Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1), 79-88
ARTIKEL PENELITIAN
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Ibuprofen-Nikotinamida
The Release Of Ibuprofen from Carbomer 940 Gel of Ibuprofen-Nicotinamide Cocrystal Rini Agustin, Novica Sari, Erizal Zaini Keywords: co-crystal, ibuprofennicotinamide, solubility, gel carbomer, release test.
ABSTRACT: Ibuprofen (2-(4-isobutylphenyl) propionic acid) is a propionic acid derivate and classified in class II of biopharmaceutic classification system (BSC) which has low solubility high permeability. One of methods to increase its solubility is co-crystalization. As Ibuprofen can used in topical application for rheumatoid arthritis, a study about formulation and release of ibuprofennicotinamide co-crystal in carbomer gel had been conducted. Co-crystal was obtained from a dissolve method, which ibuprofen and nicotinamida were mixed with equimol composition (1:1). Gel consisted of two formulas with the same amount of ibuprofen (5%). The first formula was gel co-crystal ibuprofen-nicotinamide and the second formula was pure ibuprofen. The basis used was carbormer 940. The release test was done using the horizontal type of Franz diffusion cell and measured using HPLC (High Performance Liquid Chromatography) with mobile phase of methanol: aquabidest (80:20) pH 3.5 with orthophosphate acid. The results showed both formulas were not stable in homogeneity aspect for several storage days. Separation was occurred at low and high temperatures. The result of release profiles at the 120th minutes was 4.4793 % and 4.4293 % and the release efficiencies were 3.8891 and 3.8612. The statistic analysis showed that release efficiencies of both formulas were not significantly different (p>0.05) using One-Way ANOVA test (SPSS 17.0). In a conclusion, the process of making gel of co-crystal ibuprofen-nicotinamide did not influenced ibuprofen release in gel preparation.
ABSTRAK: Ibuprofen (2-(4-isobutilfenil) propionat) adalah turunan asam propionat dan diklasifikasikan dalam kelas II dari biopharmaceutic classification systems (BCS) yang memiliki kelarutan rendah permeabilitas tinggi. Salah satu metode untuk meningkatkan kelarutan adalah co-kristalisasi. Ibuprofen dapat digunakan dalam aplikasi topikal untuk rheumatoid arthrisi, sehingga telah dilakukan sebuah studi tentang formulasi dan pelepasan kokristal ibuprofen-nikotinamida dari gel karbomer 940. Kokristal diperoleh dari metode penguapan pelarut dengan komposisi equimol (1:1). Gel terdiri dari dua formula dengan jumlah ibuprofen yang sama (5%). Formula pertama adalah gel kokristal ibuprofen-nicotinamida dan Formula dua adalah gel ibuprofen murni. Basis digunakan adalah carbormer 940. Uji pelepasan dilakukan dengan menggunakan sel difusi Franz jenis horizontal dan diukur menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dengan fase gerak metanol:aquabidest (80:20) pH 3,5 dengan asam ortofosfat. Hasil penelitian menunjukkan kedua formula tidak stabil dalam aspek homogenitas selama beberapa hari penyimpanan. Pemisahan terjadi pada suhu rendah dan tinggi. Hasil profil pelepasan pada menit ke-120 adalah 4,4793% dan 4,4293% dan efisiensi pelepasan 3,8891 dan 3,8612. Analisis statistik menunjukkan bahwa efisiensi pelepasan kedua formula tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan menggunakan One-Way ANOVA (SPSS 17.0). Pembentukan kokristal ibuprofen-nicotinamida ternyata tidak mempengaruhi pelepasan ibuprofen dari sediaan gel walaupun dapat meningkatkan kelarutan ibuprofen. Fakultas Farmasi, Universitas Andalas Kata kunci: kokristal, ibuprofennicotinamida, kelarutan, gel karbomer, uji pelepasan.
Korespondensi: Rini Agustin (
[email protected]) Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
79
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
PENDAHULUAN
| Agustin dkk.
ikatan non kovalen dengan senyawa lain, yaitu gugus piridin dan gugus amina. Dua
Ibuprofen
merupakan
derivat
asam
gugus ini dapat membentuk ikatan hidrogen
propionat yang diperkenalkan pertama kali
dengan senyawa yang memiliki gugus
di banyak negara. Obat ini adalah golongan
asam karboksilat seperti ibuprofen, asam
NSAID dengan sifat analgesik dan antipiretik.
mandelat, dan teofilin (5).
Ibuprofen digunakan dalam manajemen
Pembuatan
kokristal
ibuprofen-
nyeri ringan hingga sedang dan peradangan
nikotinamida ini telah dilakukan oleh beberapa
(1, 2).
peneliti dan menunjukan laju disolusi yang
Kelarutan ibuprofen adalah praktis tidak
lebih baik dibandingkan ibuprofen murni
larut dalam air; mudah larut dalam aseton,
(6,7). Pengolahan produk antara (kokristal
diklormetan, kloroform dan metanol; sukar
ibuprofen-nikotinamida)
larut dalam etil asetat. Ibuprofen memiliki
jadi
titik lebur 75-78ºC (3). Kelarutan merupakan
nikotinamida juga telah dilakukan. Hasil
salah satu sifat fisikokimia senyawa obat
penelitiannya menunjukan bahwa semua
yang penting dalam meramalkan derajat
tablet memenuhi persyaratan tablet yang
absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-
baik menurut Farmakope Indonesia yaitu
obat dengan kelarutan kecil dalam air
dari segi keseragaman bobot, kekerasan,
seringkali menunjukan ketersediaan hayati
kerapuhan, keseragaman kandungan, dan
rendah dan kecepatan disolusi merupakan
waktu hancur (8).
tahap penentu (rate limiting step) pada proses absorpsi obat (4).
berupa
tablet
menjadi
kokristal
produk
ibuprofen-
Namun, pada pemakaian oral ibuprofen sering menimbulkan efek samping yang
Berbagai metode untuk meningkatkan
tidak diinginkan seperti tukak lambung yang
kelarutan dan laju disolusi obat telah banyak
kadang-kadang disertai anemia sekunder
dilaporkan seperti pembuatan dispersi padat,
akibat pendarahan saluran cerna. Oleh
pembentukan prodrug, kompleks inklusi obat
karena
dengan pembawa, dan modifikasi senyawa
samping
menjadi bentuk garam dan solvat. Salah
obat yang terlokalisir pada tempat kerjanya,
satu metode yang telah dikembangkan
maka produk antara (kokristal ibuprofen-
dalam bidang ilmu bahan dan rekayasa
nikotinamida) ini dikembangkan menjadi
kristal untuk meningkatkan laju pelarutan
sediaan transdemal dalam bentuk gel.
dan ketersediaan hayati obat-obat yang
itu,
untuk
serta
meminimalkan
memperoleh
efek
konsentrasi
Sediaan transdermal merupakan sistem
sukar larut adalah teknik kokristalisasi untuk
penghantaran
obat
menghasilkan kokristal (senyawa molekular)
kulit
tempat
dengan sifat-sifat fisika dan fisikokimia yang
berdasarkan
lebih unggul obat (4).
zat aktif dan memasuki sirkulasi darah
sebagai
yang
menggunakan
pemasukan
mekanisme
difusi
obat pasif
Pembentuk kokristal (cocrystal former)
memberikan efek sistemik (9). Berdasarkan
yang digunakan nikotinamida (vitamin B3)
latar belakang diatas, diharapkan kokristal
yang bersifat inert dan memiliki toksisitas
ibuprofen-nikotinamida
yang rendah. Nikotinamida memiliki dua
menjadi sediaan jadi yaitu dalam bentuk gel
bonding
dan memiliki pelepasan yang lebih bagus
80
sites
yang
dapat
membentuk
bisa
diformulasi
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
dari pada sediaan gel ibuprofen murni.
| Agustin dkk.
karbomer 940 (CV. Cipta Anugrah Bakti Mandiri), trietanolamin (CV. Cipta Anugrah
METODE PENELITIAN
Bakti Mandiri), propilen glikol (Kimia Farma), Nipagin (PT. Brataco), Tween 80 (PT.
Alat dan Bahan Alat-alat gelas
Brataco), membran selulosa asetat pori 0,45
yang digunakan:
standar
laboratorium,
peralatan timbangan
digital (Shimadzu-AUX 220), HPLC (High Performance (Shimadzu stopwatch,
Liquid LC-20AD),
µm. Pelaksanaan Penelitian
Chromatography) magnetic
stirer,
Pembuatan Kokristal Ibuprofen-Nikotinamida
mortir, stamfer, pot salep,
Ibuprofen dan nikotinamida dicampur
inkubator, oven, pH meter, jangka sorong,
dengan komposisi
1:1 mol. Kemudian,
viskometer stormer, dan sel difusi franz.
dilarutkan di dalam etanol 96% sebanyak
Bahan-bahan yang digunakan adalah
200 mL hingga semua larut sempurna dan
ibuprofen (Kimia Farma), nikotinamida (Kimia
pelarut dibiarkan menguap pada suhu kamar.
Farma), etanol 96% (PT. Brataco), metanol (Mitra Sasindo), asam orthophosphat, kalium
Perhitungan Perolehan Kembali Ibuprofen
dihidrogen fosfat (KH2PO4) (PT. Brataco),
dalam Kokristal
natrium hidroksida (NaOH) (PT. Brataco),
Perhitungan perolehan kembali dimulai
Gambar 1. Penentuan waktu retensi ibuprofen dengan fase gerak metanol : aquabidest (80:20) pH 3,5 dengan asam orthophosphat.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
81
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
| Agustin dkk.
Tabel 1. Formula gel ibuprofen Bahan
F1 (%)
F2 (%)
Kokrisal ibuprofen-nikotinamida 7,959
-
setara dengan 5% ibuprofen -
5
Karbomer 940
1,5
1,5
Trietanolamin
4,4
3,2
Propilen glikol
15
15
Tween 80
8
8
Nipagin
0,1
0,1
Aquadest (g) ad
100
100
Ibuprofen
Dimana: F1= gel mengandung kokristal ibuprofen - nikotinamida F2 = gel mengandung ibuprofen murni
dengan pembuatan larutan induk ibuprofen
luas areanya dengan HPLC. Konsentrasi
dengan konsentrasi 1000 ppm. Kemudian,
ibuprofen dalam kokristal ditentukan dengan
larutan ini diencerkan menjadi 200 ppm
menyelesaikan persamaan regresi dari kurva
untuk menentukan waktu retensi ibuprofen.
kalibrasi ibuprofen.
Penentuan waktu retensi menggunakan HPLC dengan fase gerak metanol:aquabidest (80:20) pH 3,5 dengan asam orthophosphat. Setelah
diketahui
waktu
Pemeriksaan Kadar Ibuprofen dalam Gel Sejumlah 0,5 g sediaan gel yang setara
retensi
dengan 25 mg ibuprofen, dilarutkan dengan
ibuprofen, dibuat kurva kalibrasi ibuprofen
metanol dalam labu ukur 25 mL, diperoleh
menggunakan HPLC. Ibuprofen dilarutkan
konsentrasi ibuprofen dalam larutan 1000
kedalam metanol dan dibuat beberapa seri
ppm. Kemudian, larutan ini dipipet 2 mL ke
konsentrasi bertingkat yaitu; 160, 180, 200,
dalam labu 10 mL dicukupkan hingga tanda
220 dan 240 ppm. Kemudian, luas areanya
batas dengan metanol, diperoleh konsentrasi
ditentukan menggunakan HPLC dengan
200 ppm. Selanjutnya, luas area sampel
fase gerak metanol:aquabidest (80:20) pH
ditentukan dengan HPLC menggunakan fase
3,5 dengan asam orthophosphat.
gerak metanol : aquabidest (80:20) pH 3,5
Penetapan kadar perolehan kembali
dengan asam orthophosphat. Konsentrasi
sampel di dalam kokristal dilakukan dengan
ibuprofen dalam sediaan gel didapat dengan
menimbang kokristal setara dengan 25 mg
menyelesaikan persamaan regresi dari kurva
ibuprofen kemudian dilarutkan dalam metanol
kalibrasi ibuprofen.
pada labu ukur 25 mL hingga tanda batas, sehingga didapatkan konsentrasi 1000 ppm. Dibuat pengenceran 100 ppm dan ditentukan
82
Uji Pelepasan Secara In Vitro Uji pelepasan dilakukan menggunakan
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
| Agustin dkk.
Tabel 1. Evaluasi gel ibuprofen Evaluasi
F1
F2
Setengah padat agak
Setengah padat, berbau
encer, berbau khas, dan
khas, dan putih buram
Organoleptis
putih buram 6,70± 0,14
6,48± 0,09
1,33
1,15
Tidak mengiritasi
Tidak mengiritasi
Homogenitas
Tidak homogen pada
Tidak homogen pada
Stabilitas Fisik
minggu ke-3
minggu ke-3
Memisah
Memisah
pH Daya Sebar (cm2) Uji iritasi
Dimana: F1= gel mengandung kokristal ibuprofen - nikotinamida F2 = gel mengandung ibuprofen murni sel difusi Franz. Kompartemen reseptor
3,5 dengan asam orthophosphat.
diisi dengan dapar fosfat pH 7,4 dan dijaga suhunya 37 ± 0,5°C, serta diaduk dengan stirer
dengan
kecepatan
yang
HASIL DAN DISKUSI
sama.
Kemudian, membran selulosa asetat pori
Perhitungan perolehan kembali ibuprofen
0,45 µm diletakkan di antara kompartemen
dalam kokristal
donor dan kompartemen reseptor. Sampel 0,5
Sebelum menentukan kadar ibuprofen
g diaplikasikan pada permukaan membran.
dalam kokristal, terlebih dahulu dilakukan
Kemudian sampel diambil sebanyak 0,5 mL
optimasi fase gerak yang akan digunakan.
pada menit ke-5, 10, 15, 30, 45, 60, 75, 90,
Optimasi fase gerak ini, dapat dilihat dari
105, dan 120 dari kompartemen reseptor
waktu retensi yang dihasilkan, linearitas,
menggunakan
segera
akurasi, dan persisi (9). Waktu retensi
digantikan dengan dapar fosfat pH 7,4
ibuprofen yang diperoleh adalah 7,966
sejumlah volume yang sama. Setelah itu,
menit.
sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0
memisahkan ibuprofen dengan baik, dan
mL dicukupkan dengan dapar fosfat. Luas
bukan merupakan fase gerak yang cocok
area ditentukan dengan HPLC menggunakan
untuk memisahkan nikotinamida.
pipet
mikro
dan
fase gerak metanol:aquabidest (80:20) pH
Fase gerak ini hanya mampu
Dari beberapa konsentrasi seri larutan
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
83
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
| Agustin dkk.
yang dibuat, didapat persamaan regresi
formula menunjukkan hasil yang stabil dari
ibuprofen
segi organoleptis dalam setiap minggunya.
yaitu
y=1573,9x-10468
dan
nilai r=0,999. Syarat dari suatu metode uji
Sediaan
terlihat
buram
karena
gel
mempunyai linearitas yang baik jika nilai r
mengandung partikel-partikel dengan ukuran
mendekati satu (9). Dari persamaan regresi
koloid yang dapat menyebarkan cahaya
tersebut terlihat bahwa antara konsentrasi
sehingga tampak keruh. (10).
dengan luas area terdapat hubungan yang linear.
Pemeriksaan
homogenitas
dilakukan
selama empat minggu penyimpanan. Hasil
Dari data kurva kalibrasi dapat dihitung
menunjukkan
homogenitas
yang
stabil
nilai LOD (batas deteksi) dan LOQ (batas
hingga minggu ke-2, sedangkan minggu
kuantitasi). Nilai LOD yang diperoleh adalah
ke-3 dan ke-4 kedua formula tidak homogen
4,08 µg/mL dan nilai LOQ yang diperoleh
lagi sama-sama mengalami
adalah 13,60 µg/mL. Hasil uji penetapan
pengkristalan kembali. Hal ini terjadi karena
perolehan kembali ibuprofen dalam kokristal
kondisi lewat jenuh dari ibuprofen, jumlah
ibuprofen-nikotinamida adalah 101,73%.
pelarut yang tersedia tidak cukup untuk
Pemeriksaan
organoleptis
sediaan
mengalami
mempertahankan kondisi jenuh ibuprofen
dilakukan selama 4 minggu penyimpanan
selama
secara visual. Pengamatan dilakukan tiap
pengkristalan. Jumlah pelarut ini berkurang
minggu meliputi bentuk, warna, dan bau.
karena adanya sifat dari gel yaitu mengalami
Bentuk sediaan berupa setengah padat,
pemisahan atau sineresis. Jika gel didiamkan
tetapi gel dengan bahan aktif kokristal lebih
beberapa saat maka gel seringkali mengerut,
agak encer dibandingkan gel ibuprofen
sebagian cairannya terperas keluar sehingga
murni. Untuk warna sediaan, F1 berwarna
terjadi perubahan kelarutan dari bahan-
putih buram sedangkan F2 berwarna putih
bahan yang ada di dalam gel.
susu. Kedua formula memiliki bau yang sama, yaitu berbau khas. Masing-masing
penyimpanan
sehingga
terjadi
Uji daya menyebar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan sediaan untuk
Gambar 2. Perubahan viskositas gel ibuprofen selama 4 minggu penyimpanan.
84
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
| Agustin dkk.
menyebar di atas permukaan kulit saat
24 jam (12). Pengujian ini bertujuan untuk
pemakaian.
dilakukan
melihat adanya reaksi iritasi yang tidak
secara manual dengan prinsip menghitung
diinginkan saat pemakaian pada kulit. Dari
pertambahan luas yang diberikan oleh
pengujian
sediaan pada waktu tertentu apabila diberi
bahwa tidak ada reaksi iritasi yang terjadi
beban dengan berat tertentu (Voigt, 1994).
pada setiap sukarelawan. Hal ini karena pH
Pengerjaan secara manual ini disebut juga
sediaan memiliki pH yang mendekati pH
dengan cara ekstensiometer. Pemeriksaan
fisiologis kulit, sehingga tidak menimbulkan
dengan cara ekstensiometer ini memiliki
reaksi negatif pada kulit.
keuntungan
Pemeriksaan
lebih
ini
sederhana
dalam
yang
dilakukan
menunjukkan
Pengujian viskositas sediaan dilakukan
pengerjaan, tidak membutuhkan banyak
menggunakan
alat. Sedangkan kelemahannya yaitu dari
dengan
segi data-data yang dihasilkan bukanlah
viskositas ini bertujuan untuk menentukan
data yang absolut karena tidak ada literatur
kestabilan sediaan, penyebaran sediaan
yang menyatakan nilai pastinya. Formula
saat dioleskan, dan kemudahan pengeluaran
dari
ibuprofen-nikotinamida
sediaan dari tube. Dari hasil yang didapatkan
memiliki daya sebar lebih tinggi dari pada
terlihat bahwa sifat aliran yang didapatkan
gel ibuprofen murni. Data tersebut tidak
adalah
dapat dijadikan tolak ukur yang pasti,
turun berada dibagian kiri kurva naik. Hal
karena tidak ada literatur yang menyatakan
ini menunjukkan bahwa kedua sediaan
angka pertambahan luas yang pasti untuk
mempunyai konsistensi yang lebih rendah
menentukan baik tidaknya daya menyebar
pada setiap harga kecepatan putar pada
suatu sediaan (11).
kurva turun dibandingkan kurva naik, karena
kokristal
alat
beban
aliran
viskometer 200-400.
tiksotropi
stormer Pengujian
karena
kurva
Uji terhadap iritasi kulit dilakukan dengan
adanya pemecahan struktur yang tidak
metoda uji tempel tertutup pada lengan atas
terbentuk kembali dengan segera jika beban
bagian dalam dengan diameter 2 cm selama
dihilangkan atau dikurangi (13).
Gambar 3. Profil pelepasan ibuprofen pada masing-masing formula Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
85
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
| Agustin dkk.
Kedua formula memiliki viskositas yang
sediaan umumnya stabil selama 6 siklus.
berbeda. Viskositas gel ibuprofen murni
Namun, terjadi peningkatan pH pada siklus
lebih tinggi dibandingkan viskositas gel
ke-2 saat penyimpanan pada suhu rendah
kokristal ibuprofen-nikotinamida. Viskositas
(4±2ºC) maupun suhu kamar (29±2ºC). Hal
kedua formula tidak stabil selama 4 minggu
ini mungkin disebabkan oleh kesalahan alat
penyimpanan. Nilai viskositas F1 mengalami
yang digunakan. Alat tersebut digunakan
peningkatan dan penurunan, sedangkan
bersama sehingga tidak bisa memastikan
F2 mengalami peningkatan, tetapi dalam
kestabilan dari alat.
rentang yang tidak terlalu jauh.
Homogenitas sediaan tidak stabil selama
Sifat alir sediaan sampai minggu ke-2
penyimpanan pada suhu rendah (4±2ºC),
tetap dalam keadaan plastis thiksotropi,
suhu kamar (29±2ºC), dan suhu tinggi
kurva turun berada di sebelah kiri kurva
(40±2ºC). Sama dengan uji homogenitas
naik. Perubahan aliran terjadi pada minggu
sediaan, yaitu mengalami pengkristalan
ke-3 untuk F1, minggu ke-3 dan ke-4 untuk
kembali kecuali untuk formula dari kokristal
F2. Aliran yang terbentuk plastis saja yaitu
ibuprofen-nikotinamida
tidak melewati titik nol, kurva naik dan kurva
pada suhu rendah (4±2ºC) dan suhu tinggi
turunnya berhimpit. Konsistensi pada setiap
(40±2ºC) menunjukkan kestabilan selama 6
harga kecepatan putar kurva naik dan kurva
siklus.
turun sama, dan menunjukkan bahwa sifat alir tidak dipengaruhi waktu. Pengujian
yang
disimpan
Kedua formula sama-sama mengalami pemisahan pada suhu rendah (4±2ºC) dan
sediaan
suhu tinggi (40±2ºC). Gel kokristal ibuprofen-
freeze
nikotinamida mulai memisah pada suhu
thaw dengan suhu penyimpanan yang
tinggi (40±2ºC) siklus IV dan berlanjut pada
berbeda dalam interval waktu tertentu untuk
suhu dingin (4±2ºC)
mempercepat terjadinya perubahan yang
Sedangkan gel ibuprofen murni hanya
biasa terjadi pada kondisi normal sehingga
memisah pada suhu tinggi (40±2ºC) dimulai
sediaan
yang
dari siklus III. Gel yang disimpan pada suhu
bervariasi dari stress statis. Pengujian ini
kamar (29±2ºC) tidak menunjukkan adanya
dilakukan pada gel ibuprofen yang disimpan
pemisahan. Perubahan suhu mengakibatkan
pada suhu (4±2ºC) selama 2 hari lalu
pemisahan cepat terjadi.
dilakukan
stabilitas
fisik
menggunakan
akan
metode
mengalami
stress
sampai akhir siklus.
dipindahkan pada suhu (40±2ºC) selama 2
Hal-hal yang menyebabkan pemisahan
hari juga. Perlakuan ini disebut satu siklus,
yaitu; karena struktur serat gel yang terus
dilakukan sebanyak 6 siklus selama 24 hari.
mengeras dan akhirnya mengakibatkan air
Selain itu, juga dibuat kontrol yang diletakkan
terperas keluar (13), pengkerutan struktur
pada suhu kamar (29±2ºC).
gel
yang
menyebabkan
kemampuan
Dari pengamatan yang dilakukan pada
mengikat air berkurang, perubahan suhu
berbagai suhu penyimpanan yaitu suhu
yang meningkatkan kemungkinan terjadinya
rendah (4±2ºC), suhu kamar (29±2ºC),
pemisahan karena air cenderung keluar
dan suhu tinggi (40±2ºC), terlihat bahwa
dari gel, dan karena penurunan konsentrasi
gel stabil secara organoleptis, tidak terjadi
polimer selama penyimpanan.
perubahan warna, bentuk, dan bau. pH
86
Penetapan
perolehan
kembali
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
ibuprofen dalam sediaan gel dilakukan
konsentrasi
menggunakan alat HPLC (High Performance
penerima.
Liquid
Chromatography),
fase
gerak
| Agustin dkk.
ibuprofen Sehingga
dalam pada
ibuprofen
asam orthophosphat menggunakan pelarut
ibuprofen yang sebenarnya.
mengetahui
diperoleh
konsentrasi
Hasil persentase pelepasan zat aktif dari kedua formula menunjukkan hasil yang
batas spesifikasi uji perolehan kembali
hampir sama, berturut-turut yaitu 4,4793 %
atau tidak. Persentase perolehan kembali
dan 4,4293 % pada menit ke-120. Begitu
dinyatakan sebagai rasio antara hasil kadar
juga
yang diperoleh dengan hasil kadar yang
Efisiensi pelepasan untuk F1 dan F2 yaitu
sebenarnya. Hasil yang didapat untuk gel
3,89±0,12 dan 3,86±0,02. Hasil persentase
kokristal ibuprofen-nikotinamida yaitu 96,44 ±
dan efisiensi pelepasan terlihat bahwa F1
3,27%, sedangkan gel ibuprofen murni yaitu
(kokristal ibuprofen-nikotinamida) memiliki
103,86 ± 1,78 %. Persen perolehan kembali
persentase dan efisiensi pelepasan lebih
gel ibuprofen murni lebih tinggi dari pada gel
besar sedikit dari pada F2 (ibuprofen
dari kokristal ibuprofen-nikotinamida.
murni). Namun, perbedaan keduanya tidak
pelepasan
sediaan
dan
memenuhi
Uji
apakah
perhitungan
kadar diperlukan faktor koreksi konsentrasi
metanol:aquabidest (80:20) pH 3,5 dengan metanol. Pengujian ini dilakukan untuk
cairan
zat
aktif
ibuprofen
dilakukan menggunakan alat sel Franz tipe
dengan
efisiensi
pelepasannya.
signifikan. Pelepasan
obat
dari
pembawa
horizontal. Tipe horizontal digunakan untuk
tergantung kepada sifat fisikokimia obat.
sediaan transdermal, sedangkan tipe vertikal
Dimana, partikel obat harus berada dalam
digunakan untuk sediaan topikal. Prinsip
keadaan terlarut agar dapat berdifusi dan
kerja dari sel difusi Franz adalah dengan
terlepas dari pembawa. Semakin larut zat
meletakkan membran semi permeabel di
aktif dalam pembawa, semakin cepat proses
antara kompartemen donor dan reseptor,
difusinya.
kemudian senyawa-senyawa yang masuk
Kokristal
ibuprofen
-
nikotinamida
ke dalam cairan reseptor diukur kadarnya
terbukti meningkatkan kelarutan ibuprofen
menggunakan HPLC (High Performance
di dalam air. Namun, pada penelitian ini
gerak
tidak dapat meningkatkan pelepasan zat
metanol:aquabidest (80:20) pH 3,5 dengan
aktif dari pembawa. Hal ini diduga karena
asam orthophosphat.
pengkristalan
Liquid
Cromatography),
fase
kembali
zat
aktif
dalam
Uji pelepasan dari kedua formula
pembawa selama penyimpanan. Sehingga
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan
zat aktif berada dalam keadaan tidak terlarut,
masing-masing
mg
tidak dapat menembus membran dan kristal
ibuprofen. Pengambilan sampel dilakukan
yang terbentuk dapat menutupi pori-pori
pada menit ke-5, 10, 15, 30, 45, 60, 75, 90,
membran. Hal ini menyebabkan pelepasan
105, dan 120 dari cairan penerima. Setiap
zat aktif dari pembawa dipengaruhi.
setara
dengan
25
pengambilan 0,5 mL selalu diganti dengan
Selain itu, sifat bahan pembawa juga
cairan penerima dengan volume yang sama
mempengaruhi. Semakin tinggi konsentrasi
untuk menjaga agar konsentrasi selalu
bahan pembawa berarti semakin kuat afinitas
rendah, akibatnya akan terjadi penurunan
pembawa terhadap zat aktif, sehingga zat
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
87
Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer 940 Kokristal Iburofen...
aktif sukar dilepaskan. Pada formula ini
| Agustin dkk.
KESIMPULAN
pembawa digunakan dalam konsentrasi yang tinggi, namun dalam jumlah sama untuk
1. Gel kokristal ibuprofen-nikotinamida dan
kedua formula, sehingga pengaruh pembawa
gel ibuprofen murni memiliki homogenitas
terhadap pelepasan tidak mempengaruhi.
yang tidak stabil selama penyimpanan,
Hasil analisa efisiensi pelepasan zat aktif
kedua formula sama-sama mengalami
pada kedua formula diolah sesecara statistik menggunakan anova satu arah pada program
pengkristalan kembali. 2.
Pembuatan
kokristal
ibuprofen-
SPSS 17. Hasil perhitungan menunjukan
nikotinamida tidak dapat meningkatkan
nilai F hitung = 0,118 dengan Sig. = 0,749. Ini
laju pelepasan pada sediaan gel, karena
berarti Ho diterima dan menunjukkan hasil
memiliki pelepasan yang hampir sama
efisiensi pelepasan ibuprofen tidak berbeda
dengan gel ibuprofen murni.
secara nyata (p>0,05) . DAFTAR PUSTAKA 1. Anderson, PO., James, EK., & William
Kokristal Ibiprofen-Nikotinamid dengan
G. T. (2002). Handbook of Clinical Drug
Metode Solid State Grinding. (Skripsi).
Data (10th ed). USA: McGraw-Hill
Padang: Universitas Andalas.
Companies.
8. Pratiwi, W. (2013). Preparasi Tablet
2. Sweetman, SC., (2009). Martindale:
Kokristal Ibuprofen-Nikotinamida dan
the complete drug reference (Edisi 36).
Evaluasi Laju Disolusinya. (Skripsi).
London: Pharmaceutical Press.
Padang: Universitas Andalas
3. Departemen
Kesehatan
Indonesia.
(1995).
Republik Farmakope
9. Harmita.
(2004).
Pelaksanaan
Validasi
Petunjuk Metode
dan
Indonesia (Edisi IV). Jakarta. Depkes
Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu
RI.
Kefarmasian, 1(3), 117-135.
4. Zaini, E., Auzal H., S.N. Soewandhi, &
10. Agustin, R., Agoes, G., & T., Susanti.
D. Setyawan. (2011). Peningkatan laju
(2007).
pelarutan trimetoprim melalui metode
Siklodekstrin
kokristalisasi
Perkutan Piroksikam. Jurnal Farmasi
dengan
nikotinamida.
Jurnal Farmasi Indonesia, 5(4), 195204. 5. Wouters,
&
Luc
Q.,
(2011).
Pengaruh Terhadap
Komplek Penetrasi
Indonesia, 3(3), 111-118. 11. Ansel,
J.,
Studi
H.
C.
(2005).
Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi (Edisi IV).
Pharmaceutical Salts and Cocrystals.
Penerjemah:
London: RSC Drug Discovery.
Press.
F. Ibrahim. Jakarta: UI
6. Fernandes, R. D. (2012). Pembuatan
12. Lachman, L., H. A. Lieberman, & J. L.
Kokristal Ibuprofen dan Nikotinamida
Kang. (1994). The Theory & Practice
dengan Metode Pemanasan Tertutup.
of Industrial Pharmacy (2nd Edition).
(Skripsi). Padang: Universitas Andalas.
Philadelphia: Lea & Febringer.
7. Firnandes,
88
O.
(2012).
Pembuatan
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014