Analisis Pengaruh Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Risiko dan Dividen Terhadap Return yang Diharapkan Investor Oleh: Rafki RS, SE. MM & Akhirman S.Sos. MM Abstrak Penelitian ini diberi judul Analisis Pengaruh Harga Saham, Ukuran Perusahaan, resiko, dan dividen terhadap return yang diharapkan investor. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tersedia di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menemukan hasil, ternyata masih terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara harga pasar saham dan nilai wajarnya. Penelitian ini juga menemukan bahwa ternyata terdapat perbedaan antara actual return dengan expected return yang diharapkan investor. Selanjutnya dengan menggunakan regresi berganda dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa ternyata dari tiga variabel bebas yang diperkirakan mempengaruhi pengembalian (return) yang diharapkan investor, ternyata hanya resiko saja yang memiliki pengaruh signifikan. Dimana pengaruhnya itu berhubungan terbalik (negatif).
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
Dengan semakin majunya perekonomian dan informasi yang menyebar dengan cepat akibat perkembangan teknologi informasi, maka kegiatan investasi sudah menjadi kebiasaan masyarakat belakangan ini. Pilihan untuk melakukan investasi ini ditunjang oleh semakin maju dan profesionalnya lembaga-lembaga penunjang yang tersedia. Saat ini, Bursa Efek Indonesia seiring dengan pasar modal yang lain di dunia, terus berbenah dan mensosialisasikan pentingnya berinvestasi di pasar modal untuk kemajuan ekonomi dan keamanan investor itu sendiri. Keputusan investasi pada dasarnya keputusan yang bersifat tidak pasti, karena menyangkut harapan pada masa yang akan datang berupa imbal hasil (return) yang diharapkan, serta resiko yang harus ditanggung investor. Imbal hasil yang diharapkan ini berupa arus kas sementara resiko dalam hal ini adalah ketidakpastian dari imbal hasil yang akan diperoleh tersebut di masa depan.
Ketidakpastian yang dihadapi dalam keputusan investasi terjadi bisa saja karena faktor internal dan faktor eksternal perusahaan emiten. Faktor internal berupa tingkat penjualan, laba bersih perusahaan, perubahan kebijakan, dan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Faktor eksternal perusahaan berupa krisis ekonomi, kurs yang labil, inflasi/deflasi, dan kebijakan pemerintah. Investasi dalam saham ialah investasi yang relatif berisiko dibanding dengan investasi jenis lain seperti deposito atau obligasi. Harga saham bisa bergerak naik dan turun dengan cepat sehingga mungkin saja investor dapat memperoleh keuntungan yang besar, tetapi dapat pula menderita kerugian yang tidak kecil jumlahnya. Oleh karena itu, investor harus memiliki pengetahuan yang memadai ketika akan mengambil keputusan investasi. Perangkat analisis yang dapat digunakan dalam penilaian dan peramalan harga saham serta kelayakan investasi ialah analisis fundamental (fundamental analysis) dan analisis teknikal (technical analysis) Analisis fundamental berarti memperkirakan pergerakan harga saham yang didasarkan pada faktor fundamental perusahaan, seperti pendapatan, perkembangan industri, kebijakan manajemen, yang tercermin dalam laporan emiten. Menurut analisis ini, harga saham akan naik apabila pendapatan perusahaan mengalami peningkatan secara terus menerus dan konsisten. Analisis fundamental merupakan analisis yang mempunyai kecenderungan untuk melihat kedepan berdasarkan prediksi expected return akan diperoleh investor di masa yang akan datang, sebaliknya analisis teknikal cenderung melihat ke belakang berdasarkan data historis harga saham dalam memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dalam pengambilan putusan investasi dalam saham, investor selalu dihadapkan pada permasalahan apakah tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) telah sesuai/sebanding dengan tingkat risiko yang harus dipikulnya. Artinya agar tidak rugi, investor harus mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tingkat resiko yang dipikulnya minimal sama. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji hubungan dan pengaruh dari return dan resiko ini. Maka dari itu, Penelitian ini akan menyoroti pengaruh dari harga saham, ukuran perusahaan, risiko dan dividen terhadap expected return investor. Penelitian ini
akan memfokuskan pembahasan pada perusahaan-perusahaan yang sudah listing di bursa efek dan sahamnya diperdagangkan secara aktif. 1.2
Rumusan dan Batasan Masalah
Dalam pengambilan keputusan investasi saham, investor selalu mempertimbangkan banyak hal diantaranya fair market price, ukuran perusahaan, risk, dan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sebelum menentukan expected return dari saham yang akan dibelinya. Saham-saham yang aktif diperdagangkan di BEJ biasanya cenderung diminati oleh para investor. Yang dimaksud dengan saham-saham aktif adalah saham-saham yang memiliki tingkat transaksi yang tinggi, baik dari segi volume perdagangan, nilai perdagangan, maupun jumlah frekuensi perdagangan pada periode tertentu. Hal ini disebabkan oleh tingkat likuiditas saham yang tinggi atau variabelitias harga saham yang memberi peluang kepada investor untuk memperoleh return yang tinggi. Rumusan masalah dari penelitian ini ialah : 1. Apakah harga saham yang diperdagangkan di bursa efek telah mencerminkan harga yang sesuai dengan fair market price nya? 2. Bagaimana pengaruh harga pasar saham, hasil perbandingan fair market price, skala perusahaan, resiko saham, dan pembagian dividen terhadap expected return yang diinginkan oleh investor?. Penelitian ini dibatasi pada harga layak saham, ukuran perusahaan, tingkat imbal hasil (expected return) dan risiko saham biasa, serta pembagian dividen yang tercatat di BEJ, khususnya perusahaan dengan perbandingan saham paling aktif di BEI pada periode tahun 2009-2011. 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini ialah unduk 1. Menentukan saham-saham mana dari perusahaan dengan perdagangan paling aktif di BEJ yang harga pasar sahamnya overvalue atau undervalue jika dibandingkan dengan fair market price.
2. Melihat apakah harga saham, ukuran perusahaan, risiko, dan dividen yang dibagikan dapat mempengaruhi imbal hasil (return) yang diharapkan investor. Manfaat penelitian ini ialah sebagai informasi tambahan bagi investor sebelum memutuskan investasi yang akan dilakukannya di BEJ. Hasil analisis ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Di dalam kajian ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mempertajam analisis saham khususnya untuk bidang ilmu manajemen keuangan. 1.4
Hipotesis
H₁
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham penutupan (Closing Market Price) dan harga pasar saham yang layak (Fair Market Price). : Market Price memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return Investor. : Ukuran perusahaan (Total Aktiva) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return investor. : Risiko memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return investor. : Pembagian dividen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return investor.
H2 H3 H4 H5
2. METODE PENELITIAN Populasi yang digunakan ialah semua semua jenis perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 hingga tahun 2011 serta termasuk di dalam kelompok perusahaan dengan perdagangan saham aktif baik menurut volume, nilai, maupun frekuensi transaksi di BEI. Pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan menggunakan criteria-kriteria tertentu yang ditentukan oleh penelitian ini. Adapun kriteria yang digunakan ialah : a. Perusahaan yang memiliki saham dengan perdagangan paling aktif yang dikelompokkan sebagai “50 Most
Active Stock” yang diterbitkan setiap tahun dalam laporan tahunan Bursa Efek Indonesia; b. 50 Most Active Stocks terbagi menjadi tiga kategori Trading Valome, Trading Value dan Trading Frequencies. Pengujian terhadap hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan distribusi t, yaitu paired samples t test. Model Analaisis yang digunakan untuk menguji hipotesis ketiga sampai dengan keenam adalah regresi liner berganda, dengan persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Dengan ketentuan: y merupakan expected return dari saham, a merupakan intersep atau konstanta, b koefisien regresi, x₁ merupakan harga saham, dan x₂ merupakan ukuran perusahaan. Adapun x₃ adalah resiko saham, x₄ adalah pembagian dividen oleh perusahaan, e adalah error. 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahan-perusahaan yang memiliki aset paling besar berdasarkan ranking yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, perusahaan yang terpilih sebagai sampel diperoleh sebanyak 34 perusahaan. Berdasarkan perbandingan antara harga saham pada saat penutupan akhir tahun (closing Market Price) dan nilai layak dari harga saham (Fair Market Price), sampel dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang termasuk undervalue dan overvalue. Overvalue diberikan untuk harga saham yang dianggap terlalu tinggi dibandingkan dengan harga layaknya, sedangkan undervalue diberikan untuk harga saham yang memiliki nilai lebih rendah daripada harga layak saham tersebut. Pengukuran Fair Market Price diperoleh dengan menggunakan Earning Per Share (EPS). Tabel 1.
Harga Saham Perusahaan Berdasarkan Fair Market Price Tahun 2009 dan 2010. Pengelompokan Jumlah Perusahaan Fair Market Price Tahun 2009 Tahun 2010 Overvalue 22 25 Undervalue 12 9 Total 34 34 Pada tabel 1 terlihat bahwa rata-rata saham mengalami overvalue lebih banyak daripada yang mengalami undervalue baik tahun 2009 maupun 2010. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang mengalami kerugian yang relatif besar dimana menghasilkan EPS dan PER yang negatif serta mengakibatkan harga pasar saham yang layak merosot tajam sehingga berada di bawah nilai nominalnya. Hal ini menyebabkan nilai saham tersebut mengalami overvalue. Berikutnya, pengklasifikasian saham berdasarkan actual return yang diberikan perusahaan dapat disajikan pada tabel 2: Tabel 2 Klasifikasi Perusahaan Yang Memberikan Actual Return Negatif dan Poisitif Actual Return Jumlah Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Positif 28 24 Negatif 6 10 Total 34 34 Berikutnya disampaikan data expected return E(Rj) investor dari masing-masing saham dengan menggunakan pendekatan CAPM, yang dikelompokkan sebagai saham yang memberikan E(Rj) positif dan saham yang memberikan E(Rj) negatif. Tabel3 Klasifikasi Jumlah Perusahaan Berdasarkan Expected Return Actual Return Jumlah Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Positif 15 18 Negatif 19 16 Total 34 34 Setelah nilai Actual Return dan Expected Return diketahui, maka selanjutnya dibandingkan antara kedua
nilai tersebut untuk melihat apakah terdapat perbedaan di antara keduanya. Hasil perbandingan tersebut akan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu perusahaan yang memiliki actual return lebih kecil dari expected return, perusahaan yang memiliki nilai yang sama antara actual return dan expected returnya, serta perusahaan yang memiliki actual return lebih besar daripada expected return. Tabel 4 Pengelompokkan Perusahaan Berdasarkan Perbandingan Antara Actual Return dan Expected Return Jumlah Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Act Return < Exp 12 24 Return Act Return = Exp 0 0 Return Act Return > Exp 22 10 Return Total 34 34 Pada tabel 4 di atas terlihat bahwa pada masingmasing tahun yaitu 2009 dan 2010 tidak ada perusahaan yang memiliki actual return dan expected return yang sama. Ini berarti bahwa selalu terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara actual return yang diberikan oleh perusahaan dan expected return yang diharapkan oleh investor. Selanjutnya, penelitian ini menentukan besaran systematic risk (B) dari saham yang dianalisis. Koefisien beta digunakan untuk menjelaskan kecenderungan return dari suatu saham berfluktuasi dibandingkan dengan return pasar. Saham yang memiliki beta lebih dari satu merupakan saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar. Sebaliknya saham yang memiliki beta lebih kecil daripada satu (saham defensif) tidak terlalu peka terhadap perubahan pasar. Berikut ini dikelompokkan perusahaan berdasarkan hasil perhitungan beta yang dikelompokkan berdasarkan sifat saham jika dilihat dari resikonya. Tabel 5 Pengelompokkan Jumlah Perusahaan Berdasarkan Resikonya. Sifat Saham Atas Jumlah Perusahaan Dasar Resikonya Tahun 2009 Tahun 2010 Positif 25 20 Negatif 9 24
Total
34
34
Berdarkan tabel 5 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2009 jumlah perusahaan yang mempunyai saham agresif (sangat peka terhadap perubahan pasar) lebih banyak daripada jumlah perusahaan yang mempunyai nilai yang defensif. Namun, pada tahun 2010 hal ini mengalami perubahan. Dimana, jumlah perusahaan yang memiliki beta saham yang lebih kecil daripada satu atau biasa disebut saham defensif lebih banyak daripada jumlah perusahaan yang memiliki beta saham lebih dari satu atau saham yang agresif. Berikut ini dilakukan pengujian statistik untuk kelima hipotesis yang dibuat pada bab sebelumnya. Tabel 6 Uji Statistik Dari Nilai Expected Return, Market Price, Total Asset, Risk, Actual Return dan Dividen Yield Tahun 2009 EXP 09 MP09 TA09 Risk09 ACT09 DIV09 N Valid 34 34 34 34 34 34 0 0 0 0 0 0 Missing - 2344.1 5.36E+1 1.735 0.14432 6634.02 Mean 0.11856 5 2 1.72413 3 22123.4 Std. 0.25675 4154.2 9.43E+1 2 0.13053 2 Deviati 4 8 2 0 0 on 270 5.42E+1 2.12813 -0.0023 142321 Minimum 0.72543 24500 0 4.72521 0.61243 Maximum 2 4.25E+1 2 0.62143 3 Pada tabel 6 di atas terlihat bahwa objek penelitian pada tahun 2009 sebanyak 34 perusahaan. Nilai mean dari expected return 2009 adalah -0.11856, dengan standar deviasi 0.256754. Nilai minimum expected return 2009 adalah -0.725432 dan nilai maksimumnya 0.62143. Nilai tersebut dapat dibandingkan dengan nilai mean, standar deviasi, minimum, dan maksimum yang dimiliki oleh actual return, yaitu sebesar 0.144323, 0.130530, -0.0023, dan 0.612432. Sementara itu, nilai mean, standar deviasi, nilai minimum, dan maksimum dari market price secara berturut-turut adalah: 2344.15, 4154.28, 270, 24500. Lebih lanjut, untuk nilai variabel
Dividen berturut-turut adalah: 6634.02, 22123.42, 0, dan 142321.
Tabel 7 Uji Statistik Dari Nilai Expected Return, Market Price, Total Asset, Risk, Actual Return dan Dividen Yield Tahun 2010 EXP 10 MP10 TA10 Risk10 ACT10 DIV10 N Valid 34 34 34 34 34 34 0 0 0 0 0 0 Missing - 1362.1 5.72E+1 0.82351 - 1634.2 Mean 8.81843 5 2 2 4.12E2 Std. 0.15626 3152.2 1.03E+1 1.12413 02 4342.4 Deviatio 3 8 3 5 8.07E7 n 72 1.06E+1 2 0 Minimum 0.42623 14500 1 1.12845 32232 Maximum 2 5.27E+1 3.72532 0.2102 0.32147 3 3 0.1246 Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah objek yang diteliti sama dengan tahun sebelumnya yaitu 34 perusahaan. Sesuai dengan tabel di atas, nilai mean dari risiko adalah 0.823512, dengan standar deviasi 1.124135. Sementara itu, nilai minimum dan maksimum risiko pada tahun 2010 adalah – 1.12845 dan 3.72532. Pada tahun 2010, total aktiva memiliki nilai mean, standar deviasi, nilai minimum, dan maksimum berturutturut adalah 5,72 Triliun, 10,3 triliun, 106 miliar, dan 5.27 Triliun.
Tabel 8 Uji Statistik Dari Nilai Expected Return, Market Price, Total Asset, Risk, Actual Return dan Dividen Yield Tahun 2009 dan 2010 (Gabungan) EXP MP TA Risk ACT DIV N Valid 68 68 68 68 68 68
Missing Mean Std. Deviati on Minimum Maximum
0
0
0
0
0
0
-5.81E- 1882.1 5.92E+1 1.52372 4.10E- 4204.34 02 5 2 2 02 14342.7 0.23142 3652.2 9.03E+1 1.32413 0.13172 7 8 3 5 5 0 0.72543 72 1.06E+1 - -0.0023 142321 2 24500 1 2.12813 0.61243 0.62143 5.27E+1 4.72521 2 3
Total objek pengamatan dari tahun 2009 dan 2010 adalah enam puluh delapan perusahaan. Nilai mean untuk expected return sebesar -0.0581, dengan standar deviasi sebesar 0.23142. Nilai minimum dan maksimum untuk expected return pada data gabungan di atas dapat dibandingkan dengan nilai-nilai dari actual return-nya, dengan nilai mean, standar deviasi, minimum, dan maksimum untuk actual return secara berurutan adalah 0.041, 0.131725, -0.0023, dan 0.612432. Sementara nilai mean, standar deviasi, minimum, dan maximum dari market price adalah sebesar 1882.15, 3652.28, 72, 24500 berturut-turut. Untuk Total Aset pada tabel juga bisa dilihat nilai mean-nya adalah 5.92 triliun, 9,03 Triliun, 106 miliar, dan 5.27 Triliun. Sementara itu untuk nilai Resiko berturut-turut adalah: mean 1.523722, Std. Deviasi 1.324135, minimum -212813, dan maksimum 4.72521. Selanjutnya untuk variabel dividen bisa dilihat pada tabel nilai mean, standar deviasi, nilai minimum, dan maksimu berturut turut adalah: 4204.34, 14342.77, 0, dan 142321. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17. Pengujian hipotesis pertama dan kedua dalam penelitian ini menggunakan distribusi t, yaitu paired-sample test. Pengujian hipotesis ketiga sampai dengan kelima menggunakan regresi berganda. Model regresi ini dipilih karena penelitian ini memiliki lebih dari satu variabel indepen dengan variabel terikatnya adalah expected return. Hasil pengujian hipotesis pertama dan hipotesis kedua, yang dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test, dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 9 Paired Samples T-Test untuk MP dan FMP pada tahun 2009 dan 2010 Paired Differences
Std. Error Mean
Pair 1 MP09-FMP09 Pair 2 MP10-FMP10 Pair 3 data gabungan
2765.19 532.72 5247.22
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
10023.1 2 1687.53 5321.26
1597.41 472.67 465.74
t
Df
Sig. (2taile d
1.32 5 1.15 6 1.62 3
33 33 67
.131 .251 .103
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t untuk tahun 2009, 2010, dan untuk data gabungan berturut-turut sebesar -1.325, -1.156, -1.623, dengan tingkat signifikansi ketiganya sebesar 0,131, 0,251, dan 0,103. Karena tingkat signifikansi ketiganya lebih besar daripada 0,1, hipotesis ke satu ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara market price dan fair market price pada tahun 20109dan 2010 pada saham saham yang dimiliki perusahaan-perusahaan aset besar di bursa efek. Tabel 10 Paired Samples T-Test Expected Return dan Actual Return pada tahun 2009 dan 2010 Paired Differences Std. 95% Confidence Error Interval of the Difference Lower Upper t Df Sig. Mean (2taile d Pair 1 E(Rj)09Ret09 Pair 2 E(Rj)10Ret10 Pair 3 data
.0321 .0421 .0231
-.30056 -.2732 -12327
-.13215 .0763 .0326
4.33 2 1.12 5
33 33 67
.000 .234 .003
gabungan
2.65 6
Nilai t pada tahun 2009, 2010 dan data gabungan menurut ketiga tabel di atas adalah -4.332, 1.125, dan -2.656, dengan tingkat signifikansi untuk masing-masing tahun berturut-turut adalah 0.000, 0.234, dan 0.003. Dari tingkat siginifikansi ini dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi tahun 2010 lebih besar daripada 0.1 sehingga hipotesis kedua ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan antara expected return dengan actual return saham padah tahun 2010. Pada tahun 2009 serta data gabungan, tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0.1 sehingga hipotesis kedua diterima, artinya ada perbedaan antara tingkat return yang diharapkan investor (Expected Return) dan tingkat return yang sesungguhnya (Actual Return). Selanjutnya, akan disajikan tabel hasil pengujian dari regresi berganda untuk menjelaskan hasil pengujian hipotesis ketiga sampai kelima. Tabel 11 Regresi Berganda untuk Market Price, Total Aktiva, Risiko, dan Dividen Terhadap Expected Return Pada Tahun 2009 Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 1 (Constant) .231 .000 2543321.21 .000 MP09 .000 .000 -0.213 .854 TA09 3.321E.000 .000 .337 .546 Risk09 12 .000 -1.000 -687532.5 .000 Div09 6.252E.000 .000 .332 .432 20 -.162 5.4532 a. Dependent Variable: Return09 Dari tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun 2009, market price memiliki tingkat signifikan sebesar o.854 atau lebih besar dari 0.1. Ini berarti bahwa hipotesis ketiga ditolak, artinya market price tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return yang diharapkan investor. Nilai signifikansi dari Total Aktiva juga memberikan nilai signifikansi yang lebih
besar dari 0.1. Artinya hipotesis ketiga dalam penelitian ini juga ditolak. Selanjutnya untuk hipotesis keempat memiliki signifikansi 0.0 yang lebih kecil dari pada 0.1. Artinya, resiko yang akan dihadapi para investor ternyata memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian yang diharapkan oleh investor. Namun untuk variabel dividen kembali diperoleh tingkat signifikansi 0.432 yang lebih besar dari 0.1. Artinya pembagian dividen juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian yang diharapkan oleh investor dalam penelitian ini. Tabel 12 Regresi Berganda untuk Market Price, Total Aktiva, Risiko, dan Dividen Terhadap Expected Return Pada Tahun 2010 Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 1 (Constant) .127 .000 164342.32 .000 MP10 .000 .000 -0.435 .713 TA10 7.241E.000 .000 .843 .433 Risk10 11 .000 -1.000 -387765.2 .000 Div10 3.632E.000 .000 1.042 .325 20 -.143 1.40E06 a. Dependent Variable: Return10 Pada tabel 12 terlihat bahwa market price dan Total Aktiva, serta Dividen memiliki tingkat signifikansi yang lebih besar dari pada 0.1. Artinya ketiga variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan pengembalian yang diinginkan oleh investor. Untuk tahun 2010 ternyata sama dengan tahun 2009 bahwa yang memiliki pengaruh dalam keputusan terkait pengembalian yang diinginkan hanyalah variabel resiko. Dimana tingkat signifikansinya adalah kembali 0.0 yang tentu saja lebih kecil daripada 0.1.
Tabel 13 Regresi Berganda untuk Market Price, Total Aktiva, Risiko, dan Dividen Terhadap Expected Return Pada Tahun 2009 dan 2010 (Gabungan) Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 1 (Constant) .148 .006 25.554 .000 MP10 1.528E.000 .027 1.486 .177 TA10 06 .000 .016 .872 .384 Risk10 3.557E.004 -.976 - .000 Div10 16 .009 .013 62.217 .499 -.162 .787 6.446E03 a. Dependent Variable: Return Kembali bisa dilihat pada tabel 13 diatas bahwa variabel yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan investor hanyalah variabel resiko. Sementara tiga variabel lainnya memiliki tingkat signifikansi yang lebih besar daripada 0.1. Artinya hipotesa yang mengatakan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan investor, yaitu variabel market price, total aktva, dan dividen, ditolak. Hal ini tidak berbeda jauh dibandingkan dengan hasil yang diperoleh ketika pengujian dilakukan pada tahun 2009 dan tahun 2010.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis terhadap sampel yang diambil dari Bursa Efek Jakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Harga pasar saham perusahan yang ada dalam penelitian ini belum mencerminkan harga pasar saham yang layak (Fair Market Price). Masih terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara harga pasar saham dan nilai wajarnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Weston,
Besley, dan Brigham (1993), yaitu nilai pasar suatu saham pada suatu waktu dapat berbeda dengan nilai fair market price nya. Keown dan Scott (1996) juga mengemukakan bahwa fair market price dapat diperbandingkan dengan market pricenya, yang akan menghasilkan perbedaan dalam bentuk overvalued atau undervalued. Perbedaan ini dapat terjadi karena fair market price merupakan nilai yang dipertimbangkan oleh investor dengan memperhitungkan data tentang jumlah, waktu, dan tingkat resiko dari future cash flow yang tersedia. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara expected return dan actual return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan yang jadi sampel dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Husnan (1998), yaitu actual return diperoleh dapat berbeda dengan expected return meskipun dalam jangka panjang diharapkan actual return akan mendekati expected return. Levy dan Lerman (1985) juga mengemukakan bahwa terdapat excess return (selisih antara actual return dan expected return) pada kondisi efisiensi pasar yang kuat, atau dapat dikatakan ada perbedaan antara expected return dan actual return. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan Fama, Fisher, Jensen, dan Roll (1969), yang mengemukakan bahwa tidak terdapat excess return sehingga actual return sama dengan expeceted return dan tidak ada perbedaan diantara keduanya. 3. Dari hasil pengujian regresi berganda, diperoleh hasil bahwa market price sebagai salah satu variabel independen yang diteliti tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return investor serta menunjukkan hubungan yang negatif. Ini berlawanan dengan teori yang dinyatakan oleh Husnan (1998), yaitu bahwa harga saham dan return saham memiliki hubungan yang positif. Hasil ini juga berbeda dari penelitian yang dilakukan Fama dan French (1998) yang menyatakan bahwa harga pasar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham mendatang. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena masih adanya tekanan krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang menyebabkan harga saham berfluktuasi dengan tajam. 4. Risiko memberikan pengaruh yang signifikan terhadap expected return investor. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara resiko dengan pengembalian yang diharapkan oleh investor. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Farrel (1974), Glosten, Jagannathan dan Runkle (1993), serta Howton dan Peterson (1999). Yunia Panjaitan, Oky Dewinta, dan Sri Desinta (2004). Namun, temuan penelitian ini bertentangan dengan teori CAPM yang menunjukkan hubungan searah antara resiko dan expected return. 5. Variabel independen lainnya yang diuji penelitian ini, yaitu total aktiva, yang digunakan sebagai ukuran perusahan (firm size), menunjukkan hubungan yang searah dengan expected return investor. Walaupun begitu, variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengembalian yang diharapkan investor. Hal ini sesuai dengan penelitian Sahadevan (2002). Sufiati (1998) menemukan bahwa ukuran perusahaan juga memberikan pengaruh yang positif terhadap resiko saham, yang pada akhirnya akan memberikan hubungan hubungan yang positif pula terhadap return saham, tetapi menemukan pengaruh adanya pengaruh yang cukup signifikan antara ukuran perusahaan dengan resiko. Hasil penelitian ini berlawanan dengan Banz (1981) dan Reinganum (1981) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan return perusahaan. 1.
2.
3.
Untuk penelitian selanjutnya, jumlah sampel sebaiknya lebih banyak lagi dan tidak mengelompok di kisaran kelompok tertentu (jumlah perusahaan yang digunakan sama sebagai sampel sama untuk setiap industri) sehingga dapat menggeneralisasi seluruh industri di Bursa Efek Indonesia. Diharapkan juga periode pengamatan dibuat lebih panjang. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya tidak menggunakan faktor internal perusahaan saja sebagai variabel independen, tetapi juga faktor-faktor eksternal perusahaan. CAPM hanyalah alat yang digunakan pada saat melakukan analisis terhadap return dan risiko saham yang bersifat teknikal sehingga pada saat mengambil keputusan investasi, investor
4.
perlu melakukan analisis yang lebih lanjut analisis fundamental perusahaan dan faktorfaktor eksternal yang juga ikut mempengaruhi perusahaan seperti keadaan ekonomi, tingkat bunga, kondisi politik dan sebagainya. Peneliti selanjutnya diharapkan juga menggunakan model lain selain dari model CAPM dalam menghitung expected return dan risiko karena adanya bukti empiris oleh Bowman (1979) yang menyatakan bahwa semua variabel independen tidak mempengaruhi resiko sistematis secara teoritis, yang berarti juga tidak akan mempengaruhi return. Metode lain yang bisa digunakan adalah metode APT (Arbitrage Pricing Theory), yang merupakan pengembangan dari teori CAPM.
DAFTAR PUSTAKA Aryanindita, Gabriel Prananingrum, (2002). “Analisis Hubungan Perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sektoral Terhadap Risiko Saham Berdasarkan Model CAPM: Studi Kasus Tahun 1999”, Jurnal Ekonomi & Bisnis: (86 – 104) Bambang Riyanto. (1995) Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan pertama. Yogyakarta. BPFE. Brigham (2006). Fundamentals of Financial Management. Cengage Learning Asia Pte Ltd, Singapore. Ten Edition. Djarwanto, Pangestu, (1994). Statistik Induktif, Edisi Kedua, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Elton, E.J. and M.J. Gruber (1995). Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. Fifth Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc. E,
Thomas Garman, Sydney Wecker and Raymond (1990). Personal Fianance. Houghton Mifflin.
E
Forgue
Gitman, J Lawrenc (2003). Principle of Managerial Finance. Tenth Edition. Addison Wesley. Husnan, Suad (1996). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua, UPP AMP YPKN, Yogyakarta. Jogiyanto (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE. Yogyakarta. Jones, Charles (1991). Investment Analyisis and Management. Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Keown, J. Arthur and David F. Scott (1996). Basic Financial Management. Seventh Edition. Prentice Hall Inc. Lintner, J., (May 1956). “Distribution of Incomes of Corporations Among Dividends, Retained Earnings and Taxes”, American Economics Review: 749-756.
Mossin, J., (December 1969). “Security Prices and Investment Criteria in Competitive Markets”, American Economics Review: 749-756. Sharpe, W., (January 1963). “A Simplified Model for Portofolio Analysis”, Management Science (9): 277 – 293. Suad Husnan (1998). Dasar-dasar Teori Portofolio Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN. Supranto, J., (1989). Statistik Penerbit Erlangga, Jakarta.
Teori
dan
dan
Aplikasinya,
Van Horne, James M. Wachowics, Jr., (1992). Fundamentals of Financial Management, Prentice Hall Internasional, Eight Edition. Vonny Dwiyanti, (1999). Analisis Pasar Saham, Penerbit Atma Jaya Yogyakarta. Weston, J. Fred and Eugene F. Bringham (1993). Essential of Managerial Finance. Florida: The Dryden Press Internasional Edition. Yunia Panjaitan, Oky Dewinta, Sri Desinta (2004). Analisis Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Dan Resiko Terhadap Return yang Diharapkan Investor Pada PerusahaanPerusahaan Saham Aktif. Jurnal Akuntansi, Auditing, dan Keuangan, Balance. Vol 1. : 56-72.