perawat menurut informan sudah dilaksanakan, meskipun masih banyak kendala, tetapi sebagian besar proses kolaborasi belum diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan. Hal ini ditandai dengan: jarang terjadi berbagi pendapat atau usul, perawat tidak melaksanakan tugas otonominya secara lengkap, dokter dan perawat jarang memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, diskusi jarang dilaksanakan, perawat belum memiliki sifat asertif bertanya kepada dokter dan hanya menunggu instruksi dokter, asuhan keperawatan tidak lengkap, dokter terlambat visite. Dari beberapa
informasi diatas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi
perawat dokter belum terlaksana dengan baik di rumah sakit. Rumah sakit Dr. Pirngadi Medan adalah salah satu rumah sakit umum daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tidak terlepas dari adanya hubungan kolaborasi perawat dengan dokter. Rumah sakit ini memiliki tenaga keperawatan yang berjumlah 174 orang di unit rawat inap pada tahun 2013 (Kabid Keperawatan,2014) . Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dengan dokter, mengingat bahwa kerjasama antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. 1.2 Rumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan bagaimana kepuasan perawat dalam pelaksaan kolaborasi dengan dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1.3.1
Tujuan Umum Mengetahui kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dengan dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang keterampilan komunikasi yang efektif di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 1.3.2.2 Mengidentfikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang saling menghargai dan rasa percaya di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 1.3.2.3 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang memberi dan menerima umpan balik di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 1.3.2.4 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang pengambilan keputusan di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2.5 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang manajemen konflik di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Pelayanan di Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan membuat strategi untuk meningkatkan hubungan kolaborasi perawat dengan dokter. Dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi tentang pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
1.4.2
Bagi Perkembangan Praktek dan Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat mengenai kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dalam meningkatkan pelayanan, bagi perawat pendidik agar mendapatkan informasi tambahan dan dapat mengintegrasikannya dalam pembelajaran terkait dengan pelaksanaan kolaborasi perawat.
1.4.3
Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan riset keperawatan yang berkaitan dengan kepuasan perawat terhadap pelaksanaan kolaborasi dalam pemberian asuhan keperawatan dan memberikan acuan serta pertimbangan maupun
Universitas Sumatera Utara
perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara