1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Ekstraksi fitur merupakan salah satu metode analisis citra untuk
mengidentifikasi bentuk objek pada citra. Fitur merupakan sejumlah data hasil pengukuran suatu objek, yang merupakan karakteristik pembeda antara satu objek dengan objek lainnya. Fitur dapat berupa symbol seperti warna, numerik atau gabungan keduanya yang dinyatakan sebagai variabel kontinu, diskrit atau diskritbiner (Putra, 2010). Ekstraksi fitur dapat digunakan untuk menganalisis objek pada data citra digital. Citra digital merupakan sebuah array yang berisi nilai-nilai real maupun kompleks (Putra, 2010). Setiap nilai yang terdapat pada citra digital merupakan representasi dari warna maupun bentuk suatu objek. Citra digital dapat diperoleh menggunakan teknologi kamera digital. Kamera digital mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat. Kamera digital tidak hanya digunakan sebagai kamera saku, CCTV ataupun web-cam seperti pada umumnya. Saat ini kamera digital sudah dapat dipasang di mikroskop, alat scanning bahkan kapsul untuk membantu pemeriksaan kesehatan. Mikroskop digital merupakan salah satu perkembangan teknologi kamera digital dibidang peralatan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2
Mikroskop digital banyak digunakan di laboratorium dan pusat penelitian. Citra hasil perekaman mikroskop digital dapat dianalisis menggunakan metode komputasi maupun dengan perhitungan matematis. Salah satu objek yang dapat diamati menggunakan mikroskop digital adalah parasit pada tubuh manusia. Terdapat lebih dari 3200 jenis parasit dari golongan protozoa dan helminthes, termasuk nematode, trematode dan cestode (Hadi dkk, 2012). Salah satu golongan parasit yang dapat hidup dalam tubuh manusia adalah golongan nematode atau cacing. Terdapat lebih dari 100 jenis parasit cacing berbeda yang dapat hidup di dalam tubuh manusia (Hadi dkk, 2012). Salah satu jenis cacing yang dapat hidup di dalam tubuh manusia adalah cacing penyebab penyakit kaki gajah (Lymphatic Filariasis). Jenis cacing penyebab penyakit kaki gajah yaitu Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, dan Brugia Timori (Kurniawan, 1994). Cacing tersebut hanya dapat diamati menggunakan mikroskop karena ukurannya yang sangat kecil. Namun, pengamatan menggunakan mikroskop cahaya biasa memiliki beberapa masalah dalam praktiknya. Kurangnya fasilitas laboratorium dan tenaga ahli mejadi masalah yang utama. Sehingga dibutuhkan pendekatan lain dalam melakukan pengamatan cacing tersebut. Berdasarkan penelitian
Mallawaarachchi dkk (2013),
cacing penyebab
penyakit kaki gajah dapat dikenali melalui analisis citra menggunakan metode Connected Component Analysis dan Dynamic Thresholding. Data citra dapat diperoleh melalui perekaman menggunakan kamera mikroskop digital. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
3
penelitian ini dapat diketahui bahwa identifikasi cacing penyebab penyakit kaki gajah dapat dilakukan melalui pendekatan analisis citra. Beberapa metode analisis citra dapat diterapkan untuk mengidentifikasi objek pada sebuah citra. Salah satu metode analisis citra yang dapat digunakan untuk menganalisis bentuk objek pada citra adalah Ektraksi Fitur. Metode ekstraksi fitur yang telah banyak dikembangkan untuk pengenalan fitur objek yaitu Ekstraksi Fitur Haralick (Haralick Feature Extraction) yang dikenalkan oleh Haralick dkk (1973). Ekstraksi fitur Haralick telah digunakan untuk klasifikasi citra, sistem temu kembali citra, klasifikasi citra fingerprint, klasifikasi citra wajah dan pengenalan iris mata manusia (Ribaric dkk, 2012). Pada bidang kesehatan, algoritma ini juga telah digunakan untuk proses segmentasi tekstur pada sistem deteksi sel kanker Colon (Chaddad et al, 2011). Purwitasari dkk (2011) menggunakan algoritma Haralick untuk proses segmentasi citra dan ektraksi fitur pada sistem identifikasi kanker payudara. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa Ektraksi Fitur Haralick dapat digunakan untuk mengenali fitur objek pada citra di berbagai bidang. Metode Ekstraksi Fitur Haralick dapat diterapkan pada citra digital untuk menganalisis objek. Mikroskop digital mampu menyimpan gambar hasil pengamatan dalam bentuk citra digital untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Penelitian ini akan menggunakan ekstraksi fitur Haralick untuk mengidentifikasi fitur objek pada citra darah berupa cacing penyebab penyakit kaki gajah (Lymphatic Filariasis) hasil rekaman mikroskop digital Trinocular.
Universitas Sumatera Utara
4
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dibutuhkan pendekatan
yang lebih praktis untuk melakukan identifikasi cacing penyebab penyakit kaki gajah. Pendekatan analisis citra dilakukan pada citra darah hasil rekaman mikroskop digital karena kurangnya fasilitas laboratorium di daerah endemic. Metode analisis citra dilakukan untuk mengidentifikasi adanya fitur cacing penyebab penyakit kaki gajah.
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi fitur cacing penyebab
penyakit kaki gajah berdasarkan citra hasil rekaman mikroskop digital Compound Trinocular menggunakan metode ekstraksi fitur Haralick.
1.4.
Batasan Masalah Penelitian Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Citra sampel darah diperoleh dengan menggunakan mikroskop digital Compound Trinocular. 2. Data penelitian berupa citra cacing dalam darah hasil rekaman mikroskop digital. 3. Metode analisis citra yang digunakan adalah ekstraksi fitur Haralick. 4. Penelitian ini hanya mengidentifikasi ada tidaknya fitur cacing dalam citra darah, tidak membedakan jenis cacing penyebab penyakit kaki gajah.
Universitas Sumatera Utara
5
1.5.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Metode ekstraksi fitur Haralick diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam melakukan pengamatan pola objek pada citra digital. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pendekatan praktis untuk melakukan pengenalan objek berdasarkan pengamatan mikroskop digital. 3. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perbandingan untuk penelitian lanjutan yang relevan guna peningkatan ilmu dan teknologi.
Universitas Sumatera Utara