BAB 1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kemerdekaan merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan suatu kehidupan yang manusiawi. Katakanlah, kemerdekaan merupakan ideal yang pertama sekali terlihat di dalam pengalaman hidup di bawah penjajahan, kemerdekaan bangsa dan kemerdekaan manusia. Kemerdekaan adalah sosok balik dari keterjajahan. Oleh karena itu, bukannya tanpa makna historis kalau kalimat pertama Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu deklarasi tentang kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Kemerdekaan Indonesia merupakan hal yang sangat penting
karena di dalam pembukaan UUD 1945 kata
‘kemerdekaan’ dituliskan sebanyak enam kali. Bertolak dari presuposisi falsafah tentang manusia yang secara asasi memiliki kemerdekaan, bangsa Indonesia melihat, menurut pembukaan UUD 1945, tiga makna kemerdekaan. Pertama, pada satu pihak kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan pada pihak lain keinginan untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka adalah suatu keinginan yang luhur, keinginan yang sesuai dengan martabat manusia yang sebenarnya. Kedua, dengan merdekanya bangsa Indonesia barulah dapat disusun Negara Indonesia dan pemerintah Negara Indonesia, yang sungguh-sungguh dapat menjadi alat untuk menciptakan kehidupan manusia Indonesia yang manusiawi, baik kehidupan di dalam negara Indonesia Ketiga, maupun di dalam kehidupan antar bangsa.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi dapat diambil sebuah penyimpulan awal bahwa arti pentingnya sebuah kemerdekaan adalah sebuah upaya akan adanya kepentingan bersama untuk membebaskan diri manusia terkait penghisapan manusia atas manusia hingga terhapusnya penindasan manusis atas manusia 1. Tanggal 1 Juni 1945 adalah salah satu hari bersejarah bagi kelahiran Pancasila. Di hari inilah Presiden Soekarno mengeluarkan gagasan yang kemudian disebut Pancasila. Soekarno mengajukan weltanschaung atau dasar filosofis bagi Indonesia merdeka. Ia mengusulkan suatu dasar ideologis bagi suatu negeri yang batas-batas wilayahnya adalah batas-batas wilayah Hindia Belanda agar bisa berdiri sebuah negara yang bersatu 2. Dalam pidatonya tersebut, Soekarno mengatakan “Merdeka buat saya ialah: political independenc, politieke onafhankelijkheid in one night.”3 Dalam pidatonya tersebut Soekarno menyebutkan kata ‘merdeka’ sebanyak dua puluh kali, kata ‘kemerdekaan’ sebanyak empat kali dan kata ‘Indonesia merdeka’ sebanyak sembilan belas kali. Ini membuktikan bahwa suatu kemerdekaan yang di peruntukkan bagi rakyat Indonesia sangatlah penting dan mutlak. Embrio kapitalisme mulai bersentuhan dengan masyarakat di Nusantara di awal abad ke-15, melalui merkantilisme Eropa. Perkembangan teknologi perkapalan di Eropa Selatan,
memberi
basis bagi
berkembangnya embrio
kapitalisme
dan
kolonialisme/imperialisme, tapi pertumbuhan ini dimulai dalam bentuk paling primitif dan sederhana. Tahun 1469 adalah tahun dimulainya ekspedisi mencari daerah baru yang dipimpin Vasco da Gama (Portugis). Tujuannya mencari rempah rempah yang akan
1
Hary Prabowo, Perspektif Marxisme, Tan Malaka : Teori dan Praksis Menuju Republik JendelaYogyakarta ,2002, hal 12 2 Muhammadun AS. www.surya.co.id diakses pada 2 Juni 2009 3 Muhammadun AS, ibid
Universitas Sumatera Utara
dijual kembali di Eropa. Bentuk komoditinya bertumpu pada komoditi pertanian dan perkebunan, seperti tanaman keras atau rempah-rempah. Komoditi ini adalah kebutuhan pokok utama untuk industri farmasi di Eropa. Kemudian menyusul penjelajah Spanyol masuk ke Nusantara di tahun 1512. Penjelajah Belanda baru datang ke Nusantara tahun 1596, yang ditandai dengan mendaratnya Comelis de Houtman di Banten. Mereka secara sengaja mencari jalur perdagangan dan penghasil rempah-rempah yang banyak diperjual belikan di Eropa memaksa rakyat untuk menanam rempah-rempah secara terbatas. Dalam waktu singkat Belanda menguasai nusantara. Pelabuhan Banten dikuasai, sehingga Belanda dapat mengontrol pintu barat nusantara, dan Makasar dikuasai agar mereka bisa mengontrol wilayah timur. Di Jawa, kekuasaan raja-raja feodal dapat mereka runtuhkan untuk kemudian dijadikan antek kolonialisnya dengan keharusan membayar contingent (pajak natura). Tahun 1799, VOC dinyatakan bubar secara resmi karena bangkrut dan menanggung banyak beban hutang. Bersamanya biaya perang yang harus dikeluarkan dan korupsi yang merajalela di dalamnya telah mempercepat kebangkrutannya. Akan tetapi mereka
telah
berhasil
menancapkan
kekuasaan
di
Indonesia
dengan
mengkonsolidasikan semua kekuasaan politik dan ekonomi di Batavia. Belanda berhasil memaksa semua kekuasaan lokal tunduk pada Gubemur Jenderal VOC dan merombak birokrasi kerajaan sesuai dengan kebutuhan VOC serta memaksa mereka membayar upeti kepada VOC. Hal ini baru berhasil dilakukan VOC kurang lebih dalam waktu 200 tahun. Kolonialisme Hindia Belanda secara terbuka dimulai abad ke-19 melakukan pembongkaran-pembongkaran struktur penguasaan ekonomi politik. Diawal itulah
Universitas Sumatera Utara
konsep negara-kolonial Hindia Belanda disiapkan oleh Herman Willem Daendels (18081811) untuk mempertegas pengelolaan wilayah koloni yang sebelumnya hanya merupakan mitra perdagangan dari VOC. 4 Kekuasaan Belanda sebenamya sempat tertunda selama empat tahun dengan berkuasanya Inggris sampai tahun 1813. Kolonialisme Inggris pada masa Raffles, adalah tonggak penting hilangnya konsep pemilikan tanah oleh kerajaan. Sebab dalam konsep Inggris, tanah bukan milik Tuhan yang diwakilkan pada raja, tapi milik negara. Karenanya pemilik dan penggarap tanah harus membayar landrente (pajak tanah). Keinginan untuk melaksanakan program modernisasi atas birokrasi tanah jajahan diwujudkan dengan menerapkan penarikan pajak seperti pada zaman feodalisme Eropa, terutama pajak tanah dan hasil bumi. Sistem upeti yang selama ini berlaku di Indonesia diganti dengan pajak tanah yang dibayar dengan penyerahan wajib (Verlichte leverages) hasil panen. Singkatnya, Indonesia hanya menjadi pelayan kerakusan kapitalis dagang atas hasil-hasil perkebunan, bahan mentah dan tenaga kerja murah para kapitalis industri. Struktur masyarakat kapitalistik mulai dibentuk, hal ini dapat dibuktikan dengan pendirian NHM (Nederlandsche Handels Maatschappij) pada tahun 1824 5, pemegang monopoli hak pengangkutan dan perdagangan hasil produksi di Jawa ke pasar dunia dan Javasche Bank pada tahun 1825. 6 Tahun 1928, bangkit semangat berkobar-kobar pemuda Indonesia untuk mempersatukan berbagai organisasi mereka dalam suatu wadah. Tanggal 27-28 oktober 1928, berhasil diselenggarakan kongres pemuda II yang sangat bersejarah, kongres kali
4
Edi Cahyono, Zaman Bergerak Di Hindia Belanda , Jakarta ,2003, hal 9. Ibid hal 9. 6 Ibid, hal 9. 5
Universitas Sumatera Utara
ini berhasil meletakkan dasar-dasar persatuan tidak saja dikalangan pemuda dan gerakan kemerdekaan nasional, tetapi juga dari seluruh rakyat Indonesia yang melahirkan sumpah pemuda. Lahirnnya sumpah pemuda yang terkenal dengan semboyan ”kita pemuda Indonesia berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kita pemuda Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia. Kita pemuda Indonesia bertanah air satu, tanah air Indonesia” 7 Dalam perkembangan selanjutnya, kaum muda dan pemuda terpelajar mengambil peran aktif dalam kancah pergerakan politik nasional melawan kolonial Belanda. Pembuangan dan penjara, menjadi saksi bisu upaya-upaya pembungkaman yang dilakukan penguasaan kolonial atas aktivitas kaum muda dalam perlawanan terhadap kolonial Belanda. Masuknya kekuasaan Dai Nippon (Jepang) tahun 1942 setelah menaklukkan Belanda melalui perjanjian kapitulasi di Kalijati 8 maret 1942, melahirkan babak baru dalam sejarah penjajahan dan penindasan luar biasa yang dirasakan oleh rakyat dan bangsa Indonesia. Mobilisasi tenaga pemuda untuk perang dalam barisan-barisan tempur Keinendan, Keibodan, Heiho, Seinendan, Giyugun, dan PETA, mobilisasi tenaga rakyat Indonesia untuk stok bahan makanan perang melahirkan penderitaan luar biasa pilu bernama Romusha yang dipekerjakan seperti budak oleh pemerintahan kolonial Jepang. Dibawah tindasan kaum kolonial fasis Jepang, kaum pemuda mengambil jalan perjuangan “ bawah tanah “ atau Klanstein. Gerakan pemuda bawah tanah ini seperti Gerakan Rakyat Anti Fasi (GERAF) dan Gerakan Indonesia Merdeka (GERINDOM). Mereka bekerja melalui Grup-grup kerja tertutup. Mereka melakukan kerja bawah tanah baik untuk mengkonsolidasikan seluruh kekuatan yang ada termasuk menyusup kedalam barisan PETA. Hal ini yang salah satunya melahirkan pemberontakan PETA Blitar 14 7
Taman Djaja “ Pusaka Indonesia “, hlm. 347-353
Universitas Sumatera Utara
februari 1945. Beberapa tokoh pemuda nasional secara khusus, mendapatkan binaan dari para tokoh politik senior di asrama Mentieng 31 (kini Gedoeng Joeang 45 Jakarta) sekaligus merumuskan gagasan-gagasan tentang kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka juga menjadi salah satu tokoh penting dalam merumuskan gagasan kemerdekaan Indonesia. Karya Naar De Republik (Menuju Republik Indonesia) menjadi suluh awal dari satu konsepsi Tan Malaka untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang sejati. Konsep ini telah disusunnya pada tahun 1925 jauh hari sebelum Indonesia merdeka atau sebelum Sukamo menulis Indonesia Menggugat tahun 1932 tentang arti penting kemerdekaan bagi bangsa Indonesia atau Hatta dengan Kearah Indonesia Merdeka tahun 1930 sebagai satu konsepsi menuju kemerdekaan Indonesia. Dalam buku ini ia menuliskan program-program untuk mencapai atau berdirinya Republik Indonesia yang menyangkut berbagai macam bidang seperti politik, ekonomi, sosial, pendidikan bahkan militer. Program-program itu sesungguhnya diperuntukan untuk PKI yang dianggap sebagai partai yang mampu menjadi pelopor penggerak revolusioner cita-cita kemerdekaan Indonesia. Kesemuanya disusun berdasarkan realitas obyektif yaitu keadaan rakyat Indonesia yang semakin tertindas dan menderita akibat penjajahan kaum kolonial. Artinya konsepsi tersebut bukanlah berdasar pada ide atau alam pikirnya semata tapi berlandaskan pada pada materi ataupun kenyataan obyektif. Sebab pandangan tan Malaka atas revolusi mengacu pada perkembangan Revolusi yang terjadi di Uni Soviet di bawah kepeloporan Partai Bolshevik saat itu. Dimana revolusi adalah penghancuran tatanan/sistem kapitalisme yang dikendalikan oleh klas borjuasi yang serta merta menjadikan klas proletariat/buruh melakukan perlawanan di bawah
Universitas Sumatera Utara
kepemimpinan Partai Bolshevik telah berhasil menumbangkan kekuasaan borjuasi tersebut. Walaupun pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dalam suatu upacara yang
singkat dan terburu-buru di
pekarangan rumah Soekamo di Jakarta, bukan berarti Indonesia telah merdeka sepenuhnya, Belanda kembali ingin menguasai Indonesia. Berbagai perundingan politik dan perang masih terus berlangsung. Namun perkembangan politik saat itu dimana Pemerintahan Kabinet Syahrir lebih memilih jalan diplomasi dengan Belanda menyebabkan Tan Malaka kecewa. Ketidaksetujuannya didasarkan pada konsepsi bahwa untuk mencapai kemerdekaan adalah hasil jerih payah perjuangan rakyat bukan atas konsesi hasil diplomasi dan proses diplomasi hanya akan membuat pihak sekutu lebih leluasa untuk mengkonsolidasikan kekuatannya di Indonesia. Salah satu tulisan Tan Malaka yang berjudul Moeslihat, Politik dan Rentjana Ekonomi yang berisi tentang Trilogi Revolusi Indonesia berfungsi sebagai panduan praktis dari konsep awal Menuju Indonesia Merdeka 100% yang dicita-citakannya. Dengan berlandaskan pada latar belakang ini penulis kemudian tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pemikiran-pemikiran Tan Malaka, khususnya gagasan tentang Konsepsi Menuju Indonesia Merdeka yang ia pegang teguh secara konsisten. Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya dimulai dengan Indonesia, kongkritnya rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara, kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Terlepas pada sepak terjangnya yang kontroversial, Tan Malaka sesungguhnya merupakan seorang pemikir besar Indonesia
Universitas Sumatera Utara
yang mencurahkan seluruh pikiran dan hidupnya untuk cita-cita kemerdekaan Indonesia. Oleh Karena itu penulis dalam penelitian ini mengambil judul tentang : Pemikiran Politik Tan Malaka Tentang Konsep Kemerdekaan Indonesia.
I.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, ada sebuah permasalahan pokok diangkat oleh penulis dan dianalisa secara mendalam dan sistematis yaitu : Bagaimana pemikiran politik Tan Malaka tentang konsep kemerdekaan Indonesia?
I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan perumusan masalah yang telah penulis paparkan diatas, penelitian ini bertujuan : Untuk mengeksplorasi apa yang menjadi pemikiran politik Tan Malaka tentang konsep kemerdekaan Indonesia.
I.4. Manfaat Pnelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat mengasah kemampuan penulis dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah. 2. Dapat memperkaya khsasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu politik. 3. Untuk memperkaya perbendaharaan kajian tentang pemikiran-pemikiran Tan Malaka, khususnya pemikiran mengenai konsep kemerdekaan Indonesia..
Universitas Sumatera Utara
I.5. Kerangka Teori Di dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, maka kerangka teori merupakan bagian yang sangat penting, karena didalam kerangka teori akan di muat teori-teori yang relevan dalam menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti. Kerangka teori ini sebagai landasan berfikir atau titik tolak dalam penelitian. Oleh sebab itu perlu disusun yang namanya kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian itu akan ditelaah. 8 Berikut adalah penjabaran beberapa teori yang digunakan dalam melakukan penelitian ini: I.5.1 Pengertian Pemikiran Untuk mendapatkan pengertian tentang makna kata "pemikiran". Kita bisa memperolehnya dengan melihat segi sintaksis bahasa. Secara sintaksis, kata "pemikiran" merupakan pengembangan dari sumber kata "pikiran" dan "berpikir". Makna kata tentang "pikiran" itu sendiri adalah berarti "ide" atau "gagasan". Sementara, makna kata "berfikir" pada dasamya adalah merupakan suatu proses kerja dalam melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan. Sementara makna kata "berfikir" pada dasarnya adalah merupakan suatu proses kerja dalam melahirkan ide- ide atau gagasan-gagasan ". Dalam tinjauan yang lebih terperinci, Moh. Nazir, Ph.D, menjelaskan bahwa proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berfikir lahir didasari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memeriukan suatu pemecahan, dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat. Akhimya, sebuah kesimpulan tentatif akan diterima, tetapi masih tetap dibawah penyelidikan yang kritis dan terus-menerus untuk mengadakan evaluasi secara terbuka. 8
H. Nawawi, metode penelitian bidang social, Yogyakarta, Gadjah Mada University Pers, 1995, hal 39-40
Universitas Sumatera Utara
Manusia berpikir karena mempunyai otak yang dapat digunakan untuk berpikir. 9 Manusia berpikir melalui proses belajar dengan lingkungan hidupnya yaitu alam dan lingkungan sosial. Semua perbuatan manusia pada dasamya dipengaruhi oleh pemikiran. Hakikat proses belajar disarikan dapat disajikan sebagai berikut, otak mampu menangkap rangsangan (stimulus) lingkungan melalui proses interaksi. Syarat otak bekerja mencatat dan menseleksi ciri-ciri lingkungan (pengalaman) kemudian menyimpan (memori jangka pendek) dan memori kode-kode bahasa terhadap ciri-ciri lingkungan kemudian dimasukan kedalam memori jangka panjang (pengetahuan). Jika pengetahuan itu dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, maka syarat otak mencari dan memanggilnya untuk membangkitkan tanggapan terhadap masalah tersebut. Proses selanjutnya mengorganisasi berbagai tanggapan terhadap masalah kemudian melakukan tindakan. Jika tindakan untuk memecahkan masalah itu mendapat hasil sesuai yang diharapkan (memuaskan), maka kerja otak dan tindakan itu terus-menerus diulang. 10 Lingkungan alam dan sosial melahirkan pengalaman. Pengolahan pengalaman menjadi pengetahuan merupakan kerja otak. Proses menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah melahirkan tindakan. Tindakan melahirkan hasil, dan hasil yang memuaskan melahirkan pengulangan tindakan. Proses tersebut disebut proses berpikir dari kongkrit ke yang abstrak kembali ke yang kongkrit. 11 Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria penting yaitu : 1) ada unsur logis didalamnya; 2) ada unsur analitis didalamnya. Ciri Pertama dari berpikir adalah adanya sebuah unsur logis didalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai logika tersendiri. Dengan kata lain, 9
Darsono Prawiratama, Dimensi Manusia Berpikir Obyektif, Jakarta, hal 12 Ibid, hal 12 11 Ibid, hal 12 10
Universitas Sumatera Utara
berpikir secara nalar sama artinya dengan berpikir secara logis. Perlu dijelaskan, bahwa berpikir secara logis mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal. Karena itu suatu kegiatan berpikir dapat saja logis menurut logika lain. Kecendrungan tersebut dapat menjurus kepada apa yang disebut kekacauan penalaran.
12
Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis didalam berpikir itu sendiri. Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu secara alamiah mempunyai sifat analitis, yang mana sifat ini merupakan konsekuensi dari adanya pola berpikir tertentu. Berpikir secara ilmiah berarti melakukan kegiatan analitis dalam memakai logika secara ilmiah. Dengan demikian berpikir tidak terlepas dari daya imaginatif seseorang dalam merangkai rambu-rambu pikiranya kedalam suatu pola tertentu, yang dapat timbul sebagai kejeniusan seorang ilmuwan. Rasio atau fakta dapat menjadi sumber utama dari nalar atau sumber dari berpikir. Dari sudut pandang diatas maka makna kata "pemikiran" bisa diartikan sebagai suatu hasil proses berpikir dalam rangka untuk melahirkan suatu ide atau gagasan (pikiran). 13 I.5.2 Dasar Filsafat Marx Marxisme sebagai suatu sistem filsafat tentunya memiliki landasan teori ataupun pemikiran yang berangkat dari suatu proses penelusuran. Secara ringkas akan dijabarkan beberapa yang menjadi landasan filsafat Marx tersebut. 1) Materialisme Soal hubungan antara fikiran dan keadaan, hubungan antara jiwa dan alam, adalah soal yang utama dari seluruh filsafat. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh ahli-ahli filsafat atas soal ini membagi mereka menjadi dua kubu yang besar. Mereka yang
12
Ibid, hal 14 Ibid, hal 74-75
13
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa jiwa lebih utama daripada alam masuk dalam kubu idealisme. Dengan kata lain mereka berpandangan bahwasanya ide adalah yang dahulu atau primer dibandingkan dengan materi. Yang lainnya lagi menganggap bahwa alam sebagai primer, termasuk dalam aliran materialisme. Adapun yang menjadi dasar Filsafat Marxisme adalah filsafat materialisme. Filsafat materialisme adalah cara berpikir yang bertolak pada dasar bahwa materi adalah hal yang bersifat primer sedang ide adalah hal yang bersifat sekunder. Materi ada terlebih dahulu baru kemudian memunculkan ide. Pandangan filsafat materialisme menyatakan bahwa dunia ada dengan tidak bergantung kepada kesadaran atau ide, sensasi atau pengalaman. Materi adalah kenyataan yang objektif yang diberikan kepada kita dalam sensasi. Materi, alam yang jasmaniah adalah primer; dan jiwa, kesadaran, sensasi kejiwaan adalah sekunder. Yang nyata ialah yang material, materialisme merupakan suatu bentuk realisme, karena paham ini menumbuhkan yang-nyata dengan materi. Tanpa pengecualian sesuatu , seseorang penganut materialisme menganggap bahwa materi ialah satu-satunya hal yang nyata. Materi ialah hal yang terdalam dan bereksistensi atas kekuatan sendiri, dan tidak memerlukan suatu prinsip yang lain untuk menerangkan eksistensinya sendiri. Aliran filsafat materialisme mempunyai peranan penting pada pertengahan abad 19. la menjadi aliran filsafat yang cukup besar dan populer pada saat itu. Materialisme yang meneruskan tradisi Aufklarung, biasa disebut materialisme mekanis. Materialisme ini memandang manusia seperti sebuah mesin, atau mereduksi seluruh tingkah laku manusia menurut hukum fisika dan kimia. Tokoh materialisme ini adalah Ludwig Bouenchner (1824-1899) dengan karyanya Kraft und Stoff (Daya dan
Universitas Sumatera Utara
Materi) dan Ernst Haeckel (1834- 1919) yang mempopulerkan teori evolusi dengan menggunakan prinsip-prinsip materialisme. 14 Sedangkan materialisme yang timbul sebagai reaksi terhadap idealisme diusung oleh diantaranya Ludwig Feuerbach (1804-1895), Karl Marx (1818-1883), Friedrich Engels (1820-1895). Menurut Engels, materialisme pra-Marx gagal memahami dan menjelaskan perkembangan dan gagal menginterpretasikan persoalan-persoalan sosial. Materialisme Marx bukan paham yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah materi seperti yang diajarkan Mazhab yang dipimpin Molenschott dan Buechner, melainkan bahwa kebudayaan didasarkan atas pertimbangan ekonomis. Justru mengakui peranan subjek yang aktif yaitu manusia dijadikan kunci untuk memahami realitas dan materi. 15 Tentang hal tersebut seorang teoritisi Marxist, Afanasyev, menjelaskan materi dalam filsafat Marx diartikan sebagai segala sesuatu yang berupa objek maupun fenomena, pendeknya segala kenyataan objektif, yakni segala sesutau yang ada diluar kesadaran manusia dan bercermin dalam kesadaran manusia. 16 Filsafat materialisme dalam perkembanganya kemudian terbagi kedalam tiga macam aliran yaitu : Materialisme Metaflsik, Materialisme Mekanik dan Materialisme Dialektik. Karl Marx adalah pengusung materialisme dialektika, ia percaya bahwa setiap materi terus bergerak, berubah dan berkembang sesuai dengan hukum- hukum dialektika. 2) Dialektika dan Materialisme Dialektika
14
V.I Lenin ,The Teaching of Karl Marx, Diterjemahkan oleh D. Suradji dalam Adjaran-adjaran Karl Marx, Haruman Hidup, Djakarta, 1964, hal 141 15 Ibid, hal 142 16 Ibid, hal 144
Universitas Sumatera Utara
Dialektika dalam bahasa Yunani, berarti suatu seni berdiskusi dengan aturanaturan khusus atau "seni berdebat" atau disebut juga seni penyelidikan kebenaran opini. 17 Dialektika berarti ilmu yang mencurahakan perhatiannya pada masalah hukum umum tentang gerak, perubahan, dan perkembangan. Sedangkan perkembangan atau perubahan itu mencakup alam, masyarakat dan pemikiran manusia. 18 Dialektika disebut juga teori ilmiah (a scientific teory), sebuah metoda kognisi (a methods of cognition) dan sebuah petunjuk aksi (a guide to action). la merupakan pengetahuan tentang hukum-hukuin perkembangan yang memungkinkan menganalisis masa lalu (sejarah), mengerti dengan benar apa yang terjadi sekarang dan meramalkan masa depan. 19 Sedang dalam arti yang sebenamya; dialektika adalah pelajaran-pelajaran tentang kontradiksi gerak dan saling hubungan didalam hakikat benda-benda atau materi itu sendiri yang ada secara obyektif, dapat diobservasi dan dapat diverifikasi. Segala sesuatu yang ada secara obyektif mempunyai saling hubungan yang satu dengan yang lainya, dan bergerak (berubah dan berkembang) karena setiap materi saling mempengaruhi. Berpikir secara dialektis adalah berpikir dengan mempertimbangkan adanya saling hubungan, kontradiksi dan gerak (berubah dan berkembang). 20 Ada dua aliran dalam cara berpikir dialektis yaitu yang pertama dialektika idealis yang menjelaskan bahwa yang berdialektika adalah ide atau pikiran. Sedangkan yang kedua adalah dialektika materialis yaitu yang menjelaskan bahwa yang berdialektika adalah materi atau kondisi obyektif (alam dan sosial). Metode dialektik dalam mempelajari dan memahami
17
H.B.Mayo, Introduction to Marxist Theory, Oxford Univ. Press, New York,I982.hal. 85 Ibid. hal. 86 19 C.Dutt, Fundamentals of Marxism-Leninism, Progress Publisheers, Moscow, 1964, hal 15 20 Darsono Prawiratama, op cit, hal 14 18
Universitas Sumatera Utara
gejala-gejala alam ialah dengan memahami benda-benda dan gambaran persepsinya pada hakikatnya dalam hubungannya satu sama lain, dalam rangkaian satu sama lainya, dalam geraknya dan dalam timbul dan lenyapnya. 21 Metode dialektika Marx diperkenalkan oleh Engels kepada publik dengan nama dialectic materialism (materialisme dialektika), yang memadukan materialisme dengan dialektika dalam satu bentuk kesatuan organik. 22 Metode dialektika dikembangkan oleh kalangan Hegelian. Dialektika Hegel sebenamya mengikuti suatu silogisme, dialektika Hegel yang dianggap idealis ini ditolak oleh Marx. Marx merubah "dialektika subjektif" Hegel menjadi "dialektika objektif". Dialektika Marx diambil dari Hegel hanya saja kalau Hegel mempergunakan metode dialektika itu dengan landasan filsafat yang idealistis, Marx menjungkirbalikkannya dengan berlandaskan pada filsafat materialisme. la menyingkirkan elemen mistik dalam dialektika dan menggantinya dengan pandangan materi yang kongkrit. Ciri-ciri dari dialektika yang semula dikembangkan oleh Hegel, dan kemudian dipergunakan oleh Marx itu adalah bahwa alam semesta ini bukan tumpukan yang terdiri dari segala sesuatu yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah, tapi merupakan satu kesatuan yang bulat dan berhubungan satu sama lain, bahwa alam ini bukan sesuatu yang diam, tetapi terus menerus bergerak dan berkembang, bahwa dalam proses perkembangan alam semesta ini terdapat perubahan dari kuantitatif ke kualitatif dan sebaliknya, bahwa perkembangan ini disebabkan karena adanya pertentangan di dalam benda itu sendiri (kontradiksi internal). Pendeknya dialektika berdiri atas empat asas, yakni: asas gerak, asas saling berhubungan, asas perubahan kuantitatif ke kualitatif
21 22
Ibid, hal 16 C.Dutt, op cit, hal 27
Universitas Sumatera Utara
dan sebaliknya, dan asas kontradiksi internal. Sedangkan tiga hukum pokok materialisme dialektika ialah: 1. Kontradiksi Kontradiksi memiliki dua sifat yaitu sifat umum dan sifat khusus. Sifat umum kontradiksi adalah bahwa kontradiksi ada dimana-mana, terdapat di segala sesuatu yang dimanapun dan kapanpun segala sesuatu pasti berkontradiksi. Kontradiksi itu terjadi dan beriangsung secara terus-menerus, berawal dan berakhir. Sesudah kontradiksi berakhir akan lahir kontradiksi yang baru dari materi yang baru, maka kontradiksi bersifat terus-menerus. Sedangkan sifat khusus dari kontradiksi adalah bahwa kontradiksi itu berbeda-beda pada materi yang berbeda-beda. Artinya karena materi yang satu berbeda dengan yang lain, maka kontradiksinya juga berbeda-beda. Disamping itu, kontradiksi itu berbeda-beda dikarenakan materi itu berbeda-beda pula pada tingkat perkembanganya. Kontradiksi yang ada dalam suatu materi tidak hanya satu bisa juga lebih dari satu dan kesemuanya tidak sama kedudukanya, perananya, sifat dan wataknya. 23 2. Perubahan Kuantitas ke Kualitas : Menurut Marx, perubahan dalam kuantitas (jumlah) dapat mengakibatkan perubahan dalam kualitas (sifat). Kuantitas adalah jumlah dalam arti yang luas meliputi bilangan, susunan, saling hubungan, dan komposisi. Kuantitas ini mempunyai peranan yang menentukan kualitas, adanya kuantitas menentukan kualitas sesuatu. Perubahan kuantitatif selalu berlangsung kontinyu dan secara berangsur-angsur (evolusioner), sedangkan perubahan kualitatif tidak kontinyu
23
Disarikan dari Darsono Prawiratama, Dimensi Manusia Berpikir Obyektif, Jakarta, hal 14-18
Universitas Sumatera Utara
melainkan merupakan loncatan yang terjadi sewaktu-waktu saja. Adapun perubahan kualitas adalah perubahan yang menghancurkan kualitas lama. la merupakan proses loncatan dari kualitas lama ke kualitas yang baru, melalui proses perubahan kuantitas. Tanpa ada perubahan lebih dulu tidak akan ada dan tidak akan terjadi perubahan kualitas. Selanjutnya kualitas baru yang mengakhiri perubahan-perubahan kuantitas lama itu menimbulkan lagi kuantitas baru. Dan perubahan kuantitas baru ini juga menyiapkan lagi perubahan-perubahan kualitas baru, demikian seterusnya. Sebagai contoh dalam masyarakat feodal, perubahan kekuasaan dari raja yang satu ke raja yang lainya merupakan perubahan yang evolusioner, yang tidak akan mengubah kualitas masyarakat feodal tersebut. Dalam masyarakat kapitalis, pergantian presiden, atau perdana menteri adalah perubahan yang revolusioner yang tidak akan mengubah kualitas masyarakat kapitalis tersebut. Perubahan kuantitas dan perubahan kualitas itu selalu berhubungan sangat erat yang tidak bisa dipisahkan antara materi yang satu dengan yang lainya. 24 3. Negasi dari Negasi (Hukum Arah Gerak atau Arah Perkembangan) Negasi artinya tiada atau meniadakan, negasi dari negasi artinya meniadakan yang meniadakan. Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau hukum arah perubahan dan perkembangan sesuatu. Hukum itu menjelaskan bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan dari segala sesuatu arahnya tentu menuju kebentuknya yang lama atau ke asalnya semula, dengan isi atau dengan kualitasnya yang baru. Selama gerak atau pembahan dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai bentuknya yang lama atau kembali ke asalnya semula, 24
Ibid, hal 16-17
Universitas Sumatera Utara
maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu masih dalam proses perjalanan. Sebagai contoh, sebutir padi, sebelum menjadi padi lagi masih menciptakan proses atau perubahan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Dalam sejarah perkembangan masyarakat, mula-mula masyarakat adalah masyarakat tanpa kelas. Sebelum menjadi masyarakat tanpa kelas kembali, masyarakat itu masih dalam proses perkembangan, artinya terus-menerus berubah dan berkembang.. 25 I.5.3 Marxisme sebagai akar pandangan filsafat Tan Malaka Marxisme sebagai aliran pemikiran dapat dikatakan sebagai hasil produksi dari tradisi Renaissance dan Aufklarung. Marxisme adalah sistem pemikiran daripada pandangan-pandangan dan ajaran-ajaran Karl Marx. Menurut Lenin Marxisme adalah seni yang meneruskan dan menyempurnakan ketiga aliran ideologi yang pokok pada abad ke-19 yang masing-masing diwakili oleh tiga negeri paling maju dari sejarah umat manusia yaitu: filsafat klasik Jerman, ekonomi politik klasik Inggris dan Sosialisme Perancis yang dirangkai dengan ajaran revolusioner Perancis. 26 Kejeniusan Marx adalah karena ia yang pertama kalinya menyimpulkan pelajaran sejarah dunia dan menerapkan pelajaran itu secara konsisten. Kesimpulan yang dibuatnya menjadi doktrin dari perjuangan klas terhadap sistem kapitalisme yang menindas. la tumbuh sebagai intelektual yang tajam di masa filsafat dipertanyakan, dari sebuah situasi yang mendesak orang memilih tempatnya dalam sejarah. Filosofi materialisme yang dipaparkan Marx menunjukkan jalan bagi kelas proletariat untuk bebas dari perbudakan spiritual yang membelenggu setiap kelas yang tertindas hingga kini. Teori ekonomi yang 25
H. Nawawi, op cit hal 17-18 Hary Gould, The Dictionary Marxism,diterjemahkan oleh Rollah Syarifah menjadi Kamus Ketjil Istilah Marxist, Surabaya,1962,hal 16
26
Universitas Sumatera Utara
dijabarkan Marx menjelaskan posisi sebenarnya proletariat di dalam sistem kapitalisme. Marxisme banyak dianggap sebagai praksis baru bagi filsafat yang mampu menyatukan filsafat, moralitas, ideologi, ekonomi politik ke dalam panduan praksis untuk merubah tatanan struktural masyarakat dunia dibawah sistem kapitalisme yang menindas. 27 Marxisme dikemudian hari banyak dijadikan panduan bagi banyak pergerakanpergerakan rakyat tertindas diseluruh dunia. Marxisme banyak dipakai sebagai pisau analisis untuk membedah realitas masyarakat dan mengubahnya menjadi keadaan yang lebih baik. Banyak tokoh yang mendasarkan diri dan pergerakanya pada Marxisme, tak terkecuali seorang Tan Malaka seorang tokoh revolusioner Indonesia semasa zaman pergerakan kemerdekaan. Perkenalannya dengan Marxisme banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan perjuangannya dalam mengusir kolonialisme Belanda di Indonesia.
27
Hary Prabowo, Perspektif Marxisme, Tan Malaka : Teori dan Praksis Menuju Republik JendelaYogyakarta ,2002, hal 42
Universitas Sumatera Utara
I.6. Metodologi Penelitian I.6.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi suatu fenomena atau kenyataan social dengan menggunakan analisa tertentu. 28 Penelitian deskriptif ini juga digunakan sebagai suatu cara pemecahan massalah yang diteliti dengan menggunakan analisa mendalam terhadap objek yang diteliti. I.6.2 Teknik Pengumpulan Data Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik dokumentasi. Datadata yang bersumber dari beragam media (buku, jurnal, buletin, majalah, skripsi, dan sebagainya)—yang relevan dengan topik penelitian tersebut—setelah dihimpun kemudian dipilah melalui proses pembacaan yang cermat dan pencatatan dalam rangka untuk menemukan data-data pokok yang dinilai sebagai bahan utama penelitian yang akan mempermudah penulis dalam melakukan langkah-langkah (proses) penelitian selanjutnya. I.6.3 Teknik Analisia Data Tehnik analisis datan yang digunakandalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik deskriptif analitif. Dengan bersumber pada sumber sejarah yang berorientasi kepada problema yang akan berusaha menganalisa cerita-cerita yang sebenarnya menurut topik-topik atau masalah-masalah yang telah dipilih dalam penelitian ini. 29
28 29
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta:Rajawali Pers,1997, hal.20 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Ombak, 2007, hal. 158
Universitas Sumatera Utara
I.6.4 Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan sistematika penulisan.
BAB II
: BIOGRAFI TAN MALAKA Bab ini berisi tentang perjalanan politik Tan Malaka, riwayat hidup, pendidikan dan hal-hal yang melatarbelakangi pemikiran politik Tan Malaka.
BAB III
: PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP
KEMERDEKAAN INDONESIA Pendeskripsian
pemikiran
politik
Tan
Malaka
tentang
konsep
kemerdekaan Indonesia. BAB IV
: KESIMPULAN DAN SARAN Berisi intisari dan saran-saran dari seluruh pemaparan.
Universitas Sumatera Utara