ANALISIS SEMIOTIKA TENTANG REPRESENTASI NASIONALISME DALAM FILM: 3 ALIF LAM MIM
Hans Hermang Mintana Akademi Komunikasi Radya Binatama Jln Raya Janti 3/47 Yogyakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT Film 3 Alif Lam Mim is listed as a futuristic action movie first in Indonesia with the genre of action, drama, and religion. Film 3 Alif Lam Mim is also a nationalismthemed movies, where the values of nationalism depicted in devotion to their country and the courage to destroy the threat to the country. This study aims to determine the signs that represent nationalism and meaningful messages of nationalism in the film 3 Alif Lam Mim. This research is a descriptive qualitative study based on the theory of Semiotics Roland Barthes analyzed using a two-story meaning, the meaning of denotations and connotations. The results showed that the denotation meaning Alif Lam Mim 3 movie tells the devotion to country, to adhere to the country, courage in defense of truth, fight against enemies of the state and destroyed all the threats the country according to their ability. In general connotation that threats and enemies of the state should not be allowed to flourish, the command state should not be resisted, and the state should not be allowed to get the threat of crime and terrorism. Representation of nationalism in the film is realized in terms of putting the unity, the interests and safety of the nation and country above personal or group interests; demonstrate self-sacrifice for the sake of the nation; and the brave stand for truth and justice. Keywords: Semiotics, Representation, Nationalism, Movies.
ABSTRAK Film 3 Alif Lam Mim adalah tercatat sebagai film laga futuristik pertama di Indonesia dengan genre action, drama, dan religi. Film 3 Alif Lam Mim juga merupakan film bertema nasionalisme, dimana nilai-nilai nasionalisme digambarkan dalam pengabdian terhadap negara dan keberanian dalam menghancurkan ancaman bagi negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda yang merepresentasikan nasionalisme dan pesan–pesan yang bermakna nasionalisme dalam film 3 Alif Lam Mim. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif berdasarkan pada teori Semiotika Roland Barthes yang menganalisis menggunakan dua pemaknaan bertingkat, yaitu makna denotasi dan makna konotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna denotasi film 3 Alif Lam Mim menceritakan pengabdian terhadap negara, patuh terhadap negara, keberanian dalam membela kebenaran, memerangi musuh negara serta menghancurkan segala ancaman negara sesuai dengan kemampuan. Secara konotasi secara umum bahwa ancaman dan musuh negara tidak boleh dibiarkan berkembang, perintah negara tidak boleh dilawan serta negara tidak boleh dibiarkan mendapatkan ancaman dari kriminal dan terorisme. Representasi
1
nasionalisme dalam film ini diwujudkan dalam hal menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; dan berani membela kebenaran dan keadilan. Kata Kunci: Semiotika, Representasi, Nasionalisme, Film.
PENDAHULUAN
nasionalisme berasal dari kata nasional
Film adalah media visual yang memiliki
peranan
penting
dan isme yaitu paham kebangsaan yang
pada
mengandung
makna
kesadaran
dan
perkembangan zaman di setiap negara.
semangat cinta tanah air, memiliki rasa
Terlepas menjadi bahan propaganda atau
kebangsaan bangsa, atau memelihara
tidak, terkadang sebuah film muncul
kehormatan bangsa. Isu-isu nasionalisme
memanfaatkan fenomena yang sedang
sering diangkat menjadi tema dalam film
hangat terjadi di masyarakat, karena
belakangan ini karena berkaitan dengan
dianggap ampuh memotret realita yang
semakin menurunnya rasa nasionalisme
terjadi pada saat itu dalam berbagai
warga negara di era globalisasi dan
bentuk, film-film ini akhirnya memiliki
berkembangnya
teknologi. Film-film di
bekas nyata dibenak penonton. Film itu
Indonesia
ini
memiliki pengaruh yang kuat untuk
menayangkan
mempengaruhi pola pikir dan budaya
membangkitkan
masyarakat.
Beberapa
Pesan-pesan
disampaikan
lewat
film
yang seringkali
saat
mulai
film-film rasa
film
banyak yang
nasionalisme.
yang
dipandang
mengangkat tema nasionalisme adalah
disampaikan secara terselubung. Pesan-
Garuda
pesan terselubung ini punya kekuatan
Nagabonar jadi 2, Denias: Senandung di
pengaruh tersendiri dan penonton bisa
Atas Awan, 5 cm, Laskar Pelangi, Sang
jadi menyetujui pesan-pesan ini tanpa
Pemimpi, dan lain-lain.
mereka sadari. Banyak sekali isu-isu sosial yang
juga
disampaikan
lewat
di
Dadaku,
Merah
Putih,
Sebagai bagian dari media massa,
film,
film
memiliki
kemampuan
termasuk isu-isu yang terkait dengan
mengkonstruksi
nasionalisme.
termasuk tentang konsep nasionalisme.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dalam
Listiyarti
realitas yang
untuk ada,
Para pembuat film memiliki kuasa dalam
(2007:26)
menampilkan 2
ulang
realitas
sebagai
realitas kedua dan direkronstruksi melalui
Tika Bravani, Donny Alamsyah, Arswendy
bahasa
Nasution, dan Cecep Arif Rahman dan
dan
simbol-simbol
dikodifikasikan sedemikian
yang
rupa
dan
Vendi
telah disepakati bersama. Proses kerja media
inilah
yang
Solaiman
(https://id.wikipedia.
org/wiki/3:_Alif_Lam_Mim).
disebut dengan
Film Alif Lam Mim (3) bercerita
representasi. Seperti yang disebutkan
tentang pesahabatan Alif, Herlam dan
oleh
Mimbo yang tumbuh besar dan menempa
Juliastuti
(2000)
bahwa
representasi adalah
konsep
yang
digunakan
proses
sosial
dalam
latihan
silat bersama di
pesantren
Al-Ikhlas
lingkungan
pimpinan
Kyai
pemaknaan melalui sistem penandaan
Mukhlis. Ketiga memiliki cita-cita yang
yang
berbeda,
tersedia: dialog,
film, fotografi, Konsep
tulisan, video,
dan lain sebagainya.
representasi
ini
Alif
ingin
menjadi
aparat
penegak hukum mengabdi pada Negara
selalu
menangkap
semua
penjahat
dan
melibatkan konstruksi terhadap realitas
pembunuh hal ini dilatarbelangkangi oleh
dan
diri pada
kejadian pembunuhan terhadap kedua
referensinya,
orang tuanya, Herlam ingin menjadi
tetap
realitas
mendasarkan
yang
bahkan
menjadi
untuk
film-film
futuristik
Jurnalis agar dengan tulisan-tulisannya
menjadikan realitas masa lalu dan masa
dia
sekarang sebagai dasar menggambarkan
sedangkan Mimbo ingin tetap mengabdi
masa yang akan datang.
di
Film 3 Alif Lam Mim merupakan
bisa
menyampaikan
pesantren
melalui
kebenaran
menyebarkan
agama
dan
mati
kebaikan khusnul
film mix 3 genre (action, drama, dan
khatimah. Ada kesamaan dari ketiganya
religi), dengan Umbara bersaudara yaitu
walaupun
Anggy Umbara, Bounty Umbara dan Fajar
mereka sama-sama menjunjung tinggi
Umbara
nilai idealism.
sebagai
penulis
naskah
mereka
berbeda
profesi,
skenarionya. Film Alif Lam Min sendiri
Jakarta (Indonesia) pada tahun
bersetting Jakarta pada tahun 2036, dan
2036 diceritakan telah ada dalam kondisi
tercatat sebagai film laga futuristik
damai,
pertama di Indonesia. Para pemain film
rentetan peristiwa dan kekacauan yang
ini diantaranya adalah Cornelio Sunny,
ditimbulkan oleh kelompok radikal sorban
Abimana
merah dan sorban hitam hingga peristiwa
Aryasatya,
Agus
Kuncoro,
Qausar Harta Yudana, Prisia Nasution,
setelah
pembumihangusan
3
sebelumnya
kelompok
terjadi
radikal
tersebut oleh aparat penegak hukum,
dasar negara Pancasila yang menjadi
sampai akhirnya revolusi berakhir pada
perwujudan paham nasionalisme dan
tahun
mengakomodir ketiga paham tersebut
2026,
pihak
bertentangan kesepakatan.
yang
akhirnya
mencapai
Negara
sudah
tidak
terlihat
lagi.
Namun
hanya
demikian, dalam film tersebut terdapat
karet
simbol-simbol yang merepresentasikan
dalam memberantas kriminalitas dan
nasionalisme dalam konteks masa depan.
pada saat inilah kemampuan beladiri
Penelitian ini berusaha untuk mengkaji
dibutuhkan, para penegak hukum dan
unsur nasionalisme yang terkandung
penjahat mempelajari seni ini untuk
dalam film ini.
bertahan hidup. Pada tahun 2036, negara
belakang di atas, maka dapat ditarik suatu
dan
rumusan masalah, Bagaimana Film 3 Alif
diizinkan
Aparat
saling
menggunakan
masyarakat
peluru
kebanyakan
telah
Berdasarkan uraian latar
menganut faham liberalisme. Agama
Lam
mulai ditinggalkan dan dianggap kuno,
Nasionalisme?
agama dianggap memicu kekerasan dan
penelitian yang menitikberatkan pada
menghalangi kebebasan, bahkan ritual
representasi
ibadah seperti sholat menjadi bahan olok-
dalam sebuah film. Film yang menjadi
olok,
kajian
Islam
yang
tadinya mayoritas
menjadi minoritas. Penelitian
Mim
merepresentasikan Penelitian
ini
nasionalisme
penelitian
Indonesia
adalah
film
berjudul “3 Alif Lam Mim”. ini
menarik
adalah
yang Tujuan
bagi
penelitian ini adalah untuk mengetahui
peneliti, karena dalam film ini ide
bagaimana film Film 3 Alif Lam Mim
dasarnya adalah pertentangan antara tiga
merepresentasikan nasionalisme.
paham yaitu: liberalisme, sosialime, dan
Secara teoritis, penelitian ini dapat
agama (Islamisme). Semuanya mengaku
memperkaya perbendaharaan penelitian
yang
bidang
paling
memperbaiki
nasionalis Indonesia.
dan
bakal
Sosialisme
Ilmu
Komunikasi
penelitian semiotika.
dengan
Manfaat ilmiah
dianggap menjadi anti-tesis dan lawan
bahwa sebuah film tidak hanya sebagai
dari liberalisme. Sedangkan agama lebih
media hiburan saja tetapi film juga
mengakomodir keduanya dalam batas
sebagai media pendidikan yang efektif.
yang proporsional. Indonesia bukanlah
Penelitian
bentuk murni dari ketiganya, namun
kontribusi
semacam hybrid. Secara implisit dalam
simbol-simbol yang digunakan dalam film
4
ini
dapat
pemikiran
memberikan
tentang
makna
sebagai
representasi
sehingga
dapat
nasionalisme
nasionalisme
menumbuhkan
dikalangan
anak
masuk dalam komunikasi massa. Dengan
rasa
demikian, bentuk komuniasi massa bisa
muda
ditambah dengan internet (Nuruddin,
Indonesia.
2006: 4-5).
Secara praktis, manfaat film ini
Seperti media komunikasi massa
dapat memberi kontribusi pandangan
yang lain, film terlahir sebagai suatu
bagi sineas-sineas muda yang akan lahir
yang tidak lepas dari akar lingkungan
agar dapat membuat sebuah karya film
sosial. Media massa merupakan sebuah
yang berkualitas dan berguna bagi negara
bisbis,
Indonesia. Penelitian ini juga sebagai
merupakan
apresiasi bagi dunia film di Indonesia
konteks hubungan media dengan publik,
tentang seberapa penting peran film
seperti halnya media massa yang lain, film
sebagai media penyampaian pesan yang
juga menjalankan fungsi utama media
efektif.
massa
seperti
Laswell
(dalam
Komunikasi Massa dan Fungsi Film
sosial,
budaya sekaligus
sebuah
politik.
yang
Dalam
dikemukakan
Mulyana,
2007:
37)
sebagai berikut:
Pada dasarnya komunikasi massa
a. The surveillance of the environment.
adalah komunikasi melalui media massa
Artinya media massa mempunyai
(media cetak dan media elektronik). Dari
fungsi sebagai pengamat lingkungan,
sekian banyak definisi media massa
yaitu sebagai
bentuknya antara lain media elektronik
tentang hal-hal yang berada diluar
(televisi dan radio) , media cetak (surat
jangkauan penglihatan masyarakat
kabar, majalah, tabloid), buku dan film.
secara luas.
Dalam perkembangan komunikasi massa
pemberi
informasi
b. The correction of the parts of
to
yang sudah modern dewasa ini, ada satu
environment.
perkembangan tentang media massa,
Arinya media massa berfungsi untuk
yaitu ditemukan internet. Belum ada,
melakukan
untuk mengatakan tidak ada, bentuk
interpretasi informasi. Dalam hal ini
media dari definisi komunikasi massa
peranan media adalah melakukan
yang memusatkan internet dalam media
seleksi mengenai apa yang pantas
massa. Padahal jika ditinjau dari ciri,
dan perlu untuk disiarkan.
fungsi dan elemennya, internet jelas
5
seleksi,
evaluasi
dan
c. The
transmission
social
statis, rangkaian gambar dalam film
heritage from one generation to
merupakan imaji dan sistem penandaan.
the next.
Pada film digunakan tanda-tanda ikonis,
Artinya
media
penyampaian
of
the
merupakan sarana nilai
dan
yakni tanda-tanda yang menggambarkan
warisan
sesuatu. Ciri gambar-gambar film adalah
sosial budaya dari satu generasi ke
persamaannya
generasi
ini
ditujukan. Gambar yang dinamis dalam
fungsi pendidikan oleh
film merupakan ikonis bagi realitas yang
lainnya.
merupakan
Fungsi
media massa.
dengan
realitas
yang
dinotikasikannya (Sobur, 2006: 128).
Film sebagai media komunikasi
Dari
berbagai
tanda
dalam
massa menurut Joseph V. Maschelli
semiotika film, dikenal pula istilah mise en
(dalam Maarif, 2005: 27), film secara
scene yang terkait dengan penempatan
struktur terbuat dari sekian banyak shot,
posisi dan pergerakan aktor pada set
scene
(blocking), serta sengaja dipersiapkan
dan
sequence.
Setiap
shot
membutuhkan penempatan kamera pada
untuk
posisi yang paling baik bagi pandangan
(scene) dan sinematografi yang berkaitan
mata penonton dan bagi setting serta
dengan penempatan kamera. Mise en
action pada suatu saat tertentu dalam
scene berarti menempatkan sesuatu pada
perjalanan cerita, itulah sebabnya sering
layar, unsur-unsurnya antara lain actor’s
kali film disebut gabungan dari gambar-
performance yang terdiri dari script
gambar yang dirangkai menjadi satu
adalah sebuah naskah yang berisis semua
kesatuan utuh yang bercerita kepada
kalimat yang diucapkan oleh pemain film,
penontonnya.
dan movement yaitu semua hal dan
Semiotika Film
berbagai tindakan yang dilakukan oleh
Film merupakan bidang kajian yang
menciptakan
sebuah
adegan
pemain film (Brodwell dan Thompson,
amat relefan bagi analisis structural atau
1993: 45).
semiotika. Seperti yang dikemukakan
Semiotika atau semiologi dalam
Zoest, film dibangun dengan tanda
pandangan Roland Barthes, signifikasi
semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk
mempunyai dua tahap (two order of
berbagai sistem tanda yang bekerja sama
signification). Semiotika pada dasarnya
dengan baik untuk mencapai efek yang
hendak
diharapkan. Berbeda dengan fotografi
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-
6
mempelajari
bagaimana
hal (things). Memaknai (to signify) dalam
di atas sistem lain yang telah ada
hal ini tidak dapat dicampuradukkan
sebelumnya
dengan
(to
konotatif yang dibedakan dari denotatif
communicate). Memaknai berarti bahwa
atau sistem pemaknaan tataran pertama.
objek-objek
membawa
Dalam konsep Barthes, tanda konotatif
informasi, dalam hal mana objek-objek itu
tidak sekedar memiliki makna tambahan
hendak
namun juga mengandung kedua bagian
mengkomunikasikan
tidak
hanya
berkomunikasi,
tetapi
juga
yang
mengkonstitusi sistem terstruktur dari
tanda
denotatif
tanda (Barthes, dalam Kurniawan, 2001:
keberadaannya.
53). Roland Barthes mengulas sistem
menggambarkan
pemaknaan tataran kedua, yang dibangun
tanda bekerja:
disebut
yang Berikut
dengan
melandasi peta
tentang
yang
bagaimana
Gambar 1. Peta Tanda Roland Barthes (Sumber: Sobour, 2006:69)
Dari peta Barthes (1972) di atas
Dari peta tersebut, operasional
terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri
yang digunakan dalam penelitian ini
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan
adalah signifier (penanda) film 3 Alif Lam
tetapi, pada saat bersamaan, tanda
Mim
denotatif adalah juga penanda konotatif
merupakan
(4). Dengan kata lain, hal tersebut
yang ada dalam film tersebut. Tanda-
merupakan unsur material: hanya jika
tanda yang akan dikaji, dicari menurut
Anda mengenal tanda “singa”, barulah
dari unsur utama pembentuk dari film
konotasi seperti harga diri, kegarangan,
dan definisi nasionalisme. Tanda-tanda
dan
yang
keberanian
menjadi
mungkin
(Sobour, 2006: 69).
dan
(petanda)
representasi
kemudian
repesentasi
7
signified
nasionalisme
muncul
nasionalisme
yang
akan
sebagai dikaji
menggunakan teori semiotika. Melalui
simbol
semiotika tanda-tanda yang muncul akan
representasi.
dijelaskan lebih lanjut, lebih jernih dan dapat
dipertanggungjawabkan
dan
bahasa
adalah
disebut
Hall (1997), dalam culture study
secara
menggambarkan
bahwa
bahasa
ilmiah.
melukiskan relasi encoding dan decoding
Representasi Film
melalui metafora produksi dan konsumsi.
Representasi merupakan konsep
Proses produksi meliputi proses gagasan,
yang mempunyai beberapa pengertian,
makna, ideology dan kode sosial, ilmu
yaitu proses sosial dari representing.
pengetahuan, ketrampilan teknis, ideologi
Representasi menunjuk baik pada proses
professional, pengetahuan institusional,
maupun produk dari pemaknaan suatu
defenisi dan berbagai asumsi lainnya
tanda. Proses perubahan konsep-konsep
seperti moral, cultural, ekonomis, politis
ideologi abstrak dalam bentuk yang
dan spiritual. Menurut Stuart Hall, ada
kongkret. Konsep yang digunakan dalam
tiga pendekatan representasi :
proses sosial pemaknaan melalui system
1. Pendekatan Reflektif, bahwa makna
penandaan yang tersedia: dialog, tulisan,
diproduksi oleh manusia melalui ide,
vidio, film, fotografi dan sebagainya
media
secara
pengalaman di dalam masyarakat
ringkas.
Representasi
adalah
produksi makna melalui bahasa (Noviani,
objek
2. Pendekatan
Intensional,
bahwa
tindakan
penutur bahasa baik lisan maupun
menghadirkan atau merepresentasikan
tulisan yang memberikan makna unik
sesuatu baik orang, peristiwa maupun
pada setiap hasil karyanya. Bahasa
objek lewat sesuatu yang lain di luar
adalah media yang digunakan oleh
dirinya, biasanya berupa tanda atau
penutur dalam mengkomunikasikan
simbol. Representasi ini belum tentu
makna dalam setiap hal-hal yang
bersifat
berlaku khusus yang disebut unik.
nyata
adalah
pengalaman-
secara nyata.
2002: 53). Representasi
dan
tetapi
bisa
juga
menunjukan dunia khayalan, fantasi, dan
3. Pendekatan Konstruksionis, bahwa
ide-ide abstrak (Hall, 1997: 28). Menurut
pembicara dan penulis, memilih dan
Stuart
dan
menetapkan makna dalam pesan atau
pertukaran makna antara manusia atau
karya (benda-benda) yang dibuatnya.
antar budaya yang menggunakan gambar,
Tetapi, bukan dunia material (benda-
Hall,
proses
produksi
8
benda)
hasil
sebagainya makna
karya
seni
yang
tetapi
dan
kemerdekaan
meninggalkan
manusialah
2007:
185).
yang
Sujana memandang nasionalisme
meletakkan makna.
sebagai faham dan semangat kecintaan
Nasionalisme
serta loyalitas suatu masyarakat, bangsa,
Nasionalisme adalah suatu paham, yang
(Magnis-Suseno,
berpendapat,
kesetiaan
dan negaranya sendiri (Sujana, 2004).
diserahkan
Nasionalisme bukan hanya merupakan
Perasaan
warisan sejarah atau timbul karena
sangat mendalam akan suatu ikatan yang
sejarah yang sama. Nasionalisme adalah
erat dengan tanah tumpah darahnya,
sebuah common project dari masa kini
dengan
dan masa depan (Anderson, 1999).
tertinggi
individu
kepada
bahwa
dan negara terhadap masyarakat, bangsa,
harus
negara-kebangsaan.
tradisi-tradisi
setempat
dan
penguasa-penguasa resmi di daerahnya
Anderson
selalu ada disepanjang sejarah dengan
menciptakan nasionalisme perlu adanya
kekuatan
(Kohn,
pengorbanan dari setiap anggota suatu
bisa
bangsa untuk mau memperjuangkan
1984:
yang
11).
digambarkan
berbeda-beda
Kesetiaan dengan
tertiggi
rasa kesetiaan,
menyatakan
kepentingan
bahwa
bangsanya,
untuk
sehingga
pengabdian, mempertahankan corak asli
nasionalisme dipahami peneliti sebagai
bangsanya,
semangat,
paham dan semangat mempersatukan
persatuan dan sesatuan, kasih sayang,
keberagaman dalam suatu masyarakat
dan
yang muncul karena memiliki harapan
bangga
keyakinan,
terhadapbangsanya
dan
menjaga apa yang telah diperjuangkan.
dan cita-cita hidup yang sama karena
Nasionalisme sebagai perekat suatu bangsa
dimaknai
oleh
nasionalisme bukan hanya sekedar bagian
Soekarno,
dari sejarah.
proklamator Republik Indonesia, sebagai
Nilai
nasionalisme
rasa cinta sepenuh hati kepada Indonesia,
Sindung
Tjahyadi
kebanggaan
antara
lain
menjadi
bagian
dari
dapat
dalam
menurut diwujudkan
hal-hal:
1)
Indonesia, yang merupa kan suatu rasa
menempatkan persatuan dan kesatuan,
persatuan di antara orang-orang yang
kepentingan dan keselamatan bangsa dan
sedemikian berbeda karena memiliki
negara di atas kepentingan pribadi atau
sejarah penderitaan yang sama dan sama-
kepentingan golongan; 2) menunjukkan
sama
sikap rela berkorban demi kepentingan
berjuang
untuk
mencapai
9
bangsa dan negara; 3) bangga sebagai
Alif Lam Mim yang menampilkan tanda
bangsa Indonesia dan
dan/atau pesan nasionalisme selama
bertanah
air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; 4)
mengakui
derajat,
Prosedur pengumpulan data dalam
persamaan hak dan kewajiban antara
penelitian ini adalah mengamati dan
sesama manusia dan sesama bangsa; 5)
melihat film “Alif Lam Mim” secara utuh.
menumbuhkan sikap saling mencintai
Kemudian memilih dan mengklasifikan
sesama manusia; 6) mengembangkan
adegan-adegan
sikap tenggang rasa; 7) tidak semena -
yang menunjukkan nasionalisme. Adegan
mena terhadap orang lain; 8) gemar
atau tanda-tanda tersebut kemudian
melakukan kegiatan kemanusiaan; 9)
dianalisis berdasarkan model semiotika
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
Barthes dan teori-teori nasionalisme.
kemanusiaan;
persamaan
durasi film tersebut.
10)
berani
membela
maupun
tanda-tanda
Analisis data dalam penelitian ini
kebenaran dan keadilan; 11) merasa
dilakukan
dengan
langkah
bahwa bangsa Indonesia merupakan
berikut: a) Film yang menjadi teks dalam
bagian dari seluruh umat manusia; 12)
penelitian ini diamati secara mendalam
menganggap pentingnya sikap saling
untuk
menghormati dan bekerja sama dengan
(signifier) audio dan visualnya. Dalam
bangsa lain (Tjahyadi, 2010).
penelitian ini tidak semua scene diteliti,
mengenali
sebagai
penanda-penanda
yang diteliti adalah scene yang terdapat METODE PENELITIAN
unsur makna nasionalisme dari perspektif
Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis
penelitian
sosial. Sedang unit analisis yang diteliti
deskriptif
oleh penulis disini adalah audio dan
kualitatif. Menurut Kriyantono (2006: 69)
visual. Audio, meliputi dialog/monolog,
penelitian ini merupakan hasil kerja
dan musik; Visual, meliputi setting dan
penulis sendiri atau dengan kata lain
karakter
penulis
langsung
pengamatan tersebut kemudian dicari
mengumpulkan informasi yang didapat
makna yang tersurat yang disebut makna
dari
denotasi
sendiri
objek
dideskripsikan menemukan
yang
penelitian. secara hasil
Setelah utuh
penelitian,
itu
tokoh.
dari
b)
film
Data-data
ini.
hasil
Dalam
untuk
menginterpretasikan makna dari tanda
objek
yang
penelitian adalah scene-scene dalam film
bersifat
denotatif,
peneliti
menggunakan common sense atau makna
10
konvensional yang sudah dikenal umum
yang berbeda pula. Alif digambarkan
dalam
dengan karakter yang keras, tegas dan
masyarakat.
kemudian
c)
dilanjutkan
Pengamatan secara
lebih
lurus dengan pekerjaan menjadi aparat
mendalam dan intens terhadap teks ini
keamanan
untuk menemukan makna konotasinya.
(Herlam)
negara.
Sementara
Lam
mempunyai karakter pekerja
keras, sederhana, jujur, kekeluargaan, HASIL DAN PEMBAHASAN
pandai dan sabar dengan profesi sebagai
Setting waktu dan tempat dalam
wartawan. Mim (Mimbo) mempunyai
Film 3 ALif Lam Mim ini adalah Jakarta
karakter agamis, pengabdi pada agama,
pada tahun 2036. Pemilihan setting ini
tenang dan serius dengan profesi sebagai
dilatarbelakangi bahwa pada tahun 2036,
pengasuh pondok pesantren. Kesamaan
Jakarta yang merupakan representasi dari
dari
Indonesia
semuanya
karena
sebagai
pusat
ketiga
tokoh ahli
tersebut
adalah
beladiri
dan
kebenaran
yang
pemerintahan sekaligus pusat bisnis, juga
memperjuangkan
dipandang sebagai pusat kebudayaan,
mereka yakini. Semua menunjukkan sisi
teknologi
Indonesia.
nasionalismenya melalui nilai-nilai yang
Tahun 2036 ditentukan kurang lebih 20
dianut dan diyakini oleh ke tiga tokoh
tahun dari saat ini, dimana Indonesia
tersebut. Motivasi nasionalisme yang
pada
berbeda-beda ditunjukkan oleh masing-
dan
jaman
peradaban
tersebut
digambarkan
sebagai negara yang telah menganut
masing tokoh,
faham
menjadi aparat penegak hukum karena
liberal
kedamaian,
hak
yang asasi
menjunjung manusia
Alif ingin bergabung
dan
motivasi mencari pembunuh orangtuanya
demokrasi. Pancasila sudah tidak lagi
melalui menjadi aparat negara, Lam ingin
menjadi dasar negara, liberalis telah
memberitahukan
menjadi nilai yang dianut oleh negara dan
masyarakat agar masyarakat tahu apa arti
masyarakat luas. Terorisme diseting dan
kebenaran serta Mimbo: mau khusnul
diskenario untuk tujuan tertentu dari
khotimah, mengabdi menyebar kebaikan
penguasa yang kejam. Intelejen sebagai
lewat agama. Mereka semua tunduk pada
actor dibalik perencanaan mempunyai
negara (aturan) dan rela berkorban demi
peran penting dalam scenario tersebut.
negara, memperjuangkan kebenaran dan
kebenaran
kepada
Karakter 3 tokoh digambarkan
keadilan serta tidak takut mati demi
secara berbeda dengan latar pekerjaan
negara. Musuh bersama diciptakan yang
11
bernama terorisme yang dimaksudkan
Nasionalisme juga mempunyai sisi
untuk membentuk keseimbangan negara,
lain dari film ini, yaitu Nasionalisme bisa
meskipun diakhir film terorisme tersebut
mengadu domba semua elemen dan
diciptakan
yang
semua kepentingan, tidak terkecuali
notabennya representatif dari penguasa
pada ketiga tokoh di dalam Film ini (Alif
(negara).
Lam Mim). Nasionalisme juga bisa sampai
oknum
Karakter
aparat
Alif
Lam
Mim
menunjukkan representatif dari negara
mengorbankan
(aparat),
(penyeimbang/unsur
tercapainya tujuan negara yang dianggap
demikrasi) dan agama/akhlak (rujukan
paling penting di atas segala kepentingan
nilai, moral dan etika)
yang lainnya. Namun semangat dan nilai
media
keluarga
Nilai-nilai nasionalisme dalam film
nasionalisme
Lam
pada
dimanfaatkan untuk kepentingan politik
HAM
yang jahat seperti kelurusan Alif dalam
masyarakat untuk hidup, meskipun itu
membela negara dimanfaatkan untuk
penjahat, menumpas kejahatan untuk
menghancurkan pondok pesantrennya.
Alif
Mim
bagaimana
ditunjukkan
memperjuangkan
negara (pangkat dan
juga
dapat
tidak
Representasi nasionalisme dalam
penting), nasionalisme media yang kritis,
film 3 Alif Lam Mim, jika dianalisis
sinis dan skeptis terhadap pemerintahan,
menurut semiotika Barthes paling tidak
nasionalisme
ada 5 scene yang berisi tentang nilai-nilai
untuk
jabatan
seseorang
demi
memperjuangkan
masa depan negara yang lebih baik,
nasionalisme.
Tanda
dan
semangat rela berkorban demi nusa dan
denotasi dan konotasi
bangsa serta mengunakan kemampuan
dapat diliha pada tabel berikut:
petanda,
nasionalisme
pribadi untuk membantu bangsa dan negara dalam berbagai hal. Tabel 1. Scene Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Film 3 Alif Lam Mim No 1
Scene
Signifier (Penanda)
Menit ke 13: 45
Alif: “Apa yang gue lakukan selama ini, demi keamanan bangsa. Siapapun yang menjadi ancaman bangsa, rakyat dan negara harus dihancurkan.”
Signified (Petanda) Keamanan bangsa harus dijunjung tinggi, ancaman bangsa dan negara harus dimusnakan.
12
Tanda Denotasi (penanda konotasi) Alif menjunjung tinggi keamanan negara dengan menghancurkan ancaman bangsa dan negara.
Petanda Konotasi Ancaman bagi bangsa dan negara tidak boleh dibiarkan berkembang.
Tanda Konotasi Nasionalisme yang bertumpu pada membela bangsa dan negara dari ancaman siapapun.
No
Scene
Signifier (Penanda)
Signified (Petanda) Kemampuan harus digunakan untuk membela bangsa dan negara.
Tanda Denotasi (penanda konotasi) Apa yang telah dipelajari (bela diri) harus digunakan untuk membela bangsa dan negara.
2
Menit ke 24: 50
Guru Beladiri: “Gunakan kemampuan kalian untuk membela bangsa dan negara”.
3
Menit ke 25: 19
Alif: “Gua bakal mengabdi pada negara”.
Perlu adanya sikap mengabdi pada negara.
Alif akan mengabdi untuk negara (dalam memerangi kejahatan terhadap negara)
4
Menit ke 52: 54
Alif: “ Pak, siapapun orangnya, kalau dia Kriminal, teroris, ancaman bagi rakyat dan negara, akan saya hancurkan, siapapun orangnya”. Kyai: Mim, ini surat perintah resmi dari negara, kita harus mematuhinya.
Kriminal, teroris dan ancaman bagi rakyat dan negara harus dihancurkan, siapapun orangnya. Patuh terhadap perintah negara.
Alif akan menghancurkan setiap criminal, teroris dan ancaman rakyat serta negara, siapapun orangnya.
5
Menit ke 58: 26
Kyai akan mematuhi surat perintah resmi negara, meskipun beliau merasa tidak bersalah.
Petanda Konotasi Bangsa dan negara tidak boleh dibiarkan (tidak dibela) menghadapi ancaman dan gangguan. Negara membutuhkan pengabdian dari rakyatnya, diantaranya untuk melindungi negara. Kejahatan, kriminal, teroris dan ancaman negara lainnya tidak boleh dibiarkan.
Perintah resmi dari negara tidak boleh dilawan atau ditolak.
Tanda Konotasi Nasionalisme yang bertumpu pada membela bangsa dan negara sesuai kemampuan masing-masing. Nasionalisme yang bertumpu dalam bentuk pengabdian kepada negara.
Nasionalisme yang bertumpu pada penghancuran musuh negara.
Nasionalisme yang bertumpu pada nilai patuh terhadap negara.
Sumber: Analisis Data.
Film 3 Alif Lam Mim merepresentasikan
nilai-nilai
nasionalisme
bangsa dan negara dari ancaman dan
yang
membela bangsa dan negara sesuai
masih dipelihara orang-orang tertentu
kemampuan
masing-masing,
yang
pengabdian
kepada
dalam
diimplementasikan
dirinya
negara,
ikut
kehidupan
berpartisipasi pada penghancuran musuh
nyata, bahkan pada jaman yang sudah
negara dan nilai patuh terhadap negara.
penuh dengan kejahatan. Representasi
Nilai-nilai tersebut sesuai dengan nilai-
nilai-nilai nasionalisme dalam film ini
nilai
ditunjukkan
dalam
dan
perlunya
dengan
nilai
membela
13
nasionalisme
yang
berkembang
dalam
kehidupan
berbangsa
dan
Pengorbananya
bernegara.
sangat
besar,
kehidupannya, persahabatannya bahkan
Pesan yang disampaikan adalah
cintanya rela dikorbankan demi negara.
pada jaman yang akan datang, ketika
Nilai
nasionalisme
kehidupan semakin liberal dan peradaban
dipraktekkan
manusia telah maju, musuh negara juga
kejujurannya dalam memberitakan fakta
hadir
yang
dalam
bentuk
yang
berbeda.
oleh
terjadi,
Lam
yang
tidak
tunduk
adalah
pada
Ancaman negara juga semakin beragam
kekuasaan dan materi. Pengorbanan yang
dari kriminal sampai terorisme. Oleh
dilakukannya adalah keluarga, karir serta
karena itu sikap nasionalisme yang
persahabatannya demi kebenaran dan
diperlukan adalah berani membela dan
keadilan. Nasionalisme ini sesuai dengan
ikut mengabdi untuk negara dalam
pendapat
memerangi musuh negara sesuai dengan
memandang nasionalisme sebagai faham
keahlian masing-masing. Sikap patuh
dan semangat kecintaan serta loyalitas
pada negara juga perlu dipupuk demi
pada suatu masyarakat, bangsa, dan
menciptakan kehidupan yang tertib.
negara terhadap masyarakat, bangsa, dan
Nilai
Nasionalisme
dalam
film
Sujana
(2004)
yang
negaranya sendiri (Sujana, 2004).
sesuai dengan pendapat Kohn (1955:11)
Nilai
nasionalisme
yang
bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
digambarkan dalam keseluruhan film
diserahkan kepada negara-kebangsaan.
masuk dalam kriteria nilai nasionalisme
Kesetiaan
digambarkan
menurut Sindung Tjahyadi (2010) yaitu
dengan rasa kesetiaan dan pengabdian,
nasionalisme yang diwujudkan dalam hal
keyakinan, semangat dalam membela
menempatkan persatuan dan kesatuan,
negara. Dalam film ini sikap nasionalisme
kepentingan dan keselamatan bangsa dan
ini ditunjukkan oleh tokoh Alif. Alif adalah
negara di atas kepentingan pribadi atau
tokoh yang berprofesi sebagai pasukan
kepentingan
khusus
bertugas
sikap rela berkorban demi kepentingan
menghancurkan kejahatan, teroris dan
bangsa dan negara; dan berani membela
ancaman
kebenaran dan keadilan.
tertiggi
negara
negara.
pengabdiannya
bisa
yang
Semangatnya serta
dan
keyakinannya
golongan;
menunjukkan
Film 3 ALif Lam Mim ini menjadi
membawa pada penumpasn kejahatan,
suatu
bahkan
Indonesia, ketika satu paham dominan
menghancurkan
atasannya.
14
peringatan
bagi
masyarakat
dan merusak keseimbangan, maka paham
Mim merepresentasikan simbol dan/atau
yang lain akan tersingkir. Liberisme
pesan nasionalisme. Hal tersebut telah
ekstrim yang digambarkan dalam film ini
terungkap melalui unit analisis yakni mise
dapat memenggal paham-paham yang
en scene (penempatan sesuatu pada
membahayakan eksistensinya, mungkin
layar) yang berkaitan dengan segala
sosialisme juga akan begitu. Maka dari
sesuatu yang tampil dibalik kamera, baik
itu, nilai luhur Pancasila yang saat ini
penampilan
dianut
produksi (lokasi, properti dan kostum),
oleh
negara
ini
harus
film,
suara
serta
Pancasila sendiri merupakan ramuan dari
dengan penempatan kamera dalam film.
berbagai
Paling tidak terdapat 5 scene yang
yang
diambil
secara
yang
desain
dipertahankan, dijaga dan dilestarikan.
isme
sinematografi
dan
proporsional dan sesuai dengan watak
mepresentasi
dan karakter bangsa Indonesia. Pancasila
dalam film ini, yaitu nilai berani membela
memuat
bangsa
tentang
nasionalisme
yang
dan
nilai-nilai
berkaitan
negara
nasionalisme
dari
ancaman,
nyata, yaitu nilai kemanusian yang adil
membela bangsa dan negara sesuai
dan beradab, nilai persatuan Indonesia,
kemampuan
masing-masing,
dan nilai keadilan sosial bagi seluruh
pengabdian
kepada
rakyat Indonesia. Film ini dibumbuhi oleh
berpartisipasi pada penghancuran musuh
aksi terorisme yang menjadi pertarungan
negara dan nilai patuh terhadap negara.
antar
Nilai-nilai tersebut sesuai dengan nilai-
isme
tersebut
sehingga
menyimpulkan bahwa aksi terorisme
nilai
tersebut hanyalah setingan semata oleh
dalam
kekuatan
demi
bernegara.
tujuannya. Nilai-nilai nasionalisme yang
Nilai
politik
penguasa
nasionalisme kehidupan
perlunya
negara,
yang
ikut
berkembang
berbangsa
nasionalisme
dan
yang
dipraktekkan dalam berbagai bidang akan
digambarkan dalam keseluruhan film
mampu menghalang segala ancaman
masuk dalam konsep nasionalisme yang
bangsa dan negara.
menjunjung kesetiaan tertinggi individu harus
diserahkan
kepada
SIMPULAN DAN SARAN
kebangsaan.
Simpulan
digambarkan dengan rasa kesetiaan dan
Berdasarkan penelitian yang telah
Kesetiaan
negara-
tertiggi
bisa
pengabdian, keyakinan, semangat dalam
dilakukan, terbukti bahwa film 3 Alif Lam
membela
15
negara.
Pesan
yang
disampaikan adalah pada jaman yang
nasionalisme
akan datang, ketika kehidupan semakin
luntur.
liberal dan peradaban manusia telah
yang
sudah
mulai
2. Perlu diingatkan lagi penjelasan atau
maju, musuh negara juga hadir dalam
gambaran
bentuk
bermacam-macam.
media massa yang ada, terutama
Ancaman negara juga semakin beragam
media online. Hal ini dikarenakan
dari kriminal sampai terorisme. Oleh
akses dan ketertarikan masyarakat
karena itu sikap nasionalisme yang
terhadap dunia online semakin luas.
yang
nasionalisme
melalui
diperlukan adalah berani membela dan
3. Kepada mahasiswa atau kreator dan
ikut mengabdi untuk negara dalam
kolektor film khususnya film yang
memerangi musuh negara sesuai dengan
bertema
keahlian masing-masing. Sikap patuh
agar lebih kreatif untuk menyuarakan
pada negara juga perlu dipupuk demi
nasionalisme
menciptakan
khalayak. Hal ini dapat dilakukan
kehidupan
yang
tertib.
nasionalisme
bagi
kepentingan
Maka dari itu, nilai luhur Pancasila yang
dengan
saat ini dianut oleh negara ini harus
festival yang bertema nasionalisme,
dipertahankan, dijaga dan dilestarikan
mengajak
dan
karena Pancasila sampai saat ini mampu
semangat
nasinalisme
serta
untuk menyeimbangkan berbagai isme
memberikan
pemahaman
tentang
yang
perjuangan
zaman
ada
di
dunia
sesuai
dengan
karakteristik Indonesia.
cara
diharapkan
membuat
festival-
menanamkan
dulu
dan
perbandingan pada zaman sekarang serta zaman yang akan datang.
Saran
4. Pancasila sebagai pedoman hidup Adapun saran dan masukan yang
bangsa ini harus diamalkan dan selalu
dapat penulis berikan adalah:
dilestarikan
1. Lebih ditingkatkan lagi produksi dan
ekstrimisme dari paham-paham yang
kualitas
film-film
terutama
yang
ada
bertema nasionalisme kekinian dan
suatu faham.
dalam segala bidang, sehingga dapat memberikan gambaran dan pesan yang jelas untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan
serta
rasa
16
untuk
mencegah
menghadang
radikalisme
DAFTAR PUSTAKA
Film). Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin Jurusan Ilmu Komunikasi. Magnis-Suseno, F. 2007. Berebut Jiwa Bangsa. Jakarta : Buku Kompas. Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Nuruddin. 2006 Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sobur, A. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sobur, A. 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing (Edisi keempat). Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Sujana, I. 2004. Patologi Nasionalisme: Sumber Keretakan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara. Surabaya: UPT-Mata Kuliah Umum. Tjahyadi, S. 2010. Nasionalisme dan Pembangunan Karakter Bangsa dalam Perspektif. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. Wikipedia. 2016. 3: Alif Lam Mim. https://id.wikipedia.org/wiki/3:_ Alif_Lam_Mim diakses tanggal 21 Juli 2016.
Anderson, B. 1999. Indonesian Nationalism Today and in the Future. Academic Research Library. Bordwell, D. dan Kristin, T. 2003. Film Art, An Introduction. Boston. Mc Graw Hill Companies. Hall, S. 1997. Representation Cultural Representations And Signifying Practice. The Open University. Sage Publication. Ltd. Juliastuti, N. 2000 Representasi, Newsletter KUNCI No. 4, Maret, http://kunci.or.id/esai/nws/04/re presentasi.htm diakses tanggal 5 Juli 2015. Kohn, H. 1984. Nasionalisme, Arti dan Sejarahnya. Jakarta: PT. Pembangunan. Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Surabaya: Media Group, Kencana Prenada. Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang: IndonesiaTera. Listyarti, R. 2007 Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit Esis. Maarif, S. 2005. Representasi Patriotisme Perempuan dalam FilmCut Nyak Dien (Studi Analisis Semiotika
17