BAB 1 Pendahuluan 1.1.
Latar Belakang Berkembangnya limu pengetahuan sangat dipengaruhi oleh tuntutan yang terjadi saat
ini. Hampir semua disiplin ilmu saling berlomba untuk menghasilkan produk ilmiah. Produkproduk ilmiah tersebut tentunya diharapkan dapat diterima dan diaplikasikan oleh masyarakat. Selayaknya sebuah perusahaan, agar sebuah produk dapat diterima oleh masyarakat, diperlukan sebuah strategi pemasaran yang bagus. Demikian juga dengan ilmu pengetahuan, strategi pemasaran (baca:sosialisasi) sangat membantu perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Techno-Center Merujuk pada ilmu asal usul kata, Techno-Center berasal dari penggabungan kata technology dan center, technology sendiri terdiri dari tecnos dan logos. Tecnos adalah pengetahuan
atau
kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri
(bangunan, mesin, dsb), logos memiliki pengertian logika, jalan pengertian, ilmu mantik. 1 Jadi tech’nology2 itu sendiri memiliki arti ilmu pemakaian bahan -bahan mentah untuk perusahaan yang selanjutnya sering disingkat atau disebut techno, sedangkan center; 3 pusat; bagian tengah. Dengan demikian Techno-Center memiliki pengertian, terpusatnya fasilitas-fasilitas dan kegiatan yang bercirikan teknologi pada suatu wilayah. Techno-Center dalam kaitannya dengan dunia pendidikan memiliki definisi dan sejarah yang panjang. Dari definisinya Techno-Center merupakan sebutan untuk beberapa istilah yang dirangkum menjadi satu. “Science park”, “science city ”, “Techno-Center”, “bussiness park”, “technology corridor”, technology zone”4 merupakan aneka sebutan yang dapat disimpulkan menjadi satu yakni “Techno-Center”.
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta,1988. 2 Prof. Drs. S. wojowarsito, W.J.S. Poewadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Jakarta, 1980. 3 Ibid. 4 Budi Rahardjo, Makalah, Bogor, 11 Juni 2003.
1
Tujuan adanya Techno-Center adalah untuk menjalin kerjasama antara perguruan tinggi (akademisi), pelaku industri/bisnis.finansial, dan pemerintah. Techn o-Center mencoba untuk mengabungkan ide, inovasi dari dunia akademik dan kemampuan finansial (pemasaran) dari dunia bisnis 5. Maka dengan adanya Techno-Center tercipta kerjasama yang erat antara perguruan tinggi dan industri, hal ini dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk yang dapat dipasarkan, dengan harapan untuk dapat memperoleh pengembalian nilai ekonomi yang tinggi. Yang menjadi manfaat dengan adanya Techno-Center: a. Tersedianya akses yang mudah ke sumber daya manusia (SDM) di kampus. b. Dunia industri dapat mengakses ide, inovasi, dan teknologi yang dikembangkan oleh peneliti di kampus. c. Semangat yang tinggi untuk meneliti dapat dikembangkan dengan tersedianya sarana. Sebuah penelitian yang kemudian hasilnya ditampilkan di Wired Magazine mengatakan bahwa keberhasilan sebuah daerah atau area dalam mengembangkan teknologi ditentukan oleh empat (4) hal, yaitu:6 a. Adanya perguruan tinggi dan/atau lembaga penelitian. b. Adanya perusahaan (estabilished companies ) dimana fokusnya adalah perusahaan multinasional yang menjadi jangkar di area tersebut. c. Adanya semangat untuk medirikan perusahaan. d. Ketersediaan finansial. Tersedianya fasilitas untuk meneliti sekaligus handal dalam memasarkan di Indonesia masih sedikit, atau dapat dikatakan tidak ada. Sehingga ketertarikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teknologi masih kurang walaupun telah coba dirintis oleh beberapa perusahaan dan dunia akademik.
5
Budi Rahardjo, “Science & Technology Parks di Perguruan Tinggi”, dipresentasikan pada workshop “Model Penerapan Hasil Penelitian di Perguruan Tinggi”, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Program Diploma (P4), Ciwaruga, Bandung, 1 Juni 2003. 6 Ibid.
2
Bioklimatik Desain Bioklimatik merupakan penggabungan dari bio (hayati, hid u p, lingkungan, makhluk), dan klimatik (climate – ilkim, cuaca). Jadi bioklimatik dalam kaitannya dengan arsitektur adalah suatu pendekatan dengan perhatian terhadap dasar-dasar kenyamanan dari hal -hal yang pasif (material), dan penggunaan energi yang hemat. 7 Desain bioklimatik, memiliki perhatian yang khusus terhadap pengaruh-pengaruh ekologi pada bangunan, manfaat positif dari angin dan hujan, melakukan pendekatan yang bersifat dapat di daur ulang terhadap penggunaan material dan peralatan -peralatan bangunan itu sendiri, serta mengembangkan pola-pola baru tentang pentingnya memelihara lingkungan.8 Sebagai contoh penggunaan tanaman dan pengelohan landscape tidak hanya untuk hal-hal yang bersifat ekologikal saja, tetapi lebih kepada sebuah alasan untuk bagaimana caranya agar bangunan dapat menjadi nyaman, dengan memasukkan nilai-nilai klimatologi dan lingkungan sekitar. Dalam
perkembangan
arsitektur,
telah
banyak
arsitek
yang
secara
serius
memperhatikan masalah yang diakibatkan oleh polusi, yang secar a tidak langsung mempengar uhi desain dari bangunan. Di Asia dan Australia terdapat beberapa arsitek, antara lain: Prof. DR. Ken Yeang, T. R. Hamzah (Malaysia), Jackson Teece (Autralia). Dalam desain mereka, faktor-faktor tadi di kategorikan sebagai desain yang berpatokan terhadap klimatik, yang lebih dikenal Bioklimatik Desain. Pada dasarnya dalam mendesain suatu bangunan, perhatian terhadap orientasi matahari, aliran udara, topografi, klimatologi merupakan hal yang mendasar/standar dalam desain. Akan tetapi dengan adanya bioklimatik desain perhatian terhadap hal-hal tadi lebih terfokus. Dilain pihak bioklimatik juga terfokus pada bagaimana tanggapan material-material terhadap lingkungan.
7 8
Ken Yeang, Prof.Dr, “Bio-Climatic Theory”, Artikel, http://www.ellipsis.com/yeang/intro.html. Ibid.
3
Relevansi antara Techno-Center dan Bioklimatik Sebagai wadah yang menampilkan perkembangan teknologi, Techno-Center sedapat mungkin didesain dengan pendekatan yang mengacu pada teknologi itu sendiri. Selain acuannya adalah teknologi penerapan Bioklimatik juga dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk menerangkan proses terjadinya teknologi dalam kaitannya dengan klimatik. Karena kajian-kajian tentang Bioklimatik memiliki unsur -unsur penerapan teknologi, baik yang sederhana maupun yang kompleks. 1.2. Rumusan Masalah Sebagai jawaban atas kebutuhan terbentuknya suatu kerjasama profesi antara dunia akademik dan dunia industri, maka diperlukan wadah yang dapat menampung kegiatan tersebut. Wadah tersebut berupa suatu fasilitas untuk melakukan riset dan pengembangan oleh akademisi dan fasilitas untuk menampung hasil-hasil penelitian, yang kemudian akan diperken alkan (dipasarkan) oleh praktisi dalam bidang industri. Fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang terpadu dalam suatu lokasi. Selain dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan riset dan penelitian, wadah diharapkan ini dapat menampung serta merangsang minat masyarakat pada teknologi. 1.3. Batasan Masalah Yang menjadi fokus perhatian juga sekaligus batasan dari permasalahan yang ada, adalah; 1. Kegiatan -kegiatan akademis pada lingkungan yang akan dibina dalam kaitannya dengan riset dan pengembangan, 2. Pengaruh-pengaruh yang timbul akibat pengaruh klimatologi pada pelingkup bangunan dan lingkungan binaan. Tentunya dalam melakukan kajian, hal-hal sekitar yang berkaitan juga menjadi perhatian, walaupun dalam pembahasannya tidak mendalam. Dalam proses transfer ide/konsep menjadi suatu kerangka yang dapat dimengerti, dilakukan beberapa hal, antara lain; menyajikan ide/konsep kedalam gambar -gambar teknis, menerangkan alur pikir secara sistematis, mentransformasikan gambar -gambar teknis dua dimensi kedalam bentuk tiga dimensi.
4
1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Merancang Techno-Center Universitas Gadjah Mada yang mewadahi semua kegiatan, baik riset dan pengembangan maupun pemasaran. Dalam merancang Techno-Center Universitas Gadjah Mada pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Bioklimatik. Merancang fasilitas yang dapat merangsang minat pada riset dan pengembangan. Sasaran •
Melakukan studi tentang program-program fungsional dan kriteria-kriteria dasar serta persyaratan Techno-Center.
•
Melakukan studi tentang penerapan bioklimatik pada b angunan.
•
Melakukan studi tentang bagaimana pengaruh bioklimatik terhadap desain, dalam hal ini estetika bangunan.
1.5. Lingkup Pembahasan •
Techno-Center yang merupakan bagian dari pendidikan
•
Fasilitas riset dan pengembangan yang juga menjadi suatu fasilitas yang dapat menjadi jembatan antara hasil penelitian masyarakat.
•
Universitas Gadjah Mada sebagai fasilitator.
•
Bioklimatik sebagai strategi desain dalam hal pemanfaatan nilai-nilai klimatologi sekitar sebagai pendekatan desain bangunan.
5
1.6. Metode Pembahasan 1. Metode mencari data • Wawancara Melakukan wawancara dengan Pembantu Rektor Bidang Perencanaan dan Pengembangan (PR V) Universitas Gadjah Mada, baik secar a lisan maupun surat menyurat (E-mail), melakukan wawancara dengan institusi terkait. Melakukan wawan cara dengan praktisi Techno-Center (Bandung High-Tech Valley – BHTV). • Studi pustaka/literatur Mempelajari buku -buku tentang Techno-Center, bangunan industri, laboratorium, bioklimatik. Penelusuran literatur juga dilakukan melalui internet tentang Techno-Center dan bioklimatik. • Studi komparasi Melakukan visitasi (pengamatan secara langsung) fasilitas Techno-Center, proses kegiatan dalam laboratorium, mempelajari tata cara riset dan pengembangan dalam dunia industri. 2. Metode analisis data • Induktif Mengemukakan metode-metode pemikiran yang bertolak dari kaidah -kaidah khusus
yang
berkaitan
dengan
Techno-Center,
Universitas
Gadjah
Mada
(RENSTRA), klimatologi. • Deduktif Menarik kesimpulan dari hasil temuan secara umum yang berkaitan dengan Techno-Center, Universitas Gadjah Mada, dan klimatologi , dan dikomunikasikan dengan menggunakan kata-kata (secara naratif), sehingga menghasilkan hipotesis atau prediksi yang menunjang terlaksananya proyek pembangunan Techno-Center dengan pendekatan bioklimatik. 3. Transformasi Desai n Setelah
melakukan
analisis
secara
induktif
dan
deduktif,
selanjutnya
ditranformasikan kedalam bentuk fisik bangunan dengan menggunakan prinsip-
6
prinsip perancangan yang mendukung pelaksanaan proyek tersebut, baik secara analogi maupun dengan metode -metode yang mendukung perancangan. 1.7. Sistematika Penulisan BAB 1 : Pendahuluan Meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sasaran yang akan dibahas, lingkup pembahasan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB 2 : Tinjauan Fasilitas Techno -Center Mengungkapkan tentang pengertian Techno-Center, tinjauan umum TechnoCenter dalam lingkup akademik pada tingkatan universitas, tinjauan umum Techno-Center mengenai hal-hal yang bersifat fisik dan non fisik, tinjauan khusus Techno-Center yang difasilitasi Universitas Gadjah Mada, tinjauan Techno-Center dalam kaitannya dengan Techno-Center. Tinjauan studi komparasi tentang bangunan Techno-Center. BAB 3 : Tinjauan Aspek Bioklimatik Dalam Desain Mengemukakan tentang tinjauan teoritis bioklimatik, dalam kaitannya sebagai pendekatan yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan bangunan (Techno-Center ). BAB 4 : Analisis
Pendekatan
Perencanaan
dan
Perancangan Techno-Center
Universitas Gadjah Mada Mengemukakan analisa tentang lokasi, kebutuhan dan dimensi ruang, analisa bentuk dan karakter bangunan, analisa tentang bioklimatik serta teori-teori perancangan untuk memecahkan masalah desain. BAB 5 : Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Penjabaran mengenai konsep dasar perencanaan dan perancangan TechnoCenter Universitas Gadjah Mada dalam kaitannya dengan bioklimatik yang kemudian ditransformasikan dari tataran konsep kedalam bentukan fisik.
7