1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya sastra hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan. Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal, pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (Endraswara,2008:96). Penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan. Pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan. Kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan dan terakhir, penelitian ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis (Endraswara,2008:12). Daya tarik psikologi sastra ialah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang kerap menambahkan pengalaman sendiri dalam karyanya dan pengalaman pengarang itu sering pula dialami oleh orang lain. Menurut Ratna (2004:346), psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologi
1
2
Psikologi sastra adalah cerminan sikap dan perilaku manusia. Sikap dan perilaku hakikatnya adalah pantulan jiwa. Jiwa yang khayal, akan dapat dimonitor lewat sikap dan perilaku. Oleh karena itu, membaca sikap dan perilaku dalam sastra, peneliti akan mampu memahami gejolak jiwa manusia. Peristiwa kejiwaan ketika menggerutu, meratap, melamun, dan menangis merupakan prilaku eksternal yang tidak dapat diubah karena sudah terlanjur terungkap dan merupakan fakta empiris (Endraswara,2008:180). Analisis novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar memberikan gambaran tentang aspek psikologi tokoh-tokoh yang terdapat di dalam novel. Tokoh-tokoh dalam novel Dengan hati menarik untuk dianalisis, karena sejak awal sampai akhir tokohtokoh dalam novel, berkisahkan dan terlibat pro dan kontra tentang HIV(Human Immunodeficiency
Virus)/AIDS(Acquired
Immunodeficiency
Syndrome/Acquired
Immune Deficiency Syndrome) khususnya pada aspek psikologi. Pengarang menangkap gejala yang ada dalam masyarakat kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan aspek kejiwaan. Pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra (Endraswara,2008:7). Dorongan kejiwaan pengarang yang kuat karena mencoba mengangkat realitas kehidupan di masyarakat yang ada dapat tercerminkan pada tokohtokoh yang dimunculkan dalam karyanya. Keberadaan tokoh-tokoh itu perlu dikaitkan dengan alur dan latar cerita. Dalam hal ini analisis struktural menjadi pegangan awal penelitian. Analisis tokoh ditekankan pada nalar perilaku tokoh. Tokoh yang disoroti tidak hanya terfokus pada tokoh utama, tetapi juga tokoh-tokoh lain, yang berinteraksi dengan tokoh utama.
3
Syafrina Siregar lahir di Medan, 9 Februari 1977, mulai menulis karya sastra sejak SMA. Cerpen- cerpennya sering dimuat dalam koran lokal di Medan. Setelah menyelesaikan kuliah di USU (Universitas Sumatra Utara) Jurusan Sastra Inggris tahun 1999, melanjutkan pendidikannya pada program Graduate Diploma in Business Administration di Singapura Institute of Management tahun 2001 di Singapura. Terpilih pada tahun 2003 sebagai duta Indonesia dalam program beasiswa ke Jepang oleh IATSS ( International association Traffic and safety Science) Forum Foundation-Japan. Penulis yang mengaku masih single ini membangun karir di bidang SDM (sumber daya manusia) di Batam. Hobi menulisnya juga disalurkan dalam bentuk artikel-artikel mengenai SDM (sumber daya manusia) dan Manajement di perusahaan tempatnya bekerja. Namun Syafrina Siregar sudah berhenti menulis dan sekarang kegiatannya menjual kue. Keuntungannyapun lebih cepat daripada menulis novel membutuhkan waktu yang cukup lama dan keuntungannya pun tidak seberapa. Novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini karena novel ini mengungkapkan pertama, tentang orang-orang penderita HIV/AIDS. kedua, suka duka perasaan para ODHA (orang dengan HIV/AIDS). ketiga, di samping itu novel Dengan Hati belum pernah ada yang meneliti di Universitas Udayana. Dengan Hati memberikan ketegangan pada pembaca dari awal hingga akhir cerita. Dengan Hati adalah novel ketiga dari enam novel karya Syafrina. Gaya tutur Syafrina yang cerdas, alur cerita yang mengalir cepat. Novel Dengan Hati diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2008 setebal 273 halaman. Novel Dengan Hati, bercerita tentang kehidupan orang-orang dengan HIV/AIDS. Syafrina (pengarang) pandai mengolah pengalamannya saat berkecimpung di organisasi
4
penanganan AIDS. Ia menumpahkan totalitas pengetahuannya tentang penyakit mematikan tersebut, dengan bahasa khasnya yang mudah dimengerti. Tokoh utama Dengan Hati adalah Kamila, seorang gadis cerdas dan berpendidikan tinggi, putri seorang dokter spesialis kandungan yang kaya. Kamila bekerja sebagai konsultan pada World Care, sebuah organisasi nonprofit (tidak mencari keuntungan) yang mendapat dana dari pemerintah Amerika untuk menangani isu HIV/AIDS di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kamila memiliki kepribadian supel, cerdas, dan berjiwa sosial, memahami banyak hal seputar AIDS dan penularannya, apalagi tempat kerjanya menempatkan dirinya sebagai konsultan yang menuntutnya untuk tidak mendiskriminasikan ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Namun Kamila masih dilanda prasangka, dan memandang jijik terhadap ODHA. Santi, teman sekerja Kamila adalah seorang penderita HIV positif. Santi merahasiakan hal ini kepada Kamila karena Santi tidak ingin Kamila menjauhinya. Santi sendiri terbuang pada sanak keluarga di Jogja karena pernikahannya tidak direstui. Suami Santi meninggal dunia karena AIDS, sebab sewaktu kuliah pernah mengonsumsi narkoba dan bertukar jarum suntik dengan sesama pengguna. Novel ini berlatar di kota Medan, pengarang mampu mengajak pembaca merasakan hiruk pikuk kota besar tersebut. Pengarang berhasil memperkenalkan Medan, meski tidak terlalu menonjol. Informasi yang sangat jelas tentang HIV/AIDS mulai dari perbedaan HIV dengan AIDS, media penularan sampai bagaimana menyikapi ODHA, membuat novel ini tidak sekadar menawarkan kisah asmara, namun juga tentang persahabatan, pengorbanan, dan rasa kehilangan.
5
Sampul depan novel ini terasa begitu menyentuh, yakni ilustrasi hamparan tanah
yang
tandus,
ditumbuhi
gelisah
menggambarkan betapa “kemaraunya”
retakan
batang
kayu.
Hal
itu
derita para ODHA dalam bertarung
menghadapi penyakit dan pandangan negatif terhadap masyarakat di sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, muncul permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut . 1. Bagaimanakah struktur novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar yang meliputi tokoh, alur, dan latar ? 2. Bagaimanakah aspek-aspek konflik batin tokoh-tokoh pada novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar ? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan di atas, dapat pula dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni . 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menambah pemahaman masyarakat terhadap karya sastra, khususnya novel yang mempersoalkan tentang HIV/AIDS.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk memahami struktur novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar yang meliputi tokoh, latar, dan alur.
6
2. Untuk memahami aspek-aspek konflik batin tokoh-tokoh novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar 1.4 Penelitian sebelumnya Sepanjang data yang berhasil dilacak di Fakultas Sastra Universitas Udayana dan di situs google belum ditemukan penelitian menggunakan objek novel Dengan Hati dalam bentuk format skripsi.
Syafrina Siregar
pernah
mengadakan lomba menulis resensi novel Dengan Hati, dan dimenangkan oleh Rini Nurul Badariah dalam situs Http://Iwok. Multiply.Com/Journal/Item/199/ BlogfamLomba-Resensi-Novel-Dengan-Hati-Syafrina-Siregar.
Isi
resensi
tersebut
lebih
menekankan pada Mila, tokoh utama novel tersebut, Mila digambarkan sebagai tokoh yang manusiawi, tanpa luput dari kelemahan-kelemahannya. Meskipun cerdas dan berpendidikan tinggi, Mila tidak mampu memperlakukan para ODHA tanpa diskriminasi. Mila masih dilanda dilema dan prasangka. Sebagai putri seorang dokter, semestinya ia memahami banyak hal seputar AIDS dan penularannya. Mila mewakili potret masyarakat Indonesia pada umumnya beserta mitos-mitos keliru tentang HIV/AIDS. 1.5 Landasan Teori Sebelum melakukan analisis berdasarkan pendekatan psikologi sastra, dilakukan analisis struktur. Analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail dan mendalami keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Teeuw lebih lanjut menjelaskan bahwa analisis struktur salah satu langkah, sarana atau alat dalam
7
proses pemberian makna dan dalam usaha ilmiah untuk memahami proses itu sesempurna mungkin. (Teeuw,1988:134-135). Analisis struktur merupakan suatu tahap dalam penelitian yang sukar dihindari sebab pengetahuan tentang struktur merupakan syarat mutlak (Teeuw,1983:61). dalam menetukan unsur-unsur karya sastra yang akan diteliti secara lebih mendetail. Selain itu, Teeuw (1984:154) menyebutkan bahwa analisis struktur memang suatu langkah, satu sarana atau alat dalam proses pencarian makna dan dalam usaha alamiah untuk memahami proses itu dengan sesempurna mungkin. Langkah itu tidak boleh dimutlakkan, tetapi juga tidak boleh ditiadakan atau dilampaui. Pandangan di atas mengandung arti bahwa analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat mungkin keterkaitan semua aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh (Teeuw,1984:135). Oleh karena itu, sebelum sampai pada analisis segi lain, analisis struktur dianggap sebagai pijakan awal analisis karya sastra. Wellek dan Warren (1989:89), menjelaskan bahwa istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Yang keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca. Di antara pengertian di atas yang berkaitan dengan analisis ini adalah pengertian yang ketiga, itulah yang diterapkan dalam novel Dengan Hati. Wellek dan Warren (1976:33) berpendapat, jika dilihat aspek fungsi atau manfaat psikologis, karya sastra memiliki nilai kognitif. “ Novelis dapat mengajarkan lebih
8
banyak tentang sifat-sifat manusia daripada psikolog” (Wellek dan Warren, 1976:33). Pernyataan ini, merujuk karya-karya Shakespeare, Ibsen, dan Balzac sebagai sumber studi psikologi. Senada dengan pendapat di atas, Forster mengatakan bahwa sedikit sekali orang yang kita kenal jalan pikiran dan motivasinya. Oleh karena itu, novel sangat berjasa mengungkapkan kehidupan batin tokoh-tokohnya. Tokoh-tokohnya selalu dihantui konflik batin, kecemasan, dan ketidakberdayaan dalam menghadapi realitas di luar dirinya sehingga mengakibatkan munculnya ironi-ironi. Konflik-konflik batin yang dipicu oleh rangkaian peristiwa yang menyedihkan, secara langsung dan tidak langsung ikut mempengaruhi atau mengubah kepribadian tokoh-tokoh dalam novel tersebut. Untuk mendukung tipe watak dalam cerita diperlukan pemaparan latar secara jelas. Cerita berkisah tentang seseorang atau beberapa tokoh. Peristiwa–peristiwa dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau dalam suatu rentan waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya dalam suatu karya sastra membangun cerita (Sudjiman, 1988:44). Penokohan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah karya fiksi tanpa tokoh-tokoh yang diceritakan, adanya tokoh-tokoh yang bergerak akan membentuk aliran cerita. Hudson memandang penokohan penting, bahkan lebih penting daripada pengaluran. Dalam konflik kepentingan alur dan penokohan diutamakan. Novel-novel yang dianggap bernilai sastra pada umumnya adalah novel yang cermat penokohannya (Sudjiman, 1988:27-28).
9
Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara bersamaan membentuk suatu totalitas, di samping unsur formal bahasa, dalam sebuah novel ada unsur-unsur yang secara langsung turut membangun cerita, unsur yang dimaksud yaitu, penokohan, alur, dan latar. Konflik adalah suatu percekcokan, perselisihan atau pertentangan dengan pihak lain. Dalam sastra diartikan bahwa konflik merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama yakni pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya. Irwanto (1997: 207) menyebutkan bahwa pengertian konflik adalah keadaan munculnya dua atau lebih kebutuhan pada saat yang bersamaan. Pendapat lain mengenai jenis konflik disebutkan Sobur (2003:292-299), bahwa konflik mempunyai beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut. 1. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict) Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif (menyenangkan atau menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu di antaranya. 2. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict) Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif (menyenangkan), yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu. 3. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict) Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul
10
kebimbangan karena menjauhi. motif yang satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif.
Hasil analisis menyatakan bahwa konflik batin telah mempengaruhi kondisi psikologis Santi dan Dini, konflik batin yang dialami berakibat pada pembentukan pribadi yang tidak sehat, Santi dan Dini mengalami diskriminasi.
1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang dilakukan dalam penelitian untuk memahami fakta-fakta yang timbul dari suatu masalah untuk dicari kebenarannya. Berikut ini tahapan penelitian dalam analisis novel Dengan Hati karya Syafrina Siregar.
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka, yakni dengan membaca secara menyeluruh, baik objek penelitian itu sendiri yakni novel Dengan Hati maupun pustaka lain yang memuat berbagai informasi yang mendukung proses penelitian. Dibantu pula dengan teknik catat, mncatat hal-hal penting yang dapat mendukung dalam pengolahan data.
1.6.2 Metode dan Teknik Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data kemudian diusul dengan analisis. Metode deskriptif analitik ini tidak semata-mata hanya
11
menguraikan, tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya mengenai data yang ada ( Ratna, 2004:53). 1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Pengolahan Data Metode penyajian hasil pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal. Metode informal menyajikan kaidah atau hasil penelitian secara verbalitas (menggunakan kalimat-kalimat) atau dapat dikatakan metode informal merupakan penyajian data (hasil analisis) terurai dalam bentuk kata-kata, bukan angkaangka, bagan, atau statistik (Semi,1993:24). Teknik penyajian hasil pengolahan data yang digunakan yaitu dicetak dalam format skripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia.