e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
ANALISIS TES FORMATIF BAHASA INDONESIA KELAS IV DITINJAU DARI TAKSONOMI BLOOM REVISI Ni Luh Septiani Ari Pertiwi1, Ni Wayan Arini 2, I Wayan Widiana3 1,2,3Jurusan
PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui deskripsi tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi, 2) mengetahui analisis butir tes formatif, dan 3) mengetahui kendala- kendala yang dihadapi guru dalam penyusunan tes formatif ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitan ini adalah empat guru bahasa Indonesia kelas IV di Gugus XIII Kecamatan Buleleng sedangkan obyek penelitan ini adalah tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV di Gugus XIII Kecamatan Buleleng pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes formatif bahasa Indonesia kelas IV sudah menunjukkan penyebaran soal pada aspek kognitif dan pengetahuan walaupun masih didominasi tingkat kognitif mengingat. Setelah melakukan analisis butir soal diketahui kualitas soal termasuk masih kurang baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala, baik dari siswa maupun guru. Kata kunci: tes formatif, taksonomi Abstract This study aims to know: 1) the description of Indonesian formative tests of IV class in terms of Bloom's Taxonomy Revised, 2) the analysis of formative test items, and 3) the difficulties when the teachers prepared the formative tests items in terms of Bloom's Taxonomy Revised in SD Gugus XIII Buleleng District in academic year 2015 / 2016. This research is descriptive qualitative study. The subjects of this research are four Indonesian teachers in the fourth grade in Gugus XIII Buleleng District whereas the object of this research is the Indonesian formative test grade IV in Gugus XIII Buleleng District of the first semester in academic year 2015/2016. The method used is the documentation and interviews method. The results showed that the Indonesian formative tests have shown the deployment of fourth grade about the cognitive aspects and knowledge although it is still dominated by the improvement level of cognitive. After analyzing the items, it is known that the quality of items is still not good enough. This is due happened in both of student's or teachers itself. Keywords: formative tests, taxonomy
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor penting yang memengaruhi sikap dan tindakan manusia dalam kehidupan suatu bangsa. Sebagaimana tercantum dalam UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Maka dari itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik, baik itu secara kualitas maupun kuantitas karena pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah merupakan tempat atau sarana untuk melaksanakan pendidikan, seperti kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan pengembangan diri siswa. Salah satu kegitan belajar mengajar yang dilakukan adalah dalam pelajaran bahasa. Dari sekian banyak mata pelajaran di sekolah, mata pelajaran bahasa merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dikarenakan bahasa itu sendiri adalah satu alat komunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Sebagai warga negara Indonesia selain bahasa daerah bahasa Indonesia menjadi materi penting yang diajarkan kepada peserta didik sejak di bangku SD (Sekolah Dasar) karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Mengelola pendidikan yang baik juga tidak lepas dari proses di dalam pembelajaran. Sama halnya dengan mata pelajaran lain, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan berpikir kritis dan munculnya kreativitas, paling tidak harus melibatkan
tiga aspek, yaitu: aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotor. Proses pembelajaran akan sukses jika proses pembelajaran itu tidak hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta penguasaan terhadap bahan ajar dan juga tidak hanya dengan kemampuan guru menguasai kelas tetapi guru harus memiliki kemampuan untuk melakukan asesmen terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Koyan (2011) menyatakan bahwa asesmen adalah semua rangkaian prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar peserta didik (misalnya: observasi, skala bertingkat kinerja, tes tertulis) dan pelaksanaan asesmen mengenai kemajuan belajar peserta didik. Senada dengan hal tesebut, Poerwanti (2008) menyebutkan bahwa asesmen sebagai suatu proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Asesmen harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektivitas proses belajar mengajar. Asesmen dapat digunakan untuk menentukan dalam perencanaan atau kebijakan berikutnya terhadap peserta didik terkait dengan konsep ketuntasan belajar. Asesmen yang dilakukan guru memerlukan sebuah instrumen untuk mengetahui serta mengukur tingkat kemampuan kognitif seorang peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk hal tersebut adalah tes. Tes yang berkaitan dengan tujuan ini berupa tes formatif, sering disebut tes prestasi hasil belajar. Tes formatif merupakan tes yang berfungsi untuk mengetahui pencapaian peserta didik setelah mempelajari topik tertentu dan untuk mengetahui proses pembelajaran telah berhasil atau tidak (Susetyo, 2015). Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) asesmen dilakukan dengan tiga domain (ranah) yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan Teori Taksonomi 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Benjamin Bloom. Setelah lama digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia Taksonomi Bloom sudah mengalami perubahan seperti yang dilakukan oleh Anderson dan Karthwohl yang dimuat pada buku yang berjudul “A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives” (dalam Widodo, 2006). Anderson dan Karthwohl memperbaharui Taksonomi Bloom agar lebih sesuai dengan tuntutan abad ke-21. Anderson dan Kartwohl menerbitkan sebuah versi baru dari Taksonomi Bloom yang mempertimbangkan jangkauan yang lebih luas dari berbagai faktor yang berdampak pada kegiatan belajar dan mengajar. Taksonomi yang diperbaharui ini berusaha memperbaiki beberapa kekeliruan yang ada pada taksonomi yang asli. Tidak seperti versi 1956, taksonomi yang baru membedakan antara “tahu tentang sesuatu” (knowing what), isi dari pemikirannya sendiri dan “tahu tentang bagaimana melakukannya” (knowing how), sebagaimana prosedur yang digunakan dalam pemecahan masalah. Perubahan dari Taksonomi Bloom lama ke Taksonomi Bloom Revisi memiliki pengaruh yang besar terhadap penentuan hasil belajar, salah satunya hasil belajar Bahasa Indonesia dari aspek kognitif. Keleluasaan guru Bahasa Indonesia dalam merencanakan, melaksanakan, dan memberi asesmen dalam kegiatan pembelajarannya mengalami berbagai macam kesulitan untuk mencapai hasil belajar maksimal. Kesulitan yang dihadapi seperti, tes yang dibuat menyimpang dari tujuan pembelajaran. Guru Bahasa Indonesia belum memahami cara dan teknik membuat tes yang benar. Selain itu, instrumen tes yang sering digunakan dibuat secara mendadak tanpa mempertimbangkan kelayakan tes sebagai alat ukur. Berdasarkan pengalaman selama menjalani program PPL di sekolah dasar terdapat beberapa masalah dalam pembuatan tes oleh guru Bahasa Indonesia. Masalah yang terjadi merupakan akibat keterbatasan waktu dan rasa tidak ingin susah beberapa guru Bahasa Indonesia, sehingga tes yang
dibuat hanya dengan mengambil soal di LKS. Soal yang diambil tidak dipertimbangkan tingkat kesukaran dari setiap soal dan tidak memperhatikan soal berdasarkan taksonomi Bloom Revisi. Guru juga tidak melakukan analisis soal sehingga soal tersebut belum tentu memenuhi syarat- syarat tes yang baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Rini Suminarsih dengan judul “Analisis Kualitas Butir Soal Ulangan Tengah Semester Genap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3 Mi/ Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012” yaitu validitas isi termasuk kurang baik, karena belum mampu mengukur semua kompetensi yang harus dicapai siswa pada semester genap. Hal ini juga dapat diketahui dari kisi-kisi pembuatan soalnya karena kisikisi dibuat setelah soal diujikan dan tidak dapat mengukur semua standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada semester tersebut. Sedangkan kualitas soalnya tergolong kurang baik juga, karena yang memiliki kriteria soal yang baik atau memenuhi persyaratan subtansi, konstruksi dan bahasa, serta memiliki bukti validitas yang empirik hanya berjumlah 12 butir atau 29,27 % dari keseluruhan soal. Secara teori, menurut Sudjana (2004) bahwa perbandingan soal yang baik untuk kriteria soal mudah, sedang, dan sulit adalah 3:4:3. Dalam praktiknya, tingkat kesulitan soal akan mengikuti hirarki taksonomi kognitif dari Bloom. Soal kategori mudah akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif mengetahui dan memahami. Soal kategori sedang dikembangkan dari tingkat kemampuan menerapkan dan menganalisis. Sedangkan soal berkategori sukar dikembangkan dari tingkat kemampuan evaluasi atau mencipta. Berdasarkan perbandingan tersebut, persentase soal untuk masing-masing tingkat kognitif taksonomi Bloom dirumuskan sebagai berikut, 30% untuk C1 dan C2, 40% untuk C3 dan C4, 30% untuk C5 dan C6. Melihat fenomena ini, perlu dilakukan analisis dari tes formatif yang digunakan guru Bahasa Indonesia. 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Analisis tes formatif Bahasa Indonesia yang dilakukan bertujuan untuk (1) memberikan gambaran sejauh mana testes formatif yang dibuat guru Bahasa Indonesia sesuai dengan Taksonomi Bloom Revisi, (2) menganalisis butir soal tes formatif yang dibuat oleh guru Bahasa Indonesia seperti, tingkat kesukaran, daya beda, reliabilitas, dan validitas tes, dan (3) mengetahui kendala guru Bahasa Indonesia dalam pembuatan tes yang sesuai dengan Taksonomi Bloom Revisi. Manfaat dari analisis evaluasi ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tes yang dibuat dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Analisis ini dikaji dalam sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 2015/2016” untuk mengetahui gambaran dari pembuatan tes formatif ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi pada ranah kognitif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) deskripsi tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 2015/2016, (2) hasil analisis butir tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 2015/2016, (3) kendala- kendala yang dihadapi guru di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng Tahun Ajaran 2015/2016 dalam penyusunan tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi. Manfaat penelitian ini adalah Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif kepada guru dalam melaksanakan tes formatif untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah selaku pimpinan dan pengambil kebijakan yang tepat demi kelancaran proses belajar mengajar dan hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, dan bagi peneliti lain Hasil
penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu referensi bagi para peneliti bidang pendidikan sebagai bahan mendalami obyek penelitian yang sejenis serta bahan dalam mengembangkan penelitian tingkat lanjut. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi sesuai dengan kondisi atau fakta-fakta di lapangan menggunakan kata-kata sehingga mencapai sebuah kesimpulan. Penelitian ini bersifat ex post facto karena peneliti tidak melakukan perlakuan terhadap variabel penelitian. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes formatif serta jawaban Bahasa Indonesia peserta kelas IV semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Populasi dari penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas IV di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel yang semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Namun, karena satu sekolah tidak memungkinkan untuk melasanakan penelitian sehingga sampel yang digunakan adalah SD N 1 Bakti Seraga, SD N 1 Bajar Tegal, SD N 2 Banjar Tegal, dan SD N 3 Banjar Tegal. Prosedur kegiatatan pada penelitian ini mengikuti tahapan penelitian secara umum. Terdapat tiga tahapan penelitian secara umum. Tahapan tersebut meliputi: tahap persiapan, tahap pelaksanaan di lapangan, dan tahapan pasca lapangan. Pada tahap persiapan hal yang dilakukan adalah mengurus perizinan, melaksanakan observasi awal, memilih dan memanfaatkan informasi, menyusun instrumen penelitian, persoalan etika penelitian. Pada tahap pelaksanaan di lapangan ini dilakukan pengumpulan data menggunakan menggunakan metode dokumentasi dan metode wawancara dengan bantuan instrumen yang telah disiapkan. Pada tahap pasca lapangan ini kegiatan yang dilakukan yaitu menganalis data yang telah diperoleh melalui metode 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dokumentasi selama di lapangan. Analisis data tersebut dilakukan secara deskriptif. Data yang diperoleh dari awal sampai selesai penelitian dianalisis sehingga menemukan suatu kesimpulan. Dalam tahap akhir, laporan dikerjakan berdasarkan hasil penelitan yang telah
dilaksanakan dengan tetap melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Metode pengu mpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data kualitiatif yang mengacu pada tabel 1.
Tabel 1. Spesifikasi Taksonomi Bloom Revisi Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6 Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif (Sumber: Anderson dan Krathwohl, 2010) Keterangan: C1 =Mengingat C2 =Memahami C3 =Menerapkan C4 =Menganalisis C5 =Mengevaluasi C6 =Mengevaluasi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data hasil penelitian dikelompokkan dan ditinjau berdasarkan Taksonomi Bloom
Revisi berdasarkan sumbernya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 2. Perincian Data Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau Bloom Revisi di SD N 1 Baktiseraga Tes Formatif Jumlah Soal Dimensi Pengetahuan Dimensi Kognitif C1 C2 C3 Tes Formatif 1 10 Faktual 5 Konseptual 1 3 Prosedural Metakognitif Jumlah 6 3 Presentase 60% 30% Tes Formatif 2 10 Faktual 5 Konseptual 1 1 Prosedural 1 Metakognitif Jumlah 6 2 Presentase 60% 20% Tes Formatif 3 10 Faktual 3 1 Konseptual 3 1 Prosedural Metakognitif 1 5
dari Taksonomi
C4 1
1 10% 1 1 2 20% 1
C5 C6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Jumlah Presentase Tes Formatif 4
10
6 1 2 60% 10% 20% 3 1 2 1 1
Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Jumlah Presentase
1 10% 1 1
4 3 1 2 40% 30% 10% 20% (Sumber: Data diolah sendiri, 2016)
Berdasarkan data yang telah disajikan tabel di atas diketahui bahwa tes formatif 1 terdiri atas 6(60%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 3(30%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Selanjutnya, pada tes formatif 2 terdiri atas 6(60%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Kemudian, pada tes formatif 3 terdiri atas 6(60%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 1(10%) soal mencakup ke
dalam dimensi kognitif memahami, 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Lalu, pada tes formatif 4 terdiri atas 4(40%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 3(30%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Hasil deskripsi dari empat tes formatif yang ada di SD 1 Baktiseraga menunjukkan bahwa soal didominasi pada dimensi kognitif mengingat.
Tabel 3. Perincian Data Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi di SD N 2 Banjar Tegal Tes Formatif Jumlah Dimensi Tingkat Kognitif Soal Pengetahuan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Tes Formatif 10 Faktual 6 1 Konseptual 1 2 1 Prosedural Metakognitif Jumlah 7 2 1 Presentase 70% 20% 10% Tes Formatif 2 10 Faktual 3 1 Konseptual 3 1 Prosedural Metakognitif 2 Jumlah 6 1 1 2 Presentase 60% 10% 10% 20% Tes Formatif 3 10 Faktual 4 Konseptual 3 1 Prosedural 1 Metakognitif 1 Jumlah 7 1 1 1 Presentase 70% 10% 10% 10% (Sumber: Data diolah sendiri, 2016) 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan data yang telah disajikan tabel di atas diketahui bahwa tes formatif 1 terdiri atas 7(70%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif memahami, dan 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan. Selanjutnya, pada tes formatif 2 terdiri atas 6(60%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif memahami, dan 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis, dan 2(20%) soal
mencakup ke dalam dimensi kognitif mencipta. Kemudian, pada tes formatif 3 terdiri atas 7(70%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif memahami, 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Hasil deskripsi dari tiga tes formatif yang ada di SD N 2 Banjar Tegal menunjukkan bahwa soal didominasi pada dimensi kognitif mengingat.
Tabel 4. Perincian Data Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi SD N 1 Banjar Tegal Tes Formatif Tes Formatif 1
Jumlah Presentase Tes Formatif 2
Jumlah Soal 10
10
Dimensi Pengetahuan Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Tingkat Kognitif C1 C2 C3 2 2 1 3
3 30% 3
Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
C4 1 1
C5
C6
5 2 50% 20% 1 1 1 2
2 3 2 3 2 30% 20% 30% 20% (Sumber: Data diolah sendiri, 2016)
Jumlah Presentase
Berdasarkan data yang telah disajikan tabel di atas diketahui bahwa tes formatif 1 terdiri atas 3(30%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 5(50%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Selanjutnya, pada tes formatif 2 terdiri atas 3(30%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 2(20%) soal mencakup ke
dalam dimensi kognitif memahami, dan, 3(30%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis, dan 2(20%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengevaluasi. Hasil deskripsi dari dua tes formatif yang ada menunjukkan bahwa pada tes formatif 1 didominasi dimensi kognitif menerapkan dan pada tes formatif 2 didominasi oleh dimensi kognitif mengingat dan menerapkan.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 5. Perincian Data Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi SD N 3 Banjar Tegal Tes Formatif Tes Formatif 1
Jumlah Presentase Tes Formatif 2
Jumlah Soal 10
10
Dimensi Pengetahuan Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Tingkat Kognitif C1 C2 C3 4 1
5 50% 4
Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
C4 3 1
C5
C6
1 1 4 10% 40% 1 1 1 2
1 4 1 4 1 40% 10% 40% 10% (Sumber: Data diolah sendiri, 2016)
Jumlah Presentase
Berdasarkan data yang telah disajikan tabel di atas diketahui bahwa tes formatif 1 terdiri atas 5(50%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 4(40%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menganalisis. Selanjutnya, pada tes formatif 2 terdiri atas 4(40%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengingat, 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif memahami, 4(40%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif menerapkan, dan 1(10%) soal mencakup ke dalam dimensi kognitif mengevaluasi. Hasil deskripsi dari dua tes formatif yang ada menunjukkan bahwa pada tes formatif 1 didominasi dimensi kognitif mengingat dan pada tes formatif 2 didominasi oleh dimensi kognitif mengingat dan menerapkan.
penelitian tersebut menunjukkan bahwa telah adanya penyebaran dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan dalam pembuatan tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV sudah sesuai dengan Taksonomi Bloom Revisi (Anderson dan Krathwol,2010) walaupun hampir setiap tes formatif yang ada didominasi dimensi dimensi mengingat (C1). Fatonah (2005) mengatakan bahwa rendahnya kemampuan siswa pada level kognitif tingkat menengah dan tinggi berdampak dari tujuan pembelajaran dan penilaian guru. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Zulkardi Giani dan Cecil Hiltrimartin (2015) yang menyatakan bahwa soal-soal teks matematika belum memenuhi proporsi soal yang mendukung ketercapaian kompetensi dasar yaitu 30% untuk C1 dan C2, 40% untuk C3 dan C4, 30% untuk C5 dan C6. Dimensi kognitif mengingat berada pada tingkatan paling bawah pada tingkatan Taksonomi Bloom Revisi. Pendominasian pada dimensi kognitif mengingat akan menyebabkan kemampuan berpikir perserta didik hanya sebatas ingatan yang dalam jangka panjang akan berimbas pada perkembangan otak peserta didik untuk cenderung mengingat saja sehingga upaya untuk memecahkan sebuah permasalahan atau untuk siswa dapat berpikir kritis memiliki kemungkinan kecil.
Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh dari peninjaun tes formatif terhadap Taksonomi Bloom Revisi dapat dikatakan guru cukup bervariasi dalam pembuatan soal tes formatif. Hal ini berdasarkan hasil temuan bahwa dari sebelas tes formatif dari empat SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2015/2016 menggunakan tiga sampai lima dimensi kognitif dan divariasikan dengan dimensi pengetahuan. Berdasarkan hasil 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Hasil penelitian selanjutnya yaitu analisis butir soal tes formatif bahasa Indonesia yang terdiri atas sebelas tes formatif yaitu SD N 1 Baktiseraga dari empat kali tes formatif yang terdiri dari di SD N 1 Baktiseraga menunjukkan bahwa dari empat kali tes formatif bahwa pada tes formatif 1, soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah enam soal dan ditolak empat soal. Tes formatif 2 soal yang diterima atau dimodifikasi adalah delapan soal dan dua ditolak. Tes formatif 3 soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah enam soal dan empat ditolak. Tes formatif 4 soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah enam soal dan empat soal ditolak. SD N 2 Banjar Tegal dari tiga kali tes, pada tes formatif 1 soal yang diterima atau dimodifikasi yaitu enam soal dan empat ditolak. Tes formatif 2 soal yang dapat terima atau dimodifikasi adalah lima soal dan ditolak sebanyak lima soal. Tes formatif 3 soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah empat soal dan enam di tolak. SD N 1 Banjar Tegal dari dua kali tes, pada tes formatif 1 terdapat soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah lima soal dan lima soal ditolak. Tes formatif 2 terdapat soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah empat soal dan enam soal ditolak. SD N 3 Banjar Tegal dari dua kali tes pada tes formatif 1. Soal yang dapat diterima atau dimodifikasi adalah enam soal dan ditolak empat soal. Tes formatif 2 soal yang diterima atau dimodifikasi adalah empat soal dan enam ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas butir soal yang ada di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2015/2016 masih kurang baik, namun belum semua soal telah memenuhi syarat-syarat tes yang baik sesuai dengan pendapat Hamalik (2011) yaitu untuk mengukur prestasi belajar peserta didik, dibutuhkan suatu alat ukur yang akurat, yang dapat diandalkan. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banya soal yang tidak valid, tingkat daya beda yang masih banyak yang rendah hingga sangat rendah, kemudian tingkat kesukaran yang tidak bervariasi yaitu masih banyak soal termasuk lebih banyak
ke kriteria mudah dan hanya beberapa soal saja yang termasuk ke dalam kriteria yang sukar dan sedang. Reliabilitas dari setiap tes formatif didominasi oleh kriteria rendah. Hasil penelitian ini televan dengan penelitian Suminarsih (2012) yang menyatakan bahwa kualitas soal ulangan tengah semester genap mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara pada dapat secara umum terdapat kendalakendala dalam pembuatan tes formatif ditinjau dari Taksonomi Bloom di SD Gugus XIII Buleleng terdiri atas beberapa hal. Hal- hal tersebut adalah pemahaman siswa terhadap materi masih rendah hal ini menyebabkan guru sulit untuk membuat soal ke tingkat kognitif yang lebih tinggi, kemampuan setiap anak yang berbeda misalkan dalam hal membaca membuat guru membuat soal yang singkat dan lebih mudah, kemudian susahnya menyesuaikan soal dengan indikator dengan dimensi tingkat kognitif karena sebagian besar soal diambil dari buku sumber baik berupa buku paket maupun LKS serta guru kurang memahami Taksonomi Bloom Revisi dalam penyusunan tes. Kendala-kendala yang ada tentu saja melibatkan hubungan antara guru dengan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengharuskan guru selain sebagai evaluator diakhir pelajaran harus mampu meningkatkan kemampuan mengajar agar lebih mampu mengontrol peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga kendala-kendala dalam pembuatan soal bisa berkurang. PENUTUP Penelitian ini menemukan bahwa (1) Hasil penelitian yang diperoleh dari peninjaun tes formatif terhadap Taksonomi Bloom Revisi dapat dikatakan guru cukup bervariasi dalam pembuatan soal tes formatif. Hal ini berdasarkan hasil temuan bahwa dari sebelas tes formatif dari empat SD di Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2015/2016 menggunakan tiga sampai lima dimensi kognitif dan divariasikan dengan dimensi 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa telah adanya penyebaran dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan dalam pembuatan tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV sudah sesuai dengan Taksonomi Bloom Revisi (Anderson dan Krathwol, 2010) walaupun hampir setiap tes formatif yang ada didominasi dimensi dimensi mengingat (C1). (2) Analisis butir soal menunjukkan bahwa kualitas butir soal yang ada di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2015/2016 masih cukup baik, namun belum semua soal telah memenuhi syarat-syarat tes yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banya soal yang tidak valid, tingkat daya beda yang masih banyak yang rendah hingga sangat rendah, kemudian tingkat kesukaran yang tidak bervariasi yaitu masih banyak soal termasuk lebih banyak ke kriteria mudah dan hanya beberapa soal saja yang termasuk ke dalam kriteria yang sukar dan sedang. Reliabilitas dari setiap tes formatif didominasi oleh kriteria rendah, dan (3) Kendala-kendala yang ada dalam pembuatan tes formatif bahasa Indonesia kelas IV ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi yaitu pemahaman siswa terhadap materi masih rendah hal ini menyebabkan guru sulit untuk membuat soal ke tingkat kognitif yang lebih tinggi, kemampuan setiap anak yang berbeda misalkan dalam hal membaca membuat guru membuat soal yang singkat dan lebih mudah, kemudian susahnya menyesuaikan soal dengan indikator dengan dimensi tingkat kognitif karena sebagian besar soal diambil dari buku sumber baik berupa buku paket maupun LKS serta guru kurang memahami Taksonomi Bloom Revisi dalam penyusunan tes. Saran yang dapat diberikan adalah kepada guru sebaiknya guru berusaha dalam penyusunan tes agar soal tersebar sesuai dengan tingkatan Taksonomi Bloom Revisi serta dapat membuat dokumentasi yang lengkap setiap melakukan tes formatif, kemudian menganalisis tes tersebut telah memiliki kualitas soal yang baik, kepada sekolah sebaiknya memerhatikan guru dalam penyusunan tes agar kualitas tes tersebut dapat menciptakan peserta didik
yang mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan kepada peneliti lain jika diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis yang cakupannya lebih luas agar evaluasi pendidikan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kualistas pendidikan demi kemajuan bangsa DAFTAR RUJUKAN Anderson dan David R Krathwohl (Eds). 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom Pendidikan. Terjemahan Agung Prihantoro. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. 2001. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Giani, Zulkardi dan Cecil Hiltrimartin. 2015. Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom. Skripsi (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sriwijaya. Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Koyan.
2011. Asesmen Pendidikan. Singaraja: Penerbitan UNDIKSHA.
dalam Unit
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD Bahan Ajar Cetak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suminarsih, Rini. 2012. Analisis Kualitas Butir Soal Ulangan Tengah Semester Genap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3 MI Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta Tahun 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Program 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta. Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya. Susetyo, Budi. 2015. Prosedur Penyusunan dan Analisis Tes untuk Penilaian Hasil Belajar Bidang Kognitif. Bandung: PT Refika Aditama. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: PT Arnas Duta Jaya. Widodo, A. 2006. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.
11