12/40790.pdf
TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
BU
KA
APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOCK PADA
PEMELIHARAAN BE NIH IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
TA S
TE R
TAPM Dia,jukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Sains dalam IImu Kelautan
Bidang Minat Manajemen Perikanan
ER SI
Disusun Oleh :
NIM.015584493
U
N IV
FRANSISKA MAHARANI SURYANINGRUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2012
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
ABSTRAI{ Aplikasi Teknologi Bioflok Pada PemeHharaan Bed Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Fransiska Maharani Suryaningrum Universitas Terbuka
[email protected]
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
Pakan merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan. Akan tetapi sebagian pakan yang diberikan hanya 25% yang dikonversi sebagai basil produksi dan yang lainnya terbuang sebagai limbah (62% berupa bahan terlamt dan 13% berupa partikel terendap). Hal ini berdampak secara signifikan terhadap degradasi kualitas air pada badan penerima atau perairan. Dampak ekologi yang ditimbulkan dari buangan ini adalah teIjadinya pengkayaan nutrien (eutrofikasr), perubahan pola rantai dan jaring makanan, dan meningkatnya tingkat kebutuhan oksigen. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keragaan bioflok berkaitan dengan Feeding Rate (FR) dalam rangka menyusun teknologi bioflok yang optimal. Hal ini untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan benih ikan nila intensif yang efektif dan produktif serta menentukan FR yang optimal bagi pembentukanbioflok sebagai sumber protein dalam upaya efisiensi pakan dan meningkatkan sintasan serta pertumbuhan benih ikan nila. Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksperimental dilakukan untuk menjawab hipotesis bahwa terdapat pengaruh nyata pengurangan FR terhadap Survival Rate (SR) dan pertumbuhan ikan nila yang dipelihara dengan sistem bioflok. Subyek penelitian ini adalah aplikasi penggunaan teknologi bioflok pada pemeliharaan benib ikan nila. Sampel penelitian dibagi dengan cara pemberian FR berbeda dengan tiga perlakuan dan satu kontrol tanpa perlakuan bioflok. Perlakuan pertama (A) FR 30% tanpa perlakuan bioflok (kontrol), perlakuan kedua (B) ) FR 30 % dengan perlakuan biofiok, perlakuan ketiga (C) FR 15% dengan perlakuan bioflok, perlakuan keempat (D) FR 5% dengan perlakuan bioflok. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengurangan FR pada pemeliharaan benih ikan berpengaruh sangat nyata (p
Kata kund: Aplikasi Bio11ok, Feeding Rllte, Survivlll Rille
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
ABSTRACT
Bioflock Technology Application in Raising Tilapia Seed
(Oreochl'Omis niloticus) Fransiska Maharani Soryaningrum Universitas Terbuka
[email protected]
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
Feeding is an input of aquaculture production that determines the growth rate of fish. However, most of the feeding provided in aquaculture is converted only 25% as a production result and the rest is wasted (62% as dissolved material and 13% as deposited particles). This significantly affects the degradation of water quality in the receiving agency or waters. Ecological impacts arising from this waste is the occurrence of nutrient enrichment (eutrophication). changing patterns of chains and food webs. and the increasing level of oxygen demand. The objective of this research is to identify bioflock characteristic related to the Feeding Rate (FR) in order to construct an optimal bioflock technology. This is to support the creation of intensive tilapia seed nursery technology in an effective and productive way to bid food efficiency and to increase the Survival Rate (SR) and the growth oftilapia seed. This study is designed as an experimental research conducted to answer the hypothesis that states there is a real effect of reducing feeding rate towards the survival and the growth of tilapia raised by bioflock system. The subject of this study is the application of bioflock technology in raising tilapia seed. The sample is divided by providing different feeding rate with three treatments and one control without treatment. The first treatment (A) is the treatment of 30 % FR without bioflock treatment (Control). The second treatments (B) is the treatment of 30010 FR with bioflock treatment. The third treatment (C) is the treatment of 15% FR with bioflock treatment. The fourth treatment is the treatment of 5% FR with bioflock treatment. The results of statistical analysis show that the reduction of FR on the raising of fish seed has very significant influence (P <0.01) towards the weight and the SR. It is because the value of F Calculating Treatment towards the gaining weight of Calculating treatment = 11.111 which is greater than that of the value of F table towards the SR of tilapia seed preserved by bioflock system for the value of F Calculating treatment = 12.930 which is greater than that of the value of F table. Hence. it is decided to accept Hi and to reject Ho that means there is a significant effect of reducing feeding rate, the growing weight and the SR in tilapia seed raised by bioflock system. The use of bioflock application by providing different FR significantly influences the growth and the SR of tilapia. The treatment of 15% FR with bioflock treatment indicates the best result in the effort of food efficiency, the growing weight and the SR. It is followed by the treatment of 30% FR with bioflock treatment then the treatment of 5% with bioflock treatment. The last is the treatment of 30% FR without bioflock treatment.
Keywords: Bioflock Application, Feeding Rate, Survival Rate
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KELAUTAN
BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN
PERNYATAAN
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
TAPM yang berjudul "Aplikasi Teknologi Bioflok Pada Pemeliharaan Ikan Nita
(Oreochromis niloticus)" adalah basil karya sendiri, dan seluruh sumber yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Apabila di kemudian hari temyata ditemukan
adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia
menerima sanksi akademik.
Jakarta. 31 Juli 2012 Yang Menyatakan,
METERAI
U
N
TEMP!YJ
""f6..."""""
(Fransiska S) NIM.O 15584493
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
LEMBAR PERSETUJUAN TAPM
Judul TAPM
Aplikasi Teknologi Bioflock Pada Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Penyusun T APM
Fransiska Maharani Suryaningrum 015584493
Program studi
Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan
HariiTanggal
Sabtu/16 Juni 2012
TE R
BU
KA
NIM
Menyetujui : Pembimbing I,
SI
TA
S
Pembimbing II,
Dr. Nuraini Soleiman, M.Ed
IV ER
Dr.Ir. Edward Danakusumah, M.Sc NIP ................................... .
U
N
NIP ................................... .
Mengetahui,
Ketua Bidang Ilmu I j~ Direktur P Program Magister Ilmu Kelautan :~ ,1~XAN {)4~ Bidan~ajemen P;-ri apan - . : -to ~
Df. If. Nurhasanah, M.Si NIP ........................... .
iii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN
PENGESAHAN
: : : :
Fransiska Maharani Suryaningrum 015584493 Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Aplikasi Teknologi Bioflock Pada Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji TAPM Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Kelautan Bidang Minat Magister Manajemen Perikanan, Universitas Terbuka pada :
BU
KA
Nama NIM Program Studi Judul TAPM
Hari/ Tanggal : Sabtu/16 Juni 2012
Waktu
TE
R
: ...... WIB --...... WIB
Dan telah dinyatakan LULUSITIDAK LULUS
SI
TA
S
PANITIA PENGUJI TAPM
: Dr. Agus Heri Purnomo
N IV
Penguji Ahli
Ir Adi Winata,M.Si
ER
Ketua Komisi Penguji
: Dr.Ir. Edward Danakusumah, M.Sc
Pembimbing II
: Dr. Nuraini Soleiman, M.Ed
U
Pembimbing I
.IV
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
'Aplikasi Tekaologi
Tugas Akhir Program Magister dengan judul
Bioflock
Pada Pemeliharaan Benih Ikan Nila
(O,eoch,omls niloticus), . Penyusunan laporan ini merupakan rangkaian dari penulisan TAPM . yang telah dilakukan sebagai syarat kelulusan Program Magister Hmu kelautan bidang minat Manajemen Perikanan Universitas Terbuka.
Dr.
Nuraint Soleiman,
BU
kepada: Dr.Ir.Edward Danakusumah, M.Sc dan
KA
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya
TE R
M.Ed selaku dosen pembimbing dalam penyusUJ;l8ll tugas akhir program magister ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar
TA
S
besamya kepada:
1. Suciati, M.Sc., Ph.D sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas
IV ER
SI
Terbuka, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk: menimba ilmu di Program Pascasarjana UT.
N
2. Ir. Adi Winata, M.Si selaku kepala UPBJJ Jakarta dan staf yang telah
U
memberi pelayanan kepada penulis selama kuliah di PPs UT. 3. Dr. Ir. Nurhasanah, M.Si selaku Ketua Bidang Program Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan, yang telah memberi motivasi kepada penulis. 4. Kedua orang tua, yang senantiasa memberi dukungan mori) dan spiritual kepada penulis. v
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
DAFTARISI
KA
Halamao
Abstrak....................................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ................................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ...................................................................................................iv
Kata Pengantar ..........................................................................................................v
Daftar lsi ...................................................................................................................vi
Daftar Tabel ............................................................................................................... vii
Daftar Gambar ........................................................................................................... ix
Daftar Larnpiran......................................................................................................... x
TE R
BU
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar BeJakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 6
U
N
IV ER
SI
TA
S
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7
A. Kajian Teori ............................................................................................. 7
1. Konsep Dasar.......................................................................................... 8
2. Jenis-jenis Bakteri Pembentuk Bioflok .................................................. 8
3. Pembentukan Bioflok ............................................................................. 12
4. Kondisi Pendukung Pembentukan Bioflok............................................. 13
5. C:N Ratio................................................................................................ 14
6. Pergantian Air yang Minimal ................................................................. 15
7. Indikator Keberhasilan Pembentukan Bioflok ....................................... 15
8. Biologi Ikan Nita ................................................................................... 16
a. Klafisikasi ................................................................................... 16
b. Morfologi .................................................................................... 16
c. Habitat ........................................................................................ 19
d. Perkembangbiakan...................................................................... 19
e. Habitat ........................................................................................ 20
f. Laju Pertumbuhan .......................................................................20
9. Kandungan Nutrisi Pakan ...................................................................... 21
a. Protein......................................................................................... 22
b. Lemak .........................................................................................22
c. Karbohidrat dan Serat.................................................................23
d. Vitamin .......................................................................................24
e. Mineral........................................................................................25
10. Kualitas Air...........................................................................................26
a. Suhu ............................................................................................26
b. pH ...............................................................................................27
vi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
c. Oksigen Terlarut .........................................................................28
d. Nimt............................................................................................ 28
e. Nitrat........................................................................................... 29
f. Amonia ....................................................................................... 29
B. Kerangka Berpikir ..................................................................................30
C. Definisi Operasional .............................................................................. 32
KA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................34
A. Desain Penelitian .................................................................................... 34
B. Populasi d8ll SarD,PeI ..............................•..•...•............•..•..•..•..•..••.•••••.••.••34
C. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 35
E. Metode Analis Data................................................................................. 42
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 49
1. Persiapan Wadah ................................................................................... 49
a. Pencucian "Akuarium...................................................................49
b. Pemasangan Aerasi ..................................................................... 49
2. Persiapan Media Pemeliharaan .............................................................. 50
3. Kultur Bakteri ........................................................................................ 51
4. Hewan Uji .............................................................................................. 52
5. Aplikasi Bakteri Flok ............................................................................. 55
a. Inokulasi Bakteri ......................................................................... 55
b. Pemberian Gula Pasir .................................................................57
6. Kepadatan Bakteri .................................................................................58
7. Kandungan Flok..................................................................................... 59
8. Pertumbuhan Berat ................................................................................63
a. Pertumbuhan Berat Mutlak .........................................................63
b. Laju Pertumbuhan Berat .............................................................64
c. Pengaruh Bioflok terhadap penurunan FR dan
Pertumbuhan Berat Benih lkan Nila...........................................66
9. Survival Rate (SR) ................................................................................70
10. Kualitas Air ........................................................................................... 72
a. Suhu ............................................................................................ 74
b. pH ...............................................................................................75
c. Oksigen Terlarut (DO) ................................................................ 80
d. Nitrit............................................................................................81
e. Nitrat ...........................................................................................81
f. Amonia .........................................................................................83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................88
A Simpulan ..................................................................................................88
B Saran.........................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89
vii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
DAFfAR TABEL
Tabel
Halaman
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
2.1 Kadar Kandungan Bioflok ................................................................................ 11
2.2 Senyawa Organik Bioflok.................................................................................. 11
3.1 Peralatan yang Digunakan Dalam Peroobaan ....................................................39
3.2 Bahan yang Digunakan Dalam Percobaan ........................................................40
3.3 Pengulcuran Parameter Kualitas Air ..................................................................40
4.1. Kepadatan Bakteri .............................................................................................61
4.2 Kandungan Flok .................................................................................................61
4.3 Pertanlbahan Berat Benih Ikan Nita Pada Setiap Bak Perlakuan Selama
Masa Percobaan .................................................................................................68
4.4 HasH Perhitungan Nilai Ekonomi Penggunaan Teknologi Bioflok
Pada Pendederan lkan Nila ................................................................................72
viii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2. 1 Microbial flocks yang terbentuk pada budidaya ikan nila
(Oreochromis niloticus)..................................................................................... 10 2.2 Morfologi ikan nila (popma dan Masser, 1999)................................................ 18
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................................31
4.1 Lay Out Bak Pemeliharaan................................................................................52
4.2 Contoh Koloni Bakteri Kultur ...........................................................................52
4.3 Wadah Kultur Bakteri ........................................................................................52
4.4 Benih Nila ..........................................................................................................54
4.5 Proses Inokulasi Bakteri. ...................................................................................62
4.6 Contoh Kandungan Flok Bak:teri Dalam Wadah Kerucut
(Tabung Inholf) ..................................................................................................62
4.7 Grafik Fluktuasi Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila Selama
Masa Percobaan .................................................................................................68
4.8 Grafik Laju Pertumbuhan Berat Harian RelatifBenih Ikan Nila Pada Setiap
Bak Perlakuan ....................................................................................................68
4.9 Grafik Laju Pertumbuhan Berat Rata-Rata Harian Ikan Nila Pada Setiap
Bak Perlakuan ....................................................................................................69
4.10 Regresi Antara FR dan Laju Pertumbuhan Berat ..............................................69
4.11 SR (%) Pada Setiap Bak Perlakuan ...................................................................73
4.12 Regresi Antara FR dan SR.................................................................................73
4.13 Suhu Pagi Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama mass Percobaan ...............77
4.14 Suhu Sore Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama masa Percobaan ...............77
4.15 Nilai pH Pagi Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan .........78
4.16 Nilai pH Sore Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Mass Percobaan .........78
4.17 Regresi Hubungan FR dan pH Pagi Hari.. ......................................................... 79
4.18 Regresi Hubungan FR dan pH Siang Hari.........................................................79
4.19 Kadar DO Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Percobaan ............................... 82
4.20 Kadar Nitrit Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan .................... 82
4.21 Kadar Nitrat PadaSetiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan ...................87
4.22 Kadar Amonia Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan ...............87
ix
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
DAFfAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
1. Ilustrasi Kebutuhan Carbon Berdasarkan (De Schryver., dkk,2oo8)
FR 30% ..........................................................................................................93
2. Ilustrasi Kebutuhan Carbon Berdasarkan (De Schryver., dick, 2008)
FR.15% ..........................................................................................................94
3. Ilustrasi Kebutuhan Carbon Berdasarkan (De Schryver.,dIck, 2008)
FR 5% ...........................................................................................................95
4. Laju Pertumbuhan Berat ................................................................................96
5. Hasil Analisis Pengaruh Bioflok Terbadap Penurunanan FR
dan Laju Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nita Menggunakan SPSS .............97
6. SR (%) Benih Ikan Nila Pada SetiapBak Perlakuan..................................... 100
7. Hasil Analisis Pengaruh Bioflok Terhadap Penurunanan
FR dan SR Benih Ikan Nila Menggunakan SPSS ......................................... 101
8. Suhu ............................................................................................................... 105
9. pH .................................................................................................................. 106
10. DO.................................................................................................................. 107
11. Nitrit............................................................................................................... 108
12. Nitrat .............................................................................................................. 109
13. Amonia .......................................................................................................... 110
x
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 7
HAD 0
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAnAN TEORI 1. Koasep Dasar Biotlok adalah kumpulan yang terdiri dari berbagai macam ba.kteri, fungi,
mi1aoalga dan organisme lain yang tersuspeDsi dengan detritus da1am air media budidaya. Konsep dasar dari budidaya Wi terdiri dari dua perlakuan, yang pertama
KA
adaIah penerapan budidaya ikan konsep bakteri heterotroph dengan penggunaan
BU
prohiotik heterotrof yang terdiri atas ba.kteri organothrof: Bacillus spp., Lactobacillus
R
spp., bakteri chemoautothrof: Thiobacillus spp., Rhodobacter spp., dan bakteri
TE
autothroph: plankton dari genera Diatomae dan Chlorella. Kedua, penerapan
S
pergantian air minimal (minimal water exchange system). Penggantian air hanya
TA
untuk mengganti penyusutan air karena penguapan. Volmne penggantian air
SI
maksimal 5% per hari. Sehingga dengan sedikit ganti air, penggunaan probiotik dapat
ER
menjaga dominansi bakteri untuk pembentukan tlok ~ bempa partikel yang
N IV
melayang dalam badan air, yang menghalangi penetrasi cahaya matabari ke dalam air
U
dan secara tak langsung membatasi ruang dan pertumbuhan plankton dan bakteri fotosintesis (Aiyushirota, 20(9). Sistem heterotrofik mempunyai potensi untuk
diterapkan da1am pemanfaatan limbah amonia pada pemeliharaan ikan (Gunadi & Hafsaridewi, 2007). Selanjutnya Mudjiman (2009), menjelaskan bahwa sejmnlah besar organisme membutubkan penyediaan materi dan energi yang berasal dati molekul organik yang dimakannya. Nutrisi atau zat makanan yang betupa molekul
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 8
organik dan telah terbentuk sebelumnya disebut heterotrofik dan organisme yang memanfaatkan makanan jenis ini disebut organisme heterotro£ Menmut Crab dkk. (2007), BFT dalam akuakultur adaIah upaya memadukan teknik pembentukan biotlok tersebut sebagai sumber pakan bagi ibn. Selanjutnya dijelaskan oleh Azim dkk. (2007), bahwa tilapia dapat memakan komtmitas bak:teri dalam sistem BFT dan tumbuh baik dengan pakan berprotein rendah, sehingga terjadi
penghematan biaya pakan.
KA
2. JeDis-JeDis Bakteri PembeBtuk Bioflok
anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat
BU
Biotlok terdiri atas partikel serat organik yang bya akan selulosa, partitel hi~
biopolimer (pHA), bakteri,
TE R
protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton. Bakteri yang mampu
S
membentuk biotlok diantaranya adalah Zooglea ramigera, Escherichia intermema,
TA
Paracolobacterium aerogenoids, Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Flavobacterium,
SI
Pseudomonas alcaligenes, Sphaerotillus natans, Tetrad dan Tricoda (Aiyushirota,
IV ER
2009).
Menmut Stolp (1988), Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. adaJah genera
N
bakteri yang dapat menggunakan komponen karbon dan juga memiliki kemampuan
U
untuk mengoksidasi substrat yang mengandtmg rantai C. Selanjutnya Irianto (2003),
mengemukakan bahwa pemakaian bakteri jenis Bacillus sp, dapat memperbaiki kuaIitas air karena dapat mendekomposisi materi organik, menekan pertumbuhan patogen serta menyeimbangkan komunitas mikroba sehingga dapat menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi ibn. Bakteri Bacillus sp. dapat mengasilkan enzim dengan kisaran yang luas dan paling efektif merombak protein (Moriarty, 1996). .
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 9
Menurut Azmin dIck. (2007) dalam Setiawan & Reki (2010), struktur bioflocs mampu menyumbangkan nilai protein sebesar S()"S3%. Adapun biotlok yang terbentuk pada budidaya ikan nila Gambar 2.1. Dari analisis kimia kuantitatif proksimat, rmnus molekul bioflok identik dengan mmus empirik sel bakteri CsH7NOz disajikan Tabel 2 Menurut Schneider dick. (2005), pemanfaatan limbah budidaya ikan terutama hanya ditujukan pada senyawa-senyawaan yang terlarut Bakteria hetero1rofik dapat mengubah nutrien-nutrien tersebut menjadi biomass bakteri yang potensial
KA
dimanfaafkan sebagai bahan pakan ikan. Azim & Little (2008), mengemukakan
BU
bahwa biotlok mengandung 38% protein yang sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk pertwnbuhan ibn budidaya dan BIT mampu berkontribusi terbadap
TE
R
peningkatan produksi ikan nila sebesar 4446% dibandingkan tanpa menggunakan
S
aplikasi BIT. Secara umum, bahan organik yang terdapat dalam air COD dan BOD
TA
dioksidasi secara aerob oleh bakteri pembentuk biotlok menjadi gas COz dan H20
SI
serta residu berupa massa sludge (floes) sesuai dengan nilai konversi dari senyawa
ER
organik tersebut disajikan pada Tabel 2.2.
N IV
Menurut Wing Guttierrez & Malone (2006), metode yang biasa digunakan dalam mengatasi masalah buangan akuakultur adaIah dengan sistem ganti air secara
U
terns meneros, kelemahan yang dimiliki
oleh metode tanpa aplikasi biotlok ini adalab
diperlukannya air bam dalam jumlah banyak dan energi yang cukup besar terutama untuk kegiatan produksi skala menengah sebingga metode ini dinilai kurang efisien.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
10
Gambar 2. 1. Microbial floes yang terbentuk pada budidaya ikan nila (Oreoehromis niloticus) Sumber: (Azim dkk, 2006).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 11
Tabe12.1 Kadar Kandungan Bioflok
N.
UBlDr
Kadar(%)
1
Karbon
47,00
2
Hydrogen
6,00
3
Oksigen
32,40
Nitrogen
8,5
4
Sumber: Aiyushirota (2009)
R Karbohidrat
2
SI
Protein
S
Alkohol
3
U
55-66 32-62 10-60
Kasein
50-53
N IV
5
65-85
Lem.ak
ER
4
7
Ko:aveni MeDjadi Bioflok (%)
TE
1
6
BU
Seayaw. Orpaik
TA
No
KA
Tabe12.2 Senyawa Organik Bioflok
Glukosa
49-59
Sukrosa
58-68
Sumber: Aiyushirota (2009)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 12
3. Pembentukan Biotlok Prinsip dasar dari proses kelja ini yaitu mengubah senyavva organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), bidrogen (H1 Oksigen (0), Nitrogen (N) dengan sedikit posfor (P) yang tersedia meJ:Yadi massa sludge bempa bioflok dengan menggunakan bakteri pembentuk flok (floes forming bacteria) yang
mensintesis biopolimer polibidroksi aIkanoat sebagai ikatan bioflok. Bakteri pembentuk flok dipilih dari genera bakteri yang non patogen, memiliki kemampuan P~
memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin yang
KA
mensintesis
BU
dapat mencegah bakteri patogen, mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan
TE
R
di lapangan.
S
Pengubahan nitrogen dalam sistem akuakultur yang berperan dalam
TA
pengurangan kandtmgan amonia terdiri dari 3 proses yakni proses fotoautotrofik oleh
SI
alga, proses bakterial autotrofik yang mengubah amonia menjadi nitrat, dan proses
ER
bakterial heterotrofik yang mengubah amonia Iangsung menjadi biomassa bakteri.
N IV
Proses biosintesis bak:teri heterotrofik Iebih cepat dibandingkan biosintesis alga
ill. 2(03).
U
maupWl nitirifikasi, yakni waktu regenerasi 10 jam berbanding 24-48 jam (Brune,
Lebih lanjut menurut Hamoda (1995), beberapa bakteri heterotrof
menghasilkan enzim ekstraseluler yang di ekskresikan ke Iuar selnya sebingga dapat
mendegradasi nutrisilsenyawa organik yang ada pada lingkungan tempat tumbuhnya. Bioflok yang terbentuk berfimgsi bagi pemumian (puriftkasl) air di koIam, dengan fungsi sebagai pengoksidasi bahan organik lebih lanjut, melangsungkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 13
nitrifikasi, dan pem.batas pertumbuhan plankton. Pembibitan bioflok skala kecH dilakukan secara in door, dalam wadah fermentasi tertentu baik: dalam drum atan bale fiber ke dalam air bersih (tawar atau asin). Kemudian ditambahkan pakan ibn dengan konsentrasi 1% dan 1% nutrient bakteri yang bempa campuran 1arutao buffer
pH, osmoregulator berupa garam isotooik, vitamin Bl, B6, B12, hormon pem.belaban sel dan perangsang (precunor) aktif yang merangsang bakteri 1D1tuk mengeluarkan enzim secara intensif, metabolit sekunder dan bakteriosin. Selama fermentasi
KA
berlangsung, diberi nutrient dan bibit bakteri baik dari isolat lokal atau bak:teri produk
BU
komersil berbasis Bacillus spp yang mengandung Bacillus subtilis, sebagai salah satu
R
baJcteri pem.bentuk bioflok. Campuran tersebut diaerasi dan diaduk se1ama 24-48 jam,
TE
diusahakan pH berkisar antara 6,0-7;l sehingga Bacillus tetap dalam fase ~
S
vegetatifnya, bukan dalam bentuk. spora dan PHA tidak terhidrolisis o1eh
TA
sehingga ukuran partikel bioflok yang dihasilkan beruk:uran besar yaitu berkisar
SI
lOOtml (Aiyushirota, 20(9). Berdasarkan penelitian Guoadi & Hafsaridew4 (2008)
ER
bahwa inokulan bakteri flak hanya diberikan 1 kali diawal pemeliharaan ~a.
N IV
4. Koadisi Peudukalll PembeDtakan Bioflok
U
Oksigen diperlukan untuk pengoksidasian bahan organik. Kondisi optimum sekitar 4-5 ppm oksigen terlarut. Pergerakan air hams sedemikian rupa, sehingga daerah mati arus (death zone) tidak terlalu luas, hingga daerah yang memungkinkan
bioflok jatuh dan mengendap relatif kecil. Menurut Jenie & Rahayu (1993), adaoya oksigen yang mencukupi aktivitas bakteri heterotrof (golongan aerob) dapat lebih meningkat serta ak:an membentuk flok-flok bakteri (gumpalan-gumpalan bakteri
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 14
bersama dengan lumpur/senyawa organik) dan dalam bentuk ini proses degradasi ak.an berlangsung secara sempuma tanpa menimbulkan ban (metan dan H2S). Kemudian di daerah debt aerasi populasi bakteri heterotrof mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Suplai oksigen barns cukup k:arena bak.teri tersebut bersifat heterotrof
sehingga membutuhkan oksigcn. Jib oksigcn kurang maka tidak hanya menghambat pertumbuhan bak.teri tetapi juga berbahaya bagi kehidupan udangl"ilam dalam tambak
KA
(Maulma, 2009).
BU
S. C: NRasio
TE
R
Menurut Maulina (2009), agar bakteri dapat tmnbuh dengan bail4 persyaratan lingkungan bidup barns terpenuhi antara lain adalah
perbandingan antara unsur
TA
S
karbon (C) dengan nitrogen (N) atau dikenal dengan C : N rasio. Nilai ideal
SI
perbandingan unsur karbon dengan nitrogen untuk bioflok adalah 1;15 sampai 1:20
ER
atau minimal 1:12, artinya ada 1 molekul karoon tmtuk setiap 12 molekul nitrogen.
N IV
Secara a1mni rasio C : N da1am air tambak kmang daD 12, sebingga perlu ditambahkan unsur karbon ke dalam air tambak. Sumber karbon yang murah adalah
U
dati bahan yang mengandtmg serat kasar tinggi seperti dedak atau bahan yang mengandung energi tinggi dati senyawa karbohidrat seperti tetes teoo. Jib kedua unsur tersebut tidak seimbang maka bakteri tidak mampu mengubah unsur organik dalam air menjadi protein sebaliknya justru bisa menghasilkan senyawa amonia yang
bersifat toksik. Gunadi & Hafsaridcwi (2008), mcnyatalcan bahwa molase mangandung 60,790" karbobidrat dan karbobidrat mengandung 40% karbon.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 15
Penguraian bahan organik oleh mikroorganisme di sampmg membutubkan
karbohidrat (berasaJ. dati C) yang digunakan sebagai swnber tenaga dalam perkembangamtya juga membutubkan N untuk diasimilasikan gum menyusun tubuhnya (M~ 1998).
6. PergutiaD Air Y1lDI Minimal Pergantian air dapat mengubah mutu air secara mendadak, mengubab keseimbangan unsur C dan N, disamping itu dapat membuang bakteri positif yang
(patogen) dati luar (Maulina, 2009)
TE R
7. Indikator Keberhasilan Pembentakan Bioflok
BU
KA
sudah ditumbuhkan dalam kolam dan memungkinkan masuknya bakteri negatif
S
Bioflok terbentuk, jib secara visual di dapat wama air kolam coklat muda pH air cendenmg di
TA
(krem) berupa gwnpaIan yang bergerak bersama arus air.
SI
kisaran 7 (antara 7,2-7,8) dengan kenaikan pH pagi dengan sore hari yang kecil yaitu
IV ER
antara 0,02-0,2. Mulai terjadi penaikan dan pemmman yang dinamis ion N'H4+. ion N0:2- dan ion N03- sebagai indikasi berJangsungnya proses nitrifikasi dan denitrifikasi
U
N
(Aiyusbirota, 20(9).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
16
8. Biologi Ikaa Nita
a. Klasifikasi Menurut Deptan (2000)~ klasifikasi ibn ni1a ada Jab sebagai berikut: .
Chordata
Subfilum
Vertebrata
Kelas
Osteichdayes
Subkelas
Acaodaopdaerigii
Ordo
Pencomorphi
Subordo
Perooidea
Familia
Cichlidae
Genus
Oreochromis
Spesies
Oreochromis niloticus
TE
R
BU
KA
Filum
S
b. Morfologi
TA
Memmrt Khairuman & Amri (2007), berdasark.an morfologinya ibn
SI
Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum bentuk
ER
tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik benik:uran besar. Matanya besar
N IV
dan menonjol dan bagian tepinya berwama putih. Gurat sisi (Iiniea literalis) terputus
dibagian tengah badan kemudian
berl~
tempi letak:nya lebih kebawah daripada
U
letak garik yang memanjang, di atas skip dada. Jumlah sirip pada gumt sisi
jl1mlahnya 34 buah. Sirip ptJDggJmg, sirip perot dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip pWlggungnya berwama hitam dan
sirip dadanya juga tampak hitmn. Bagian sirip punggung berwama abu-abo 81m
hitam. Banyak orang yang salah membedakan antara ikan ni1a dan mujair (Oreochromis mossambicus).
Letak: perbedaan keduanya bisa dilihat dati
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 17
perbandingan antara panjang total dan tinggi badan. Perbandingan tubuh ibn nila adaIah 3:1 dan ibn mujair 2:1. Selain itu terlihat adanya pola garis-garis vertikal yang terlihat sangat jelas di sirip ekor dan sirip punggung ibn nila. Jumlah garis
vertibl di sirip ekor ada enam buah dan sirip punggung ada delapan buah. Garis dengan pola yang sarna (garis vertibl) juga terdapat di kedua sisi tubuh ibn nila
dengan jumIah delapan buah. Ikan nila mempunyai lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip
KA
dada (pectoral fin), sirip perot (venter-al fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ek:or
BU
(caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang bingga
bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perot yang berukuran kecil.
TE
R
Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu sirip ekomya
S
berbentuk bulat dan hanya berjumIab satu bush.
TA
Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, ikan nila jantan memiliki
SI
ukman sisik yang lebih besar daripada ik:an ni1a betina. Alat kelamin nila jantan
ER
berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebegai muara urin dan saluran spenna
N IV
terletak di depan anus. Jib diurut perot nila jantan akan mengeluarlcan cainm bening. Sementara itu nila betina mempunyai luhang genital terpisah dengan luhang salman
U
min yang terletak di depan anus. Bentuk bidung dan rahang belakang ibn nila jantan melebar berwama biro mud&. Pada ikan betina bentuk bidung dan rahang belakangnya agak lancip dan berwama kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor nila jantan berupa gads terputus-putus. Sementara itu pada ik:an nila betina garisnya
berlanjut (tidak terputus) dan meJingbr (Khairuman & Amri, 2007). Morfologi tubuh ikan ni1a dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
18
Dorsal Fin
Caudal Fin (Tail)
Pectoral Fin
KA
Anal Fin
Male
U
N IV
Female
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
Pelvic Fin
Gambar 2.2 Morfologi ikan nila
Sumber Ide Gambar (Popma & Masser, 1999).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 19
e. Habitat
Menmut Djarijah (1995), seperti ikan air tawar pada umumnya, nila bidup di tempat-tempat yang airnya tidak begitu dalam (dangkal) dengan arus air yang tidak
derus. Di danau-danau, sungai-sungai, nila merah 1ebih sub didaerah tepi yang dangkal. Selanjutnya Khairuman dan Amri (2007), menyatakan mesk:ip1Dl tergolong ikan bersis:ik, nila kurang soka menentang arus, akan tetapi niIa dapat pula dibiasakan bidup diperairan yang airnya mengalir. Dengan campur tangan manusia ikan nita
BU
KA
telah menyebar keseluruh dunia dati benua Afrika, Amerika, Asia, sampai Australia.
R
d. PerkeDabaDgbiaba
TE
Menmut Khairuman & Amri (2007), secara alami ikan nila biasa memijah
S
sepanjang tabun di daerah tropis. Frekuensi pemijaban yang terbanyak terjadi pada
TA
musim hujan. Di a1amnya, ikan nila bisa memijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti
SI
rata-rata setiap dua bulan sekali ikan niIa akan berkembang biak. Ilcan ini mencapai
ER
stadiwn dewasa pada wnur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 g. Masa pemijahan
N IV
produktif adalah keUka induk beromur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500 g/ekor.
1200-1500
U
Seckor ikan nila betina dengan berat sekitar 800 g menghasilkan larva sebanyak
emr pada setiap pemijahan.
Sebelum memijah ikan nila jantan akan membuat sarang berupa lekukan
berbentuk bulat di dasar perairan. Proses pemijaban berlangsung sangat ~ daIam
waktu 50-60 detik mampu mengbasilkan 20-40 butir telur yang telah dibuahi. Pemijahan itu berlangsung bebeIapa kali dengan pasangan yang sarna atau berbeda
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
20
bingga membutubkan waktu 20-60 menit Telur ikan nila berdiameter 2,8 mm
berwama abu-abu, kadang berwama Ironing, tidak lengket dan tenggeIam di dasar perairan. Telur-telur yang sudah dibuabi dimasukkan dalam mulut induk betina untuk kcmudian ditetaskan setelah 4-5 hmi.
e. KeWuaaa MaIwl Ikan nita tergolong pemakan segala atau omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan bempa hewan atau tumbuhan. Karena itulah ibn ini sangat
KA
mudah dibudidayakan. KeUka masih benih makanan yang disukai ikan nila adalah
BU
zooplankton seperti Rotifer sp.t Moina sp.t atau Dhapnia sp. Selain itu juga
TE R
memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat bidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman liar yang tumbuh di kolam budidaya. Jib. telah
TA S
mencapai ukuran dewasa, ikan nila dapat diberi berbagai makanan tambahant misalnya pelet (Khainnnan & Amri t 2007). Ibn ini juga tahan terhadap perubaban
IV ER SI
lingkungan, bersifat omniVOl'8. mampu mencerna makanan
secara efisien,
pertumbuhan cepat dan tahan terhadap hama penyakit (Suyanto, 2005).
N
f. Laja. Pertumbuan
U
Laju pertumbuhan tubuh ibn nila yang dibudidayakan tergantung dari pengaruh fisika dan kimia perairan dan interaksinya. Sebagai contoh, curah hujan yang tinggi akan mengganggu pertumbuhan tanaman air dan secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuban ibn nita. Berdasarkan basil pene~ diketahui
bahwa laju pertumbuhan ikan nita lebih cepat jib dipelihara di kolam yang aimya
dangkaJ dibandingkan di kolam yang aimya dalam. Penyebabnya adaJab d.i pe:rairan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 21
yang dangkal pertmnbuban tanaman air sangat cepat sebingga dapat menjadi
m.akanan. Laju pertumbuban ibn nila jantan lebih cepat 40% daripada ibn nila betina. Apalagi jika dipelibara secara kelamin tunggal (monosex). Jika sudah mencapai ukuran 200 g, pertumbuban ibn nila meqjadi semakin lambat. Namun
tidak demikian dengan nila
be~ jika
sudah mencapai ukuran sementara, ikan nita
betina tetap tumboh pesat (K.hairuman 11 Amri, 2007). Mem:uut Rnlrmana (1997), pertumbuhan ibn nila jantan rata-rata 2,1 gIhari, sedangkan pertumbuban ikan nila
KA
betina 1,8 gIbari.
BU
9. KaDduDgan Nutrisi PakaD
R
Pakan yang berlrualitas dapat memperbaiki Dilai FeR (Food corrvertion ratio).
TE
Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya karena menyerap 60
perk:embangan ikan
TA
memacu pertumbuhan dan
S
70010 dari total biaya operasional. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan secara optimal
sehingga
SI
produktivitasnya bisa ditingkatkan. Pada prinsipnya, semakin padat penebaran benih
ER
ibn berarti ketergantungan pada pakan buatan pun semaldn tinggi. Fungsi makanan
N IV
bagi ikan adaIah sebagai somber energi yang diperlukan dalam proses fisiologis
U
dalam tubuh. Sehingga makanan harus mengandung zat-zat penghasil energi yaitu protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu makanan juga harus mengandmg vitam.in, mineral, serat dan air yang diperlukan mtuk proses-proses fisiologis lainnya (Mudjiman, 20(9).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 22
a. Protein Semua organisme bidup mengandung protein yang dapat mencapai sekitar
500.4 dari bobot keringnya. OJ dalam tubuh organisme protein tidak banya sekadar bahan simpanan melainkan memptmyai berbagai fungsi dalam kehidupan. Protein akan membentuk. enzim yang menjadi katalisator daIam semua reaksi kimia yang
terjadi di dalam tubuh. Protein merupakan senyawa organik yang bermolekul besar. Protein terkecil mempunyai berat molekul 6000, sedangkan protein terbesar berat
KA
molekulnya mencapai lebih dari 1 juta. Protein mengandtmg karbon, bidrogen,
BU
oksigen, nitrogen dan terkadang juga belerang. Jadi kandungan protein di dalam
R
makanan merupakan suatu hal yang esensial dan barus tersedia bagi hewan.
TE
Kandtmgan protein yang optimal dalam makanan akan mengbasilkan pertumbuban
TA
S
yang maksimal bagi bewan yang mengkonsumsmya (Mudjiman, 20(9).
SI
b. Letaak
ER
Dalam kimia pakan istilah lemak dikenal juga dengan sebutan lipid, minyak
N IV
atau oil. Lemak termasuk ester asam lemak dan gliserol merupakan bahan cadangan
energi yang utama bagi para hew~ termasuk ikan. Cadangan energi ini akan
U
digunakan pada saat ikan kekurangan makanan. OJ dalam makanan lemak mempunyai dua macam fungsi utama yaitu sebagai sumber energi dan sebagai smnber asam lemak. Beberapa diantaranya merupakan asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh hewan yang memakannya. Asam lemak yang
tennasuk golongan HUFA (higher unsaturated fatty acid) merupakan asam lemak esensial atau essencial fatty acids (EFA). Asam lemak esensiaJ tidak dapat disintetis
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 23
dalam tubuh hewan sehingga keberadaannya hams terdapat dalam makanan. Bagi hewan-hewan air tawar dan hewan-hewan darat, asam lemak esensialnya bemsal dati kelompok linoleat (Mudjiman, 2009). c. Karbohidnt dan Serat Mudjiman (2009), menjelaskan secara kimiawi karbohidrat termasuk swuber
energi yang paling sederbana. Unsur-unsurnya terdiri dari karbon (C), hidrogen (H) dan olcsigen (0). Contohnya antara lain monosakarida, seperti glukosa, ftuktosa dan
KA
galaktosa serta gola ganda (disakarida) seperti sukrosa (glukosa+fiuktosa). maltose
BU
(glukosa+glukosa) dan laktosa (glukosa+galaktosa). Selain zat tersebut terdapat gula
R
majemuk (poJisakarida) seperti amilum dan selulosa. Karbohidrat banyak terdapat
TE
pada tanaman.
TA
S
Batasan karbohidrat dalam pakan memang belmn ada. Namun apabila
SI
kadamya sampai berlebihan, pada beberapa jenis ibn akan mengalami gangguan.
ER
Selain sebagai sumber energi yang murah karbohidrat di dalam pakan juga berfungsi
N IV
sebagai perekat, misalnya amilum. Karbohidrat juga berfungsi sebagai bahan perantara (precursor) di dalam proses metabolisme yang berkaitan dengan
misalnya daIam pembentokan asam amino non esensial dan asam
U
pertum~
nukleat Apabila ikan kekurangan karbohidrat atau lemak maka akan terjadi
kurangnya efisiensi penggunaan protein yang tersedia dalam pak:an. Serat (fibre) termasuk dalam keluarga karbohidrat yang sulcar dicema seperti se1u1osa, lignin, kitin, algin, agar-agar dan braginan. Hasil pen::obaan memmjukbn
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 24
bahwa penambaban serat dapat memperba.iki proses asimilasi zat~zat makanan. Serat juga berperan sebagai bahan pengisi dalam sna.tu ramuan pakan dan berguna untuk
memantapkan bentuk pakan. Selain itu serat juga berguna untuk membentuk gumpalan ampas makanan menjadi feses (kotoran) yang mudah dikeluarbm daD
saluran pencernaan. Menurut Mahyuddin (2008), bahan baku pakan yang mengandung karbohidrat antara lain jagung, dedak, beras, tepung terigu, tapioka dan sagu. K.ebutuban karbohidrat pakan untuk ibn nila berkisar antara 15~200/o.
KA
d. Vitamin
BU
Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan oleh ikan agar
R
pertumbuban dan kesehatan ibn dalam keadaan baiL Vitamin berfungsi sebagai
TE
katalisator daIam proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh organisme
TA
S
dan berfungsi sebagai koenzim di dalam sistem biologis. Apabila kekurangan vitamin maka ikan akan menderita penyaldt avitaminosis
ER
SI
dan sebaliknya apabila kebanyakan vitamin dapat menimbulkan hipertaminosis.
N IV
Berdasarkan kelarutaDDya vitamin dibedakan menjadi dna goloogan sebagai berikut: 1. Vitamin yang larot dalam lemak yaitu terdiri dari vitamin A (aseroftol,
U
retinol), vitamin D (kalsiferol), vitamin E (tokoferol) dan vitamin K (menadion). Beberapa jenis karotenoid seperti ~karoten dan astaksantin dapat dimasukkan dalam golongan ini karena merupakan prekmsor
vitamin A (provitamin A).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 25
2. Vitamin yang larot dalam air yaitu terdiri dati vitamin B kompleks, kolin, inositol, dan vitamin C (asam askrobat). Vitamin-vitamin B kompleks
terdiri dari vitamin B 1 (tiamin, aneurin), vitamin B2 (riblotlaviD, laktoflavin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin Bt2 (sianokobalamin),
niasin (asam niko~ miasenamid), asam pantotenat, vitamin H (biotin) dan asam folat (folasin). e. Mineral
KA
Unsur-unsur mineral mempunyai arti yang sangat penting dati berbagai
BU
macam aspek metabolisme dalam kebidupan Dam dan udang. Mineral berfungsi untuk
R
memperkuat tulang eksoskeleton (kerangka luar). Selain ito, mineral juga berfungsi
TE
untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik antam cairan tubub, sistem syara:f
S
serta kelenjar endokrin. Mineral juga merupakan komponen dari enzim, pigmen darah
TA
dan senyawa-senyawa organik lainnya. Pada proses transfer energi dalam proses
SI
metabolisme juga melibatkan minera1-mineral.
ER
Kebutuhan mineral mencakup dua golongan mineral esensiaI yaitu mineral
N IV
makro (major mineral) dan mineral mikro (trace element). Mineral makro dibutuhkan
U
dalam jumlah yang relatif banyak yang terdiri dati kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na). klor (CI). magnesium (Mg) dan belerang (8). Sedangkan mineral mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang terdiri dati besi (Fe), seng (Zn),
tembaga (Cu), mangan (Mn), Dikel (Ni), kobah (Co), silikon (Si), selenium (Se), krom (Cr), yodium (J), flour (F), timah putih (8i), vanadium (Va) dan arsen (As).
Kekurangan mineral lebih sering teIjadi pada pemeliharaan dengan padat penebaran
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 26
tinggi tetapi wadah yang digunakan tidak sesuai (sempit) seperti keramba, jaring
apung, kunmgan, kolam air deras dan bak. Pada pemelibaraan di k.oJam maupun di
tambak: permasalahan kekurangan mineral jarang terjadi karena pakan alami merupakan faktor pendukung bagi teroukupinya kebutuban mineral (Mudjiman,
20(9).
10. Kualitas Air Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ibn. Suplai air yang
KA
memadai akan memecahkan berbagai masalah dalam budidaya ikan secara intensif,
BU
yaitu dengan cam menghanyutkan lrumpulan dari bahan buangan dan bahan beracun,
TE
R
sehingga kondisi air tetap terpelihara. Selain jwnlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah sam keberbasilan budidaya. Ada beberapa parameter air
TA
S
yang bisa diamati untuk menentukan knalitas suatu penman (Ditjenkanbud, 20(4).
SI
a. Suha
ER
Effendi (2000), suhu suatu badan air dipengarubi oleh musim, lintang,
N IV
ketinggian dari perm.ukaan laut (altitude), waktu dalam satu bari., sirlrulasi udara,
U
penutupan awan, aliran serta kedalaman badan air. Lebih lanjut lagi Cholik dIck, (1986), berpendapat bahwa kenaikan suhu perairan mempengaruhi derajat
metabolisme ikan dan selanjutnya menaikkan kebutuban oksigen pula. Kecepatan
reaksinya akan naik 2-3 kali lipat setiap k.emu1can suhu sebesar 10°C. Perubaban suhu yang mendadak dapat menyebabkan ibn mati, meskipun kondisi lingkungannya optimal. Suhu air dalam kolam pemeJ.ibaraan sebaiknya adalab 2S-3(fc k:arena ibn
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
tropis akan tumbuh dengan baik pada suhu tersebut Menurut Susanto (1990), air
kolam yang bait k.ualitasnya mempunyai perbedaan suhu antara siang dan malam
tidak lebih dari SoC. Lebih lanjut lagi menurut Ditjenkanbud (2004), suhu air yang optimal pertumbuhan untuk ibn nila adalah 2S-30oC. Perubaban suhu yang terlalu tinggi dapat mengganggu kelangsungan hidup ibn nila. Kehidupan ibn nila muJai
tergganggu pada suhu di bawah 14°C atau diatas 38°C. Ibn nila akan mati apabila
KA
suhunya berada di bawah 6°C &tau di atas 42°C. Fluktuasi suhu harlan yang cukup
BU
baik untuk kehidupanikan nila adalab kurang dari SoC.
TE
R
b. pH
Menurut kbairuman & Amri (2007), derajat keasaman &tau Iebih populer
TA
S
disebut pH (puisanche of the H) merupakan ukuran konsentrasi ion bidrogen yang
SI
menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Faktor yang mempengamhi pH
ER
adalab konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat 8S8Dl. Kisaran nilai pH
N IV
antara 1-14. angka 7 merupakan pH nonnal. Derajat keasaman (PH) yang baik untuk budidaya ikan nila adalab S-9. Ibn nita dapat tumbuh dengan baik pada perairan
U
dengan kisaran pH S-10. Derajat keasaman yang wajar diperlukan suatu perairan
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan ibn adala.h antara S,0-9,0 (Krismono. 1987).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
28
e. Oksigen Terlarat
Oksigen terlarut (disolved oxygen, 00) merupakan salah satu komponen utama dari daya dukung lingkungan. Banyaknya oksigen terlarut dalam. koIam merupakan salah satu parameter yang paling penting untuk: kehidupan ibn. Menurut Cholik dkk. (1986) hila konsentrasi oksigen terlarut tetap sebesar 3 atau 4 mgll untuk jangka waktu lama maka ibn akan menghentikan aktivitasnya dan pertumbuban akan
berhenti. Boyd (1991), menjelaskan kandungan oksigen terlarut pada siang hari tinggi
KA
karena proses fotosintesa secara maksimaJ. Pada malam. dan sore kandungan oksigen
BU
terlarut turon karena tidak ada sinal' matabari sem.entara semua organisme perairan
R
melakukan proses respirasi yang mengkonsumsi oksigen dan mengeluarkan
TE
karbondioksida. Oleh schab itu konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah daIam
S
siklus harlan yaitu wak.tu fajar, konsentrasi oksigen terlarut adalah yang terendah dan
TA
semakin naik pada siang hari sampai mencapai titik maksimallewat tengah haria
SI
Kelarutan oksigen dalam. air juga dipengarubi oleb suhu dan tekanan udara.
ER
Kadar optimum untuk pertumbuhan hams Iebih besar dari 5 mgIl (Cholik dkk, 1986).
N IV
Cbakroff (1987), menam.bahkan bahwa kadar oksigen 15 mgll mempakan .kadar
U
tertinggi kritis dan titik terendah bitis adalah 4 mgll. d. Nitrit (N0z)
Jumlah nitrit di perairan a1ami biasanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit, bahkan Iebih sedikit dari nitrat karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nittit dapat merupakan basil Ianjutan dari amonia yang diubah oleh bakteri atau proses
kimiawi
secara langsung.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Keberadaan nitrit menggambaltan
12/40790.pdf 29
berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut sangat rendah. Kadar nitrit yang terlamdung pada perairan alami relatif kecil karena akan segera dioksidasikan menjadi nitrat Perairan aIami mengandung nitrit 0,00 1 ppm dan sebaik:nya tidak melebibi 0,006 ppm (Effendi, 2000). Boyd (1994), menjelaskan bahwa nitrit (N
dari 0,1 mgll mempunyai sifat racun terhadap ikan yang berada di lingkungan
tersebut.
KA
e. Nitrat (N~)
BU
Nitrat (N03) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan meropakan
R
nutrien utama bagi pertumbuban tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah
TE
larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi
S
ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri nitrosomonas, sedangkan oksidasi
TA
nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri nitrobacter. Kadar nitrat- nitrogen pada
SI
perairan alami tidak pernah lcbih dari 0,1 mgll. Kadar nitrat lebih dari 5 mgll
ER
menggambarkan. tetjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas
U
2003).
N IV
manusia dan tinja. Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik (Effendi,
1 Amoaia (NU3) Efendi (2000), menjelaskan bahwa nitrogen total Kjeldahl adalah gambaran nitrogen dalam bentuk organik dan amonia pada air limbah. Nitrogen total adalah penjumlahan dari nitrogen anorganik berupa N-N0:3, N-N
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 30
Arnonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion amonium adaIah bentuk transisinya. Sumber amonia yang terdapat di perairan adalah basil
pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air, berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuban dan biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur dikenal dengan istilah amonifikasi. Boyd (1991), mengemukakan bahwa batas pengaruh yang mematikan dapat terjadi bila konsentrasi NH3 bukan ion pada air kolam sekitar 0,1
KA
0,3 mgll. Konsentrasi amonia baru bersifat toksik hila sudah berada antara 0,6-2,0
TE R
BU
mg/l.
B. Keraagka Berpikir
S
Kerangka berpikir penelitian mempakan ~elasan sementara terbadap
TA
hal-hal yang menjadi objek permasalahan dan variable apa yang akan diamati dan
U
N
IV ER
SI
diteliti. Kerangka berpikir penelitian disajikan pada (Gambar 2.3).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 31
PJ'..DIASALABAN BOOIDAYA
TE R
BU
KA
IKAN
U
N
IV ER
SI
TA
S
• PROTBIN RENDAH • TANPA GANll AIR • FEEDING RATE RENDAH • PENlNGKATAN SISTEM . IMUN • PENGURANGAN PENCEMARAN PERAIRAN
• PEltTIJMBUHAN TlNGGI • SINTASAN TlNGGI • PRODUKTIVITAS MEN1NGKAT • BIAVA OPEltASIONAL RENDAH
Gamber 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 32
c.
DefiDisi Operasioual
Delam penelitian ini terdapat berbagai istilah yang perlu dijelaskan lOOih. lanjut, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
Definisi istilab yang dijelaskan di bawah ini merupakan operasionalisasi variabel variabel yang berkaitan dengan penelitian. Biotlok adalah lcmnpulan yang tel'diri dati berbagai macam bakteri, fungi,
mikroalga dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus dalam air media
adalah penerapan budidaya ikan kon.sep bakteri heterotrofik dengan
BU
pertama
Konsep dasar dati budidaya ini tel'diri dati dua perlakuan, yang
KA
budidaya.
R
penggunaan probiotik hetero1rof yang terdiri atas bakteri organotbror. Bacillus
TE
spp. Penggantian air hanya untuk mengganti penyusutan air karena penguapan.
S
Volume penggantian air maksimal 5% per bari. Sehingga dengan sedikit ganti air,
TA
penggunaan probiotik dapat menjaga dominansi bakteri untuk: pembentukan flok
SI
bakteri, berupa partikel yang melayang dalam badan air, yang menghalangi
ER
penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan secara tak langsung membatasi ruang Sistem ini dikenaI dengan
N IV
dan pertumbuhan plankton dan bakteri fotosintesis.
sistem heterotrofik.
U
Sistem heterotrofik mempunyai potensi untuk diterapkan dalam pemanfaatan limbah amonia pada pemelibaraan ikan. Teknologi budidaya sistem heterotroph merupakan salah
sam
faktor yang mempengaruhi Feeding Rate (FR) dan
meningkatkan Survival Rate (SR)
serta
laju pertumbuhan pada ibn Dila. Feeding
Rate dan Survival Rate selanjutnya akan penuJ.is singkat meqjadi SR dan FR
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 33
FR yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persentase tingkat pemberian pakan pada saat penelitian dilakukan. Pemberian FR yang berbeda dilakukan dengan empat perlalruan berbeda Perlakuan tingkat FR yang berbeda diharapkan mampu menggambarkan optimasi pembentukan ftok yang pada akbimya betpengaruh pada laju pertumbuhan dan sintasan ikan nila serta tingkat
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
efisiensi pakan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
34
BABm METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Tugas Akhir Program Magister (TAPM) dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga Januari 2011 di laboratorium budidaya Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksperimental yaitu penelitian yang
KA
dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keragaan bioflok berkaitan dengan
BU
pengurangan FR yang optimal untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan
TE R
benih ikan nila intensif yang efektif dan produktif dan juga memahami pemanfaatan bioflok sebagai sumber protein dalam upaya efisiensi pakan dan meningkatkan
S
sintasan serta pertumbuhan benih ikan nila.
SI
1. Populasi
TA
B. Populasi dan Sampel
IV ER
Populasi dalam penelitian ini adalah benih ikan nila dengan ukuran 1 em dengan kepadatan 150 ekor dipelihara dalam akuarium berukuran 90 em x
dan 3 ulangan dengan waktu
U
N
60cm x 40 em dengan 4 perlakuan pemeliharaan 1,5 bulan.
2. Sampel Sampel yang digunakan adalah benih ikan nila ukuran 1 em.
Pada
penelitian ini untuk mengetahui sample flole, sampeJ kualitas air, sampel ikan diambil secara acak dari masing-masih wadah sebanyak 10 ekor.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
35
C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berupa alat dan bahan yang disajikan pada Tabel 3.1 dan Tabe132.
D. Prosedur Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan penelitiaan langsung di laboratorium budidaya Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Metode analisa deslaiftif
KA
yang digunakan yaitu dengan membahas secara sistematis, kemudian mengkaji atau
BU
menganaiisa lebih dalam dengan membandingkan literatur yang ada. Penelitian ini
TE R
dilakukan selama 2 bulan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Januari 2011. Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir
S
Program Magister adalah dengan melakukan percobaan skala lahoratorium
TA
menggunakan 4 perJakuan dan masing-masing perJakuan terdiri atas 3 ulangan.
SI
Mendapatkan informasi mengenai keragaan bioflok berkaitan dengan feeding rate
IV ER
dalam rangka menyusun teknologi bioflok yang optimal untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan benih ikan nila intensif yang efektif dan produktif.
U
N
Memahami pemanfaatan bioflok sebagai sumber protein dalam upaya efisiensi pakan dan meningkatkan sintasan serta pertumbuhan benih ikan nila. Perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini adalah perbedaan kandungan protein pakan yang diberikan, yaitu: 1. Perlakuan pertama (A) FR 30% tanpa perlakuan bioflok (Kontrol) 2. Perlakuan kedua (B) ) FR 30 % dengan perlakuan bioflok 3. Perlakuan ketiga (C) ) FR 15% dengan perlakuan bioflok
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
36
4. Perlakuan keempat (0) ) FR 5% dengan perlakuan bioflok Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder. Data primer yang diamati di laboratorium budidaya sekolah Tinggi Perikanan Jakarta meliputi persiapan media pemeliharaan, benih ikan, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, kepadatan balderi, kandungan flok, laju pertumbuhan dan kelangsungan bidup. Pelaksanaan percobaan selama Tugas Akhir Program Magister yang dilalrukan
KA
di laboratorium budidaya Sekolah Tinggi Perikanan sistem teknologi budidaya.
BU
Langkah-Iangkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
TE R
1. Persiapan Wadah 8. Pencucian Aku8rium
TA
S
Wadah pemelibaraan ikan nila dan nila yang digunakan bempa akuarium dengan ulruran 90 em x 60 em x 40 em dan diisi air dengan volume 150 L sebanyak
IV ER
SI
12 buah. Pencucian wadah dilakukan dengan menggosok seluruh dinding pennukaan akuarium menggunakan larutan kaphorit 50 mg/L, yaitu dengan meneampurkan
N
kapborit sebanyak 150 mg ke dalam 3 Lair tawar. Kemudian digosokkan secara
U
merata ke dinding akuariium menggunakan spons. Akuarium dibilas menggunakan air mengalir hingga bersih dan tidak tereium lagi bau kaphorit tersebut. Setelah itu akuarium dibersihkan menggunakan air yang mengalir bingga kandungan kaphorit terse but hilang. Kemudian air limpasan kotoran dibuang dan bak akuariurn dikeringkan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
37
b. Pemasangan Aerasi Pola peneiptaan aliran air dilakukan menggunakan aerasi bempa airlift yang terbuat dari pipa PVC berdiameter 112 inehi sebanyak 2 batang dengan masing masing panjang 60 em dan 20 em yang disatukan dengan L boww, sehingga berbentuk humf L dan dipasang secara vertikal pada dinding bak fiber. Sehingga air dari tempat ikan nila dapat terpompa menuju ikan nila dan meneiptakan pola aliran
KA
air. Selang-selang aerasi dipasang pada bagian bawah airlift sebanyak 2 buah.
BU
Pemasangan aerasi yang lainnya pada bak fiber dilakukan dengan menggunakan selang aerasi yang diberi batu aerasi dengan jumlah satu buah untuk
TE
R
setiap akuarium, yang diletakkan pada ruangan nila. Jarak antara dasar bak fiber dengan batu aerasi adalah 0 em. Aerasi diatur pada pengeluaran gelembung udara
TA
S
yang kuat dan merata. Setiap sehari sekali dilakukan pengecekan aerasi, hal ini
SI
dikarenakan apabila ada batu aerasi yang tersumbat atau kekuatan aerasi yang kurang
N IV
ER
sehingga diharapkan massa air dapat teraduk secara optimal.
2. Kultur Bakteri
U
Bakteri flok yang diinokulasikan ke dalam bak fiber berasal dari hasil kultur perbanyakan. Jenis bakteri yang digunakan adalah Inokulan bakteri pembentuk flok Bakteri BioHarvest Ariake (Bacillus amylolique/adena strain D203) 107 efu/gram. Adapun eara kultur dalam pembuatan inokulan bakteri flok yang dilakukan adalah:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
1. Akuarium yang akan digunakan untuk kultur bakteri bervolume 150 L dicuci menggunakan sikat dan dibilas dengan air mengalir hingga bersih. Bak kultur diisi air sebanyak 200 l. 2. Gula pasir ditimbang sebanyak 6,5 kg kemudian dimasukkan ke dalam bak kultur dengan cara dilarutkan dan disaring agar kotoranlpartikel kasar tidak ikut masuk kedalam media kultur.
KA
3. Pupuk urea ditambahkan sebanyak 100 g ke dalam media kultur bakteri
BU
sebagai sumber unsur nitrogen.
TE R
4. Langkah selanjutnya yaitu dengan menambahkan inokulan bakteri sebanyak 200 gram dan didiamkan selama 6-7 hari serta diberi aerasi kuat
U
N
IV ER
SI
TA
S
dan merata agar bakteri flok yang dikultur dapat berkembang.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
39
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
Tabel 3. 1 Peralatan yang Digunakan Dalam Percobaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
alat saat
12/40790.pdf
40
Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan Dalam Percobaan
3
nita Pakan
FF-999. 781, T79-3
nita
S
Bakteri stok (Ariake)
500
g
Sebagai stok murni
sp
Bakteri inokulan
TA S
TE R
BU
5
Bacillus amyloliquefa ciens strain D203) 107
KA
4
5.
6.
U
3. 4.
N
IV ER SI
Tabel 3.3 Pengukuran Parameter KuaJitas Air
Nitrat Nitrit
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
hari (pagi dan sore) hari
12/40790.pdf
41
3. Dewan Uji Dalam uji percobaan ini hewan uji yang digunakan adalah benih ikan nUa berasal dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Adapun ukuran benih ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nUa 1 em dengan berat rata-rata 0,2 g dan padat tebar lekorll. Benih ikan ditampung didalam bak fiber terlebih dahulu untuk dilakukan
KA
proses akIimatisasi agar menekan tingkat kematian ikan skibat stress. Adapun cara
BU
akIimatisasi yaitu dengan mengapung-apungkan kantong plastik selama 15 menit atau
R
sampai kantong bagian dalam plastik terdapat titik-titik embun dan kemudian
TE
memasukkan air ke dalam kantong plastik sedikit demi sedikit sampai ikan keluar
S
dengan sendirlnya dan kantong.
TA
4. Aplikasi Bakteri Flok
SI
a. Inokulasi Bakteri
ER
Selama kegiatan percobaan, aplikasi bakterl flok dilakukan pada harl pertama
N IV
pemeliharaan saja dan dilakukan pengecekan kepadatan bakterl setiap bak fiber
U
selama dua minggu sekali. Apabila terjadi penurunan jumlah bakterl maka akan diberl tambahan inokulan pada setiap perlakuan. Inokulasi bakteri yang diberikan adalah sebanyak 2,25 ml setiap akuarlum (perhitungan berdasar De Schryver dkk ., 2008).
b. Pemberian gula Penambahan kandungan hara berupa unsur karbon dilakukan dengan menggunakan gula pasir pada awal dan pada saat perlakuan menggunakan gula pasir.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
42
Dosis pakan seseuai perlakuan A,B,C,D diatas. Penebaran ditakukan dengan melarutkan gula pasir dalam air dan dipercikkan merata keseluruh permukaan air tiap bak fiber perJakuan (perhitungan kebutuhan carbon berdasar De Schryver,et aI, 2008) untuk lebihjelasnya dapat dilmat dalam Lampiran 1, Lampiran 2 dan Lampiran 3. 5. Pakan
Jenis pakan yang digunakan dalam pengujian ini adalah pakan buatan
KA
berbentuk crumb/e. Perhitungan jumlah pakan yang diberikan setiap hari adalah
BU
sebanyak 30% tanpa bioflok, 300At dengan perlakuan bioflok, 15% dengan perlakuan
TE R
biotlok dan 5 % dengan perlakuan bioflok dari total biomass yang disesuaikan dengan umur ikan. Jumlah pakan yang dikonsumsi pada umumnya cenderung
Pakan diberikan dengan frekuensi sebanyak
TA
diberikan adalah pakan berupa pellet.
S
semakin menurun dengan semakin meningkatnya umur ikan.· Adapun pakan yang
SI
tiga kati sehari, yaitu masing-masing pada jam 07.00, 13.00 dan 17.00 WIB.
IV ER
Perlakuan dengan FR yang berbeda ini diharapkan untuk· identifikaSi mengenai keragaan biotlok dalam rangka menyusun teknologi bioflok yang optimal
N
untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan benm ikan nita intensif yang
U
efektif dan produktif. .
E. Metode Analisis Data
Studi Penderan Ikan Nita (Oreochromis niloticus) menggunakan Sistem Bioflok (pengaruh CIN Ratio terhadap Dinamika Flok dan Pertumbuhan Ikan Nita) . Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan baku yang murah dan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
43
mudah didapat untuk mempertahankan flok dengan efisiensi pakan yang tinggi dan menghasilkan benih ikan. Rumusan Hipotesisnya adalah sebagai berikut : • HI
= Terdapat pengaruh yang nyata pengurangan FR terhadap pemberian
pembentukan flok, sintasan dan pertumbuhan benih ikan nila • HO = tidak terdapat pengaruh pengurangan FR terhadap pembentukan flok, sintasan dan pertumbuhan benih ikan nila
KA
Bila data homogen artinya X2 terkoreksi < X2 tabel, maka dilanjutkan dengan
BU
menggunakan analisa sidik ragam pada taraf nyata 5% dan 1%.
TE R
Analisis sidik ragam ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh faktor pedakuan terhadap keragaman hasil percobaan :
TA
uji 5% (diberi tanda *).
S
1. Perlakuan berbeda nyata jika Ht (Hipotesis penelitian ) diterima pada taraf
IV ER
(diberi tanda **)
SI
2. Perlakuan berpengaruh sangat nyata jika H t diterima pada taraf uji 1%
N
Analysis of variance (Anova)
U
Uji One Way Anova digunakan untuk menganalisis feeding rate dan pengaruhnya terhadap dinamika flok serta pertumbuhan ikan nila. Untuk membantu dalam menganalisis data digunakan program statistika SPSS 10 agar didapatkan data yang homogen, nonnal dan aditif. Untuk uji homogenitas digunakan uji Bartlett, sedangkan untuk uji nonnalitas digunakan metode chi-kuadrat.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Apabila tidak
12/40790.pdf
44
memenuhi kriteria tersebut maka akan digunakan metode pengujian yang sesuai (Non parametrlk).
Analisa Kuantitatif Metode kuantitatifyang digunakan ada1ah untuk penghitungan :
1. Kualitas Air
KA
Selama pemeliharaan ikan di akuarium tidak dilakukan penyiponan dan pergantian air. Jumlah volume air dilakukan pengecekan secara periodik agar air
BU
tidak berkurang dengan mengamati ketinggiannya. Penambahan air hanya dilakukan
TE R
apabila air di dalam bak fiber berkurang akibat proses penguapan. Parameter kualitas
2. Kepadatan Balderi
TA S
air yang diamati selama penelitian disajikan dalam Tabel 3.3.
IV ER SI
Perhitungan jumlah kepadatan bakteri yang diinokulasikan pada air media pemeliharaan dilakukan setiap dua minggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri yang diinokulasikan ke dalam air media pemeliharaan
N
dapat berkembang biak dengan baik atau mengalami penurunan. Sehingga apabila
U
terjadi penurunan jumJah bakteri dapat diberi tambahan inokulasi bakteri. Pengecekan kepadatan jumlah bakteri dilakukan pada semua bak fiber dengan mengambil air sampel media pemeliharaan sebanyak 10 ml.
Adapun cara
penghitungan bakteri yaitu dengan metode Total Plate Count (TPC) sebagai berikut: I. Semua perlatan yang akan digunakan dilakukan pencucian dan proses sterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
45
2. Bahan TSA (Tryptic Soy Agar) ditimbang sebanyak 40 g untuk 1 liter akuades menggunakan timbangan ohaus ketelitian 0,0000 1 g. 3. Bahan yang sudah ditimbang dilarutkan kedalam labu Erlenmeyer yang berisi akuades sesuai dengan takaran, kemudian tutup bagian atas labu menggunakan alumunium foil yang diberi lubang penguapan. 4. Agar TSA dipanaskan dan dilakukan pengadukan menggunakan Hot plate
KA
and sterer hingga teraduk merata dan terdapat buih didalam labu, kurang
BU
lebih selama 20-30 menit.
5. Akuades sebanyak 1 L dan TSA yang telah di angkat dati Hot plate and
TE
R
sterer, dilakukan sterilisasi menggunakan Autoclave pada suhu 121°C
selama 15 menit dengan mengatur tombol pengaturannya.
TA
S
6. Semua alat dan bahan yang telah dalam keadaan sterH dimasukkan ke
SI
dalam ruangan Laminar flow. Proses kerja selanjutnya dilakukan di dalam
ER
ruangan Laminar flow karena untuk mencegah terjadinya kontaminasi dati bakteri yang tidak diharapkan .
N IV
7. Agar TSA cair dituang ke dalam petri disc hingga ketebalan 2-3 mm dan
U
didiamkan selama 8-10 jam sehingga agar menjadi padat. 8. Akuades sterH dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 9 ml per tabung menggunakan pipet. 9. Air sampel terlebih dahulu diaduk menggunakan Vortex supaya bakteri tersebar merata di air sampel dan kemudian di ambit 1 ml menggunakan mikropipet untuk diencerkan ke dalam tabung reaksi. 10. Pengenceran bakteri tersebut dilakukan hingga 6-8 kali ulangan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
46
11. Pada ulangan yang terakhir dilakukan pengambilan 1 ml larutan untuk kemudian dilakukan plating pada media agar. 12. Lakukan plating menggunakan triangle spatulla pada daerah di sekitar nyala api bunsen, untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi. 13. Setelah inokulan tersebar merata di media agar, selanjutnya petri disc dimasukkan ke inkubator dengan suhu 3SoC selama 24 jam supaya bakteri
KA
dapat tumbuh.
TE R
Counter Pen atau menggunakan spidol.
BU
14. Perhitungan jumlah koloni bakteri dapat dilakukan menggunakan Coloni
3. Kandungan Flok
S
Kandungan flok yang tersuspensi dalam air dilakukan pengukuran setiap
TA
seminggu sekali dengan menggunakan tabung inholf.
Kandungan flok di ukur
SI
dengan cara mengambiI sampel air sebanyak 1 L dari setiap bak fiber, kemudian
IV ER
dimasukkan ke dalam tabung inholf dan didiamkan beberapa saat hingga terjadi endapan di dasar tabung. Flok berwama cokelat kehitaman, kandungan flok
U
N
dinyatakan dalam satuan mVI.
4. Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Sampling pertama dilakukan sebelum benih ikan nila dan nila ditebar pada
bak fiber. Sedangkan sampling kedua dan seterusnya selama masa pemeliharaan dilakukan setiap seminggu sekali dengan jumlah sampel 10 setiap perlakuan. Sampling bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan dan perhitungan jumlah
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
47
pakan yang diberikan darl total biomass. Pengukuran berat dilakukan menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,01 g. Pengukuran dan perhitungan yang dilakukan dalam sampling ikan adalah sebagai berikut: a) Perhitungan Populasi:
I Populasi ~ jumlah awal- jumlah yang mati b) Perhitungan Tingkat Kelangsungan Hidup atau Survival Rate (SR):
TE R
BU
KA
SR = jumlah ilwn pada akhir pemeliharam xl 00010 jumlahilwn pada awal pemeliharam
c) Perhitungan Pertambahan Berat Harian Rata-rata Average Daily
TA
S
Growth (ADG):
ADG Wt-Wo Llt
N
Keterangan: ADG Wt Wo b. T
IV ER
SI
Perhitungan Pertumbuhan Berat Harlan Mutlak
U
= Pertambahan berat harlan rata -rata (g) = Rata-rata berat akhir ikan nila
= Rata-rata berat awal ikan nila(g) = Selisih waktu sampling (hari)
Perhitungan Laju Pertumbuhan Berat Relatif
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
48
Keterangan:
a. = Laju pertumbuhan herat relatif (%)
Wt = Berat rata-rata ikan nita terakhir
Wo = Berat rata-rata sampling seheJumnya (g)
t = waktu budidaya (hari) e) Perhitungan Biomassa menurut:
MBW
Biomass Popu/asi
KA
f) Perhitungan Berat Rata-rata atau Mean Body Weight (MBW):
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
I Biomassa = Berat rata-rata x populasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
12/40790.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
88 BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. SimpuJao Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut.
1. Penggunaan aplikasi bioflok deDgan pemberian FR yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat dan sintasan pada ikan nila.
KA
2. Perlakuan dengan menggunakan FR (15%) dengan perlakuan bioflok menunjukkan hasil yang paling baik dalam upaya efisiensi pakan, pertumbuhan berat dan sintasan, disusul
BU
perlakuan FR (300Al) dengan perJakuan bioflok kemudian perlakuan FR(5%) dengan
TE R
perJakuan bioflok dan yang terakhir adalah FR (300Al) tanpa perlakuan bioflok.
S
B. Saran
TA
Berdasarkan hasil dari temuan dan pembahasan maka dapat disarankan sebagai berikut.
SI
1. Periu dilakukan uji coba lanjutan pada skala yang lebih besar uotuk menerapkan aplikasi
IV ER
bioflok dengan FR (15%) agar didapatkan basil yang optimal. 2. Ditinjau dari sisi efisiensi penggunaan pakan atau penggantian air, pada budidaya ikan
U
N
nila, penggunaan teknologi bioflok perlu terus diaplikasikan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
89 12/40790.pdf
DAYrARPUSTAKA
Aiyushirota. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Heterotroph Dengan Bioflok Biotechnology Consulting and Trading Komp. Bandung. Jawa Barat. Diambil 28 Januari 2010, dari situs World Wide Web http://www.aiyushirota.com/wcontent/uploadsl2009/06/bioflocs Indonesia. Avnimelech, Yoram. 2009. Biofloc Technology. A Practical Guide Boole. World Aquaculture Society. Technion Israel institute of Technology.
KA
Avnimelech, Yoram. & Kochba MaIka. 2009. Evaluation Of Nitrogen Uptake And Excretion By Tilapia In Bio Floc Tanks, Using 15n Tracing. Aquaculture, 287, 163-168.
BU
Azim, M.E., Little, D.C. & Bron, J.E. 2006. Production of Microbial Protein Using Activated Suspension Technique (AST) in Indoor Tanks. Institute of Aquaculture, University of Stirling, Scotland, UK.
S
TE
R
Azim, M.E., Little,D. & North, B. 2007. Growth and Welfare of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Cultured Indoor Tank using BioFloc Tehnology (BF!). Presentation in Aquaculture 2007, 26 February - 3 March 2007. Sna Antonio, Texas, USA.
ER
SI
TA
Azim, M.E. & Little, D.C. 2008. The Biofloc Technology (BF!) In Indoor Tanks: Water Quality, Biofloc Composition, and Gowth and Welfare of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). Institute of Aquaculture, University of Stirling, Stirling FK9 4LA, United Kingdom. Journal homepage: www.elsevier.com/locateiaqua-online. Aquaculture, 283 (2008) 29-35.
N IV
Brune, D.E., Schwartz,G , Eversole, A.G, Collier, J.A. & Schwedler, T.E. 2003. Intensification Of Pond Aquaculture And High Rate Photosynthetic Systems. Aquacultural Engineering, 28 : 65-86.
U
Boyd, C.E. 1981. Water Quality in Warm Water Fish Pond Auburn. Alabama: Auburn University. 358 pp. - - - . 1991. Water Quality Management and Aeration in Shrimp Farming. Water Harvesting Project of Auburn University, Alex Bocek, Editor p: 5 19. Boyd, C.E., Tanner, M.E. Mahmoud, M. & Kiyoshi, M. 1994. Chemical Characteristics of Bottom Soils from Freshwater and Brackishwater Aquaculture Pond. Journal ofthe World Aquaculture SoCiety. Vol. 25 No.
4. Chakroff, M. 1987. Fresh Water Fish Pond Culture and Management. Avenue: Vita Publication 191 pp.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
90 12/40790.pdf
Cholik, F., Artaty & Arifudin. 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Jakarta: Direktorat Jenderal Perlkanan.52 pp. Crab, R, Avnimelech, Y, Defoird!, T. Bossier, P & Verstraete, W. 2007. Nitrogen Removal Techniques In Aquaculture for a Sustainable Production. Aquaculture, 270: 1-14. De Schryver P., Crab, R Detroit, T. Boon, N., Verstrate, W.2008. The Basic of Bioflock technology: The Added Value For Aquaculture, 227:125-137. Deptan. 2000. Petunjulc Teknis Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Jakarta: Balai Kajian Teknologi Pertanian Lembang, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
KA
Ditjenkanbud.2004. Pembenihan Nila Merah (Oreocromis sp.) Dalam Bale Semen. Jambi: Departemen Kelautan Dan Perikanan. Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Diambil dari 2 Agustus 2011 situs World Wide Web http://www.dkp.go.id/Content PHP.
BU
Djarijah. A.S. 1995. Nila Merah Pembenihan Dan Pembesaran SecQTa Intensif. Yogyakarta: Kanisius.
TE
R
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bag; Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Bogor: Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
TA
S
- - - . 2003. Telaah Kualitas Air Bag; Proses Pengelolaan Sumberdayadan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
N IV
ER
SI
Gunadi, B. & Hafsaridewi, R 2007. Pemanfaatan Limbah Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepenus) Intensif Dengan Sistem Heterotrofik Untuk Pemeliharaan Ikan Nila. Laporan Akhir Keg;atan Riset 2007 Sukamandi: Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air tawar.18 hal.
U
- - - . 2008. Pengendalian Limbah Amonia Budidaya Lele Dengan Sistem Heterotrofik Menuju Sistem Akuakultur Nir-Limbah. Jurnal Riset Akuakultur Volume 3 Nomor 3 Tahun 2008. ISSN 1907-6754. Jakarta, Hal 437-448. Hamoda, M. F. 1995. Biotreatment of Waste Water Using Aerated Submerged Fixed-Film Reactor. Journal Environmental Biotechnology. Kluwer: Academic Publisher. Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Cetakan I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jenie, L.S.B. & Rahayu P. W. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta : Kanisius. Khairuman, & Amri, K. 2002. Budidaya Lele Lolcal Secara Intensif. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
91 12/40790.pdf
- - - - - - - . 2007. Budidaya lkan Nila Secara Intensif. Cetakan VII .. Jakarta: Agromedia Pustaka . 2008. Buku Pintar Budidaya 15 lkan Konsumsi. 2008. Jakarta: Agromedia Pustaka. Krismono, A. 1987. Penelitian Limno-Biologi Waduk Saguling pada Tahap Ps. lnudasi. Bogor: BPPAT. Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penebar Swadaya. Maulina, N. 2009. Aplikasi Teknologi Biotlok Dalam Budidaya Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone). Tesis School of Lift Science and Technology, ITB. Bandung.
BU
KA
Merryanto, Y. 2000. Struktur Komunitas Ikan dan Asosiasinya dengan Padang Lamun di Perairan Teluk Awur Jepara. Program Pasca Sarjana, IPB. Bogor.
TE R
Moriarty, D.J.W. 1996. Microbial Biotechnology for Suitable Aquaculture. INFOFISH International 4 (96): 23-28. Mudjiman, A. 2009. Makanan /kan. Edisi Revisi. Cetakan 21. Jakarta : Penebar Swadaya.
TA S
Mustafa, A. 1998. Budidaya Tambak di Lahan Gambut: Studi Kasus di Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, XVII (3), 73-82.
IV ER SI
Novitasari, Dian. 2008. Optimasi pH dan Salinitas terbadap Pembentukan Bioflok untuk. Uji Kualitas Air pada Sistem Akuakultur. Bandung: Program Sarjana Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Padjajaran.
N
Pantjara, Brata & Racbmansyah. 2010. Efisiensi Pakan Melalui Penambahan Molase Pada Budidaya Udang Vaname Salinitas Rendah. Maros-Sulawesi Selatan: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau.
U
Popma. T & Masser. 1999. Tilapia Life History and Biology. Unitet States: Southern Aquaculture Center. Rukmana, H.R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta : Kanisius, 90 hal. Schneider, 0., V. Sereti, E.H. Eding. & Verreth, J.A.J. 2005. Protein Production by Heterotrophic Bacteria Using Carbon Supplemented Fish Waste. Paper presented in World Aquaculture 1005, Bali. Indonesia. (Abstract). Setiawan, Wawan. & Reki, S. 2010. Bio-Floc Teknologi. Semarang: Fakultas Perikanan dan lmu Kelautan Universitas Diponegoro. Standar Nasional Indonesia. 1999. Produksi Benih lkan Nila Httam (Oreochromis Niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar. SNI: 01- 6141 -1999. ICS.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
92 12/40790.pdf
Stolp, H. 1988. Microbial Ecology: Organisms, habitats, Activities. Cambridge: Univ. Press, Cambridge, New York., New Rochelle, Melbourne, Sydney, 308 pp. Subarijanti, H, U. 1990. Limnologi. Universitas Brawijaya: Fakultas Perikanan.
Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suyanto, S. R. 2005. NILA . Jakarta: Penebar Swadaya.
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
Wing Gutierrez, M.T. & Malone, R.F. 2006. Biological filters in Aquaculture:
trends and research direction for freshwater and marine applications. Aquae Eng 34,163-171.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
93
Lampiran l.llustrasi Kebutuhan Carbon berdasarkan (De Schryver.,
dkk.,2008)
FR300k
PERBITUNGAN KEBUTUBAN KARBON (e) Untuk FR 30%
KA
BU
TA S
Dosis C yg dibutuhkan
IV ER SI
Dosis Inokulan Bakteri diberikan
U
N
Jika akuarium volume jumlah inokulan bakteri
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
150 ekor/akuarium 0.3 1 gr 150 gr 45 grlhari 0.3 Protein 13.5 grlhari 0.16 Nitrogen 2.16 grlhari 0.75 1.62 grlhari 10 16.2 grClhari 0.5 _grClhari
TE R
Kepadatan Feeding Rate Berat Benihlekor Berat populasi Jumlah Pakan Pakan mengandung (%) Jumlah Protein Pakan Pakan mengandung (%) JumlahN Total N yg hHang bersama air (%) Jumlah N yg hilang CIN ratio (1O:1) Kebutuhan C utk asimilasi N Bahan organik mengandung (%)
10-20 mYton air _mllbak 150 liter _ml
12/40790.pdf
94
LampiraD 2. I1ustrasi KebutuhaD CarooD berdasarkaD (De Schryver., dkk,
2008)
FR1S%
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KARBON (C)
Kepadatan Feeding Rate Berat Benihlekor Berat populasi Jumlah Pakan Pakan mengandung (%) Jumlah Protein Pakan Pakan mengandung (%) JumlahN Total N yg hilang bersama air (%)
150 ekor/akuarlum 0.15 % 1 gr
150 gr
22.5 grlbari 0.3 Protein
KA
6.75 grlbari
0.16 Nitrogen
BU
1.08 grlbari 0.75 0.81 gr/hari
Jumlah N yg hilaDg
15 12.15 grClhari
TE R
CIN ratio (10:1) Kebutuhan C utk asimilasi N Bahan organik mengandung (%)
0.5
_grClhari
SI T
AS
Dosis C yg dibutuhkaD
ER
Dosis Inokulan Bakteri diberikan
U
N
IV
Jika akuarium volume
inokulan bakteri
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
I
I
10-20 mllton air 12 mllbak
_mllbak 150 liter
ml
12/40790.pdf
95
Lampiran 3 I1ustrasi Kebutuhan Carbon berdasarkan (De Schryver, et ai, 2008) FR5%
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KARBON (C) 150 0.05 1 150
7.5 0.3 2.25 0.16 0.36
%
gr gr gr/hari Protein gr/hari Nitrogen gr/hari
0.75
0.27 gr/hari 20 5.4 grC/hari
BU
Jumlab N yg hilang CIN ratio (10:1)
TE R
Kebutuhan C utk asimilasi N Bahan organik mengandung (%)
0.5
_grC/hari
U
N
IV
ER
SI T
Dosis Inokulan Bakteri diberikan
AS
Dosis C yg dibutubkan
Jika akuarium volume
inokulan bakteri
ekor/akuarium
KA
Kepadatan Feeding Rate Berat Benihlekor Berat popu)asi JumJah Pakan Pakan mengandung (%) Jumlah Protein Pakan Pakan mengandung (%) JumiahN Total N yg hilang bersama air (%)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
10-20 mVton air _mllbak 150 liter
ml
12/40790.pdf
96
Lampiran4 Laju Perumbuhan Berat Relatif{%) Benih lkan Nila Pada Setiap Bale Perlakuan
C3
Dl D2 D3
13.2 6.8 8.8 6.0 12.4 5.5 7.9 6.0 5.2 9.0 5.5 9.6
3.2 10.9 5.8 12.2 6.4 9.9 7.1 12.9 12.5 3.5 10.9 6.0
3.6 4.3 6.5 4.3 4.0 6.8 11.8 9.2 9.7 9.4 2.2 2.3
4 6.7 0.5 1.0 4.2 3.9 4.7 -0.2 1.1 1.5 1.7 3.5 2.6
5 1.2 5.4 0.9 2.2 1.2 2.1 4.2 4.4 5.3 5.0 4.7 7.2
6 1.1 -0.8 1.2 1.6 1.7 1.7 3.2 6.3 5.3 2.4 0.8 -0.7
KA
Bl B2 B3 Cl C2
3
RATA·RATA LAJU PERTUMBUHAN BERAT RELATW (%) 4.82 4.49 4.03 5.07 4.91 5.11 5.65 6.63 6.58 5.17 4.61 4.50
BU
A2 A3
2
R
Al
1
TE
BAK
LAJUPERTUMBUHANBERATRELATW(%) MINGGUKE
TA
S
Laju Perumbuhan Berat Harian (gramlhari) Benih Ikan Nita Pada Setiap Bale Perlakuan LAJUPERTUMBUHANBERAT~
I
: !
IV ER
2
0.0394 0.0166 0.0229 0.0143 0.0360 0.0129 0.0200 0.0143 0.0121 0.0237 0.0129 0.0257
0.0170 0.0477 0.0250 0.0529 0.0354 0.0386 0.0300 0.0571 0.0521 0.0141 0.0443 0.0271
N
A2 A3 Bl B2 B3 Cl C2 C3 Dl D2 D3
1
U
Al
3
SI
(gramlbari) MINGGUKE
BAK
0.0236 0.0314 0.0421 0.0329 0.0314 0.0471 0.0900 0.0857 0.0843 0.0579 0.0143 0.0143
4 0.0629 0.0043 0.0086 0.0429 0.0400 0.0486 0.0029 0.0143 0.0200 0.0157 0.0271 0.0186
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
5 0.0143 0.0471 0.0086 0.0286 0.0143 0.0271 0.0529 0.0700 0.0857 0.0571 0.0486 0.0629
6 0.0143 0.0100 0.0114 0.0229 0.0229 0.0257 0.0557 0.1429 0.1229 0.0357 0.0100 0.0086
RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN BERAT HARlAN (2ramlban) 0.029 0.026 0.020 0.032 0.030 0.033 0.042 0.064 0.063 0.034 0.026 0.026
12/40790.pdf 97
Lampiran 5. Hasil Analisis Pengaruh Bioflok terhadap penurunan FR dan Laju Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila Menggunakan SPSS. GET FILE='F:\FRANSISKA\RESEARCH\UB.sav'. DATASET NAME DataSetO WINDOW=FRONT. UNIANOVA UB BY FR IMETIIOD=SSTYPE(3) IINTERCEPT=INCLUDE IPOSTIIOC=FR(DUNCAN LSD) ICRITERIA=ALPHA(0.05) IDESIGN=FR. Univariate Analysis of Variance
KA
Notes
BU
01-Jan-201221:02:58
W:\FRANSISKA\RESEARCH\UB.s av
Active Dataset Filter
[DataSetl <none>
TE
R
Data
Weight I<none> <none> SpUtFile N ofRows in Working 12 Data File Definition of Missing IUser-defined missing values are ~eated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with [valid data for all variables in the
~issing Value
~odel.
U
N
Handling
IV ER
SI
TA
S
Output Created Comments Input
IUNIANOVA US BY FR
Syntax
IMETIIOD=SSTYPE(3) IINTERCEPT=INCLUDE IPOSTIIOC=FR(DUNCAN LSD) ICRITERIA=ALPHA(0.05) IDESIGN=FR. Resources
Processor Time
00:00:00.078
Elapsed Time
00:00:00.093
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 98
[DataSetl] F:\FRANSISKA\RESEARCH\lJB.sav Between-Subjects Factors
N
Feeding Rate A
3
B
3
C
3
D
3
KA
Tests of Between-Subjects Effects
Source
df
Mean Square
.002a
3
rmtercept
.013
1
~R
.002 .000
IV ER SI
!Error Total Corrected Total
TA S
~orrected ~odel
TE R
Type III Sum of Squares
BU
Dependent Variable:Laju Pertumbuhan Berat
.015 .002
3 8 12 11
.001
F
Sig.
11.111
.003
.013 266.667 .001 11.111 5.000E-5
.000 .003
N
a. R Squared = ,806 (Adjusted R Squared = ,734)
U
Post Hoc Tests Feeding Rate
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Laju Pertumbuhan Berat 1(1) (J) Mean Feedin Feedin Difference (1 J) Std. Error Sig. gRate gRate ~SD
A
B C D
-
-.0067 -.0033
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
.00577 .282
-.0200
.0066
.00577 .001
-.0433
-.0167
.00577 .580
-.0166
.0100
99 12/40790.pdf
.• --•• -
C
.0200
.00577 .004
-.0366
-.0100
.00577 .580
-.0100
.0166
.00577 .001
.0167
.0433
.00577 .004
.0100
.0366
.00577 .002
.0134
.0400
.0033
.00577 .580
-.0100
.0166
-.0033
.00577 .580
-.0166
.0100
.00577 .002
-.0400
-.0134
.0033
A B D
A
D
-.0066
-
D
C
.00577 .282
.0067
B C
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 5,00E-005.
BU
*. The mean difference is significant .at the 0,05 level.
Laju Pertumbuhan Berat
1
N
B
C
3
.0267
3
.0300
3
N
Sig.
2
.0233
IV ER SI
3
D
TA S
iDuncana A
Subset
TE R
Homogeneous Subsets
Feedin gRate
KA
A
B
.300
.0533 1.000
U
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 5,00E 005. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
100
Lampiran 6. Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rale) (%) Benih Ikan Nila Pada Setiap Bak Perlakuan TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP (SU1'Vival Rate)
(%) BAK
TA Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
KA
72.00 73.33 75.33 81.00 85.33 83.00 85.33 93.00 85.00 SO.33 74.33 73.67
SI
I
(0/0)
IV ER
I
6
216 220 226 243 256 249 256 277 255 241 223 221
N
l
5
225 228 232 253 269 251 265 279 256 254 232 239
U
i
I
4
230 239 241 263 276 267 271 283 267 261 254 257
BU
A3 Bl B2 B3 Cl C2 C3 Dl D2 D3
3
270 247 249 269 284 274 283 289 274 267 267 268
R
I
2
285 259 256 275 287 279 289 281 285 279 276 289
S
I
A2
1
289 267 276 291 293 289 295 292 291 284 281 293
TE
Al
MINGGUKE
RATA-RATA TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP (Survival Rate)
101 12/40790.pdf
Lampiran 7. HasH Analisis Pengaruh Biotlok terhadap penunman FR dan tSR Benih Ikan Nila Menggunakan SPSS. UNIANOVA SR BY FR IMETHOD=SSTYPE(3) IINTERCEPT=INCLUDE IPOSTHOC=FR(DUNCAN LSD) ICRITERIA=ALPHA(O.05) IDESIGN=FR. Univariate Analysis of Variance
Notes
~ataSetO
Filter Weight
<none> <none> <none>
Split File N of Rows in Working DataFHe
IUser-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with !Valid data for all variables in the !model. UNIANOVA SR BY FR IMETHOD=SSTYPE(3) IINTERCEPT=INCLUDE IPOSTHOC=FR(DUNCAN LSD) ICRITERIA=ALPHA(O.05) IDESIGN=FR.
IV ER SI
Handling
U
N
Syntax
Resources
12
Definition ofMissing
TA S
~issing Value
BU
Active Dataset
TE R
Input
KA
20-Mar·2011 23:28:08
Output Created Comments
Processor Time
00:00:00.110
Elapsed Time
00:00:00.063
[DataSetO]
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf 102
Between-Subjects Fadon N
!FEEDING [RATE
A
3
B
3
C
3
D
3
FR Error
384.667a
3
76800.000 384.667
1 3
79.333
8
77264.000 464.000
Total Corrected Total
128.222
12
11
IV ER SI
N U
9.917
Sig.
12.930
.002
-
.000
76800.000 7.745E3 128.222
a R Squared = ,829 (Adjusted R Squared = ,765)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
F
BU
Corrected Model Intercept
Mean Square
df
TA S
Source
TE R
Type III Sum of Squares
KA
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:SURVIVAL RATE
II
12/40790.pdf 103
Post Hoc Tests FEEDING RATE
Multiple ComparisoDs Dependent Variable:SURVNAL RATE
(J) FEED FEED INO INO
95% Confidence Interval Mean
(1
C
C
2.57121
D
2.57121
A
2.57121
C
2.57121
D
2.57121
A
2.57121
B
2.57121
D
A
IV ER SI
D
BU
2.57121
TE R
B
B
TA S
A
KA
Std. Error
2.57121 2.57121
B
2.57121
C
2.57121
N
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 9,917.
U
*. The mean difference is significant at the 0,05 level.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
104 12/40790.pdf
Homogeneous Subsets SURVIVAL RATE FEEDI
Subset
NO N
RATE
2
3 73.3333
D
3 76.0000
B
3
83.0000
C
3
87.6667 .330
.107
U
N
IV ER SI
TA S
TE R
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error tenn is Mean Square(Error) = 9,917. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
KA
Sig.
BU
iDuncan A a
1
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
105
Lampiran 8. Suhu Suhu Pagi Hari
Perlakuan
Ke5
1
6
A 27.9
27.5
28.3
27.5
27.7
28.1
27.5
28.1 27.8
27.5 26.6
27.6 27.3
27.8 27.5
26.6 26.0
KA
27.7
Subu SoreHari rC) Minggu Ke 1 3 4 5
1
TE R
Perlakuan
28.1
27.3
28.2
27.4
28
27.9
28.1
27.6
28.5
26.5
27
27.9 26.7
27.6 27.8
26.8 26.4
28.3 27.9
27.0 27.0
28 27
SI
TA
27.8
U
N
IV ER
B(FR 30%) C(FR 15%) D(FR5%)
6
S
A
(Kontrol)
BU
Suhu Sore Hari
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
106
Lampiran 9. pH pHPagiHari
i
A (Koatrol) B(FR 30%) C(FR 15%) D(FR5%)
pHMiDeuKe 3 4
5
6
6.9
6.7
7.1
7.0
7.2
7
6.9
6.8 6.8
7.2 7.3
6.9 7
7 7.2
1
2
7.2
6.9
6.6
7.3
7.1
7.3 7.3
7.1 7.1
KA
Perlakuaa
BU
pH SoreHari
2
3
4
7,4
7,1
6,9
7,1
7,5
7,3
7,2
7,3 7,3
7,5
D(FR5%)
7,5
U
15%)
7,4
7;1.
7,1
7,0
7,4
7,1
7,2
7,0
7,5
7,2
7,4
ER
C(FR
N IV
30%)
7,3
SI
B(FR
6
6,9
TA
(Kontrol)
S
A
5
TE
1
R
Miaggu Ke Perlakuaa
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
107
Lampiran 10. DO
Perlakuan
Kadar Oks~ en Terlarut (ml!ll) Mineu I{e.. 1 4 2 3 5 6
A
(Kontrol)
6.1
5.8
5.3
5.9
5.3
5.6
5.6
5.6
5.3
5.6
5.5
6.2
5.7 5.6
5.8 5.7
5.2 5.2
5.1 5.1
5.6 5.7
5.4 5.8
B(FR
30%) C(FR
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
15%) D(FR5%)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
108
LampiraD 11. Nitrit
PerlakuaD A (KoDtrol) B(FR
30%)
)
1
2
3
4
5
6
0,020
0,015
0,018
0,019
0,021
0,015
0,01
0,015
0,016
0,017
0,015
0,015
0,010 0,017
0,012 0,015
0,015 0,018
0,009 0,017
0,010 0,019
0,009 0,017
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
C(FR 15%) D (FR5 %
MiDgp Ke-- (mg!L'
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
109
Lampiran 12. Nitrat
Perlakuan
Min
1
2
3
0,020
0,026
0,030
0020
0,015
0018
15
0,018
0,026
0013
0,013
0,015
13
0,019 0,025
0,021 0,029
0013 0,019
0,012 0,017
0010 0,019
5
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
A
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
110
Lampiran 13. Amonia
Perlakuan
Min
1
1
3
0,016
0,027
0,025
0,019
0,023
0,016 0,016
0,018 0,025
5
6
0,024
0,021
0,021
0,021
0,017
0,015
0,019
0,016 0,016
0013 0,013
0,016 0,016
0012 0,019
U
N
IV ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
A
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40790.pdf
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JLCabe Raya Pondok Cabe Ciputat 1541
Telp. 021.7415050, Fax 021.7415588
BIODATA
: : : :
Fransiska Maharani Suryaningrum 015584493 Purwokerto, 2 Agustus 1983 2009 TK Bayangkari Kemala IX Purwokerto (1988-1989) - SD Kedungwuluh VI Purwokerto (1989-1995) - SMPN I Purwokerto (1995-1998) - SMUN I Purwokerto (1998-2001) - DIV Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta (2001-2005) - Staf Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas II Teluk Nibung Tanjung Balai Asahan, Pusat Karantina Ikan, Departemen Kelautan dan Perikanan (2006-2008). -Staf Subbag.Program dan Anggaran Pusat Karantina Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (2008-2010). - Staf Subbag. Monitoring dan Evaluasi, Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Kemanan Hasit Perlkanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (2008- Sekarang). Kompleks Sekolah Tinggi Perikanan Flat A-3 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520 081319614590
U
TelplHP.
N
Alamat Tetap
IV ER SI
TA S
Riwayat pekerjaan
TE R
BU
KA
Nama NIM Tempat dan Tanggal Lahir Registrasi Pertama RiV',ayat Pendidikan
Jakarta,.................. 2012
(Fransiska Maharani S) NIM.015584493
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka