Analysis Of Lead (Pb) Concentration In The Dustfall In Residential And Roadside Area (Srondol Bumi Indah Residential And Jalan Setiabudi Semarang) Dian Primasari*), Haryono S. Huboyo**), Dwi Siwi Handayani**) Email :
[email protected]
Abstract The increase of development, population and energy consumption were some of the factors cause the increasing of air pollution. Dust (particulates) was one of the most dangerous pollutant in ambient air. Therefore, the aim of this research were to determine the amount of dustfall and lead concentration in the dustfall located in Srondol Bumi Indah resident and Jalan Setiabudi Semarang from April 2014 to Juni 2014. The dustfall samples were collected each month using dustfall collector based on SNI 134703-1998 from four sampling points. The amount of dustfall were analyzed using gravimetric analysis method while the concentration of lead (Pb) were analyzed using an Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES). Results showed that the average of dustfall ini Srondol Bumi Indah residential area (195,72 ± 44,52 2 2 gr/m /month) and Jalan Setiabudi (348,92 ± 57,9 gr/m /month ) has exceed the value of 2 10 tons/km /month as recommended by Goverment as written in PP no. 41 tahun 1999. Meanwhile the average of lead concentration in was Srondol Bumi Indah residential area was 4,76 ± 0,61 µg/L and lead concentration in Jalan Setiabudi was 6,04 ± 2,22 µg/L. From this analysis can also be suggested that variety of area such as residential area and roadside did not affected the amount of dustfall while variety of area affected the concentration of lead (Pb) in dustfall. Keyword : Dustfall, Insoluble fractions, Soluble fractions, Lead (Pb) , Residential Area, Roadside Area
PENDAHULUAN Peningkatan pembangunan fisik
Debu jatuh adalah salah satu partikel
kota dan pusat-pusat industri yang
kasar yang ada di udara. dimana debu
disertai dengan melonjaknya jumlah
jatuh memiliki ukuran diameter sama
penduduk, jumlah kendaraan
serta
atau lebih besar dari 10 μm. (Sami et al,
konsumsi
energi
2006). Debu jatuh diartikan sebagai
peningkatan
jumlah
debu yang berasal dari udara sekeliling
kualitas udara
yang jatuh akibat pengaruh gravitasi
produksi
dan
meyebabkan
polutan udara dan mengalami
penurunan.
Salah
satu
maupun yang terikut oleh air hujan.
pencemar yang paling banyak dan
Debu
bahaya
gangguan pernapasan dan iritasi pada
makhluk
bagi hidup
lingkungan adalah
maupun partikulat.
jatuh
manusia.
Partikulat mempunyai bermacam bentuk dan ukuran. Salah satunya debu jatuh.
*) Mahasiswa **) Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro *) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
bisa
mengakibatkan
Debu jatuh memiliki komponen kimia yang kompleks adalah
logam
salah satunya
berat
timbal.
Kawasan Pemukiman Srondol dan Jalan Setiabudi.
Timbal
merupakan logam berat beracun yang
GAMBARAN
bersifat
PENELITIAN
akumulatif
sehingga
dalam
menyebabkan
tubuh
UMUM
LOKASI
keracunan
Lokasi penelitian yang diambil
hingga kematian. Selain itu timbal juga
adalah Jalan Setiabudi Semarang dan
mencemari
Pemukiman
lingkungan
karena
bisa
Srondol
Bumi
Indah
diserap oleh tanah dan air. Pencemaran
Semarang. Jalan Setiabudi Semarang
timbal
alami
adalah jalan nasional yang memiliki jalur
maupun limbah hasil aktivitas manusia.
transportasi yang padat, mulai dari
Logam timbal banyak digunakan dalam
motor, mobil, bis dan truk melewati jalan
industri
ini.
berasal
dari
baterai,
sumber
kabel,
penyepuhan,
Terletak
pada
titik
koordinat
dalam
921’92’’50’’ – 922’07’’50’’ Lintang Utara
bahan bakar atau bahan campuran
dan 43’50’’00’’-43’60’’00’’ Bujur Timur,
pembuatan pipa air (Wahyu Widowati et
Jalan Setiabudi termasuk dalam wilayah
al, 2008)
administrasi Kelurahan Srondol Kulon
pestisida,
sebagai
Kota salah
satu
campuran
Semarang kota
yang
merupakan
dan
mengalami
keduanya
peningkatan pembangunan fisik kota
Kelurahan
jumlah
semakin
pengguna
tingginya
kendaraan
dan
berada
di
yang
Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang.
dan jumlah penduduk. Hal ini akan mengakibatkan
Sumurboto,
Pemukiman Srondol merupakan pemukiman yang padat akan penduduk, dimana pada pemukiman ini jauh dari
meningkatkan perkembangan industri.
aktivitas
Salah satunya adalah kegiatan yang
Pemukiman ini memiliki luas sekitar 15
berada di kawasan Pemukiman Srondol
hektar. . Selain itu, perumahan ini
dan Jalan Setiabudi. Oleh karena itu
memiliki tipe bangunan yang beragam,
kawasan
sehingga
ini
dipilih
sebagai
lokasi
penelitian.
jalan
raya
dan
menunjukkan
industri.
adanya
heterogenitas masyarakat yang dilihat
Tujuan dari penelitian ini adalah
dari tingkatan sosial dan ekonomi yang
untuk mengetahui kadar debu jatuh dan
beragam pula Pemilihan pemukiman
konsentrasi timbal dalam debu jatuh di
untuk penelitian ini adalah kawasan
kawasan
yang
pemukiman
Srondol
Bumi
jauh
dari
jalan
dan
industri,
Indah dan Jalan Setiabudi Semarang
sehingga akan terlihat dengan jelas
serta mengetahui pengaruh jenis area
perbedaan jenis area antara pemukiman
terhadap
dan jalan.
kadar
debu
jatuh
dan
konsentrasi timbal dalam debu jatuh di
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
METODOLOGI PENELITIAN
–
Plasma
Atomic
Emission
Debu jatuh yang dikumpulkan
Spectrometry. Metode dekstruksi basah
terdiri dari hasil deposisi basah maupun
yang digunakan mengacu pada SNI 06-
kering menggunakan alat debu jatuh
6989.8-2004 tentang cara pengujian
collector yang terdiri dari botol polyetilen
timbal (Pb) dalam air. Sampel yang akan
dilengkapi dengan corong gelas. Alat ini
diuji sebanyak 100 ml ditambahkan 5 ml
dirancang sesuai SNI 13-4703-1998
asam nitrat (HNO3). Kemudian sampel
tentang pengujian kadar debu jatuh di
dipanaskan
udara
menghindari
sampai hampir kering lalu ditambahkan
terbentuknya lumut maka sebanyak 0,5
50 ml aquades dan dimasukkan ke
mg copper sulfat ditambahkan kedalam
dalam labu ukur 100 ml melalui kertas
tiap botol.
saring dan ditepatkan 100 ml dengan air
ambien.
Untuk
4 titik sampling yang dipilih
diatas
pemanas
listrik
suling. Setelah itu sampe diuji dengan
meliputi 2 titik di kawasan pemukiman
ICP-OES.
dan 2 titik di kawasan Jalan Setiabudi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel ini akan diambil setiap satu
Kadar
bulan sekali selama dua bulan dari 19
Pemukiman dan Jalan
April 2014 sampai 19 Juni 2014 dan
1. Pemukiman Srondol Bumi Indah
dianalisis
untuk
Dari tabel 1 terlihat bahwa kadar fraksi
dan
insoluble memiliki nilai yang lebih besar
konsentrasi timbal. Analisis kadar debu
daripada fraksi soluble di semua titik
jatuh mengacu pada SNI 13-4703-1998
sampling
tentang pengujian kadar debu jatuh di
penelitian maupun di periode kedua
udara ambien.
penelitian. Jika diambil contoh pada titik
di
mengetahui
laboratorium
kadar
debu
jatuh
Debu
baik
jatuh
di
di
kawasan
periode
pertama
Penentuan kadar debu jatuh
A1 Rasio antara nilai insoluble dan
terbagi menjadi dua bagian yaitu fraksi
soluble di titik ini sebesar 6.05. Bahkan
tidak
di titik
terlarut
(insoluble)
terlarut (soluble).
dan
fraksi
Mengenai tata cara
sampling
A2 pada
periode
pertama penelitian menunjukkan rasio
ini
insoluble terhadap soluble yang paling
semuanya mengacu pada SNI 13-4703-
tinggi yaitu 18.9. Hal ini menunjukkan
1998.
bahwa sebagian besar debu jatuh yang
penentuan
kadar
debu
jatuh
Penentuan kadar Timbal dalam
ada di kawasan pemukiman berupa zat
dusfall bisa dilakukan dengan metode
tidak terlarut yang berasal dari debu
dekstruksi basah kemudian dianalisis
jalan maupun emisi kendaraan dan
menggunakan alat Inductively Coupled
material
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
bangunan.
Tabel 1 Kadar Debu jatuh
Waktu
Area
Permukiman periode ke-1 Jalan Permukiman periode ke-2 Jalan
Titik Sampling
Soluble (gr/m2/bln)
Insoluble (gr/m2/bln)
Total Debu jatuh (gr/m2/bln)
A1
21,02
127,07
148,09
A2
4,78
90,29
95,06
B1
29,62
283,28
312,90
B2
32,48
251,75
284,24
A1
44,81
261,50
306,31
A2
20,06
213,34
233,41
B1
171,88
294,94
466,82
B2
163,85
167,87
331,72
Tabel 2 Rata Rata Kadar Debu jatuh
Waktu
Periode Ke-1 Periode Ke-2
Titik Sampling
Insoluble (gr/m2/bln)
Soluble (gr/m2/bln)
Rata Rata Total Debu jatuh 2 (gr/m /bln)
Pemukiman
108,68 ± 26,01
12,90 ± 11,48
121,58 ± 37,49
Jalan
186,78 ± 22,29
31,05 ± 2,03
298,57 ± 24,32
Pemukiman
267,52 ± 34,05
32,44 ± 17,50
269,86 ± 51,55
Jalan
237,42 ±89,85
167,87 ± 5,67
399,27 ± 95,53
Lebih
jelasnya
perbandingan
nilai rata rata fraksi Insoluble terhadap rata rata fraksi soluble di pemukiman ditunjukkan oleh grafik 1.
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
Perbandingan dengan Baku Mutu Melebihi Baku Mutu Debu jatuh menurut PP no. 41 tahun 1999
Rasio Fraksi Insoluble terhadap debu jatuh di Pemukiman Insoluble (gr/m2/bln)
88%
Gambar 1 Perbandingan Fraksi Insoluble terhadap Total Debu jatuh di Pemukiman
Dari grafik 1 terlihat bahwa dalam
rata
rata
total
jatuh
disebabkan karena titik A1 terletak di
terdapat fraksi
ruas jalan yang dekat dengan pintu
insoluble sebesar 88 % sedangkan
masuk pemukiman Srondol Bumi Indah
fraksi soluble hanya 12 %.
sehingga
dikawasan pemukiman
kandungan
insoluble
debu
periode pertama maupun kedua. Hal ini
di
Tingginya pemukiman
menunjukkan bahwa sebagian besar
sering
dilewati
kendaraan
daripada titik sampling A2 yang terletak lebih jauh ke pemukiman.
kandungan debu jatuh di pemukiman
Kadar debu jatuh di kawasan
terdiri dari debu tanah yang berukuran
pemukiman
lebih besar dari 10 µm dan termasuk
peningkatan yang cukup besar dari
fraksi tidak terlarut.
periode pertama ke periode kedua
komponen
dari
Sebagian besar
fraksi
insoluble
ini
juga
mengalami
penelitian. Faktor yang bisa menjadi
berupa partikulat yang berasal dari debu
penyebab
jalan dan bisa mengandung logam
kelembaban dan hari hujan yang terjadi
logam tertentu termasuk logam berat
selama
seperti timbal, besi (Fe), seng (Zn).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tingginya fraksi insoluble dalam
kadar
peningkatan
waktu
debu
ini
pengambilan
jatuh
di
adalah
sampel
kawasan
debu jatuh juga menunjukkan bahwa
pemukiman sebesar 121,58 ± 37,49
deposisi
proses
gr/m /bln pada periode pertama dan
utama yang membawa partikel jatuh dari
298,567 ± 24,32 gr/m /bln pada periode
udara di daerah penelitian.
kedua telah melebihi baku mutu yang
kering
Jika
merupakan
ditinjau
dari
tiap
titik
sampling yang ada di pemukiman akan terlihat bahwa fraksi insoluble di titik A1 lebih besar daripada titik A2 baik di
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
2
2
tertera dalam PP nomor. 41 tahun 1999 tentang
baku
mutu
udara
2
ambien. 2
sebesar 10 ton/ km /bln (10 gr/m /bln). 2. Jalan Setiabudi Semarang
Dari tabel 1 yang menunjukkan
dibandingkan fraksi insoluble terhadap
besarnya fraksi insoluble, soluble dan
soluble didapatkan rasio 5.8. Karena
kadar debu jatuh total di Jalan Setiabudi
nilai fraksi insoluble ini lebih besar
bisa dilihat bahwa fraksi insoluble lebih
daripada soluble menunjukkan sebagian
besar dari fraksi soluble di semua titik
besar debu jatuh yang ada di kawasan
sampling
pemukiman dan jalan berupa zat tidak
maupun
baik dua.
pada Jika
periode kedua
satu
nilai
ini
terlarut. Berikut ini
perbandingan nilai
dibandingkan maka didapat rasio 9.5.
rata rata fraksi Insoluble terhadap fraksi
Perbedaan
soluble di Jalan Setiabudi ditunjukkan
ini
juga
terjadi
di
titik
sampling lain seperti misalnya B2 di
oleh diagram berikut
periode pertama penelitian yang jika
Rasio Fraksi Insoluble terhadap debu jatuh di Jalan Insoluble (gr/m2/bln) 71%
Gambar 1 Perbandingan Fraksi Insoluble terhadap Total Debu jatuh di Pemukiman Grafik
1
menunjukkan
pada
2
±95,53
gr/m /bln.
Terjadinya
kawasan jalan 71 % dari total dustfall
peningkatan
merupakan fraksi insoluble sehingga
kemungkinan besar disebabkan oleh
bisa dikatakan bahwa sebagian besar
kelembapan udara pada periode kedua
dustfall
yang
yang
ada
di
Jalan
juga
lebih
kadar
kecil
debu
daripada
jatuh
ini
periode
merupakan fraksi Insoluble. Meskipun
pertama sehingga udara lebih kering.
demikian nilai ini masih lebih kecil
Jika dibandingkan dengan baku mutu
dibandingkan dengan fraksi insoluble di
debu jatuh di udara ambien menurut PP
pemukiman Srondol
yang mencapai
no. 41 Tahun 1999 maka kadar debu
Mengenai kadar debu jatuh di
jatuh di Jalan Setiabudi baik pada
Jalan Setiabudi yang ditunjukkan oleh
periode pertama maupun periode kedua
tabel
telah melebihi baku mut u yang hanya
88%.
4.6
penelitian
pada
periode
sebesar
298,57
pertama ±
20,27
2
gr/m /bln sedangkan pada periodekedua penelitian meningkat menjadi 399,27
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
2
sebesar 10 gr/m /bln
Konsentrasi Timbal dalam Debu jatuh
Selama penelitian, terdapat 4 sampel air
di Pemukiman Srondol Bumi Indah
hujan
dan Jalan Setiabudi
kawasan Pemukiman maupun Jalan
1. Pemukiman Srondol Bumi Indah
Setiabudi Semarang. Dari grafik 4.11
yang
dikumpulkan
baik
di
Tabel 4.7 menunjukkan hasil
terlihat bahwa timbal juga terdapat
konsentrasi timbal di delapan (8) titik
dalam air hujan. Hal ini membuktkan
sampling.
bahwa
Jika
ditinjau
konsentrasi
jatuhnya
timbal
dari
udara
timbal dalam debu jatuh di tiap titik
ambien terjadi melalui deposisi basah
sampling maka titik A2 dipemukiman
maupun kering Di kawasan pemukiman
pada
memiliki
Srondol Bumi Indah dimana konsentrasi
konsentrasi paling tinggi sebesar 8,6
timbal tertinggi terdapat pada sampel air
µg/L sedangkan titik A2 pada periode
hujan tanggal 14 Mei sebesar 12,2 µg/L
kedua menunjukkan konsentrasi timbal
dan air hujan pada tanggal 27 April
paling rendah sebesar 1,15 µg/L. Tabel
sebesar 8 µg/L.
4.8 menunjukkan rata rata total timbal di
tabel 4 dengan grafik 3 menunjukkan
pemukiman dan jalan pada periode satu
bahwa timbal lebih banyak terdapat
penelitian dan periode dua penelitian.
dalam air hujan daripada dalam dustfall.
Pada periode pertama penelitian rata
Hal ini menandakan bahwa sebagian
rata total timbal di pemukiman sebesar
besar partikel timbal berukuran lebih
8,05 ± 0.78 µg/L. Sedangkan di periode
kecil dari 10 µm sehingga hujan lebih
kedua penelitian rata rata total timbal di
efektif dalam mendeposisi timbal di
pemukiman
udara ambien daripada melalui deposisi
periode
pertama
mengalami
penurunan
Dari perbandingan
kering (dustfall)
menjadi 1,465 ± 0.45 µg/L. Selain menganalisis konsentrasi timbal
dalam
dustfall,
diteliti
juga
.
konsentrasi timbal dalam air hujan. Tabel 3 Konsentrasi Timbal Dalam Debu Jatuh
Waktu
Area
Permukiman periode ke-1 Jalan Permukiman Periode ke2 Jalan
Titik Sampling
Konsentrasi timbal (µg/L)
Kadar Dusfall (gr)
Konsentrasi timbal (%)
A1
7,5
148,0892
0,08
A2
8,6
95,0637
0,14
B1
6,5
312,8981
0,03
B2
12,2
284,2357
0,06
A1
1,78
306,3057
0,01
A2
1,15
233,4076
0,01
B1
2,42
466,8153
0,01
B2
3,02
331,7197
0,02
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
Tabel 4 Rata Rata Total Timbal
Titik Sampling
Rata Rata Total Timbal (µg/L)
Periode Ke-1
Pemukiman
8,05 ± 0,78
Jalan
9,35 ± 4,03
Periode Ke-2
Pemukiman
1,46 ± 0,45
Jalan
2,72± 0,42
Waktu
27.5
18 Juni 2014
14 Mei 2014
27 April…
18 Juni 2014
Permukiman
13 Juni 2014
1.654.39
1.491.01 13 Juni 2014
8 12.2
18.3
14 Mei 2014
30 25 20 15 10 5 0
27 April…
Konsentrasi (µg/l)
Grafik Konsentrasi Timbal dalam Air Hujan
Konsentrasi timbal (µg/L)
Jalan
Gambar 2 Grafik Konsentrasi Timbal dalam Air Hujan
kedua 2.
rata rata total timbal di jalan
Jalan Setiabudi Semarang
menjadi 2,72 ± 0.42 µg/L. Tingginya
Tabel 3 menunjukkan besarnya
konsentrasi timbal ini disebabkan oleh
konsentrasi timbal dalam debu jatuh di
tingginya jumlah kendaraan yang lewat
Jalan
di Jalan Setiabudi. Berdasarkan data
Setiabudi.
penelitian
Dari
didapatkan
dua
periode
hasil
bahwa
yang
diperoleh
dari
Kementrian
konsentrasi timbal tertinggi terdapat di
Pekerjaan Umum DirJen Bina Marga
titik B2 pada periode pertama penelitian
Metropolitan Semarang sekitar 75640
sebesar 12,2 µg/L.
kendaraan melintas di Jalan Setiabudi
Dari tabel 4 terlihat bahwa terdapat
Semarang setiap harinya.
konsentrasi timbal yang cukup beragam
Selain dari debu jatuh ternyata
dalam dustfall. Konsentrasi timbal yang
timbal juga terdapat pada air hujan. Hal
tertinggi terdapat pada kawasan Jalan
ini
Setiabudi pada periode pertama sebesar
Konsentrasi timbal dalam air hujan
9,35 ± 4,03 µg/L sedangkan di periode
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
dibuktikan
melalui
grafik
3.
tertinggi terdapat pada sampel hujan
April di Jalan Setiabudi sebesar 18,3
Melihat perbedaan jenis area terhadap kadar debu jatuh dan konsentrasi timbal dalam debu jatuh di Kawasan Pemukiman Srondol dan Jalan Setiabudi Untuk melihat perbedaan jenis
µg/L.
area terhadap kadar debu jatuh dan
tanggal 14 Mei di kawasan Jalan Setiabudi sebesar 27,5 µg/L kemudian pada sampel air hujan pada tanggal 27
Penelitian yang dilakukan oleh
konsentrasi timbal dalam debu jatuh di
Nana Kariada dan Tri Martuti (2013)
kawasan Pemukiman Srondol dan Jalan
membuktikan bahwa konsentrasi timbal
Setiabudi disajikan data dalam bentuk
di
grafik di bawah ini.
udara
bisa
menanam
di
tanaman
kurangi
dengan
yang
memiliki
kemampuan menyerap timbal. 348,92 ± 57,9
400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00
Rata Rata Total Dustfall (gr/m2/bln)
195,72 ± 44,52
Baku Mutu PP no.41tahun 1999 Pemukiman
Jalan
Gambar 4 Rata Rata Total Debu jatuh di Kawasan Pemukiman Srondol Bumi Indah dan Jalan Setiabudi
Dari grafik diatas terlihat bahwa rata rata
Setiabudi. Hal ini diakibatkan karena
total debu jatuh di pemukiman sebesar
kegiatan yang lebih padat terjadi di
2
195,72 ± 44,52 gr/m /bln jauh lebih kecil
Jalan Setiabudi yang merupakan jalan
daripada rata rata total debu jatuh di
nasional.yang cukup padat aktivitas lalu
2
Jalan sebesar 348,92 ± 57,9 gr/m /bln..
lintasnya. Menurut data yang diperoleh
Perbedaan kisaran kadar total debu
dari Dinas Bina Marga Semarang, rata
jatuh yang cukup besar di dua lokasi
rata terdapat 75640 kendaraan yang
penelitian ini menunjukkan bahwa jenis
melintas
di
area memiliki hubungan terhadap kadar
harinya
sedangkan
debu jatuh di lokasi penelitian.
Srondol
hanya
Rata menunjukkan
rata bahwa
Jalan
Setiabudi di
sekitar
setiap
Pemukiman 8044
unit
total
dustfall
kendaraan setiap harinya seperti yang
kadar
dustfall
terlihat pada tabel dibawah ini.
tertinggi terdapat di kawasan Jalan
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
Tabel 5 Perhitungan Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan (unit) Pemukiman Jalan Setiabudi SBI Senin 76840 7532 Selasa 76251 7584 Sabtu 73128 8421 Minggu 72324 8640 Rata Rata 74636 8044 Rata rata jumlah kendaraan di Jalan Setiabudi menurut Bina Marga 75640 unit per hari. Hari
Hubungan
yang
signifikan
tidak hanya oleh kendaraan pribadi tapi
antara jenis kawasan dan kadar debu
juga kendaraan
yang dihasilkan ini juga dapat dibuktikan
Tingginya kadar debu jatuh di kawasan
dari rata rata total debu jatuh . Rata rata
jalan juga disebabkan oleh debu jalan
total debu jatuh pada periode pertama di
yang cukup tebal dan mudah untuk
pemukiman sebesar 121,58 ± 37,49
beterbangan
2
besar
seperti
akibat
truk.
kecepatan
gr/m /bln sedangkan rata rata total debu
kendaraan yang melintas cukup tinggi.
jatuh di Jalan Setiabudi sebesar 298,57
Selain itu, didukung juga oleh faktor tata
2
± 24,32 gr/m /bln. Perbedaan kadar
guna lahan disekitar jalan yang minim
debu jatuh sampai 2,5 kali lipat ini
pepohonan sehingga kadar debu cukup
menunjukkan besarnya pengaruh jenis
tinggi.
area terhadap kadar debu jatuh. Hal
Perbedaan kadar debu jatuh
yang sama juga terjadi pada periode
yang cukup besar ini diakibatkan oleh
kedua penelitian dengan ratio kadar
beberapa hal seperti kegiatan lalu lintas
debu
yang terjadi. Di kawasan Jalan Setiabudi
jatuh
jalan
dan
pemukiman
sebesar 1,5. Rata
yang merupakan jalan nasional lalu rata
total
debu
jatuh
lintasnya cukup padat didominasi oleh
menunjukkan bahwa kadar debu jatuh
kendaraan umum dan kendaraan berat
tertinggi terdapat di kawasan Jalan
seperti truk truk.
Setiabudi. Hal ini diakibatkan karena
Untuk hubungan antara jenis
kegiatan yang lebih padat terjadi di
area terhadap konsentrasi timbal dalam
Jalan Setiabudi yang merupakan jalan
debu jatuh dapat dilihat melalui grafik 5.
nasional. Aktivitas yang banyak terjadi di
Grafik
kawasan jalan salah satunya adalah
perbedaan
jenis
area
kendaraan bermotor yang cukup padat
konsentrasi
timbal
di
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
5
dibawah
ini
menunjukkan terhadap dua
lokasi
penelitian yaitu kawasan pemukiman Srondol Bumi Indah dan Jalan Setiabudi Semarang.
Rata Rata Total Timbal di Pemukiman dan Jalan 6,04 ± 2,22 µg/L
8.00 4,76 ± 0,61 µg/L
6.00 4.00
Rata Rata Total Timbal (µg/L)
2.00 0.00 Pemukiman
Jalan
Gambar 5 Rata Rata Total Timbal di Kawasan Pemukiman Srondol Bumi Indah dan Jalan Setiabudi Dari diketahui dalam
gambar
bahwa debu
diatas
dapat
Tinggi rendahnya konsentrasi timbal
konsentrasi
timbal
hanya bergantung pada aktivitas di
jatuh
di
kawasan
daerah tersebut dan faktor meteorologi.
pemukiman sebesar 4,76 ± 0,61 µg/L
Dari tabel 4
terlihat bahwa
dan dikawasan jalan sebesar 6,04 ±
secara konsisten konsentrasi timbal di
2,22
kawasan jalan lebih tinggi daripada
µg/L.
Artinya
pemukiman
di
Srondol
kawasan
Bumi
Indah
konsentrasi
timbal
di
Pemukiman
konsentrasi timbal dalam debu jatuh
Srondol Bumi Indah baik pada periode
berada dalam kisaran 4,15 µg/L – 5,37
pertama dan periode kedua. Salah satu
µg/L sedangkan di Jalan Setiabudi
penyebabnya karena jumlah kendaraan
konsentrasi
dalam
dan aktivitas yang berbeda di kawasan
µg/L.
tersebut. Di Jalan Setiabudi didominasi
Perbedaan konsentrasi timbal yang tidak
oleh kendaraan seperti angkutan umum,
terlalu besar di antara dua kawasan
truk besar dan bis. Sedangkan di
penelitian ini mengindikasikan bahwa
kawasan Pemukiman hanya dilalui oleh
jenis area tidak terlalu berhubungan
kendaraan
dengan konsentrasi timbal dalam debu
konsentrasi timbal dalam debu jatuh
jatuh.
juga
rentang
timbal
3,82
Hal
ini
µg/L
berada –
8,26
berbanding
terbalik
pribadi.
dipengaruhi
meteorologi.
Tingginya
oleh
faktor
Selain itu kawasan
dengan kadar debu jatuh yang memiliki
pemukiman
hubungan
pepohonan daripada kawasan jalan.
kuat
dengan
jenis
area.
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
memiliki
lebih
banyak
KESIMPULAN DAN SARAN
dan
Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Di pemukiman Srondol Bumi Indah rata rata total debu jatuh pada periode pertama penelitian sebesar 121,58
±
2
37,49
gr/m /bln
Jalan
Setiabudi
Semarang
berpengaruh kuat terhadap kadar debu jatuh di kawasan tersebut. Tetapi jenis area tidak berpengaruh terhadap konsenatrasi timbal dalam debu jatuh di kawasan Jalan dan Pemukiman.
sedangkan pada periode kedua penelitian rata rata total debu jatuh meningkat menjadi 298,57 ± 24,32
SARAN 1. Perlu lanjut
diadakan
penelitian
mengenai
lebih
penelitian
ini.
2
gr/m /bln. dan telah melebihi baku mutu
yang
ditetapkan
oleh
pemerintah dalam PP No. 41 tahun
Dianjurkan
memperbanyak
titik
sampling. 2. Pada
penelitian
lebih
lanjut,
2
1999 sebesar 10 gr/m /bln.
pengukuran udara ambien perlu
Di Jalan Setiabudi Semarang rata rata total debu jatuh pada periode pertama penelitian sebesar 269,86
±
dilakukan dengan periode waktu yang lebih panjang 3. Perlu
diadakannya
penanaman/
2
51,55
gr/m /bln
sedangkan pada periode kedua penelitian menjadi 399,27 ±95,53
penambahan pohon di sekitar jalan Setiabudi, diharapkan pohon yang ditanam adalah pohon yang dapat
2
gr/m /bln. Kadar debu jatuh di kawasan jalan ini telah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dalam PP No. 41 tahun
menyerap polutan timbal dan debu jatuh/debu. Akan lebih baik jika pemerintah
membuat
kebijakan
penggunaan bahan bakar dengan
2
1999 sebesar 10 gr/m /bln. 2. Konsentrasi
timbal
kualitas tertinggi
terdapat di Jalan Setiabudi sebesar
lebih
menghindari
baik
sehingga
penggunaan
timbal
dalam bahan bakar
9,35 ± 4,03 µg/L pada bulan pertama sedangkan di pemukiman sebesar 8,05
± 0.78 µg/L. Untuk
DAFTAR PUSTAKA Cunningham dan Saigo. 2003.
bulan
terjadi
Environmental
kedua
penurunan
Science
:
A
Global
konsentrasi timbal yang signifikan
Concern. 7th edition. Mc Graw Hill :
menjadi 2,72 ± 0.42 µg/L di Jalan
United States
dan
1,465
±
0.45
µg/L
di
pemukiman. 3. Jenis
area
Dobbins, Richard A. 1979. The Atmosphere Motion and Air Pollution.
yang
meliputi
Pemukiman Srondol Bumi Indah
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
Jhon Wiley and Sons : USA
Fardiaz, Srikandi., 1992. Polusi Air
dan
Udara.
Gramedia
Pustaka
in Cairo, Egypt. Journal of American Science.2012;8(6)
Utama: Jakarta
O.M Lai, S. Salmijah, B.S Ismail
Malakootian M, Ghiasseddin M,
and A. Aminah. The Impact of Traffic
Akabari H, Jafarzadeh NA, Fard H.
Causing Lead Exposure to Malaysian
Urban Dust Fall Concentration and Its
School Children. Global
Properties in Kerman City, Iran. Health
Environmental Research.2007.1(2): 43-
Scope. 2013; (4): 195-201.
48
M Fatma Omran M. Alhamr,
Journal
of
R.K Chaturvedi, Shikha Prasad,
Othman M, Wahid Abd Bahiyah Nurul,
Savita
Halim Abdul Azhar, Latif Talib Mohd.
Pandey, Hema Singh. Effect Of Dust
Composition of Dust Fall Around Semi-
Load On The Leaf Attributes Of The
Urban Areas in Malaysia. Aerosol and
Tree Species Growing Along Roadside.
Quality Researh, 2012; (12): 629-642
Springer Science.2012
Moaref, S Sekhavatjou, M.S and
Rana,
S.M
Saadullah
Obaidulla,
Khan
Vijay
Laghari,
Hosseini Alhashemi, A. Determination of
Mudassir Asrar Zaidi, Gazala Shaheen
Trace Elements Concentration in wet
and
and dry Atmospheric Deposition and
Composition Of Traffic Generated Dust
Surface soil in the Largest Industrial city,
And Its Impact On Human Health With
Southwest of Iran. International Journal
Associated
Environmental Research. 2014 8(2):
Sci,Tech and Dev. 2013. 32 (2):154-164
334-346
Ghous
Bakish.Chemical
Problems
In
Quetta.
S. Norela, MZ Nurfatihah, A. Amir
Maimon and B.S Ismail. Wet Deposition
Waseem and Sher Akbar. Quantitative
in The Residential Area of the Nilai
estimation of dust fall and smoke
Industrial Park in Negeri Sembilan,
particles in Quetta Valley. Journal of
Malaysia..
Zhejiang University Science B.2006; (7)
Journal. 2009. 7(2):170-179
: 542-547
SNI 13-4703-1998: 1. Penentuan Kadar
Muhammad
Nana Peranan
Kariada Tanaman
Sami,
Tri
Martuti. Terhadap
Pencemaran Udara Di Jalan Protokol Kota
Semarang.Biosantifika.2013.5
(1):36-42 Naser M. Abdel Latif and Inas
World
Applied
Sciences
Debu Di Udara Dengan Penangkap Debu Jatuh ( Dustfall Collector). Soedomo, Pencemaran
Moestikahadi.,1982. Udara.
Institute
Technology Bandung (ITB) Sugiyono,
2009.
Metode
A.Saleh. Heavy Metals Contamination in
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &
Roadside Dust along Major Roads and
D. Alfabeta, cv: Bandung
Correlation with Urbanization Activities
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
Peraturan Pemerintah (PP) No. 41. 1999. Pengendalian Pencemaran Udara. Wahyu Widowati, Ir.M.Si, Dr Atiana Sastiono, Ir.M.Sc, Dr. Raymond Jusuf R, M.Si. 2008. Efek Toksik Logam : Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. ANDI Press : Yogyakarta Watanabe., 1998. Air Pollution Control Technology Manual. Overseas Environmental
Cooporation
Center:
Jepang Yusriani Sapta Dwi dan Indri Hapsari. Kajian Efektivitas Daun Puring (Codiaeum
variegatum)
Dan
Lidah
Mertua Sansieviera tripasciata) Dalam Menyerap Timbal Di Udara Ambien. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia. 2012. 5(2):1-7
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang
*) Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip Jl. Prof Soedharto, SH Tembalang Semarang