1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia di segala bidang kehidupannya untuk komunikasi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk komunikasi. Fungsi bahasa tersebut bergantung pada siapa, apa, kepada siapa, tentang apa, dimana, bilamana, berapa lama, untuk apa, dan dengan apa bahasa itu digunakan (Kridalaksana, 2005:6). Ilmu yang mempelajari tentang bahasa adalah linguistik. Linguistik adalah salah satu cabang ilmu yang berurusan dengan bahasa yang mengambil bahasa dalam arti harafiah (bahasa tutur sehari-hari) sebagai objek sasarannya, objek sasaran yang dikhususkan (Sudaryanto, 1985: 99). Penguasaan terhadap bahasa diperoleh melalui proses pembelajaran. Sebagai contoh, seorang bayi yang baru lahir tidak dapat menggunakan bahasa kecuali bahasa tubuh, yaitu salah satunya dengan menangis apabila ia merasa lapar, haus, dan sebagainya. Pemerolehan bahasa pada bayi tersebut melalui ajaran dari sang ibu yang mengajarkan kata demi kata, sehingga bayi tersebut dapat mengerti yang dimaksudkan oleh sang ibu. Kemudian, seiring pertumbuhan bayi tersebut, semakin kompleks bahasa yang dikuasainya hingga dewasa. Pada orang dewasa, bahasa yang dikuasainya sangat kompleks. Bahkan, di antara mereka banyak yang menguasai dua bahasa yang disebut dwilingual atau pun menguasai beberapa bahasa yang disebut multilingual. Sebagai contoh, bahasa Jawa, seorang warga negara Indonesia keturunan darah Betawi, kemudian ia mempelajari bahasa Jawa dan dapat berbahasa Jawa. Maka, orang tersebut disebut dwilingual karena mampu menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Berbicara mengenai bahasa Jawa, bahasa Jawa dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu Krama (atas), Madya (tengah), dan Ngoko. Oleh karena penulis berasal dari Program Studi Sastra Jawa, maka penulis memilih data pada penelitian ini berupa percakapan yang menggunakan bahasa Jawa, salah satunya adalah percakapan pada sandiwara ketoprak. Hal ini didasarkan pada bidang pengkhususan yang dipilih oleh penulis adalah linguistik. Linguistik merupakan suatu ilmu yang mempelajari bahasa.
1
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
Universitas Indonesia
2
Dalam kaitannya tersebut, data yang diteliti oleh penulis berupa bahasa, salah satunya berupa percakapan antartokoh yang terdapat dalam sandiwara ketoprak tersebut. Ketoprak berasal dari Tanah Jawa, khususnya berasal dari Jawa Tengah. Tentunya dalam percakapan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Percakapan pada sandiwara ketoprak bahasanya mudah dimengerti karena menggunakan bahasa sehari-hari. Hal ini memudahkan penulis dalam menganalisis data. Ceritanya pun pada umumnya merupakan suatu gambaran cerita yang terjadi pada masyarakat. Penulis memilih sandiwara ketoprak yang berjudul “Suminten Edan” karena dari segi kebahasaan menarik untuk diteliti. Selain tertarik untuk meneliti dari segi kebahasaan pada sandiwara ketoprak, mengetahui maksud tuturan yang terdapat di dalam percakapan antartokoh pun menurutnya juga menarik. Setelah penulis membaca ringkasan cerita yang tertera pada sampul belakang kaset, penulis tertarik untuk menjadikan sandiwara ketoprak yang berjudul “Suminten Edan” ini untuk dijadikan sebagai sumber data. Ceritanya menarik untuk ditelusuri lebih dalam, sampai akhir dari cerita tersebut. Dalam linguistik, teori yang membahas bagaimana bahasa itu digunakan adalah dengan pragmatik. Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari makna ujaran si penutur, makna kontekstual, makna yang dikomunikasikan melebihi ujaran yang diucapkan, dan ekspresi dari hubungan jarak (Yule, 1996: 3-4). Pragmatik mengkaji makna yang dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa (Kushartanti, 2005:104). Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dari penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur mengerti yang dimaksudkan oleh penutur. Dalam interaksi komunikasi, diperlukan kerja sama antarpartisipan tuturan agar komunikasi tesebut dapat berjalan dengan lancar. Kerja sama tersebut didasari oleh latar belakang pengetahuan (persepsi), referen, konteks, dan maksud yang sama. Dalam pragmatik, terdapat teori yang menyarankan agar dalam suatu komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Teori tersebut dikenal dengan Prinsip Kerja Sama. Pencetus teori tersebut adalah H. P. Grice. Menurut Grice (1975), suatu komunikasi dapat berjalan dengan lancar apabila antarpartisipan tuturan dapat saling bekerja sama. Dalam berinteraksi,
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
3
informasi yang disampaikan oleh penutur harus menggunakan ujaran secara informatif, benar, relevan, singkat, tidak samar, serta tidak ambigu agar informasi yang ditangkap oleh mitra tutur dapat informatif, benar, relevan, dan jelas. Prinsip Kerja Sama tersebut oleh Grice dibagi ke dalam empat bidal atau maksim, yaitu: maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Akan tetapi pada kenyataannya, maksim-maksim tersebut kerap dilanggar oleh para partisipan tuturan. Pada dasarnya, prinsip bukanlah suatu hal yang harus selalu dipatuhi. Penelitian ini hanya sebatas membicarakan Prinsip Kerja Sama Grice dan cara penyampaian oleh penutur maupun mitra tutur yang terkait dengan data yang diperoleh. Masalah yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kerja sama terwujud dalam dialog antartokoh (dialog ketoprak untuk diketahui sebagai salah satu kasus) dan mengetahui maksud yang ingin disampaikan oleh penutur maupun mitra tutur.
1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana Prinsip Kerja Sama terwujudkan dalam dialog antartokoh ? 2) Bagaimana cara penyampaian maksud oleh penutur maupun mitra tutur dalam tuturan dialognya dalam kaitannya dengan Prinsip Kerja Sama?
1.3 Tujuan penelitian 1) Mendeskripsikan perwujudan Prinsip Kerja Sama dalam dialog antartokoh. 2) Menemukan cara penyampaian maksud yang dilakukan oleh penutur maupun mitra tutur dalam dialognya dalam kaitannya dengan Prinsip Kerja Sama.
1.4 Kerangka Teori Penelitian ini dilakukan dengan berlandaskan kerangka teori sebagai berikut 1) Dialog merupakan komunikasi verbal yang dilakukan oleh penutur dan mitra tutur untuk saling menyampaikan informasi. 2) Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dari penutur kepada mitra tutur.
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
4
3) Pesan yang disampaikan oleh penutur dapat dimengerti oleh mitra tutur apabila antarpartisipan tuturan mempunyai kesamaan makna. 4) Grice (1975) berpendapat bahwa agar di dalam suatu komunikasi dapat berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan suatu kerja sama. 5) Grice (1975) menawarkan suatu prinsip yang dinamakan Prinsip Kerja Sama. Prinsip Kerja Sama ini dibagi ke dalam empat bidal atau maksim, yaitu: maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. 6) Sperber dan Wilson (1986) berpendapat bahwa dalam suatu tuturan yang terpenting adalah tuturan tersebut haruslah relevan. 7) Pelanggaran terhadap prinsip tersebut bukan berarti menghambat jalannya suatu komunikasi karena prinsip bukanlah merupakan kaidah yang harus selalu dipatuhi. 8) Searle (1975) mengkategorikan tindak ilokusi ke dalam lima kategori, yaitu: asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. 9) Penelitian ini melihat bagaimana Prinsip Kerja Sama diwujudkan dalam dialog antartokoh pada sandiwara ketoprak dan mengetahui caara penyampaian maksud yang dilakukan oleh penutur maupun mitra tutur. 10) Penelitian ini menggunakan teori Prinsip Kerja Sama milik Grice (1975), Teori Relevansi milik Sperber dan Wilon (1986), serta teori Tindak Ilokusi milik Searle.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Seperti yang telah dikemukakan oleh Grice, bahwa komunikasi akan berjalan dengan lancar apabila antarpartisipan tuturan saling bekerja sama. Sperber dan Wilson mengemukakan bahwa dalam suatu tuturan haruslah relevan. Kemudian, Searle mengemukakan bahwa dalam suatu tuturan, pasti terdapat pesan atau maksud yang ingin penutur maupun mitra tutur sampaikan. Hal ini dapat dilihat dari cara penyampaian maksud penutur dalam tuturannya. Penelitian ini membatasi masalah pada bagaimana Prinsip Kerja Sama diwujudkan dalam dialog antartokoh, khususnya
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
5
pada dialog antartokoh pada sandiwara ketoprak dan bagaimana cara penyampaian maksud oleh penutur maupun mitra tutur dalam tuturannya.
1.6 Kemaknawian Penelitian Secara umum, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai Prinsip Kerja Sama Grice dan tindak ilokusi kepada khalayak umum yang membacanya. Penulis mengambil data dari percakapan sandiwara ketoprak. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menggambarkan atau mendeskripsikan bentuk penerapan maupun pelanggaran Prinsip Kerja Sama cara penyampaian maksud oleh para tokoh dalam sandiwara ketoprak tersebut. Kemudian, bagaimana membuat sebuah dialog agar pesan atau informasi dapat ditangkap. Selain itu, penelitian ini dapat memberi sumbangan tentang bagaimana membuat dialog yang efektif, efisien agar mudah dimengerti oleh mitra tutur.
1.7 Metodologi Penelitian Ensiklopedia Indonesia (dalam Sudaryanto) menyatakan bahwa metode merupakan syarat yang paling hakiki bagi pengembangan keberhasilan ilmu pengetahuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis kualitatif fokusnya pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam angka-angka (Mahsun, 2005: 233). Penelitian ini menggambarkan realitas dan pembentukan makna yang ada dalam sebuah dialog, yang bertujuan:
Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif.
Menggambarkan realitas yang ada pada data terkait dengan konteks.
Memperoleh pemahaman makna.
Menemukan teori (Sugiyono, 2008: 11). Langkah kerja penelitian ini sebagai berikut:
1) Penentuan topik penelitian. 2) Penjaringan data atau pengumpulan data berupa sandiwara ketoprak berjudul “Suminten Edan” dilakukan dengan cara penyimakan terhadap kaset,
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
6
kemudian dilanjutkan dengan transkripsi data. Hal ini dilakukan karena data yang akan dianalisis berupa percakapan antartokoh dalam sandiwara ketoprak tersebut. 3) Pengelolaan data dengan mengklasifikasikan atau mengelompokkan tuturan yang terkait dengan maksim-maksim Prinsip Kerja Sama dan tindak ilokusi. 4) Analisis data dengan melihat aspek tuturan, pilihan kata yang terkait dengan maksud yang ingin disampaikan. Kemudian, untuk menganalisis data dengan menggunakan analisis pragmatik dengan teori Prinsip Kerja Sama Grice, Teori Relevansi, dan tindak ilokusi. 5) Kesimpulan dari analisis data dan menyampaikan saran penulis.
1.8 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai Prinsip Kerja Sama telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya: Elisa (1996), Program Studi Jawa. Daya Ilokusi dalam Wacana Iklan Radio Berbahasa Jawa. Penelitiannya mengenai daya ilokusi di dalam wacana iklan radio berbahasa Jawa. Tujuannya adalah untuk mengetahui daya ilokusi apa saja yang dipergunakan, bagaimana intensitas kemunculan daya ilkusi tersebut, dan bagaimana distribusi daya ilokusi dalam struktur wacana iklan radiop berbahasa Jawa. Metode penelitian yang digunakannya adalah metode deskriptif. Datanya diambil dari rekaman iklan dari radio-radio Yogyakarta dan Solo, kemudian ditranskripsi. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa daya ilokusi yang banyak muncul adalah daya ilokusi tidak langsung. Dina Susanti (2000), Program Studi Jerman. Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Drama yang Berjudul “Der Prinz Van Portugal”. Percakapan antartokoh menggunakan bahasa Jerman. Kemudian, dalam penelitiannya, pelanggaran terhadap prinsip ini dihubungkan dengan ketidaksinambungan tindak ilokusi dan perlokusi dari dialog antartokohnya. Metode penelitian yang digunakannya adalah metode deskriptif, analisis melalui studi kepustakaan. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa dalam drama
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
7
tersebut terjadi ketidaksinambungan antara tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Selain itu, muncul pelanggaran terehadap maksim-maksim Prinsip Kerja Sama. Silva Tenrisara Pertiwi Isma (2007), Program Studi Jerman. Prinsip Kerja Sama, Strategi Kesantunan, dan Hubungan Antara Keduanya. Informan dalam penelitiannya adalah seorang dokter spesialis rehabilitasi medik dan enam orang pasien yang berkonsultasi dengan keluhan pada lutut. Tujannya adalah mendeskripsikan pelaksanaan Prinsip Kerja Sama, strategi kesantunan, dan hubungan antara keduanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa pemenuhan terhadap Prinsip Kerja Sama hanya sedikit ditemukan. Dalam interaksi percakapan antara dokter dan pasien terjadi pelanggaran terhadap Prinsip Kerja Sama yang membuat komunikasi menjadi efektif. Strategi kesantunan yang terdapat dalam interaksi ini memperkecil jarak sosial dokter dan pasien.
1.9 Landasan Teori Dalam pragmatik terdapat teori-teori
yang
dapat
digunakan
untuk
menganalisis data, yaitu: Prinsip Kerja Sama milik Grice (1975), Teori Relevansi milik Sperber dan Wilson (1986), dan tindak ilokusi milik Searle (1975). Teori-teori tersebut digunakan karena menurut penulis dapat digunakan untuk menganalisis data.
1.10 Sistematika Penulisan Pada penelitian ini berisi lima bab. Bab 1, pendahuluan, membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, ruang lingkup penelitian, kemaknawian penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penulisan. Pada bab 2, isi, membahas teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu : komunikasi, prinsip-prinsip pragmatik: Prinsip Kerja Sama, Teori Relevansi, dan tindak ilokusi, serta kaitan data dengan teori.
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009
8
Pada bab 3, membahas data. Data yang diuraikan sesuai dengan adeganadegan pada sandiwara ketoprak, mulai dari adegan I sampai adegan XXII. Pada bab 4, membahas anasisis data. Pada bab 5, penutup, berisi kesimpulan dan saran. Daftar rujukan buku.
Universitas Indonesia
Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, 2009