AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR TAHUN 1970-1998 ASRI PURWANINGTYAS Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya E-Mail :
[email protected]
Sumarno Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Abstrak Penduduk adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu. Pertumbuhan penduduk yang tiap hari makin bertambah mengakibatkan berbagai masalah yang harus di selesaikan seperti ketenagakerjaan, produksi, bahan makanan, pendidikan, kesehatan,lingkungan hidup serta berbagai masalah sosial lainnya. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Comitte 1970, Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga Dalam penelitian ini, terdapat beberapa permasalahan yang akan di jawab diantaranya : 1) Apakah Latar Belakang Program Keluarga Berencana di Jawa Timur 1970-1998? 2) Bagaimana Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Jawa Timur 1970-1998? 3) Bagaimana Dampak Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Jawa Timur 1970-1998? Berkat Program Keluarga Berencana yang dilaksanakan di Jawa Timur, angka kelahiran/fertilitas di Jawa Timur menjadi menurun hingga 50 %. Pada tahun 1970 TFR/angka kelahiran di jawa timur masih 4.720, maka pada tahun 1994 telah menurun menjadi 2.223. Selain itu program Keluarga Berencana juga menurunkan angka kelahiran pada wanita kelompok umur muda. Peningkatan usia kawin yang meningkat di Jawa Timr juga merupakan hasil dari keberhasilan Program Keluarga Berencana di Jawa Timur. Kata Kunci : Keluarga Berencana, Jawa Timur,
Abstract Residents are people who live or inhabit a particular territory. The population growth that every day more and more lead to various problems that must be resolved such as employment, production, food, education, health, the environment, and various other social problems. According to WHO (World Health Organization) Expert Committee, 1970, family planning is an action that helps couples to avoid unwanted pregnancy, get a birth which is very desired, set the interval between pregnancies, control the time at birth in relation to the age of husband and wife and to determine the number of children in the family In this study, there are several issues that will be answered are: 1) Do Background Family Planning Program in East Java from 1970 to 1998? 2) How the Implementation of Family Planning Program in East Java from 1970 to 1998? 3) How Impact of the Implementation of Family Planning Program in East Java from 1970 to 1998? Thanks to the Family Planning Program is conducted in East Java, the birth rate / fertility in East Java was decreased by 50%. In 1970 the TFR / birth rate in eastern Java still 4720, then in 1994 has decreased to 2,223. Besides the family planning program is also reducing the birth rate in the age group of young women. Increased age at marriage increased in Java Timr also a result of the success of the family planning program in East Java. Keywords: Family Planning, East Java,
1073
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
(PKBI) pada tanggal 23 Desember 1957 oleh Sarwono
PENDAHULUAN Penduduk adalah masyarakat yang tinggal atau
Prowirohardjo.
PKBI
memfokuskan
diri
merupakan terhadap
organisasi
masalah
yang
kesehatan,
mendiami suatu wilayah tertentu. Pertumbuhan penduduk
khususnya yang dialami oleh kaum ibu, dan tidak
yang tiap hari makin bertambah mengakibatkan berbagai
dilatarbelakangi
masalah yang harus di selesaikan seperti ketenagakerjaan,
kemiskinan. Konsep yang dikembangkan oleh PKBI
produksi,
kesehatan,
memberi inspirasi bagi berdirinya Lembaga Keluarga
lingkungan hidup serta berbagai masalah sosial lainnya.
Berencana Nasional (LKBN) pada bulan Oktober 1968.
Masalah kependudukan bisa terjadi dimana saja dan
Pada tahun 1970 lembaga ini berubah nama menjadi
kapan saja, baik di Negara maju maupun Negara yang
BKKBN, yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana
sedang berkembang seperti Negara Indonesia.
Nasional dengan fungsi merencanakan, mengarahkan,
bahan
makanan,
pendidikan,
oleh
masalah
kependudukan
dan
membimbing serta mengadakan evaluasi pelaksanaan Masalah kependudukan bisa terjadi oleh faktor-
program Keluarga Berencana Nasional. Lalu pada jalur
tertentu
karena
Non pemerintah terdapat PKBI ( Persatuan Keluarga
perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Dari
Berencana Indonesia), PKMI (Perkumpulan Kontrasepsi
faktor tersebut kemudian akan muncul beberapa masalah
Mantap Indonesia) Organisasi Profesi seperti IDI (Ikatan
lain seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan
Dokter Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia), dan
masalah lain yang umumnya timbul akibat masalah
IFSI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) serta institusi
perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Bagi
pendamping program KIM KB (Kegiatan Inti Mandiri
negara maju mungkin masalah kependudukan tidak akan
Keluarga Berencana) misalnya Posyandu, Pos Keluarga
menjadi momok yang begitu rumit untuk negaranya
Berencana
karena kualitas penduduk dan sumber daya manusia
Keluarga Berencana Perkotaan, Kelompok Akseptor,
mereka yang jauh lebih baik di bandingkan dengan
Dll1.
faktor
salah
satunya
adalah
negara berkembang. Untuk
Desa,
Paguyupan
Keluarga
Berencana,
Jawa Timur yang merupakan propinsi terbesar perkembangan
jumlah penduduknya di Indonesia dan juga merupakan
penduduk yang berkembang secara tidak seimbang, maka
propinsi di Indonesia yang dicanangkan sebagai salah
dicanangkan Keluarga Berencana untuk mengendalikan
satu penyangga utama untuk melaksanakan gerakan
jumlah kelahiran dan kesehatan masyarakat pada
Keluarga Berencana, di Indonesia 2. Sejak awal program
umumnya.
Keluarga Berencana atau pada Pelita I Jawa Timur sudah
Secara
mengatasi
umum
masalah
Keluarga
Berencana
dapat
dikenal dengan cara gugur gunung dalam pelaksanaan
diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya
program
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif
dilontarkan oleh Ketua BKKBN Propinsi Jawa Timur
bagi ibu, bayi, dan ayah serta tidak menimbulkan
pada saat itu dr. R. Wasito, sehingga program itu
kerugian dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan
akhirnya terkenal hingga tingkat nasional dan Jawa
Keluarga
Berencana.
Gagasan
tersebut
adanya perencanaan keluarga yang matang menghindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. Di Indonesia Program Keluarga Berencana sebenarnya telah di gagas pada tahun 1950-an dengan didirikannya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
1
Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Tema Baru. Hlm 20 2 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur. 1990. Dua Dasa Warsa Gerakan Keluarga Berencana Nasional Menuju NKKBS Di Jawa Timur Tahun 1970-1990. Surabaya : BKKBN Propinsi Jawa Timur. Hlm 2
1074
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
Timur dinilai sangat berhasil dalam pelaksanaan program
yang disusun berdasarkan sistematika
Keluarga Berencana.
berikut ini.
Dalam
penelitian
ini,
terdapat
beberapa
permasalahan yang akan di jawab diantaranya : 1) Apa latar belakang program keluarga berencana di Jawa Timur tahun 1970-1998 ? 2) Bagaimana perlaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinjauan Umum Daerah Jawa Timur A. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur merupakan satu
program keluarga berncana di Jawa Timur tahun 19701998 ? 3) Bagaimana dampak pelaksanaan program keluarga berencana di Jawa Timur tahun 1970-1988 ?
provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Provinsi Jawa Timur terletak pada 110,0º hingga 114,4º
METODE PENELITIAN
Bujur Timur dan 7,12º hingga 8,48º Lintang Selatan.3
Sebagaimana penulisan sejarah, maka penyusunan karya ini juga menggunakan metode. Maka langkah-
Wilayah Jawa Timur sebelah utara
langkah yang ditempuh dalam skripsi sejarah ini
berbatasan dengan Pulau Kalimantan atau
meliputi:
tepatnya dengan Provinsi Kalimantan Selatan. Di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bali. 1.
Heuristik, yakni proses mencari dan
menemukan sumber-sumber yang diperlukan.
Di sebelah selatan berbatasan dengan perairan terbuka yaitu Samudera Hindia. Sedangkan di
Dalam hal pencarian sumber, penulis mendapatkan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer antara lain : hasil sensus penduduk Propinsi Jawa Timur 1971 dan Propinsi Jawa Timur Dalam Angka 1980 dan 1981. Untuk sumber sekundernya antara lain : buku Pelayanan Keluarga Berencana, Keluarga
sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.Secara umum Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur daratan dengan proporsi lebih luas hampir mencakup 90% dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur dan wilayah Kepulauan Madura yang hanya sekitar 10 % saja. Luas
Berencana dan Kontrasepsi.
wilayah Provinsi Jawa Timur yang mencapai 2.
km2
Kritik, yaitu metode untuk menilai
47.995
habis
terbagi
menjadi
38
sumber sejarah.
kabupaten/kota, 29 kabupaten dan 9 kota. Jawa Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162
3.
4.
Interpretasi, yakni penafsiran terhadap
pulau bernama dan 67 pulau tak bernama,
fakta-fakta sejarah.
dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 Km. Jawa Timur memiliki wilayah terluas di
Historiografi, yakni penulisan sejarah.
antara 6 provinsi di Pulau Jawa. Panjang Tahap ini merupakan tahap terakhir
bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar
dalam metode penulisan sejarah. Setelah
bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar
tahap
200 km, namun di bagian timur lebih sempit
interpretasi,
melakukan
penulisan
maka dalam
penulis bentuk
kronologis sejarah secara sistematis 3
1075
Jawa timur dalam angka
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
hingga sekitar 60 km. 4 Madura adalah pulau
Dalam pelaksanaan Program Keluarga
terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan
Berencana, Provinsi Jawa Timur menjadi pilar
daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean
atau
5
penyangga
pelaksanaan
Keluarga
berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di
Berencana secara Nasional. Sejak awal program
sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-
hingga
pulau, yang paling timur adalah Kepulauan
mampu
Kangean
adalah
pertumbuhan penduduk di Provinsi Jawa Timur.
Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan
Dari Pelita pertama, pelaksanaan Program
terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung dan
Keluarga Berencana di Provinsi Jawa Timur
Pulau Sempu. Berikut adalah peta Jawa Timur.
terus berhasil dan berkembang baik. Jawa Timur
dan
yang
paling
utara
yang
B. Demografi Data jumlah penduduk dari hasil proyeksi yaitu sebesar Tahun
2015
atau
38.847.561 jiwa pada naik
menekan
merupakan
angka
Berencana
kelahiran
propinsi
terbesar
dan
jumlah
penduduknya di Indonesia mempunyai 29 kabupaten dan 8 kotamadya, terdiri dari 580
0,16%
kecamatan
serta
dibandingkan tahun 2014 sebesar 38.610.202.
Merupakan
provinsi
Kota Surabaya mempunyai jumlah penduduk
dicanangkan sebagai salah satu penyangga
paling besar, yaitu 2.848.583 jiwa diikuti
utama untuk melaksanakan gerakan Keluarga
Kabupaten
Berencana di Indonesia.
Malang
sebesar
kini Program Keluarga
2.544.315
jiwa
dan
Kabupaten Jember 2.407.115 Jiwa.
Timur
dalam
8378 di
6
desa/kelurahan. Indonesia
yang
Keberhasilan Jawa
menurunkan
pertumbuhan
Penduduk laki-laki di Provinsi Jawa
penduduk adalah berkat dikaitkannya program
Timur pada tahun 2015 sebanyak 19.172.610,
keluarga berencana pada prioritas program
Kota Surabaya mempuyai jumlah penduduk
pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur.
laki-laki
paling
besar,
yaitu
sebesar
Sejak
Program
Berencana
Timur sebanyak 19.674.951 jiwa dengan jumlah
pembangunan nasional Pelita I ada tahun
terbanyak berada di Kota Surabaya sebanyak
1968/1970, hal ini tidak berarti bahwa keluarga
1.441.900 jiwa. Bila dilihat dari kategori umur,
berencana baru dimulai sejak tahun itu. Jauh
Wilayah
memiliki
sebelumnya, usaha-usaha Keluarga Berencana
mayoritas penduduk di kisaran umur 15-19
telah dilaksasnakan oleh swasta yaitu PKBI
tahun dengan jumlah 3.094.028 jiwa. Mayoritas
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
penduduk laki-laki provinsi Jawa Timur berada
pada tahun 1957. Pada pemerintahan Orde Baru
di kisaran usia 15-19 sebanyak 1.577.605 jiwa,
masalah
sedangkan
mendapat perhatian utama, hal ini terbukti
Jawa
mayoritas
Timur
penduduk
wanita
di
masukkan
ledakan
penduduk
di
Indonesia
dengan
65 tahun ke atas sebanyak 1.639.278 jiwa.
penandatanganan Declaration of Human Right,
Timur
Sebagai
Target
Program
Indonesia
program
Provinsi Jawa Timur berada pada kisaran usia
C. Jawa
ikutnya
dalam
Keluarga
1.406.683.Penduduk wanita di Provinsi Jawa
Provinsi
di
awal
dalam
yang intinya antara lain menerima resolusi yang mendukung gagasan bahwa adalah hak asasi
Keluarga Berencana
6
4
Achmad Chaldun. 1996. Atlas Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: PT. Karya Pembina Swajaya. hlm. 34. 5 Ibid. 1076
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur. 1990. Dua Dasa Warsa Gerakan Keluarga Berencana Nasional Menuju NKKBS Di Jawa Timur Tahun 1970-1990. Surabaya : BKKBN Propinsi Jawa Timur.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
manusia untuk menentukan jumlah anak yang
di masyarakat. Dalam masyarakat pedesaan disamping
dikehendaki. Bertitik tolak dari hal tersebut,
hubungan kewibawaan,
maka pada Tahun 1968 di keluarkan Keputusan
kelompoknya masih kuat. Atas dasar pemikiran tersebut
Presiden no.26 tahun 1968 tentang pembentukan
timbullah ide Pos Keluarga Berencana. Pada masa gugur
suatu
yaitu
gunung pendekatan yang dilakukan adalah mobilisasi
Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN)
toltal. Pada prinsipnya adalah pemanfaatan aspek aspek
yang bertugas mengkoordinasi usaha kegiatan
kultural yang terkandung dalam masyarakat yang
Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh
meliputi kepemimpinan, pengambilan keputusan, ikatan
masyarakat.
kelompok dan sistem nilai keluarga yang berhubungan
Lembaga
Semi
Salah
Pemerintah,
satu
ciri
utama
dari
hubungan kesamaan
pelaksanaan Program Keluarga Berencana pada
dengan
waktu itu adalah lebih berorientasi pada klinik,
operasional. Mobilisasi total atau masa gugur gunung ini
artinya
dilaksanakan dengan melibatkan berbagai instansi terkait.
semua
kegiatan
pelayanan
medis
dipusatkan di klinik-klinik KB.
pelaksanaan
maka
Keluarga
Berencana
secara
ABRI dan tokoh masyarakat terutama ulama, serta
Pendekatan gugur gunung dalam pelaksanaan
dilaksanakan dengan memanfaatkan momentum tertentu.
Program Keluarga Berencana di Jawa Timur pada
Kegiatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dilaksanakaan
prinsipnya adalah pemanfaatan aspek-aspek kultural yang
secara missal dan itensif dengan menggunakan berbagai
terkandung
meliputi
media. Pelayanan kontrasepsi dilaksanakan tidak hanya
ikatan
di klinik tetapi dicoba lebih didekatkan dengan
kelompok, hubungan warga dalam kelompok dan sistem
melakukan pelayanan di desa melalui Tim Medis Keliling
nilai keluarga yang berhubungan dengan pelaksanaan
(TMK).
dalam
kepemimpinan,
masyarakat
pengambilan
yang keputusan,
Keluarga Berencana. Pendekatan gugur gunung ini
Keterlibatan
masyarakat
dalam
pelaksanaan
berawal dari gagasan dr. R. Warsito (Ketua BKKBN
Program Keluarga Berencana pada masa gugur gunung
Provinsi Jawa Timur saat itu) yang berpendapat bahwa
terus berlanjut bahkan lebih aktif. Terutama dalam
masyarakat Jawa Timur dalam menerima ide baru akan
membina peserta Kb yang jumlahnya semakin banyak.
berjalan sesuai tahap. Tahap pertama adalah masyarakat
Keterlibatan masyarakat ini dimulai dengan terbentuknya
harus percaya kepada apa yang disampaikan oleh
Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD). PPKBD adalah
pemimpinnya. Setelah percaya, diharapkan mereka akan
anggota masyarakat yang ditunjuk untuk membantu
ikut
Disinilah
menyampaikan kontrasepsi pil dan kondom kepada
sebenarnya diharapkan masyarakat akan memperoleh
peserta KB. PPKBD ada di setiap desa dirasakan kurang
pengalaaman tentang pemakaian alat kontrasepsi. Melalui
karena terus bertambahnya
proses
dibentuklah Sub-PPKBD pada setiap dusun. Untuk
ajakan
memakai
pengalaman
alat
kontrasepsi.
tersebut
masyarakat
akan
memperoleh kesadaran akan manfaat Program Keluarga
peserta KB, sehingga
wilayah perkotaan bahkan disetiap RW.
Berencana.Pendekatan gugur gunung tersebut pertama
Dalam
perkembangan
pelaksanaan
gerakan
kali diangkat dalam Rapat Dinas BKKBN Provinsi Jawa
Keluarga Berencana Nasional di Provinsi Jawa Timur
Timur pada tanggal 25 November 1972, dimana
pada masa Pelita III, kebijakan dikaitkan dengan
kemudian pelaksanaannya diperkuat oleh Surat Gubernur
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
no.Gub/282/72 tanggal 26 Nop.1972
rakyat. Dasar-dasar kebijaksanaan itu merupakan bagian
Keberhasilan sebenarnya
tidak
Program dapat
Keluarga
hanya
Berencana
disandarkan
utama
dalam
kebijaksanaan
kependudukan
yang
pada
menyeluruh, karena itu pelaksanaan gerakan Keluarga
pemakaian alat kontrasepsi saja, tetapi akan sangat
Berencana di Provinsi Jawa Timur meliputi berbagai
tergantung kepada pelembagaan Norma Keluarga Kecil
program yang bersifat klinik maupun non klinik.
1077
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
Kegiatan tersebut dilakukan oleh lembaga-lembaga
didasarkan pada pemikiran bahwa untuk mengatasi
pemerintah maupun masyarakat. Pada masa Pelita IV
masalah yang dan mendesak hanya bisa diselesaikan oleh
pelaksanaan gerakan Keluarga Berencana semakin
banyak
meluas, bukan hanya meliputi pelaksanaan Program
kependudukan dipandang sebagai masalah besar dan
Keluarga Berencana dan kependudukan saja namun
mendesak.
dikaitkan juga dengan kebijaksanaan yang menyangkut
pelayanan kontrasepsi dilaksanakan tidak hanya di klinik
lingkungan hidup. Didalam kebijaksanaan kependudukan
tapi juga lebih didekatkan kepada masyarakat dengan
yang menyeluruh dan terpadu perlu dilanjutkan dan
melakukan pelayanan di desa melalui Tim Medis
ditingkatkan
keliling.
serta
diarahkan
untuk
menunjang
peningkatan kesejahteraan, kecerdasan bangsa serta tujuan
pembangunan
lainnya.
Kebijaksanaan
orang
secara
Pada
gotong
masa
royong.
Kebijakan
Masalah
gugur
gunung,
Dasar-dasar kebijakan dibidang penyelenggara
dan
Program Keluarga Berencana Nasional akan merupakan
program-program kependudukan meliputi pengendalian
bagian utama dari kebijakan kependudukan yang
kelahiran, penurunan tingkat kematian, terutama tingkat
menyeluruh. Disamping program keluarga berencana
kematian anak-anak.
telah ditempatkan sebagai bagian utamadari kebiajakn kependudukan yang meyeluruh, pada Pelita III program Keluarga Berencana di intregasikan dengan program
2. Program Keluarga Berencana A. Kebijakan Keluarga Berencana di Jawa
pembangunan
lainnya
yang
menunjang
keberhasilan program Keluarga
Timur Sejak
awal
Berencana.
Dalam
program
pelaksanaan program Keluarga Berencana di Jawa Timur,
Keluarga Berencana di Jawa Timur, kebijakan
kebijakan nasional dijabarkan dalam kebijakan dalam
yang ditempuh terus mengalami perkembangan
kebijakan wilayah yang disususn berdasarkan spesifikasi
sesuaikondisi
tertentu yang didasarkan atas aspek tingkat pencapaian
dan
pelaksanaan
program
situasi
pada
saat
itu.
Kebijaksanaan tersebut tentunya tidak terlepas
prevalensi dan
dari kebijakan dari pusat yang mengacu pada
yang bersangkutan diukur dari proporsi kontrasepsi (Pil
Garis-garis
dan kondom) yang membutuhkan pembinaan secara
Besar
Haluan
Negara
serta
dipadukan dengan kebijaksanaan pembangunan
dan kemantapan ber KB dari wilayah
efektif.
daerah.
Kebijakan yang kedua adalah pembinaan dan
Pada tahun 1970, dengan kegiatan Program
pemantapan,
kebijakan
ini
meliputi
upaya
lebih
Keluarga Berencana yang semakin luas memerlukan
memantapkan penerimaan dan kesertaan ber KB secara
pelayanan yang lebih luas lagi sehingga dikembangkan
berlanjut termasuk kemantapan pengelolaan program
kebijakan pendekatan pelayanan klinik da bersifat
melalui peran serta masyarakat, organisasi profesi,
perorangan. Dalam hal ini program Keluarga Berencana
organisasi dan pemuka masyarakat, dunia usaha serta
dilaksanakan melalui pedekatan klinik bersifat statis
perorangan.
menunggu calon akseptor. Penerangan dan motivasi
kebijaksanaan program diarahkan untuk mendorong para
dilakukan
dilakukan
peserta KB agar menggunakan kontrasepsi yang lebih
yang diintegrasikan dengan kesehatan.
efektif dan dilaksanakan secara berlanjut sehingga
Setelah tahun 1972 dilakukan pendkatan kemasyarakatan
mempunyai dampak positif terhadap penurunan fertilitas.
yang pada prinsipnya merupakan gerakan mobilisasi total
Kebijakan juga diarahkan untuk terus menumbuhkan
semua potensi masyarakat yang ada, baik institusional
kesadaran yang semakkin tinggi bagi peserta KB
maupun anggota masyarakat. Pendekatan ini lebih
sehingga lebih mempertebal kemantapanna dalam ber
dengan
KB.
melalui
pendekatan
kebijakan
petugas
gugur
medis
gunung.
dan
Kebijakan
itu
1078
Upaya
Dalam
pembinaan
penggunaan
juga
kontrasepsi
diarahkan
untuk
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
meumbuhkan lingkungan social budaya yang mendukung
Pada
bidang
Keluarga
Berencana
pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
pendukung yang dirasakan dengan adanya
Sejahtera.
pencapaian peserta Keluarga Berencana baru
Kebijakan yang ketiga adalah pelembagaan dan
dari Pelita I hingga Pelita V dapat melampaui
pembudayaan ini diarahkan pada pelembagaan dan
target yang ditentukan. Hal ini menunjukan
pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
semangat dan tanggung jawab para petugas
(NKKBS) sehingga NKKBS benar-benar dihayati oleh
Keluarga
individu, keluarga dan masyarakat. Dalam proses
pelaksanaan gerakan Keluarga Berencana secara
pelembagaan sasaran dan tujuan kegiatan diarahkan
total di Jawa Timur. oleh karena itu strategi dan
untuk mendorong adanya pelembagaan fisik maupun
pengalaman
berkembangnya lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
pelaksanaan Program keluarga Berencana yang
mandiri dalam memenuhi kebutuhan ber KB. Gerakan
akan datang. Demikian juga dengan pencapaian
KB juga berupaya melakukan pelembagaan pelaksanaan
peserta KB aktif yang mengalami kenaikan.
manajemen program yang dilakukan institusi masyarakat,
Lalu, pada pencapaian peserta KB Mandiri tiap
tokoh masyarakat dan tokoh agama. Secara operasional
tahun dalam Pellita V dan tahun pertama Pelita
kebijaksanaan wilayah Provinsi Jawa Timur pada Pelita
IV cenderung naik, hal ini menunjukan bahwa
IV secara umum diarahkan pada peningkatan kesertaan
masyarakat telah sadar akan entingnya KB.
ber
wilayah dan
Disamping itu fasilitas pelayanan KB di klinik
memantapkan keterpaduan serta keserasian program KB
swasta atau praktek dokter dan bidan makin
dengan
disertai
meningkat mutu dan jumlahnya. Dengan makin
koordinasi lintas sektoral dan kontribusi sektoral yang
berkembangnya kondisi pendukung Program
semakin meningkat, meningkatkankan proses alih kelola
Keluarga Berencana Mandiri oleh masyarakat
dan alih peran Gerakan Keluarga Berencana Nasional
maka merupakan peluang bagi para pengelola
kepada masyarakat dan memberikan kesempatan kepada
KB untuk meningkatkan pencapaian peserta KB
masyarakat yang mampu untuk membiayai program KB
Mandiri.
nya sendiri (Gerakan KB Mandiri), meningkatkan usaha
pencapaian peserta KB aktif di Jawa Timur telah
pendewasaan usia kawin lewat koordinasi lintas sektoral
diberikan arahan operasional kepada masing
dan meningkatkan peranan generasi muda dalam
masing daerah agar memanfaatkan momentum-
pelaksanaan program KB, meningkatkan pelaksanaan
momentum dalam pelayanan kontrasepsi yang di
pendekatan
wilayah
desentralisasi
wadahi oleh Tim KKBS di semua tingkatan
manajemen
serta
pemerintah
wilayah yang dapat mendukung operasional
menejemen serta peningkatan peranan pemerintah daerah
gerakan KB tersebut sehingga dapat mencapai
dan sektor terkait melalui kebijakan kependudukan dan
hasil yang di tentukan.
KB
secara
merata
program
di seluruh
pembangunan
paripurna
peningkatan
lainnya
dan peranan
pembangunan yang menunjang keberhasilan Gerakan KB nasional,
meningkatkan
tersebut
Untuk
akan
dapat
mendukung
keberhasilan
sebagai
dasar
keberhasilan
Pada bidang Pembangunan Keluarga
dan
efisiensi
program
melalui
kelahiran melalui program Keluarga Berencana
peningkatan koordinasi dan mutu pelayanan serta
menimbulkan perubahan dalam pola kehidupan
penajaman sasaran.
keluarga,
pengelolaan
dan
B. Pendukung
efektifitas
Berencana
pelaksanaan
dan
Hambatan
Kebijakan
Keluarga Berencana di Jawa Timur Tahun 1970-2000 1079
Sejahtera
keberhasilan
terutama
menurunkan
dalam
angka
meningkatkan
kesejahteraan keluarga untuk menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
Sebagaimana program pembangunan
identik dengan pencegahan kehamilan. Dalam benak
lainnya, upaya untuk membangun sebuah situasi
mereka, pencegahan kehamilan adalah sebanding dengan
kependudukan dengan norma keluarga kecil,
tindakan pengguguran. Dengan logika berpikir seperti itu
bahagia
mengalami
banyak yang berpendapat bahwa KB bertentangan
hambatan-hambatan yang tidak sedikit dan tidak
dengan hukum agama. Dalam sebuah masyarakat yang
mudah untuk diatasi. Ketika gagasan keluarga
masih terdapat norma seperti mangan ora mangan asal
berencana mulai digulirkan oleh aktivis dan
kumpul (makan tidak makan kumpul), rejeki itu dari
tokoh masyarakat, sikap pemerintah orde lama
Tuhan, atau banyak anak banyak rejeki, ide tentang
yang pada dasarnya bersifat “pro natalis” (dalam
pembatasan kelahiran tidak hanya sulit untuk diterima,
pengertian sempit) merupakan hambatan besar.
tetapi juga dianggap bertentangan dengan nilai-nili
Sebagaimana
tradisional yang mereka percayai itu. Dalam kerangka
dan
sejahtera
juga
diketahui,
undang-undang
pada
adanya
zaman
perangkat
pemerintahan
sosiologis
keagamaan
seperti
inilah
pemerintah
presiden Soekarno yang tidak menguntungkan
mengalami kendala dalam melaksanakan kebijakan
para
pembangunan kependudukan.
pelopor
KB
membuat
gerakan
kependudukan berjalan secara sembunyi dan sangat terbatas.
Akan tetapi, perlu pula dicatat bahwa resistensi kultural keagamaan sementara masyarakat terhadap
Meskipun demikian, dapat dicatat bahwa kendala
Program
Keluarga
Berencana
tidak
semata-mata
terbesar yang dihadapi pemerintah khususnya pada tahap
bersumber dari nilai-nilai yang mereka percayai. Hingga
awal
taraf-taraf tertentu, resistensi itu juga disebabkan oleh
dimulainya
program
Keluarga
Berencana,
sesungguhnya tidak terletak pada soal pendanaan, tenaga,
sikap
atau diverivikasi pemikiran tentang bagaimana norma
Berencana yang terlalu bersemangat dalam menjajakan
Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera dapat diwujudkan
ide-ide tentang pembangunan kependudukan. Demikian
dengan segera. Dengan menelusuri perjalanan gerakan
pula, kendala-kendala psikologis kultural itu juga
Keluarga Berencana hingga tahun 1980-an, dapat
disebabkan
diketahui bahwa kendala terbesar yang di hadapi Program
mengemukakan
Keluarga
Berencana.
Berencana
sesungguhnya
lebih
bersifat
sementara
aktivis
oleh
dan
adanya pemikiran
Tidak
jarang
pelaksana
kekurang dasar
Keluarga
jelasan
tentang
masyarakat
dalam
Keluarga memahami
sosiologis, kultural, dan keagamaan. Dalam konteks
Keluarga Berencana sebagai sebuah gerakan kondomisasi
demikian, sesungguhnya pemerintah mengalami kesulitan
atau pencegahan kehamilan, bukan sebagai suatu upaya
relatif
untuk
untuk membangun Keluarga Bahagia dan Sejahtera,
mengembangkan norma NKKBS dengan Keluarga
dengan pengaturan kelahiran menjadi salah satu unsur
Berencana sebagai ujung tombaknya, mengingat tradisi
utamanya.
sosial
dalam
budaya
mengajak
dan
masyarakat
pemahaman
keagamaan
yang
berkembang. Dalam pandangan orang banyak, Program
3. Program Keluarga Berencana Di Jawa Timur
Keluarga Berencana dengan segala dimensi medis dan pelayanannya ternyata tidak secara otomatis bersesuaian dengan kerangka pemahaman keagamaan masyarakat. Dalam
sejarah
perjalanannya,
Program
A. Dampak
Program
Keluarga
Berencana
Terhadap Pertumbuhan di Jawa Timur Program Keluarga Berencana yang di
Keluarga
laksanakan di Jawa timur telah menghasilkan
Berencana pernah menghadapi kendala-kendala kultural
banyak pencapaian. Dari aspek demografis
dari kalangan masyarakat beragama. Ketika itu, di
dapat dilihat bahwa angka kelahiran total per
kalangan masyarakat beragama masih banyak yang
1000 wanita atau total Fertility Rate (TFR) telah
berpandangan bahwa Program Keluarga Berencana
terjadi penurunan yang cukup berarti. Apabila
1080
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
ditinjau dari tahun 1967-1970 sampai dengan
masyarakat menjadi peserta KB baru terjadi fluktuasi,
1981-1984 telah terlihat penurunan angka
semua itu terjadi Karena jumlah perkiraan permintaan
kelahiran.
angka
masyarakat di setiap Pelita tidak selalu sama. Ditinjau
kelahiran di jawa timur mencapai 4.720 lalu
dari metode pemakaian alat kontrasepsi dibagi menjadi
menyusut menjadi 3.230 pada tahun 1981-1984
dua metode yaitu metode Kontrasepsi Efektif Jangka
dan menjadi 2.223 pada tahun 1994. 7 Hal ini
Panjang (MKE-J) dan metode selain MKEJ. Dengan
dapat menunjukan bahwa tingkat kesadaran
demikian pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap
masyarakat di Jawa Timur terhadap Program
pemakaian alat kontrasepsi diarahkan ke MKEJ. Hal ini
Keluarga Berencana Nasional dari tahun ke
dimaksudkan karena resiko kegagalan relatif rendah dan
tahun semakin meningkat. Sejalan dengan
pada
upaya-upaya yang dilakukan oleh BKKBN
kelestariaannya relatif dapat dipertahankan dan sangat
maupun dari instasi terkait atau unit sektoral
mempengaruhi tingkat fertilitas.
maupun
Pada
tahun
masyarakat
1967-1970
secara
kenyataan
metode
tersebut
diatas
tingkat
terpadu.
Program Keluarga Berencana diperkirakan juga
Keberhasilan Program Keluarga Berencana di
telah memberikan sumbangan terhadap peningkatan usia
Jawa Timur tidak saja bepengaruh terhadap
kawin wanita di Jawa Timur dari tahun ke tahun .
tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan, tetapi
peningkatan usia kawin pertama bagi wanita tidak
juga berdampak positif terhadap perkembangan
terlepas adanya pengertian yang kian meningkat dari
umur harapan hidup masyarakat. Menurut Biro
kalangan generasi muda terhadap gerakan Keluarga
Pusat Statistik terlihat adanya peningkatan umur
Berencana Nasional ini berarti bahwa gerakan KB dari
harapan hidup di Jawa Timur yang dimana
tahun ke tahun terdapat peningkatan kelembagaan di
sebesar 47,8% pada tahun 1970 meningkat
kalangan generasi muda.
menjadi 59,0% pada tahun 1985 dan meningkat kembali pada tahun 1994 menjadi 64,24%.
meskipun
Kesadaran akan keberadaan gerakan Keluarga
Berencana
kenaikan
namun
mengalami
penurunan dalam angka kelahiran. Jumlah penduduk di Jawa Timur pada tahun 1961 sebanyak 21.823.020 jiwa,
berdampak positif bagi pembangunan oleh masyarakat
Pada tahun 1971 sebanyak 25.526.714 jiwa, pada tahun
semakin meningkat, sehingga menumbuhkan pemikiran-
1980 sebanyak 29.188.892 jiwa, pada tahun 1990
pemikiran dari masyarakat bahwa Keluarga Berencana
sebanyak 32.545.400 jiwa dan pada tahun 1994 sebanyak
diperlukan.
33.423 jiwa.
ini
ditandai
hasil-hasilnya
mengalami
yang
Hal
beserta
Jumalah penduduk jawa timur di Jawa Timur
dengan
tumbuhnya
kemandirian masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana Nasional. Yang di ikuti pula perkembangan
PENUTUP
baik tenaga maupun sarana swasta yang melayani peserta
Simpulan
KB dan dan jumlah peserta KB baru oleh jalur swasta
Jawa Timur dijadikan penopang kebijakan
serta jumlah alat kontrasepsi yang diberikan jalur swasta.
Keluarga Berencana Nasional karena Jawa Timur
Jumlah peserta KB aktif juga terpantau mengalami
memiliki jumlah penduduk terbesar dan merupakan
kenaikan dari waktu ke waktu. Selama Pelita I sampai
wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Melalui
Pelita V dalam upaya upaya memenuhi permintaan
Program Keluarga Berencana dengan kebijakan gugur
7
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur. 1995. Seperempat Abad Gerakan Keluarga Berencana Nasional Menuju Pembangunan Keluarga Sejahtera. Surabaya : BKKBN Propinsi Jawa Timur.
gunung, Jawa Tiur mampu menjadi wilayah percontohan bagi daerah daerah lain. Program tersebut berhasil dikarenakan direncanakan tahap demi tahap. Dimulai
1081
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Volume 4, No. 3, Oktober 2016
dengan meyakinkan masyarakat dengan ajakan para
Keluarga berencana untuk kesehatan ibu dan anak dan
pemimpin
untuk
Berencana
diharapkan selain keadaan kesehatan ibu dan anak yang
kemudian
mengajak
memakai
semakin membaik di ikuti juga dengan keadaan ekonomi
mengikuti
Keluarga
masyarakat
untuk
kotrasepsi di tahap berikutnya.
dan pedidikan yang semakin meningkat. Keadaan
Kebijakan-kebijakan dalam program Keluarga
ekonomi dan pendidikan yang meningkat diharapkan
Berencana di Jawa Timur adalah Gugur gugung,
dapat membuat kesejahteraan hidup masyarakat semakin
kebijakan
baik lagi
Pelembagaan,
kebijakan
Keterpaduan,
Kebijakan Kemandirian. Dari program satu ke program
Diharapakan program Keluarga Berencana terus
yang lain selalu mengalami perbaikan dan kemajuan, hal
di
ini juga ditunjang oleh semakin sadarnya masyarakat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, ekonomi dan
akan
pendidikan. Jumlah penduduk yang semakin menigkat
pentingnya
Program
Keluarga
Berencana.
lakukan
karena
rendahnya
penduduk
tingkat
dapat
Kesuksesan program Keluarga Berencana di Jawa Timur
dapat
ditunjukan dengan menurunnya jumlah kelahiran. Selain
masyarakat. Tingkat ekonomi masyarakat yang menurun
itu juga terlihat dari meningkatnya pengguna KB aktif
juga menyebabkan menurunnya standart kesehatan dan
dan pengguna KB baru. Program Keluarga Berencana
pendidikan masyarakat. Pelayanan program keluarga
juga berdampak terhadap angka harapan hidup dari
berencana juga di harapkan semakin menigkat agar
47,8% pada tahun 1970 menjadi 64,24 di Tahun 1994
masyarakat lenih tertarik menikuti program keluarga
Berkat Program Keluarga Berencana yang
menyebabkan
kepadatan
ekonomi
berencana.
dilaksanakan di Jawa Timur, angka kelahiran/fertilitas di Jawa Timur menjadi menurun hingga 50 %. Pada tahun
DAFTAR PUSTAKA
1970 TFR/angka kelahiran di jawa timur masih 4.720,
Buku
maka pada tahun 1994 telah menurun menjadi 2.223. Selain itu program Keluarga Berencana juga menurunkan
Girsang, Laidin. 1979. Indonesia Sejak Orde Baru.
angka kelahiran pada wanita kelompok umur muda.
Jakarta : Yayasan Laita
Peningkatan usia kawin yang meningkat di Jawa Timr
Maryani, Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana Dan
juga
merupakan
hasil
dari
keberhasilan
Program
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info
Keluarga Berencana di Jawa Timur.
Media Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana.
Saran Program Keluarga Berencana adalah program
Jakarta : Salemba Medika
yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia pada
Entjang, Indan. 1986. Pendidikan Kependudukan dan
umumnya dan masyarakat Jawa Timur pada khususnya.
Keluarga Berencana. Bandung : Alumni
Program ini bermanfaat bagi oengen dalian penduduk
Dick, Howard. 1997. Pembangunan Yang Berimbang
juga bermanfaat bagi keselamatan ibu dan bayi.
Jawa Timur Dalam Era Orde Baru. Jakarta :
Disamping itu, dengan adanya Program Keluarga
Gramedia Pustaka Utama
Berencana ini dapat meningkatkan angka harapan hidup
Ricklef. MC. 2012. Sejarah Indonesia Modern 1200-
masyarakat Indonesia. Saya berharap kedapannya
2008. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Program Keluarga Berencana di Indonesia semakin
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1974.
meningkatkan mutu pelaksanaannya.
Simposium Masalah-Masalah Penduduk. Jakarta :
Diharapkan juga program Keluarga Berencana di Indonesia juga dapat semakin banyak mengajak
BKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2010.
masyarakat Indonesia lebih memahami manfaat program 1082
KB Untuk Semua. Jakarta : BKKBN
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur. 1995. Seperempat Abad Gerakan Keluarga Berencana
Nasional
Menuju
Pembangunan
Keluarga Sejahtera. Surabaya : BKKBN Propinsi Jawa Timur Badan Koordinasi Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur. 1990. Dua Dasa Warsa Gerakan Keluarga Berencana Nasional Menuju NKKBS Di Jawa Timur Tahun 1970-1990. Surabaya : BKKBN Propinsi Jawa Timur
Majalah
Majalah Prisma edisi Februari 1982 Majalah Prisma edisi Maret 1988
1083
Volume 4, No. 3, Oktober 2016