Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR UMUR IKAN NOMEI (Harpadon nehereus) DI PERAIRAN JUATA KOTA TARAKAN Muhammad Firdaus1, Gazali Salim1, Ermawaty Maradhy2, Ira Maya Abdiani3, dan Syahrun4 1 Staff Pengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK 2 Staff Pengajar Jurusan Biologi FKIP 3 Staff Pengajar Jurusan Budidaya Perairan FPIK 4 Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kampus Pantai Amal Lama Gedung E, Jl. Amal Lama No. 1 Po.Box. 170 Tarakan Kalimantan Utara Email :
[email protected]
ABSTRAK Perairan Juata adalah perairan laut yang memiliki sumberdaya hayati laut, salah satunya adalah ikan nomei. Ikan Nomei (Harpodon nehereus) merupakan jenis ikan yang lembek dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk dapat dimanfaatkan secara lestari. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek pertumbuhan dan struktur umur ikan nomei (Harpodon nehereus) dari hasil tangkapan nelayan di perairan juata kota Tarakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Ruang lingkup penelitian ini hanya difokuskan pada variabel populasi dengan pendekatan pertumbuhan absolut/mutlak model von Bertalanffy. Teknik pengumpulan data, menggunakan desain penelitian survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada saat surut. Pengambilan sampling ikan nomei dilakukan sebanyak 6 kali pada 4 nelayan berbeda. Tiap nelayan diambil sampel sebanyak 30 ekor ikan nomei. Hasil penelitian didapatkan pertumbuhan ikan nomei jantan memiliki pertumbuhan panjang maksimal sebesar 33,847 cm dengan mencapai umur selama 206 hari. Model pertumbuhan Von Bertalanffy yaitu Lt = 33,847 (1–2,71828 - 0.0176 ( t + 1,7928)) (jantan ) ( r = 0,9 dan n = 481). Pertumbuhan ikan nomei betina memiliki pertumbuhan panjang maksimal sebesar 35,743 cm dengan mencapai umur selama 603 hari, namun ikan nomei betina pada umur 290 hari sudah mencapai pertumbuhan panjang sekitar 35,068 cm. Model pertumbuhan Von Bertalanffy yaitu Lt = 35,743 ( 1 – 2,71828 -0.0136 ( t + 1,9025)) (betina ) (r = 0,99 dan n = 239). Kata kunci : Pertumbuhan, struktur umur, Ikan Nomei, Harpodon nehereus, dan Perairan Juata
ABSTRACT Juata waters of Tarakan city are waters have marine biological resources, one of which is fish nomei. Fish Nomei (Harpodon nehereus) is a species of fish that have morphological structures meat mushy and have a fairly high economic value in the form of dried processed fish products. The aim of this riset is to know the aspects of growth and age structure of fish nomei (Harpodon nehereus) from catches of fishermen in waters juata of Tarakan City. This research used a descriptive exploratory study using a case study approach. The scope of the study focused on variables population growth of absolute approaches model of von Bertalanffy. Data collection techniques, using survey research design. Sampling technique using purposive sampling. Time sampling was conducted during the period of low tide . Nomei sampling fish sampling done 6 times with 4 different fishermen. Each sample of 30 fishermen taken nomei fish. The results, growth fish of nomei male has a maximum length of growth to reach the age of 33.847 cm for 206 days. Model growth of Von Bertalanffy that
159
Muhammad Firdaus, Gazali Salim, Ermawaty Maradhy, Ira Maya Abdiani, dan Syahrun Lt = 33.847 ( 1-2.71828-0.0176(1.7928+t)), with value r = 0.9 and the number of samples (n) as much as 481 tails. Growth fish of nomei female have long growth with a maximum of 35.743 cm reached the age for 603 days. Growth fish of nomei females at the age of 290 days has reached a length of about 35.068 cm. Growth of model Von Bertalanffy that Lt = 35.743 ( 1 - 2.71828 -0.0136 (t+1.9025)) , with value r = 0.99 and the number of samples ( n ) as much as 239 tails. Keywords : Growth, The Age Structure, Nomei of Fish, Harpodon nehereus, and Juata Laut Waters of Tarakan. I. PENDAHULUAN Perairan Juata adalah perairan yang berada di wilayah administrasi Kota Tarakan
jeda maka dikhawatirkan populasi ikan Nomei akan semakin menurun (Dinas Kelautan Perikanan, 2002).
Kalimantan Utara. Di perairan Juata terdapat sumberdaya hayati laut yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, salah satunya adalah ikan nomei (Harpodon nehereus). Penangkapan ikan nomei yang dilakukan oleh nelayan pada musim tertentu saja, yaitu pada saat kondisi air laut mengalami surut, kondisi tersebut merupakan kondisi dimana ikan nomei sangat berlimpah di daerah Perairan Juata Kota Tarakan. Dalam satu bulan kondisi air laut mengalami surut sebanyak
2 (dua
kali) sehingga musim penangkapan bagi nelayan dibatasi oleh kondisi pasang surut air laut. Ikan Nomei menjadi salah satu produk olahan unggulan di kota Tarakan sebagai produk ikan asin kering. Penangkapan ikan nomei oleh nelayan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan trawl, pada saat pasang surut terendah (Low tide), atau pada periode bulan hari ke 8 sampai 11 dan 23 sampai 25. Waktu penangkapan ikan Nomei dalam satu musim penangkapan terdapat 4-5 hari atau dalam satu bulan hanya 8-10 hari saja. Jika intensitas penangkapannya terus meningkat dan berlangsung terus menerus tanpa masa
160
Ikan Nomei (Harpadon nehereus) sering tertangkap pada jaring nelayan setempat khususnya disekitar perairan Juata Laut Kota Tarakan yang menggunakan trawl, sehingga tidak jarang masyarakat nelayan menganggap ikan ini sebagai hasil utama karena bernilai jual yang tinggi (high-ekonomis). Rata-rata nelayan Juata Laut kota Tarakan sebagian besar menggunakan ukuran mata jaring pukat (trawl) yang cukup kecil yakni ¾ inchi. Sehingga ikan-ikan yang juvenil (belum matang
gonad)
tertangkap
sehingga
berdampak pada hasil tangkapan berikutnya karena ikan yang tertangkap tidak dapat melakukan Renewable termasuk salah satunya adalah ikan Nomei (Harpadon nehereus). Dikhawatirkan
akan
terjadi
degradasi
kelangsungan hidup ikan ini di alam yang dapat berakibat terjadinya penurunan hasil tangkapan dan kepunahan di habitat tersebut. Kondisi demikian apabila dilakukan secara terus-menerus
terhadap
ikan
Nomei
(Harpadon nehereus) akan berdampak pada pendapatan nelayan yang mulai turun dan punah nya ikan ini di habitat ekosistem karena
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
kurangnya kepedulian terhadap kelestarian habitat ekosistem ikan ini di perairan sekitar
dengan cara observasi atau survei di lapangan
Juata Laut Kota Tarakan (Syahrun, 2013). Data mengenai ikan Nomei masih kurang untuk itu serangkaian penelitian yang berkaitan dengan keberadaan ikan Nomei seperti
aspek
biologi
maupun
aspek
ekologinya dari penelitian tersebut nantinya dapat dijadikan dasar pengelolaan ikan Nomei. Satu diantara aspek paling penting yang perlu diteliti adalah aspek biologi ikan Nomei yaitu dari aspek pertumbuhan dan struktur umur sangat perlu diketahui untuk mengkonversi secara statistik hasil untuk menduga besarnya populasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon
nehereus)
mengunakan
Von
Bertalanffy dan menganalisis struktur umur ikan Nomei (Harpadon nehereus). Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadi salah satu informasi kepada masyarakat umum, khususnya bagi pengembangan sumberdaya serta rekomendasi kepada Stakeholder dalam membuat
kebijakan
tentang
pemanfaatan
sumberdaya ikan Nomei (Harpadon nehereus) di
Kota
Tarakan
berkelanjutan.
secara
lestari
II. DATA DAN PENDEKATAN Pengambilan data sampel dilakukan
dan
berdasarkan parameter morfometri dari ikan Nomei (Harpadon nehereus) dilakukan setiap dua minggu sekali selama 3 bulan (total pengambilan sampel ikan Nomei sebanyak 6 kali). Penelitian ini dilakukan di daerah penanngkapan
ikan
Nomei,
daerah
ini
termasuk kawasan yang terletak di Juata laut Kota Tarakan Kalimantan Utara. Lokasi dibagi menjadi 4 stasiun (nelayan) dimana Titik koordinat diambil pada saat awal turun jaring
nelayan
dan
ditentukan
dengan
menggunakan GPS. (Gambar 1). Adapun lokasi stasiun (nelayan) tersebut yaitu : Stasiun I : Lokasi ditandai dengan titik kordinat 030.25'51.0" LU
-
1170.31'45.1" BT Stasiun II : Lokasi ditandai dengan titik kordinat
030.26'27.3" LU
-
1170.32'11.3" BT Stasiun III : Lokasi ditandai dengan titik kordinat
030.26'51.6" LU
-
1170.32'43.2"BT Stasiun IV : Lokasi ditandai dengan titik kordinat
030.26'50.7" LU
-
1170.33'52.3" BT
161
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian biopopulasi (model pertumbuhan von 2.1. Metode Pengambilan Sampel bertalanffy, struktur umur) dari ikan nomei Penelitian ini menggunakan metode (Harpodon nehereus) di perairan Juata Laut penelitian deskriptif. Menurut Arikunto Kota Tarakan, Kalimantan utara. Data-data (2006), penelitian deskriptif adalah suatu yang akan diperoleh dilakukan dengan penelitian yang bertujuan membuat observasi di lapangan. pencandraan secara sistematis, faktual, dan 2.3. Teknik Pengambilan sampel akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi Teknik pengambilan sampel ikan Nomei atau daerah tertentu. Ruang lingkup penelitian menggunakan cara “sampling”. Menurut ini hanya difokuskan pada variabel Supranto (2000) sampling adalah cara pengukuran pada panjang total. Variabel pengumpulan data dimana yang diselidiki utama yang di ukur dalam penelitian ini adalah adalah elemen sampel dari suatu populasi. umur dan pertumbuhan dari ikan nomei Data yang diperoleh dari hasil sampling (Harpadon nehereus). selama penelitian merupakan data perkiraan 2.2. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei. Menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa desain survei bertujuan untuk mencandra gejala yang ada serta mencari informasi factual yang mendetail dan justifikasi atau kebenaran keadaan yang sedang terjadi,
membuat
komparasi dan
evaluasi, serta belajar dari pengalaman orang lain. Variabel yang akan di ukur adalah aspek
162
(estimate value). Pengumpulan data dengan cara sampling hanya membutuhkan biaya sedikit, waktu lebih cepat, tenaga tidak terlalu banyak dan dapat dihasilkan cakupan data yang lebih luas dan terperinci. Pengambilan sampel ikan Nomei mengunakan metode purposive
dimana
pengambilan
dilakukan
sebanyak
4
sampel
stasiun (nelayan)
dimana tiap-tiap stasiun (nelayan) diambil sampel ikan sebanyak 30 ekor dari jumlah
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
total
hasil
tangkapan
nelayan,
dengan
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tarakan
pertimbangan bahwa dari pengambilan sampel
(Hasil diskusi, 2013). Pengambilan sampel
sebanyak 30 ekor tersebut diharapkan dapat
ikan Nomei (Harpadon nehereus) dilakukan
mewakili populasi ikan Nomei (Harpadon
pada saat kondisi air mati atau terjadinya surut
nehereus) yang ada di sekitar perairan Juata
air laut (Hasil wawancara dan diskusi dengan
Laut kota Tarakan. Pengambilan sampel ikan
nelayan, 2013).
Nomei menggunakan data pasang surut dari
Gambar 2. ikan Nomei (harpadon nehereus). 2.4. Analisis Data Dugaan pertumbuhan panjang ikan
2.4.2. Struktur umur Analisa struktur umur menggunakan
dapat dihitung dengan model Von Bertalanffy
metode pergeseran kelas modus dengan Model
sebagai berikut (Sparred dan Venema, 1999).
Von Bertalanffy dalam Sparre et al (1999)
2.4.1. Biopopulasi Pertumbuhan model Von Bertalanffy Pertumbuhan ikan nomei (Harpadon
yaitu : (∆L/∆t) = (L2 – L1) / (t2 – t1)
nehereus) dianalisa menggunakan persamaan Von Bertalanffy dengan pendekatan Gulland dan Holt Plot (1959) dalam Sparre et al (1999)
L(t) = (L2 + L1) Keterangan : (∆L/∆t) : Pertumbuhan relatif ∆L: Panjang ikan ∆t : Selisih waktu L(t): Panjang rata – rata dari modus
sebagai berikut : Lt = L∞ (1 – exp –k(t-to)) Keterangan : Lt : Panjang ikan pada umur t (cm) L∞ : Panjang infinitif (cm) K : Koefisien pertumbuhan (per hari) to : Dugaan umur teoritis ikan pada panjang nol
Dengan memplotkan nilai L(t) dan (∆L/∆t) diperoleh persamaan garis linear : Y = a +bx Dimana : a = ((∑y/n) – (b (∑x/n)) b = (n∑(xy) – (∑x)( ∑y)) / (n∑x2 – (∑x)2)
163
Muhammad Firdaus, Gazali Salim, Ermawaty Maradhy, Ira Maya Abdiani, dan Syahrun Nilai dari panjang rata-rata dari modus panjang
dari
menghitung
metode asimtotik
tersebut (L∞),
untuk koefisien
pertumbuhan (K) yaitu : K = - b
(waktu teoritis pada saat panjang ikan nol) menggunakan persamaan Pauly (1979) dalam
III. HASIL DAN DISKUSI 3.1. Hasil penelitian Pengambilan sampel ikan Nomei yang
Juata
Log (-t0) = 0.3922 – 0.2752 Log (L∞) – 1.0382 Log k Untuk mendapatkan umur relatif pada panjang
di
gunakan
penurunan rumus Model Von Bertalanffy oleh Gulland (1976) sebagai berikut : -ln (1-Lt/ L∞ ) = - K (to) + K (t)
Kota
sebanyak
Tarakan
didapatkan
sampel
120 ekor (4 Nelayan) setiap
minggunya, dimana tiap–tiap nelayan diambil sampel
Craig (1999) yaitu :
ukuran
= to – ln * (1 – (Lt / L∞ )
berasal dari hasil tangkapan nelayan di daerah
L∞ =- a/b Untuk mengetahui nilai umur teoritik t0
berbagai
t
ikan Nomei sebanyak 30
ekor
sehingga total jumlah keseluruhan sampel ikan Nomei didapatkan sebanyak 720 ekor (total 6 kali pengambilan sampel) diantaranya terdapat 481 sampel ikan Nomei berjenis jantan dan sebanyak 239 sampel ikan Nomei berjenis betina. Berikut ini Tabel 1 merupakan hasil pengambilan sampel ikan Nomei.
Tabel 1. Hasil sampel ikan Nomei (Harpadon nehereus) No Pengambilan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 sampel ikan Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Nomei 1 Minggu 1 16 14 12 18 18 12 13 17 2 Minggu 2 19 11 17 13 21 9 26 4 3 Minggu 3 18 12 23 7 18 12 25 5 4 Minggu 4 27 3 24 6 23 7 23 7 5 Minggu 5 20 10 22 8 14 16 13 17 6 Minggu 6 18 12 24 6 22 8 25 5 JUMLAH 118 62 122 58 116 64 125 55 Perbandingan hasil tangkapan ikan
Berikut
ini
merupakan
gambaran
hasil
Nomei yang berasal dari perairan Juata Kota
mengenai prosentase hasil sampel ikan Nomei
Tarakan, antara ikan Nomei jantan dan ikan
jenis jantan dan ikan Nomei jenis betina
Nomei betina yaitu
(Gambar 3).
2,01 : 1 dengan nilai
prosentase perbandingan sebesar 67% : 33%.
164
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
Gambar 3. Perbandingan sampel ikan Nomei berdasarkan jenis kelamin A. Aspek biopopulasi ikan Nomei (Harpadon nehereus) a. Model pertumbuhan Von Bertalanffy Hasil pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon nehereus) yang ditangkap nelayan di perairan Juata Kota Tarakan menggunakan metode berdasarkan model Von Bertalanffy adalah :
1. Jantan Lt = L∞ (1 – exp –k(t-to)) Lt = 33,85 ( 1 – 2,71828 - 0.0176 ( t 1,7928) ) (jantan ) ( r = 0,9 dan n = 481)
+
Gambar 4. Kurva Pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon nehereus) pada kelamin jantan
165
Muhammad Firdaus, Gazali Salim, Ermawaty Maradhy, Ira Maya Abdiani, dan Syahrun
Pertumbuhan Ikan Nomei Jantan Menggunakan Von Bertalanffy
Panjang Ikan Nomei
40
30 20
10 0 -10
5
20
35
50
65
80
95
110
125
140
155
170
Umur Ikan Nomei Pertumbuhan Von Bertalanffy
Gambar 5. Kisaran Pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon nehereus) Jantan 2. Betina Lt = L∞ (1 – exp –k(t-to)) Lt = 35,74 ( 1 – 2,71828 -0.0136 ( t + 1,9025)) (betina ) ( r = 0,99 dan n = 239)
Gambar 6. Kurva Pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon nehereus) pada kelamin betina Pertumbuhan Ikan Nomei Betina Menggunakan Von Bertalanffy 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
Pertumbuhan Ikan Nomei Betina Menggunakan Von Bertalanffy
Gambar 7. Kisaran Pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon nehereus) Betina. pertumbuhan dengan rumus persamaan von b. Struktur umur 1. Struktur umur ikan Nomei jantan Struktur umur menggunakan metode pergeseran
166
kelas
modus
dengan
model
Bertalanffy dalam Sparre et al (1999), di dapatkan nilai regresi yaitu : (y = 0,5957 – 0,0176x) (r2 = 0,3327 ; r = 0,58).
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
Gambar 8 terdapat grafik linear yang
titik nol berarti pertumbuhan ikan sudah
mengarah kebawah atau menuju ke titik nol
mencapai titik maksimum dan tidak akan
(sumbu x) menunjukkan bahwa garis tersebut
mengalami pertumbuhan berupa panjang ikan
merupakan
ikan
Nomei. Pertumbuhan panjang maksimal dari
nomei berbanding dengan panjang ikan nomei.
ikan Nomei jantan saat mencapai kecepatan
Apabila garis regresi menyentuh garis sumbu
pertumbuhan titik nol yaitu sebesar 33,85 cm
x, maka kecepatan pertumbuhan mencapai
(Gambar 8).
kecepatan
pertumbuhan
Gambar 8. Struktur Umur ikan Nomei Jantan 2. Struktur umur ikan Nomei betina Struktur umur menggunakan metode pergeseran
kelas
modus
dengan
model
pertumbuhan dengan rumus persamaan von Bertalanffy dalam Sparre et al (1999), di dapatkan nilai regresi yaitu :
Nomei berbanding dengan panjang ikan Nomei. Apabila garis regresi menyentuh garis sumbu
x,
maka kecepatan pertumbuhan
mencapai titik nol berarti pertumbuhan ikan sudah mencapai titik maksimum dan tidak akan mengalami pertumbuhan berupa panjang
2
(y = 0,4861 – 0,0136x) (r = 0,6735 ; r = 0,82). Gambar 9 terdapat grafik linear yang mengarah kebawah atau menuju ke titik nol (sumbu x) menunjukkan bahwa garis tersebut merupakan
kecepatan
pertumbuhan
ikan
ikan Nomei. Pertumbuhan panjang maksimal dari ikan Nomei
betina saat
mencapai
kecepatan pertumbuhan mencapai titik nol yaitu sebesar 35,74 cm (Gambar 9).
167
Muhammad Firdaus, Gazali Salim, Ermawaty Maradhy, Ira Maya Abdiani, dan Syahrun
Gambar 9. Struktur Umur ikan Nomei Betina ikan Nomei jantan sebesar 0,0176 cm/hari B. Pembahasan a. Aspek biopopulasi ikan Nomei (Harpadon nehereus) 1. Model pertumbuhan Von Bertalanffy Hasil penelitian yang didapatkan dari hasil tangkapan nelayan di perairan Juata Kota Tarakan
sebanyak
720
sampel
dimana
sebanyak 481 sampel adalah ikan Nomei berjenis jantan dan 239 sampel ikan Nomei berjenis betina.
Pengukuran terhadap 481
sampel ikan Nomei (Harpadon nehereus) jenis kelamin jantan memiliki kisaran panjang total yaitu 21,5+6 cm dan pengukuran terhadap 239 sampel ikan jenis kelamin betina didapatkan kisaran panjang 23,25+7,25 cm.
Analisa
menggunakan metode berdasarkan model Von Bertalanffy
didapatkan
hasil
penelitian
mengenai pertumbuhan dari ikan jantan yang berasal dari Perairan Juata Kota Tarakan, dimana ikan Nomei jantan dapat mencapai panjang maksimal (L∞) sebesar 33,85 cm dengan kecepatan pertumbuhan mencapai titik nol. Rata-rata kecepatan pertumbuhan dari
168
dengan umur (to) adalah sebesar 1,7928 cm. Berdasarkan hasil pengolahan data ikan Nomei jantan didapatkan nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,9. Menurut Sarwono (2006) menyatakan nilai kriteria koefisien korelasi antara >0,75–0,99 memiliki hubungan yang sangat kuat, sehingga dari grafik pertumbuhan ikan Nomei (Harpadon nehereus) menggunakan metode pertumbuhan model Von Bertalanffy memiliki hubungan yang sangat kuat antara panjang ikan Nomei berbanding lurus dengan umur ikan Nomei. Analisa menggunakan model Pertumbuhan Von Bertalanffy pada ikan betina didapatkan panjang maksimal (L∞) sebesar 35,74 cm dengan kecepatan pertumbuhan mencapai titik nol.
Rata-rata kecepatan pertumbuhan dari
ikan Nomei betina yaitu sebesar 0,0136 cm/hari dengan umur t o adalah sebesar 1,9025 cm. Berdasarkan hasil pengolahan data ikan Nomei betina didapatkan nilai korelasi sebesar
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
0,9. Menurut Sarwono (2006) menyatakan
berjalan sangat lambat hingga umur 160 hari
bahwa apabila kisaran nilai koefisien korelasi
dengan
antara > 0,75 – 0,99 menjelaskan hubungan
maksimal sebesar 33,845 cm.
antara
memiliki
pertumbuhan panjang ikan Nomei relatif
hubungan yang sangat kuat, sehingga dari
konstan atau tidak mengalami masa-masa
grafik pertumbuhan ikan Nomei betina antara
pertumbuhan hingga kecepatan pertumbuhan
panjang ikan Nomei betina berbanding lurus
ikan Nomei mencapai nol dimana garis regresi
dengan umur ikan Nomei betina memiliki
menyentuh sumbu x (Gambar 8) pada saat
hubungan yang sangat kuat. Pertumbuhan
ikan Nomei masa-masa kehidupan pada hari
yang di capai oleh ikan Nomei baik jantan
ke 206 dengan panjang maksimal sebesar
maupun
33,847 cm.
dua
variabel
betina
tersebut
yang
berkaitan
dengan
mencapai
pertumbuhan
panjang
Setelah itu
Hal ini di dukung pernyataan
ketersediaan makanan pada sekitar perairan
yang dikemukakan oleh Effendie (2002)
Juata yang di pilih sebagai feeding ground
sesuai dengan konsep pertumbuhan bersifat
atau salah satu daerah sebagai tempat mencari
autocatalytic,
makanan. Ketersediaan makanan yang cukup,
berjalan lambat, kemudian akan berjalan
akan membuat ikan Nomei dapat tumbuh.
cepat, kemudian akan berjalan lambat hingga mencapai
2. Struktur Umur Berdasarkan hasil data jenis kelamin jantan yang di dapat dari analisa model Petersen yang menjadi dasar dalam membuat model pertumbuhan Von Bertalanffy (Gambar 8), menunjukkan pertambahan skala panjang bergeser ke arah kanan. Pergeseran ke kanan menunjukkan
adanya
pertumbuhan
pada
populasi ikan Nomei berjenis jantan di sekitar
Pada kisaran pertumbuhan ikan Nomei jantan yang diperlihatkan pada gambar 5, bahwa
ikan
jantan
pertumbuhannya akan berjalan cepat dari umur 0-60 hari dengan mencapai panjang sekitar
33,112
cm
panjang
pertumbuhannya
akan
pertumbuhan
akan
tertentu,
maka
berjalan
konstan.
Selain itu pula didapatkan nilai korelasi hubungan antara umur ikan Nomei dan panjang ikan nomei yaitu sebesar 0,5768. Menurut Sarwono (2006) menyatakan bahwa kisaran koefisien korelasi antara 0,5-0,75 memiliki hubungan yang kuat. Berdasarkan kurva pertumbuhan pada (Gambar 4) tentang grafik pertumbuhan Von Bertalanffy pada ikan
perairan Juata Kota Tarakan.
menjelaskan
bahwa
kemudian
kecepatan
pertumbuhan dari ikan Nomei jantan akan
Nomei berjenis kelamin jantan, diperkirakan kelayakan di tangkap ikan nomei oleh nelayan pada umur 60 hari dengan ukuran sekitar 33,112 cm. Pada ukuran panjang tersebut pertumbuhan ikan Nomei sudah sangat lambat dan sudah melewati masa-masa reproduksi sehingga layak untuk di tangkap. Selain itu dapat pula menentukan jaring tangkap yang 169
Muhammad Firdaus, Gazali Salim, Ermawaty Maradhy, Ira Maya Abdiani, dan Syahrun cocok
untuk
menangkap
ikan
Nomei
panjang
ikan
akan
sejalan
dengan
berdasarkan pada pertumbuhan maksimum
pertambahan
waktu,
namun
laju
dari ikan Nomei kelamin jantan. Berdasarkan
pertumbuhannya
akan
menurun
ketika
hasil data jenis kelamin betina yang di dapat
menjadi tua dan akan mendekati nol ketika
dari analisa model Petersen yang menjadi
ikan Nomei (Harpadon nehereus) menjadi
dasar dalam membuat model pertumbuhan
sangat tua. Selain itu pula didapatkan nilai
Von Bertalanffy (Gambar 9), menunjukkan
korelasi hubungan antara umur ikan Nomei
pertambahan skala panjang bergeser ke arah
dan panjang ikan Nomei yaitu sebesar 0,8207.
kanan.
Pergeseran ke kanan menunjukkan
Menurut Suwarno (2006) menyatakan bahwa
adanya pertumbuhan pada populasi ikan
kisaran koefisien korelasi antara 0,75-0,99
nomei berjenis betina di sekitar perairan Juata
memiliki hubungan yang sangat kuat, dengan
Kota Tarakan.
pengertian bahwa
semakin
bertambahnya
masa-masa kehidupan maka akan semakin Grafik gambar
7
kisaran Pada
pertumbuhan
ikan
Nomei
pada betina
pertumbuhan panjangnya akan berjalan lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan dari ikan jantan pada awal-awal hidupnya hingga umur 0-60 hari dengan panjang ikan Nomei betina sebesar 20,341 cm, namun ikan Nomei jenis betina ini masih memiliki kemampuan kecepatan pertumbuhan lebih cepat daripada ikan jantan pada panjang 31.790 cm pada hari ke 160.
Kecepatan
pertumbuhan ikan mulai terjadi penurunan yang mendekati konstan pertumbuhan akan berjalan sangat lambat pada umur 290 hari dengan panjang sekitar 35,068 cm. Kemudian kecepatan pertumbuhan ikan Nomei betina pertumbuhan akan mencapai titik nol atau menyentuh garis sumbu x (Gambar 9) pada umur 610 hari dengan panjang ikan Nomei betina sebesar 35,743 cm. (1999),
170
menyatakan
Menurut Sparee
bahwa
pertambahan
turun tingkat kecepatan pertumbuhan hingga mencapai titik nol menyentuh sumbu x (Gambar
9).
Menurut
Lagler
(1962)
menyatakan bahwa umur dapat berperan dalam faktor pertumbuhan. Pertumbuhan ikan tua
akan
berjalan
terus
tetapi
lambat,
umumnya mempunyai kekurangan makanan berlebih dalam pertumbuhannya, disebabkan karena sebagian besar makanan yang diserap oleh tubuh digunakan dalam pemeliharaan tubuh dan pergerakan baik untuk mencari makanan bereproduksi,
(feeding ataupun
pemangsa predator.
ground), untuk
untuk
menghidari
Berdasarkan kurva
pertumbuhan pada gambar 6 tentang grafik pertumbuhan von Bertalanffy ikan Nomei jenis kelamin betina, layak di tangkap oleh nelayan pada umur sekitar 290 hari dengan ukuran kurang lebih 35,068 cm dan sekitar 610 hari dengan ukuran maksimal 35,743 cm. Pada ukuran panjang tersebut pertumbuhan
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
ikan Nomei sudah sangat lambat dan sudah
yang mendekati konstan/pertumbuhan akan
melewati masa-masa reproduksi dan layak
berjalan sangat lambat pada umur 290 hari
untuk di tangkap.
dengan
Selain itu dapat pula
panjang
sekitar
35,068
cm.
menentukan jarring tangkap yang cocok untuk
Kecepatan pertumbuhan ikan nomei betina
menangkap ikan nomei berdasarkan pada
pertumbuhan akan mencapai titik nol dan
pertumbuhan maksimum dari ikan Nomei.
pada umur 610 hari dengan panjang ikan
Selain itu pula untuk ikan Nomei dengan
nomei betina sebesar 35,743 cm.
ukuran yang lebih besar dan lebih tua mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka diharapkan ada penelitian lagi
IV. KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil
mengenai habitat ikan Nomei (Harpadon penelitian
yang
dilakukan di perairan Juata Laut dapat
Tarakan agar keberadaan ikan ini di perairan tersebut dapat berkelanjutan dan pemanfaatan
disimpulkan bahwa: 1. Pertumbuhan ikan Nomei jantan berjalan cepat dari umur 0-60 hari dengan mencapai panjang sekitar 33,112 cm kemudian kecepatan pertumbuhan berjalan sangat lambat hingga umur 160 hari dengan pertumbuhan panjang maksimal sebesar 33,845 cm, dan pada saat hari ke 206 dengan panjang maksimal sebesar 33,847
sumberdaya hayati ikan di lakukan dengan maksimal dan responsibility. Diharapkan ada tindakan dari berbagai instansi terkait mengenai potensi ikan nomei ini karena ikan ini merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sebagai khas Kota Tarakan dan sangat di gemari oleh masyarakat sehingga keberadaan ikan ini di daerah perairan Juata Laut Kota Tarakan yang
cm. 2. Pada ikan Nomei betina pertumbuhan panjangnya
nehereus) di daerah perairan Juata Laut Kota
berjalan
lebih
lambat
berkelanjutan. UCAPAN TERIMA KASIH
dibandingkan dengan pertumbuhan dari ikan jantan pada awal-awal hidupnya hingga umur 0-60 hari dengan panjang ikan nomei betina sebesar 20,341 cm, namun ikan nomei jenis betina ini masih memiliki kemampuan kecepatan pertumbuhan lebih cepat daripada ikan jantan pada panjang 31,790 cm pada hari ke 160. Kecepatan pertumbuhan ikan mulai terjadi penurunan
Artikel ini adalah bagian dari Skripsi penulis terakhir bernama Syahrun yang telah lulus disidangkan pada Tahun 2013 yang merupakan Bagian dari Progress Penelitian Desentralisasi Tahun Anggaran 2013 mengenai Ikan Nomei (Harpodon nehereus). Seluruh penulis mengucapkan Terima Kasih kepada seluruh Nelayan Ikan Nomei yang berada di Juata Laut atas kerjasama dan bantuannya hingga kegiatan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Kegiatan survei dan analisis yang dilakukan oleh Tim 171
Muhammad Firdaus, Gazali Salim, Ermawaty Maradhy, Ira Maya Abdiani, dan Syahrun Ikan Nomei (Harpodon nehereus) serta penerbitan artikel ini seluruhnya merupakan salah satu bagian dari Penelitian Desentralisasi Tahun Anggaran 2013 dari Universitas Borneo Tarakan. Seluruh penulis juga mengucapkan Terima Kasih kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan DIRJEN DIKTI Kemdikbud RI. DAFTAR PUSTAKA Andi I. B., 2010 . Ikhtiologi ikan dan aspek kehidupannya. Cetakan II. Universitas Hasanuddin. Makassar Andy O., S.B. 2003 Modul Praktikum Biol ogi Perikanan. Jurusan Perikanan Fa kultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makasar. Arikunto dan Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Dinas Kelautan Perikanan. 2002. Potensi Ik an Pepija (Harpodon nehereus) Ha m Buch, 1822) Di Kota Tarakan. Dirjenkan. 1979. Buku Pedoman Sumber P erikanan Laut. Bagian I (Jenis jenis Ikan Ekonomis Penting). Jakarta. Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi Perikanan Cetakan Pertama, Yayasan Dewi Sri, Bogor. 112 hlm. Effendie, M. I.. 1997. Biologi Perikanan, Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163 hlm. Effendie, M. I.. 2002. Biologi Perikanan, Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163 hlm. Gunarso, W. dan E.S. Wiyono. (1994). Studi Tentang Pengaruh Perubahan Pola Musim Dan Teknologi Penangkapan Ikan Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus Sp) Diperairan Laut Jawa. Bulletin ITK Marite. Vol 4,
172
nomor 1. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 55 – 58. Hunter, J.R., B.J. Macewicz, N. Chyanhuilo, and C.A. Kimbrill. 1992. Fecundity, spawning, and maturity of female dover sole, Microstumus pacificus with and evaluation of assumption and precisions. Fishery Bulletin 90:101128. Husni N. S. 2004. Karakteristik Reproduksi Ikan Endemik Rainbow Selebensis (Telmatherina celebensis Boulenger). Makalah Individu, SPS-IPB, S3 Pengantar Falsafah dan Sains. Hlm 9. King M. 1995. Fisheries Biology, Assessment and Management. 2nd ed. Fishing News Books. Oxford. 382 p. Lagler, K.F.,J.E. Bardach and R. R. Miller. 1962. Ichthyology. Wiley International Edition, John Wiley Sons, Inc., New York. 545 hlm. Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.H. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology, John Wiley and Sons, Inc. Toronto, Canada. 556 p. Salim, G. 2006. Studi Aspek Reproduksi Ikan Beronang Tulis (Siganus javus) di Perairan Jepara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP Semarang. (Skripsi). 71hlm. Salim, G dan Firdaus, M. 2011. Analisis potensi dan aspek biomorforepropulasi ikan puput (Ilisha elongata) Yang Berasal Dari Tangkapan Nelayan Di sekitar Perairan Kota Tarakan. Penelitian Mandiri Dosen. Universitas Borneo Tarakan. (Tidak dipublikasikan). 80hlm. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. Cetakan Kedua, Binacipta, Bogor, 245 hlm.
Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (159-173) ISSN 0853-2523
Sparre, P., Siebren C dan Venema. 1999. Introduksi Pengkajian stok Ikan Tropis. Pusat Penelitian dan Pengambangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta, 438 hlm. Sudaryanto, A. dan D. Yaniharto. 1996. Hubungan panjang berat dan faktor kondisi elver sidat Anguilla bicolor di muara sungai cimandiri, pelabuhan ratu-Jawa Barat. BPPT, Makasar. Hlm. 161-171. 62
Widodo. J, Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Weatherley, A.H. 1972. Growth and Ecology of Fish population. Academic Press, New York, 293 pp.
Suhendrata, T., dan I.G.S. Merta. 1986. Hubungan Panjang-Berat. Tingkat Kematangan Gonad, dan Fekunditas Ikan Cakalang, Katsuwonus pelamis (Linnaeus) di Perairan Sorong. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 34 : Hlm. 11-19. Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam (Jilid I). Erlangga. Jakarta. Hlm 1-27. Suwarso dan B. Sadhotomo. 1995. Perkembangan Kematangan Gonad Bentong, Selar Crumenophthalmus (Charangidae) di Laut Jawa, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. Hlm. 77-87. Syahrun, 2013. Aspek pertumbuhan dan Struktur umur Ikan Nomei (Harpodon nehereus) Dari Hasil Tangkapan Nelayan di Perairan Juata Laut Kota Tarakan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univeritas Borneo Tarakan. Skripsi. (Tidak Dipublikasikan). Udapa. 1986. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad tentang biologi Perikanan, Jurnal Penelitian, IPB. Bogor. Widodo, J., Suwarsono, dan H. Suryotomo. 1988. Biologi Reproduksi dan Perikanan Selar Bentong (Carangidae) di Laut Jaea. Jendral Perikanan laut. Hlm 1-9.
173