ANALISIS SARANA PENYEBERANGAN DAN PERILAKU PEJALAN KAKI MENYEBERANG DI RUAS JALAN PROF. SUDARTO, SH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG Soehartono *)
ABSTRAK Pejalan kaki memiliki hak yang sama dengan pemakai jalan lainnya pengendara motor atau mobil yang kerap kali pejalan kaki menjadi korban pengendara lain yang merasa superior, padahal bila pejalan kaki dan pengendara motor atau mobil mengerti petunjuk dasar keselamatan di jalan mereka tentu tidak perlu berbenturan. Pejalan kaki juga merupakan bagian dari sistem transportasi tak terpisahkan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, meskipun tindakan berjalan kaki terlihat sangat sederhana, akan tetapi mempunyai peranan penting dalam sistem transportasi, karena jika pejalan kaki mengalami gangguan akan mempengaruhi bagian lain dari sistem transportasi. Tujuan dari analisis pejalan kaki di sepanjang ruas Jalan Prof. Sudarto, SH adalah untuk mengetahui karakteristik pejalan kaki, mencari hubungan persamaan antara kecepatan berjalan serta menentukan fasilitas penyeberangan yang sesuai dengan karakteristik pejalan kaki. Fasilitas penyeberangan pelican dengan pelindung diusulkan dengan menggunakan pulau pelindung dengan dilengkapi lampu isyarat mengingat jalan Prof. Sudarto, SH Kota Semarang adalah jalan dua arah dengan dua lajur. Kata Kunci : Pejalan Kaki, Efektifitas, Pelican Dengan Pelindung. 1. PENDAHULUAN
tindakan
berjalan
kaki
terlihat
1.1. LATAR BELAKANG
sederhana, akan tetapi mempunyai
Pejalan kaki memiliki hak yang
peranan
penting
dalam
sistem
sama dengan pemakai jalan lainnya
transportasi, karena jika pejalan kaki
pengendara motor atau mobil yang
mengalami gangguan maka akan
kerap kali pejalan kaki menjadi
mempengaruhi
korban pengendara lain yang merasa
sistem transportasi. Oleh karena itu
superior. Padahal bila pejalan kaki
kebutuhan pejalan kaki merupakan
dan pengendara motor atau mobil
bagian yang integral dalam sistem
mengerti petunjuk dasar keselamatan
transportasi jalan. (Eddy, 2007)
di jalan
mereka tentu tidak perlu
bagian
lain
dari
Pada kenyataannya seringkali
berbenturan, pejalan kaki merupakan
terlihat
bagian dari sistem transportasi yang
diabaikan. Fasilitas untuk pejalan
tak terpisahkan dibandingkan dengan
kaki
moda transportasi lain, meskipun
dalam
* Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
fasilitas
sering
tidak
pejalan
kaki
diikutsertakan
perencanaan
dan 1
pengembangan suatu area, jika ada
Pada dasarnya pejalan kaki di
pun seringkali tidak memberikan
lokasi tersebut sebagian besar adalah
kenyamanan bagi para pejalan kaki
para murid – murid, mulai TK PGRI
yang
33 dan SD Sumurboto dan SMP 27
mempergunakan
fasilitas
tersebut.
serta warga masyarakat baik yang
Dengan kondisi seperti di atas
akan
menyebrang
dan ditambah fasilitas yang tidak
Kelurahan
memadai,
pertokoan
pejalan
kaki
sering
ke
Kantor
Sumurboto
serta
dan
rumah
makan
dituding sebagai salah satu penyebab
disekitar Jalan Prof. Sudarto, SH atau
kemacetan
sebaliknya. Oleh karenanya, untuk
lalu
lintas.
Pihak
penyelenggara wilayah pun tidak
memberikan
menyadari
penyebab
kelancaran bagi pejalan kaki pada
disebabkan
lokasi ini perlu diberikan fasilitas
kemacetan
bahwa seringkali
oleh penanganan perencanaan dan
kurang
baik
atau
kurang
dan
penyeberangan bagi pejalan kaki.
pengembangan tata kota atau wilayah yang
kenyamanan
Dengan penjelasan di atas, memperlihatkan
perlunya
sebuah
sempurna. (Supriyono & Yovita,
studi untuk mempelajari pergerakan
2003)
penyeberang atau pejalan kaki serta Fenomena di atas terlihat pada
karateristiknya dan arus kendaraan.
lokasi sepanjang ruas Jalan Prof.
Hal
Sudarto, SH mulai dari Pertigaan
mendapatkan
Jalan Tirto Agung – Jalan Ngesrep
yang meminimalkan konflik antara
Timur V (SD Sumurboto) , Jalan
penyeberang jalan dan kendaraan.
Ngesrep Timur Raya VI (SMP 27
(Arikunto, 2002)
Banyumanik) sampai dengan Jalan Setiabudi,
ini
diperlukan suatu
untuk
perencanaan
1.2. Rumusan Masalah
memperlihatkan
Masalah yang teridentifikasi pada
ketidakteraturan atau kesemrawutan,
lokasi penelitian dapat dirumuskan
pejalan kaki menyeberang melintasai
sebagai berikut :
ruas jalan Prof. Sudarto, SH hampir
1. Diperlukan
kajian
semua tempat yang tidak mempunyai
menentukan
fasilitas penyeberangan.
penyeberangan tersebut
untuk fasilitas
2
yang sesuai dengan kondisi yang ada pada lokasi studi. 2. Diperlukannya
Semarang adalah sebagai berikut :
kajian
mengidentifikasi
ruas jalan Prof. Sudarto, SH Kota
untuk
1. Mengetahui karakteristik pejalan
karakteristik
kaki, serta mencari hubungan
pejalan kaki
persamaan
menyeberang ruas jalan Prof.
berjalan, aliran dan kepadatan.
Sudarto, SH.
antara
2. Menentukan
fasilitas
penyeberangan
pejalan
kaki
cukup luas, sehingga jika ingin
sesuai
pejalan kaki. 2. TINJAUAN PUSTAKA
mendapatkan data pejalan kaki dari banyak tempat, perlu tenaga, waktu serta biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan, yaitu sebagai berikut :
2.1.
Pemilihan
Fasilitas
Penyeberangan Fasilitas penyeberangan adalah fasilitas
pejalan
menyeberang
kaki
jalan.
untuk
(Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat
1. Lokasi dibatasi hanya pada satu titik pertigaan SD Sumurboto di ruas
Nomor : SK 43/AJ 007/DRJD/2007). 2.1.1.Karakteristik Penyeberang Jalan
Jalan Prof. Sudarto, SH Kota Semarang.
karakteristik
pejalan
kaki,
hubungan antara variabel volume lintas
Untuk
menganalisa
kebutuhan
fasilitas penyeberang jalan perlu
2. Analisis ini hanya mencakup studi
lalu
yang
dengan karakteristik
1.3. Batasan dan Tujuan Permasalahan
kecepatan
dan
volume
penyeberangan untuk menentukan fasilitas bagi pejalan kaki serta tingkat pelayanannya. Tujuan analisis pejalan kaki pada satu titik pertigaan SD Sumurboto
dipelajari karakteristik serta perlaku pejalan
kaki
yang
menyeberang
jalan. Adapun karakteristik pejalan kaki tersebut adalah : a. Kecepatan menyeberang Kecepatan menyeberang adalah jarak
dibagi
dengan
waktu.
Kecepatan berjalan dipengaruhi oleh faktor-faktor volume pejalan kaki, 3
usia pejalan kaki, jenis kelamin
jalan yaitu saat akan menyeberang
pejalan kaki, tingkat kesehatan fisik
serta pada saat penyeberang sedang
pejalan kaki, kepadatan pejalan kaki
ditengah (sedang menyeberang).
dari arah berlawanan, kemiringan jalan, lebar penyeberangan, jarak terhadap kendaraan yang datang,
2.1.4.
Kriteria
Pemilihan
Fasilitas Penyeberangan Fasilitas
penyeberangan
bagi
kecepatan kendaraan yang datang
pejalan kaki dapat disediakan secara
dan cuaca.
bertahap
sesuai
kebutuhan.
dengan
Yang
tingkat menjadi
pertimbangan adalah interaksi dari
b. Volume Volume pejalan kaki adalah
pejalan kaki dan arus lalu lintas atau
jumlah pejalan kaki yang melewati
kendaraan.
Jika
titik tertentu setiap satuan waktu.
penyeberangan
dibutuhkan,
Volume pejalan kaki dinyatakan
perlu
dalam pejalan kaki/meter/detik atau
hirarki/tingkatan dari :
pejalan kaki/meter/menit.
fasilitas maka
dipertimbangkan
a. zebra cross
2.1.2. Perilaku Penyeberang
b. pelican c. jembatan penyeberangan
Jalan Perilaku dapat
diikuti
penyeberang dengan
jalan
d. terowongan penyeberangan
indikator-
2.2. Fasilitas Penyeberangan.
indikator sebagai berikut :
Fasiltas
penyeberangan
a. Kecepatan saat menyeberang
fasilitas
b. Waktu tunggu.
penyeberangan
pengemudi
yang
diamati dalam hubungannya dengan penyeberang jalan adalah kecepatan pengemudi fasilitas
pada
saat
penyeberangan.
pengemudi
diamati
jalan.
kaki
untuk
(Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat
2.1.3. Perilaku Pengemudi Perilaku
pejalan
adalah
melewati Perilaku dengan
mendapatkan kecepatan pengemudi
Nomor
:
SK.43/AJ
007
/DRJD/2007). Fasilitas penyebrangan dibagi dalam 2 kelompok tingkatan yaitu : 1. Penyeberangan sebidang 2. Penyeberangan tidak sebidang. 2.2.1. Penyeberangan Sebidang
pada saat penyeberang berada ditepi 4
Penyeberangan sebidang terdiri
penyeberangan
menjadi
satu
dari :
kesatuan dengan lampu pengatur lalu
Zebra cross tanpa pelindung,
lintas persimpangan.
yaitu penyeberangan zebra cross
3. Apabila
tidak
diatur
dengan
yang tidak dilengkapi dengan
lampu pengatur lalu lintas, maka
pulau pelindung.
kriteria batas kecepatan adalah <
Zebra cross dengan pelindung,
40 km/jam.
yaitu penyeberangan zebra cross
Penyeberangan Pelican :
yang dilengkapi dengan pulau
Dipasang
pelindung dan rambu peringatan
minimum
awal bangunan pemisah untuk
persimpangan.
lalu lintas dua arah.
Pada
Pelican tanpa pelindung, yaitu
pada 300
jalan
kendaraan
dilengkapi
>
pulau
pelindung.
jalan,
meter
dari
dengan
kecepatan
operasional rata-rata lalu lintas
penyeberangan pelican yang tidak dengan
ruas/Link
40
km/jam.
(Kemen.
Perhub.2006, tantang Manajemen
Pelican dengan pelindung, yaitu penyeberangan
pelican
yang
dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan No.Km 14 Th.2006).
pulau
Didasarkan pada rumus empiris
pelindung dan rambu peringatan
(P.V2), dimana P adalah arus
awal bangunan pemisah untuk
pejalan kaki yang menyeberang
lalu lintas dua arah.
ruas jalan sepanjang 100 M tiap
dilengkapi
dengan
Kriteria
pemilihan
jam-nya (pejalan kaki /jam) dan V
penyeberangan sebidang adalah :
adalah arus kendaraan tiap jam
Penyeberangan Zebra Cross :
dalam
1. Bisa
dipasang
dikaki
persimpangan tanpa apill atau
2
(dua)
arah
(kendaraan/jam). P dan V merupakan arus rata-rata
diruas/Link
pejalan kaki dan kendaraan pada 4
2. Apabila persimpangan di atur
jam sibuk, dengan rekomendasi
dengan lampu pengatur lalu lintas, hendaknya
pemberian
awal seperti tabel dibawah ini :
waktu
5
Tabel 2.1. Rekomendasi Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Volume Penyeberang (P) Orang/jam 50-1100 50-1100
PV2 > 108 > 2x108
Volume kendaraan (V) (Kend/jam) 300-500 400-750
Tipe fasilitas
Zebra cross (ZC) ZC dengan pelindung > 108 50-1100 >500 Pelican (P) > 108 >1100 >300 Pelican (P) > 2x108 50-1100 >750 Pelican dengan pelindung > 2x108 >1100 >400 Pelican dengan pelindung > 2x108 >1100 >750 Jembatan Penyeberangan Sumber : DPU Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Dikawasan Perkotaan (1995)
2.2.2.
Penyeberangan
Tidak
Sebidang Penyeberangan
Tidak
Sebidang
merupakan
salah
pengguna
jalan
Direktorat
Jenderal
terdiri dari :
Darat
Jembatan penyeberangan, yaitu
007/DRJD/2007)
fasilitas
pejalan
menyeberang
kaki jalan
untuk berupa
Nomer
satu
unsur
(Keputusan Perhubungan :
SK.43/AJ
Pejalan kaki harus berjalan pada
bagian
jalan
yang
bangunan tidak sebidang diatas
diperuntukkan bagi pejalan kaki atau
jalan.
pada bagian pejalan kaki, atau pada
Terowongan
penyeberangan,
bagian jalan bagian kiri apabila tidak
yaitu fasilitas pejalan kaki untuk
terdapat
menyeberang
diperuntukkan bagi pejalan kaki ( PP
jalan
berupa
bangunan tidak sebidang dibawah jalan. 2.3. PEJALAN KAKI 2.3.1. Definisi Pejalan kaki adalah orang yang
bagian
jalan
yang
No. 43, 1993) 2.3.2. Keragaman Pejalan Kaki Penyeberangan jalan dengan kondisi perhatian
fisik
yang
khusus
mendapat
dapat
dibagi
melakukan aktifitas berjalan kaki dan 6
menjadi 3 (Dewar R dalam ITE 4th edition, 1992), Yaitu :
Anak-anak merasa yakin bahwa cara teraman untuk menyeberang adalah dengan cara berlari
1. Penyeberang yang cacat fisik Adalah
pengguna
jalan/pen
Anak-anak
hanya
pengetahuan yang sedikit tentang
yeberang yang cacat fisiknya atau
penggunaan
mempunyai keterbatasan fisiknya,
penyeberangan
oleh karena itu perlu diberikan
mempunyai
fasilitas
Anak-anak mempunyai kesulitan
fasilitas khusus.
untuk menerka kecepatan lalu
Bentuk fasilitas khusus misalnya
lintas dan asal bunyi klakson
untuk pengguna jalan yang buta,
kendaraan.
pada penyeberangan jalan dapat diberi
pengeras
permukaan
suara
jalan
yang
3. Penyeberang Usia Lanjut
atau
Penyeberang usia lanjut lebih
berbeda
cenderung mengalami kecelakaan
(lubang tertentu tempat tongkat/kursi
daripada
roda)
disebabkan oleh :
yang
berguna
untuk
usia
yang
lainnya
memberitahu tempat penyeberangan
Kelemahan fisik
dan saat menyeberang.
Membutuhkan waktu lebih lama
2. Penyeberang Anak-Anak. Adalah penyeberang pada usia anak-anak (0-12 tahun) yang sering terjadi
kecelakaan
untuk menyeberang (karena faktor usia) 2.3.3 Perilaku Pejalan Kaki
dibandingkan
Karakteristik pejalan kaki menurut
pada golongan usia lainnya. Faktor
Heru,Probo (2004) secara umum
yang menimbulkan kecelakaan pada
meliputi :
usia anak-anak, antara lain adalah
Volume pejalan kaki v (pejalan
sebagai berikut :
kaki/menit/meter)
Tinggi badan anak yang relative kecil menyulitkan mereka untuk mengevaluasi situasi lalu lintas dengan cepat Anak-anak
Kecepatan
penyeberang
S
(meter/menit) Kepadatan D (pejalan kaki/meter persegi)
sulit
untuk
membedakan kiri dan kanan 7
2.4.
Parameter
Efektifitas
kendaraan
yang
dalam 1 lajur. Time Headway dipakai
2.4.1. Volume Pejalan Kaki pejalan
antara
beriringan yang melewati suatu titik
Fasilitas Penyeberangan
Volume
waktu
kaki
yang
sebagai
pertimbangan
pemilihan
dimaksud adalah jumlah pejalan kaki
fasilitas penyeberangan dimana pada
yang menyeberang di ruas jalan
kepadatan tinggi diperlukan fasilitas
untuk mengetahui nilai P.V2 pada
penyeberangan.
ruas jalan tersebut
2.6. JALAN
2.4.2. Volume Lalu Lintas
2.6.1. Definisi
Volume lalu lintas yang dimaksud adalah
jumlah
kendaraan
yang
Jalan
adalah
(Keputusan
pejalan
Perhubungan
menyeberang,
dan
yang
diperuntukkan bagi lalu lintas umum
melintas pada ruas jalan tempat kaki
jalan
Direktorat
Jenderal
Darat
Nomer
:
diperhitungkan nilai rata-rata pada
SK.43/AJ 007/DRJD/2007)
keempat puncak jumlah kendaraan
Jalan
terbesar.
perhubungan darat yang didalamnya
merupakan
prasarana
2.4.3. Kecepatan Lalu Lintas
terdapat bagian-bagian : jalan dengan
Kecepatan lalu lintas dihitung
lajur untuk lalu lintas, persimpangan,
berdasarkan jarak tempuh kendaraan
ruang parkir, dan perlengkapan jalan
pada
kaki
seperti : rambu-rambu, marka jalan,
waktu
alat pengawasan dan pengamanan
lokasi
menyeberang tempuhnya
pejalan dibagi
untuk
masing-masing
jalan,
dan
kendaraan dan diambil nilai rerata
termasuk
keceptan
(Kemen.
untuk
mengetahui
fasilitas
fasilitas
pendukung
pejalan
kaki.
Perhub.2006,
kesesuaian dengan kecepatan rerata
Manajemen
yang disyaratkan untuk penggunaan
Lintas di Jalan No.Km 14 Th.2006).
fasilitas penyeberangan. 2.4.4.
Headway
dan
tantang
Rekayasa
Lalu
2.6.2. Karakteristik Jalan antara
kendaraan Headway yang dihitung disini adalah time headway, yang menurut
Karakteristik diperlukan efektifitas
jalan
dalam
perhitungan
penggunaan
penyeberangan
yang
adalah
jembatan volume
Salter,R.J.,1997 merupakan selisih 8
kendaraan atau kapasitas ruas jalan
jalan , dan diperhitungkan nilai rata-
yang ditinjau.
rata pada ketigatan jam puncak
Kapasitas ruas jalan menurut MKJI
jumlah kendaraan terbesar.
1997 adalah : C=
2.7.3. kecepatan lalu lintas
x
x
x
x
Kecepatan lalu lintas dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan
Dimana :
dibagi
waktu
tempuhnya
untuk
C = Kapasitas (smp/jam)
masing-masing
kendaraan
dan
diambil nilai rerata kecepatan untuk
= Kapasitas dasar (smp/jam) = Faktor penyesuaian lebar jalar
mengetahui
kesesuaian
dengan
kecepatan rerata yang disyaratkan.
lalu lintas =Faktorpenyesuaian pemisahan
2.7.4.
Headway
antara
kendaraan
arah =Faktor
penyesuaian
Headway yang dihitung disini adalah time headway, yang menurut
hambatan samping = Faktor penyesuaian ukuran
Munawar, Ahmad (2004) merupakan selisih waktu antara kendaraan yang
kota
beriringan yang melewati suatu titik dalam 1 lajur. Time headway dipakai
2.7.PARAMETER
sebagai
PENYEBERANGAN
pertimbangan
pemilihan
2.7.1. Volume Pejalan Kaki
fasilitas penyeberangan dimana pada
Volume pejalan kaki yang
kepadatan tinggi diperlukan fasilitas
dimaksudkan disini adalah jumlah
penyeberangan.
pejalan kaki yang menyeberang tidak
Tabel 2.2. menunjukkan kategori
tertunda dan menyeberang tertunda
penentuan
untuk mengetahui nilai PV2 pada
rendah, sedang, dan tinggi menurut
ruas jalan tersebut.
time headway kendaraan.
2.7.2. Volume Lalu Lintas Volume
lalu
lintas
yang
dimaksudkan disini adalah jumlah
kepadatan
lalu
lintas
Tabel 2.2. Kreteria Penentuan Kategori Arus Rendah, Sedang, Dan Tinggi
kendaraan yang melintas pada ruas
9
No 1 2 3
Kategori Time Headway Kepadatan tinggi < 2.5 detik Kepadatan sedang 2.5 – 9 detik Kepadatan rendah > 9 detik 3.3.
3. METODELOGI PENELITIAN Adapun tahapan penyelesaian
SURVAI
PENDAHULUAN
dari masalah diatas secara garis besar adalah sebagai berikut ;
TAHAP
Pada tahap ini dilakukan survai pengamatan awal kondisi fisik jalan
3.1. TAHAP IDENTIFIKASI
dan
survai
kecepatan
kendaraan
sebagai pilot survai.
DATA Pada
tahap
ini
dilakukan
identifikasi data yang diperlukan, identifikasi mungkin,
sumber
data
persiapan
yang
administrasi
3.4. TAHAP PERSIAPAN SURVAI LAPANGAN Tahap ini dilakukan untuk memperlancar
jalannya
survai
survai, perencanaan waktu, personil,
lapangan, meliputi : persiapan jadwal
biaya
kegiatan,
survai,
dan
sebagainya.
alat
yang
dibutuhkan,
Pemilihan data harus disesuaikan
administrasi survai, tabel-tabel untuk
dengan kebutuhan baik yang bersifat
pencatatan parameter yang dipakai,
kuantitatif maupun kualitatif.
persiapan
3.2.
TAHAP
STUDI
tahap
pengambilan
ini
dilakukan
syarat-syarat
yang
biaya
jalannya
survai
lapangan. 3.5.TAHAP
harus dipenuhi dari kondisi eksisting yang ada seperti volume pejalan
survai,
survai, dan persiapan lain yang mendukung
LITERATUR Pada
personil
SURVAI
LAPANGAN Setelah
dilakukannya
tahap
kaki, perilaku pejalan kaki, dan
persiapan survai diharapkan akan
volume lalu lintas serta kecepatan
memperlancar
lalu lintas dan time headway pada
lapangan.
ruas jalan yang bersangkutan. Data-
diperhatikan sebagai berikut :
data yang akan diambil dari survai
3.5.1. Obyek Penelitian
lapangan
juga
dapat
diperjelas
dengan adanya tahap studi literatur.
pelaksanaan
Hal-hal
Adapun
obyek
yang
survai perlu
penelitian
adalah :
(Setiawan, Rudy, 2006) 10
Volume
pejalan
kaki
yang
menyeberang melintas ruas jalan. Volume lalu lintas pada ruas jalan
diambil dari lokasi penyeberangan pada tiga hari pengamatan selama 12 jam,
yang melintas pada ruas jalan yang ditinjau.
b. kecepatan kendaraan dan Time headway
Kecepatan lalu lintas pada ruas Jl. Prof. Sudarto, SH
3.6. Tahap Kompilasi Data Kompilasi data terdiri dari
Time headway kendaraan
proses
pengolahan
data
secara
3.5.2. Waktu pengamatan
sederhana berupa data setengah jadi
Adapun waktu pengamatan
untuk kemudian diolah dan dianalisis
adalah dilaksanakan pada hari Rabu
lebih lanjut.
dan Sabtu yaitu dari jam 06.00 s.d.
Data-data tersebut adalah :
18.00, untuk mengetahui jumlah
1. Volume pejalan kaki di ruas jalan
pejalan kaki maupun lalu lintas. 3.5.3. Alat Yang Digunakan Adapun alat yang digunakan adalah ;
yang menyeberang 2. Volume kendaraan pada di ruas jalan lokasi penyeberangan 3. Kecepatan kendaraan pada di ruas
1. Counter/ alat penghitung volume pejalan kaki dan volume lalu lintas.
jalan loksi penyeberangan 4. Time headway kendaraan di ruas jalan lokasi penyeberangan
2. Handy Cam untuk menghitung volume dan kecepatan lalu lintas 3. Meteran
5. Rekapitulasi penyeberang
perilaku pada
lokasi
penyeberangan
4. Arloji
3.7. Tahapan Analisa Data
5. Alat tulis
Analisis data bertujuan untuk
3.5.4. Pengambilan Data
menganalisis permasalahan yang ada
Data yang diambil adalah
untuk usulan pemecahan masalah
merepresentasikan
kondisi
serta pertimbangan dampak dari
seluruh populasi dari parameter yang
permasalahan pada masa yang akan
diteliti.
datang. Adapun langkah analisis
yang
a. Data volume pejalan kaki dan
yang akan dilakukan pada penelitian
volume kendaraan sampel disini
ini adalah sebagai berikut : 11
P.V2
a. Menghitung
volume
penyeberang (P), dan volume
4.
DATA
PENELITIAN
DAN
ANALISA HASIL
kendaraan (V)
4.1. DATA PENELITIAN
dan dicocokkan dengan persyaratan
Setelah
memperoleh
fasilitas penyeberangan pada ruas
maka
jalan yang ditinjau,
Pengolahan data dimulai dengan
b. Menghitung kapasitas jalan untuk menilai kesesuaian penggunaan fasilitas penyeberangan
tersebut
diolah.
mengkonversikan data mentah hasil survai,
dan
akan
dijelaskan
berdasarkan bagian-bagiannya yang
c. Menghitung
time
headway
kendaraan
untuk
menilai
kesesuaian
menjadi fokus pada studi ini. Data mentah dari hasil survai diolah menjadi
penggunaan fasilitas penyeberangan d.
data-data
data,
Menganalisis
perilaku
penyeberang jalan ditinjau.
data
yang
siap
untuk
dianalisa, data-data tersebut adalah seperti dibawah ini. 4.1.1. Penyeberang Jalan
3.8. Tahap Uji Analisa
Data
penyeberang
jalan
Uji analisa bertujuan untuk
dihitung pada interval waktu 5 menit
mengetahui ada tidaknya hubungan
selama 12 jam sebanyak dua hari
antara
yang
pengamatan yaitu pada hari kerja
menyeberang dengan lalu lintas yang
(diwakili hari Rabu) dan hari libur
lewat pada ruas jalan penyeberangan
(diwakili hari Sabtu), pada lokasi
yang
penyeberangan
pejalan
ditinjau
kaki
sebagai
usulan
pemecahan masalah. Analisa
yang
di
jalan
Prof.
Sudarto, SH.
dilakukan
dengan
Data tersebut diolah untuk
persamaan regresi sederhana diuji
dikelompokkan
dengan uji t dan uji F, serta dilihat
masing-masing
apakah
pada interval waktu tiap jam. Pejalan
memenuhi
koefisien untuk
korelasinya melihat
ada
menurut dan
lokasi
dijumlahkan
kaki tersebut dijumlahkan untuk
tidaknya hubungan antara prosentase
mengetahui
total
jumlah
penyeberang jalan dengan volume
penyeberang jalan tiap jam. (Ariani,
kendaraan. (Zilhardi Idris, 2007)
Dorothea Wahyu, 2003)
12
Data penyeberang jalan dapat dilihat
dibawah ini :
pada tabel 4.1. dan tabel 4.2. Tabel 4.1. Volume Penyeberang Jalan di lokasi Jl. Prof. Sudarto, SH, Penyeberangan Hari Rabu Tanggal 4 September 2013. Hari dan Waktu Rabu 06:00:00 - 07:00:00 07:00:00 - 08:00:00 08:00:00 - 09:00:00 09:00:00 - 10:00:00 10:00:00 - 11:00:00 11:00:00 - 12:00:00 12:00:00 - 13:00:00 13:00:00 - 14:00:00 14:00:00 - 15:00:00 15:00:00 - 16:00:00 16:00:00 - 17:00:00 17:00:00 - 18:00:00 Sumber : Hasil Survai
Vol. Penyeberang Jumlah 72 87 60 39 52 32 83 85 51 99 37 87
Tabel 4.2. Volume Penyeberang Jalan di Lokasi Jl. Prof. Sudarto, SH Penyeberang Hari Sabtu Tanggal 7 September 2013. Hari dan Waktu Sabtu 06:00:00 - 07:00:00 07:00:00 - 08:00:00 08:00:00 - 09:00:00 09:00:00 - 10:00:00 10:00:00 - 11:00:00 11:00:00 - 12:00:00 12:00:00 - 13:00:00 13:00:00 - 14:00:00 14:00:00 - 15:00:00 15:00:00 - 16:00:00 16:00:00 - 17:00:00 17:00:00 - 18:00:00 Sumber : Hasil Survai 4.1.2 Lalu Lintas Data lalu Lintas terdiri dari Volume lalu lintas, kecepatan lalu
Vol. Penyeberang Jumlah 53 59 49 60 28 30 51 50 44 18 33 62
lintas dan time Haeadway seperti dibawah ini : a. Volume lalu lintas 13
Data
volume
diperoleh
dari
lapangan
dengan
lalu
lintas
pengamatan
di
menggunakan
sarana Handy Cam. Data tersebut diterjemahkan dalam tulisan yaitu dihitung dan dimasukkan dalam
1. Kendaraan Ringan Light vehicles / LV (emp =1) 2. Kendaraan Berat Heavy Vehicles / HV (emp = 1,3) 3. Sepeda Motor Motor Cycle / MC (emp = 0,4)
blangko survai pada interval waktu
Data volume kendaraan pada ruas
60 menit selama 12 jam dalam waktu
jalan Prof. Sudarto, SH satu arah
dua kali pengamatan. Data lalu lintas
dapat
tersebut
dilihat seperti pada tabel 4.3 dan
dikelompokkan
setiap
lajurnya menurut jenis kendaraan
tabel 4.4 dibawah ini :
yang melewati yaitu : Tabel 4.3. Volume kendaraan di ruas jalan Prof. Sudarto, SH Hari Rabu Tanggal 4 September 2013 Waktu
(HV)
(LV)
(MC)
06:00:00 - 07:00:00 07:00:00 - 08:00:00 08:00:00 - 09:00:00 09:00:00 - 10:00:00 10:00:00 - 11:00:00 11:00:00 - 12:00:00 12:00:00 - 13:00:00 13:00:00 - 14:00:00 14:00:00 - 15:00:00 15:00:00 - 16:00:00 16:00:00 - 17:00:00 17:00:00 - 18:00:00 Sumber : Hasil Survai
15 22 33 31 25 18 26 27 26 21 19 23
95 130 125 115 130 122 128 118 112 138 139 133
151 508 605 544 576 665 689 630 637 657 720 719
Jml (Kend) 261 660 763 690 731 805 843 775 775 816 878 875
Tabel diatas adalah Volume lalu lintas pada lokasi ruas jalan Prof. Sudarto, SH yang diambil pada hari Rabu, yang kemudian dijumlahkan pada tiap kelompok maupun total jumlah volume kendaraan. (Hasan, Iqbal, 2004)
14
Tabel 4.4. Volume Kendaraan di Ruas Jalan Prof. Sudarto, SH Hari Sabtu Tanggal 7 September 2013 Waktu
(HV)
(LV)
(MC)
06:00:00 - 07:00:00 07:00:00 - 08:00:00 08:00:00 - 09:00:00 09:00:00 - 10:00:00 10:00:00 - 11:00:00 11:00:00 - 12:00:00 12:00:00 - 13:00:00 13:00:00 - 14:00:00 14:00:00 - 15:00:00 15:00:00 - 16:00:00 16:00:00 - 17:00:00 17:00:00 - 18:00:00 Sumber : Hasil Survai
7 17 19 23 19 22 24 23 19 25 28 18
56 113 101 114 126 115 122 116 130 112 115 120
223 513 452 457 591 600 648 654 592 658 630 642
Jml (Kend) 286 643 572 594 736 737 794 793 741 795 773 780
Tabel diatas adalah Volume lalu
kecepatan kendaraan yang melintasi
lintas pada lokasi ruas jalan Prof.
ruas jalan.
Sudarto, SH yang diambil pada hari
c. Time headway kendaraan
Sabtu, yang kemudian dijumlahkan
Data time headway diperoleh
pada tiap kelompok maupun total
dari pengamatan langsung bersamaan
jumlah volume kendaraan.
dengan pengambilan data kecepatan. Time headway dihitung pada ruas
b. Kecepatan Lalu lintas Data
kecepatan
lintas
jalan dengan menggunakan handy
diperoleh dari pengamatan langsung
cam yang ditempatkan disalah satu
dilapangan
menggunakan
titik sisi jalan Prof. Sudarto, SH
Handy Cam yang ditempatkan untuk
untuk merekam kendaraan dengan
merekam kendaraan dengan waktu
waktu tiba pada garis tertentu pada
tiba pada garis tertentu pada jarak 25
arah lalu lintas pada jalan Prof.
m yaitu pada pangkal I untuk waktu
Sudarto, SH.
dengan
lalu
tiba dan pangkal II untuk waktu sampai dilakukan
kendaraan. untuk
Pencatatan
4.2. ANALISA HASIL
memasukkan
Volume lalu lintas dihitung pada
lokasi
pejalan
kaki 15
menyeberang
ruas
jalan
Prof.
penyeberang pada tabel 4.5. dan
Sudarto, SH. Pejalan kaki dihitung
tabel 4.6. di
yang menyeberang melalui jalan raya
bawah ini, tanda silang (x) pada tabel
lansung. Hasil perhitungan volume
menunjukkan 4.P.V2 terbesar.
Tabel 4.5. Volume Penyeberang Jalan dan Volume Kendaraan di Ruas Jl. Prof. Sudarto, SH Hari Sabtu Tanggal 7 September 2013.
Waktu 06:00:00 07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00
-
07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00 18:00:00
Volume Penyebe rang (P) 53 59 49 60 28 30 51 50 44 18 33 62
Volume Kendara an (V) 286 643 572 594 736 737 794 793 741 795 773 780
4.P.V2 Terbesar
2
P.V
4.335.188 24.393.491 16.032.016 21.170.160 15.167.488 16.295.070 32.152.236 31.442.450 24.159.564 11.376.450 19.718.457 37.720.800
x
x x
x
Sumber : Hasil survai dan perhitungan
Untuk menilai kesesuaian fasilitas penyeberangan dengan persyaratan yang
ada
dan
merekomendasikan
fasilitas
untuk yang
sesuai dapat dihitung dari volume penyeberang
jalan
dan
volume
P = (59 + 51 + 50 + 62) / 4 = 55,50 pejalan kaki/jam V = (643 + 794 + 793 + 780) / 4 = 752,50 kend./jam Jumlah rata-rata pejalan kaki pada jam sibuk 55,50 < 1100 pejalan
kendaraan tertinggi pada jam puncak
kaki/jam dan volume
yaitu pada saat nilai rata-rata 4. P.V2
752,50 > 750 kendaraan/jam, P.V2 >
terbesar seperti perhitungan di bawah
2 x 108 sehingga dapat ditarik
ini :
kesimpulan
fasilitas
direkomendasikan
kendaraan
yang
menggunakan 16
fasilitas
penyeberangan
Pelican
Sedangkan untuk data survai hari
dengan
pelindung.
(Kurniawan,
Rabu tanggal 4 September 2013
Iwan, 2004)
dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.6 Volume Penyeberang Jalan dan Volume Kendaraan di Ruas Jln. Prof. Sudarto, SH Hari Rabu Tanggal 4 September 2013
06:00:00 07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00
Waktu
Volume Penyebe rang (P)
Volume Kendara an (V)
-
72 87 60 39 52 32 83 85 51 99 37 87
261 660 763 690 731 805 843 775 775 816 878 875
07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00 18:00:00
4.P.V2 Terbesar
2
P.V
4.904.712 37.897.200 34.930.140 18.567.900 27.786.772 20.736.800 58.983.867 51.053.125 30.631.875 65.919.744 28.522.708 66.609.375
x x x x
Sumber : Hasil survai dan perhitungan Identik dengan perhitungan di atas
kesimpulan
pada
direkomendasikan
lokasi
pejalan
kaki
fasilitas
menyeberang di jalan Prof. Sudarto,
fasilitas
SH Kota Semarang pada hari Rabu
dengan pelindung.
tanggal 4 September 2013
4.3.
1. P = (83 + 85 + 99 + 87) / 4 = 88,50 pejalan kaki/jam 2. V = (843 + 775 + 816 + 875) /
menggunakan
penyeberangan
ANALISIS
yang
Pelican
KAPASITAS
JALAN Dilihat dari kondisi ruas jalan yang menjadi lokasi tempat menyeberang,
4 = 752,50 kend./jam
maka kapasitas ruas jalan dan derajat
Jumlah rata-rata pejalan kaki pada
kejenuhan dapat dihitung dengan
jam sibuk 88,50 < 1100 pejalan
menggunakan rumusan MKJI 1997,
kaki/jam dan volume
sehingga diperoleh hasil seperti tabel
kendaraan
872,25 > 750 kendaraan/jam, P.V2 >
di
bawah
ini
:
2 x 108 sehingga dapat ditarik 17
Tabel. 4.7 Kapasitas Jalan di Lokasi Pejalan Kaki Menyeberang di Jalan Prof. Sudarto, SH Penyesuaian Kapasitas Jalan satu arah (empat lajur) Kapasitas Dasar ( ) 3,5 m Lebar Jalur ( ) 100 - 0 Pemisah Arah ( ) Lebar bahu< 0,5 dan M Hambatan Samping ( ) 0,5 – 1 juta jiwa Penyesuaan Kota ( ) Kapasitas ( C ) = . . . . (smp/jam) Sumber : Hasil perhitungan Sedangkan untuk mengetahui padat tidaknya lalu lintas pada ruas jalan
Faktor 2 x 1.650 1 1 0,86 0,94 2.667,72
perhitungan diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS) jalan seperti di
Prof. Sudarto, SH dapat melalui derajat
kejenuhan
pada
lokasi
bawah ini :
tersebut. Dari hasil Tabel. 4.8. Derajat Kejenuhan di Lokasi Pejalan Kaki Menyeberang Hari Sabtu Tanggal 7 September 2013.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu 06:00:00 07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00
-
07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00 18:00:00
Volume Kendaraan (V) smp/jam 174,46 392,23 348,92 362,34 448,96 449,57 484,34 483,73 452,01 484,95 471,53 475,80 Rata – rata
Derajat Kejenuhan (DS) 0,06 0,15 0,13 0,14 0,17 0,17 0,18 0,18 0,17 0,18 0,18 0,18 0,16
Sumber : Hasil perhitungan
18
Tabel. 4.9 Derajat Kejenuhan di Lokasi Pejalan Kaki Menyeberang Hari Rabu Tanggal 4 September 2013
No
Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
06:00:00 07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00
-
07:00:00 08:00:00 09:00:00 10:00:00 11:00:00 12:00:00 13:00:00 14:00:00 15:00:00 16:00:00 17:00:00 18:00:00
Volume Kendaraan (V) smp/jam 159,21 402,60 465,43 420,90 445,91 491,05 514,23 472,75 472,75 497,76 535,58 553,75 Rata – rata
Derajat Kejenuhan (DS) 0,06 0,15 0,17 0,16 0,17 0,18 0,19 0,18 0,18 0,19 0,20 0,20 0,17
Sumber : Hasil perhitungan
Dari tabel 4.10 dan tabel 4.10
jalan Prof. Sudarto, SH dapat diambil
dapat dilihat bahwa DS pada lokasi
beberapa kesimpulan sebagai berikut
pejalan kaki menyeberang masih di
:
bawah 0,75, dinilai lalu lintas belum
1. Dari hasil analisis volume
terlalu padat
penyeberang jalan (P) dan volume
sehingga belum perlu menggunakan
kendaraan (V) pada lokasi penelitian
fasilitas jembatan penyeberangan.
diperoleh hasil P pada lokasi Hari Rabu adalah ;
KESIMPULAN
DAN
REKOMENDASI
88,50 Pejalan Kaki/jam
5.1. KESIMPULAN
b. V = (843 + 775 + 816 + 875) / 4 =
Berdasarkan Data penelitian dan
hasil
analisis
a. P = (83 + 85 + 99 + 87) / 4 =
yang
telah
dilakukan untuk mengkaji kebutuhan
752,50
Kend./jam
>
750
Kend/jam c. PV2 > 2 x 108 .
fasilitas penyeberangan dan perilaku pejalan kaki menyeberang diruas 19
Pada Hari Sabtu nilai P pada
dimana menunjukkan bahwa lokasi
lokasi adalah ;
penyeberangan
a. P = (59 + 51 + 50 + 62) / 4 =
oleh volume lalu lintas yaitu dengan
55,50 pejalan kaki/jam
terpengaruh
nilai koefisien korelasi (r) pada
b. V = (643 + 794 + 793 + 780) / 4 = 752,50
tidak
Kend./jam
>
750
Kend/jam
analisis regresi linier hari sabtu adalah
0.071dan
koefisien
determinasai (r2) adalah 0.051, dan
2
c. P.V > 2 x 108 Sehingga
nilai koefisien korelasi (r) hari rabu untuk
menunjang
adalah
0.002
dan
koefisien
keselamatan para pejalan kaki dan
determinasi (r2) adalah 0.015 dimana
kelancaran
lintas
dari hasil analisa pada masing-
direkomendasikan
dengan
masing hari penelitian masih relatif
menggunakan
fasilitas
rendah. (UU Republik Indonesia
dengan
No.22 Tahun 2009, Tentang Lalu
arus
penyeberangan
lalu
Pelican
Pelindung.
Lintas dan Angkutan Jalan)
2. Jika ditinjau dari Derajat Kejenuhan (DS) untuk layak atau tidaknya
penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
jembatan
1. Perekayasaan Fasilitas Pejalan
penyeberangan dilokasi jalan Prof.
Kaki di Wilayah Kota, Direktorat
Sudarto, SH pada :
Jenderal
Perhubungan
a. Hari Sabtu = 0.16
Departemen
b. Hari Rabu = 0.17
Jakarta, 2007.
Ini berarti DS pada lokasi masih dibawah
0.75
sehingga
untuk
2. Manual
Darat,
Perhubungan,
Kapasitas
Jalan
Indonesia (MKJI), Departemen
keselamatan dan kelancaran lalu
Pekerjaan
lintas
dengan
Jenderal Bina Marga, Jakarta,
fasilitas
1997.
dengan
3. Prosedur
direkomendasikan
menggunakan penyeberangan
Pelican
Pada
Penelitian,
Direktorat
Reineka
Cipta, Arikunto Suharmisi Prof.
pelindung. 3.
Umum
lokasi
pengamatan
Dr (2002)
mempunyai karakteristik jika ditinjau dari analisis regresi dan korelasi 20
4. Fasilitas Pejalan Kaki Dikampus
9.
Faktor
–
Faktor
UGM Yogyakarta, Eddy Ellyzon
Memepengaruhi
(2001)
Jembatan
5. Evaluasi
Fungsi
Penyeberangan
Jembatan
Sebagai
Saran
Supriyono & Yovita Indrayati,
10. Jembatan
Penyeberangan
di
Depan Kampus UMS Sebagai
6. Konflik di Ruang Terbuka : Alun Alun
Penyeberangan,
IX, UNBRAW, Setiawan, Rudy (2006)
–
Pemanfaatan
Makalah Simposium FSTPT ke-
Pejalan Kaki Di Kota Semarang,
(2003)
yang
Jalan
dan
Pedestrian.
Jalur
Fasilitas Pejalan Kaki, UNMUH Surakarta, Zilhardi Idris (2007)
Proceedings
11. Analitis Data Penelitian dan
Internasional Seminar, National
Statistik, Penerbit Bumi Aksara
Simposium,
Jakarta, Hasan, Iqbal (2004)
WorkShop in
Exibition
and
Urban Design
(2004)
12. Karakteristik Pejalan Kaki pada Koridor Pejalan Kaki Bawah
7. Manajemen dan Rekayasa Lalu
Tanah, Terminal Transit Blok M
Lintas di Jalan, Peraturan Menteri
Mall, Tesis Prodi Teknik Sipil
Perhubungan Republik Indonesia
UI, Kurniawan, Iwan (2004)
No. Km. 14 tahun 2006.
13. Prasarana
Lalu
dan
8. Manajemen
Lalu
Lintas
Angkutan
Perkotaan,
Beta
Offset
Undang Republik Indonesia No.
Yogyakarta, Munawar, Ahmad
Jalan,
Lintas
Undang
22 tahun 2009.
(2004)
21