ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie ABSTRACT The objective of this research is to examine the effect of corporate diversification on earnings management. Corporate diversification is measured by Herfindahl Index, while earnings management is measured by discretionary current accruals. This research used 53 firms listed in Indonesia Stock Exchange on 2008-2010. The hypotheses in this research are tested by using multiple regression analysis. The result of this research shows that corporate diversification does not give significant effect to earnings management. Keywords:corporate diversification, earnings management PENDAHULUAN
hubungan antara diverisifikasi perusahaan
Perkembangan Indonesia
bisa
bertambahnya
perekonomian
dilihat jumlah
dengan
di
semakin
manajemen
laba
semakin
menjadi
sorotan. Salah satu contoh kasus pelaksanaan
yang
manajemen laba terbesar yang pernah terjadi
melakukan ekspansi, salah satunya dengan
adalah kasus manajemen laba pada perusahaan
cara
Enron
melakukan
perusahaan
dan
diversifikasi.
Seiring
Corporation.
Enron
Corporation
perkembangan waktu dan dunia bisnis,
merupakan salah satu contoh perusahaan yang
ekspansi
suatu
melakukan diversifikasi baik secara industrial
perusahaan melalui diversifikasi ini tidak
maupun geografis, hal tersebut terbukti dengan
hanya
dengan
keberagaman bidang bisnis yang dijalaninya
melakukan diversifikasi terhadap industri
(seperti: bidang listrik, gas alam, produksi
bisnis tempat dimana perusahaan tersebut
kertas, dan komunikasi) serta banyaknya
awalnya menggeluti bisnisnya (diversifikasi
jumlah cabang perusahaannya secara geografis
industrial),
(tidak hanya di Amerika melainkan juga di
usaha
yang
semata-mata
melainkan
dilakukan dilakukan
juga
diversifikasi
secara geografis ke daerah atau bahkan negara
Eropa).
yang berbeda-beda (diversifikasi geografis).
Penelitian Lim et al. (2007) mem-
Manajemen laba sering dilakukan oleh
berikan kesimpulan bahwa discretionary
perusahaan yang terdiversifikasi. Fenomena
accruals yang merupakan salah satu alat
244
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
yang dapat digunakan untuk mengukur
ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan nya,
manajemen laba cenderung lebih tinggi pada
dan tingkat leverage nya. Alasan mengapa
perusahaan yang melakukan diversifikasi
ketiga variabel kontrol digunakan dalam
dibandingkan
yang
penelitian ini adalah karena penelitian-
tidak melakukan diversifikasi. Penelitian
penelitian sebelumnya yang menjadi acuan
mengenai
diversifikasi
dari skripsi ini juga menggunakan variabel-
dan manajemen laba juga dilakukan oleh
variabel kontrol tersebut. Hubungan antara
Mehdi dan Seboui (2011). Penelitian tersebut
diversifikasi perusahaan dengan manajemen
menghasilkan salah satu kesimpulan yang
laba menjadi cukup penting untuk dipahami
sejalan dengan kesimpulan dari penelitian
karena karena hal tersebut bisa dijadikan
yang dilakukan oleh Lim et al. (2007) yaitu
sebagai salah satu bahan pertimbangan
perusahaan yang terdiversifikasi rata-rata
bagi perusahaan untuk menentukan strategi
lebih cenderung melakukan manajemen laba
pengembangan maupun bagi calon investor
dibandingkan dengan perusahaan dengan
dalam pengambilan keputusan investasi.
dengan
hubungan
perusahaan antara
ukuran serupa yang terfokus pada satu bidang
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dari
bisnisnya. Hal tersebut bisa terjadi karena
penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana
semakin tinggi tingkat diversifikasi suatu
pengaruh diversifikasi perusahaan terhadap
perusahaan maka tingkat transparansi nya
manajemen laba. Selanjutnya pada bagian II
akan cenderung semakin menurun. Translasi
akan dibahas mengenai literatur review dan
akun-akun
merupakan
perumusan hipotesis. Bagian III membahas
beberapa faktor yang bisa menurunkan
tentang metoda penelitian. Lebih lanjut pada
transparansi suatu perusahaan kepada pihak
bagian IV akan membahas mengenai analisis
eksternal. Dan penurunan transparansi inilah
dan pembahasan. Bagian akhir berisikan
yang mengakibatkan semakin meningkatnya
kesimpulan dan saran penelitian selanjutnya.
dan
konsolidasi
pelaksanaan manajemen laba dalam suatu perusahaan. Namun, penelitian Jiraporn et
TINJAUAN PUSTAKA DAN
al. (2005) menunjukkan bahwa diversifikasi
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
industrial akan mengurangi kecenderungan
Harto
(2005)
mendifinisikan
terjadinya manajemen laba. Masih terdapatnya
diversifikasi perusahaan sebagai bentuk pe-
perbedaan hasil penelitian ini merupakan salah
ngembangan usaha dengan cara memperluas
satu motivasi perlunya dikaji hubungan antara
jumlah
diversifikasi dengan manajemen laba.
geografis maupun memperluas market share
segmen
secara
bisnis
maupun
Untuk memperkuat penelitian ini,
yang ada atau mengembangkan berbagai
penulis menggunakan 3 variabel kontrol, yaitu:
produk yang beraneka ragam. Hal ini dapat Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
245
dilakukan dengan membuka lini usaha baru,
yaitu: Hipotesis Asimetri Informasi dan
memperluas lini produk yang ada, memperluas
Hipotesis Offsetting Accruals.
wilayah pemasaran produk, membuka kantor
Hipotesis Asimetri Informasi
cabang, melakukan merger dan akuisisi untuk
Perusahaan yang beroperasi dalam
meningkatkan skala ekonomis dan cara yang
industri
lainnya.
memiliki struktur yang lebih kompleks
Menurut Scott (2009), manajemen laba
yang
dibandingkan
beragam dengan
tentunya
perusahaan
akan yang
adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer
beroperasi hanya di satu industri. Begitu pula
dalam
akuntansi
dengan perusahaan yang beroperasi di banyak
dalam proses pembuatan laporan keuangan
negara dibandingkan dengan perusahaan yang
untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.
hanya beroperasi di satu area atau negara.
Sugiri (1998) membagi definisi manajemen
Jika suatu perusahaan itu terdiri atas divisi-
laba menjadi dua, yaitu:
divisi yang bergerak di berbagai industri
a. Definisi sempit
dan beroperasi di berbagai area geografis
menentukan
kebijakan
Manajemen laba dalam hal ini hanya
yang berbeda, maka tentunya akan lebih
berkaitan
metode
sulit bagi publik atau bahkan analis untuk
akuntansi. Manajemen laba dalam arti
meneliti laporan penghasilan dari perusahaan
sempit ini didefinisikan sebagai perilaku
tersebut. Sehingga dapat diperkirakan bahwa
manajer
asimetri
dengan
untuk
pemilihan
“bermain”
dengan
informasi
lebih
tinggi
tingkat
komponen discretionary accruals dalam
penerapannya pada perusahaan-perusahaan
menentukan besarnya earnings.
yang melakukan diversifikasi. Para manajer
b. Definisi luas
di perusahaan yang melakukan diversifikasi
Manajemen laba merupakan tindakan
dapat menghasilkan asimetri informasi dan
manajer untuk meningkatkan (mengurangi)
manajemen laba dengan tingkat yang lebih
laba yang dilaporkan saat ini atas suatu
tinggi dibandingkan dengan jika perusahaan
unit dimana manajer bertanggung jawab,
tersebut tidak melakukan diversifikasi. Dari
tanpa mengakibatkan peningkatan maupun
penjelasan diatas dapat dilihat bahwa hipotesis
penurunan profitabilitas ekonomis jangka
asimetri informasi memprediksi bahwa tingkat
panjang unit tersebut.
penerapan manajemen laba pada perusahaan
Jiraporn et al. (2005) menyatakan
yang
melakukan
diversifikasi
industrial
bahwa terdapat 2 hipotesis yang dapat
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
digunakan untuk menggambarkan hubungan
perusahaan yang hanya beroperasi di satu
antara diversifikasi dengan manajemen laba,
industri. Sama hal nya dengan diversifikasi
246
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
geografis,
manajemen
untuk melaksanakan praktik-praktik akrual
melakukan
ke antar unit bisnis. Praktik-praktik akrual
diversifikasi geografis lebih tinggi daripada
di berbagai divisi pada umumnya kurang
perusahaan yang hanya beroperasi di satu
berkorelasi sehingga cenderung untuk saling
negara. Sebagai hasilnya, berdasarkan teori
menurunkan atau saling membatalkan, hal
ini perusahaan yang melakukan diversifikasi
tersebut menyebabkan rendahnya tingkat
industrial dan geografis diperkirakan memiliki
praktik akrual abnormal yang merupakan
tingkat penerapan manajemen laba yang
salah satu alat untuk mengukur manajemen
tertinggi. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
laba. Perusahaan yang beroperasi pada
ini
hubungan
industri yang berbeda kemungkinan besar
yang berbanding lurus antara diversifikasi
akan memperoleh arus kas masuk yang kurang
perusahaan dengan tingkat manajemen laba
berkorelasi. Perusahaan yang melakukan
suatu perusahaan.
diversifikasi
Hipotesis Offsetting Accruals
fluktuasi nilai tukar pada negara-negara yang
laba
pada
tingkat
penerapan
perusahaan
memperkirakan
yang
adanya
geografis
pun
menghadapi
Salah satu argumen yang mendukung
berbeda, yang juga kurang memiliki korelasi.
diversifikasi adalah konsep dari internal
Itulah sebabnya akan sulit bagi para manajer
capital market atau corporate socialism.
untuk mengatur berbagai macam pendapatan
Gagasan ini berargumen bahwa akan lebih
yang masuk tersebut, karena praktik-praktik
efisien jika modal dialokasikan ke dalam
akrual di berbagai unit bisnis berbeda akan
divisi-divisi bisnis yang berbeda di dalam suatu
cenderung saling mengimbangi atau saling
perusahaan yang sama daripada harus meminta
menurunkan. Hipotesis offsetting accruals
suntikan dana dari sumber eksternal. Kritik
berpendapat bahwa terhadap hubungan yang
terhadap gagasan ini adalah bahwa praktik ini
berbanding terbalik antara tingkat akrual
dapat membuat perusahaan melakukan cross-
abnormal dengan diversifikasi. Perusahaan
subsidization yang adalah keadaan dimana
yang melakukan diversifikasi industrial akan
divisi yang tidak menguntungkan tidak akan
menunjukkan akrual abnormal yang lebih
tetap bertahan jika bukan karena disokong
rendah dibandingkan dengan perusahaan
oleh divisi yang menguntungkan. Konsep
yang
ini juga dapat diterapkan pada manajemen
industri saja. Perusahaan yang melakukan
laba, dalam arti bahwa ketika praktik-praktik
diversifikasi geografis akan memiliki tingkat
akrual di dalam divisi-divisi bisnis diatur pada
akrual abnormal yang lebih rendah daripada
level perusahaan tersebut secara keseluruhan,
perusahaan yang beroperasi hanya di satu
maka manajer akan bisa jadi lebih fleksibel
negara
beroperasi
saja.
Dan
dalam
satu
akhirnya,
segmen
perusahaan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
247
yang melakukan diversifikasi industrial dan
rata lebih cenderung melakukan manajemen
geografis seharusnya memiliki tingkat akrual
laba dibandingkan dengan perusahaan dengan
abnormal yang terendah.
ukuran serupa yang terfokus pada satu bidang
Penelitian Lim et al. (2007) mem-
bisnisnya. Hal tersebut bisa terjadi karena
berikan kesimpulan bahwa discretionary
semakin tinggi tingkat diversifikasi suatu
accruals yang merupakan salah satu alat yang
perusahaan maka tingkat transparansi nya
dapat digunakan untuk mengukur manajemen
akan cenderung semakin menurun. Translasi
laba cenderung lebih tinggi angkanya pada
akun-akun
perusahaan yang melakukan diversifikasi
beberapa faktor yang bisa menurunkan
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
transparansi suatu perusahaan kepada pihak
melakukan diversifikasi. Penelitian tersebut
eksternal. Dan penurunan transparansi inilah
juga menerangkan bahwa arus kas dari
yang mengakibatkan semakin meningkatnya
suatu divisi dalam suatu perusahaan yang
pelaksanaan manajemen laba dalam suatu
melakukan diversifikasi hanya diketahui dan
perusahaan. Kesimpulan penting lainnya
diamati oleh manajer nya, sementara pihak
yang
eksternal hanya bisa memiliki perkiraan
tersebut
kasar tanpa mengetahui dengan jelas dan
agency conflicts hypothesis, diversifikasi
pasti. Hal tersebut disebabkan karena laporan
geografis
pendapatan
memang
untuk melakukan manajemen laba sementara
menyajikan informasi mengenai setiap divisi
diversifikasi industrial justru cenderung sejalan
suatu perusahaan dengan tidak begitu detail.
dengan earnings volatility hypothesis yang
Penelitian mereka ini dilakukan terhadap 940
berpendapat bahwa diversifikasi menurunkan
perusahaan di Amerika Serikat yang berada
kemungkinan dilakukannya manajemen laba.
pada posisi sedang melakukan seasoned equity
Selain kedua poin penting tersebut, penelitian
offering dari tahun 1991-2001.
tersebut
juga
bahwa
kombinasi
konsolidasi
yang
Penelitian mengenai hubungan antara diversifikasi
dan
manajemen
laba
juga
dan
konsolidasi
didapatkan adalah
dari bahwa
merupakan
hasil
penelitian
sesuai
meningkatkan
dengan
kecenderungan
menghasilkan antara
kesimpulan diversifikasi
geografis dan industrial akan mengakibatkan
dilakukan oleh Mehdi dan Seboui (2011).
peningkatan
Penelitian tersebut menghasilkan salah satu
manajemen laba dalam suatu perusahaan
kesimpulan yang sejalan dengan kesimpulan
dengan pengaruh yang lebih besar, bahkan
dari penelitian yang dilakukan oleh Lim et al.
lebih besar daripada dampak yang diberikan
(2007) yaitu bahwa di dalam sampel yang mereka
oleh penerapan diversifikasi geografis saja.
ambil, perusahaan yang terdiversifikasi rata-
Penelitian ini dilakukan dengan cara membagi
248
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
kecenderungan
terjadinya
perusahaan-perusahaan sampel ke dalam
dengan jika hanya diversifikasi industrial saja
2 jenis pembagian, yaitu: perusahaan yang
yang diterapkan.
melakukan diversifikasi industrial dan yang
Menurut Dye (1988) yang hasil
tidak, dengan perusahaan yang melakukan
penelitiannya sejalan dengan Trueman dan
diversifikasi geografis dan yang tidak, dimana
Titman (1988), tingkat penerapan manajemen
kedua jenis pembagian tersebut digabung dan
laba oportunistik akan meningkat seiring
menghasilkan 4 jenis perusahaan (single-
meningkatnya level asimetri informasi dalam
segment domestic, single-segment global,
suatu
multi-segment domestic, & multi-segment
(2000) juga telah memberikan hasil bukti
global companies).
empiris yang mendukung pemikiran tersebut.
Penelitian Jiraporn et al. (2005) meng-
perusahaan.
Penelitian
Richardson
Tingkat asimetri informasi memiliki hubungan
gunakan metode yang sama dengan yang
yang
digunakan oleh Mehdi dan Seboui (2011) untuk
diversifikasi suatu perusahaaan, hal tersebut
membagi perusahaan sampel, yaitu dengan
disebabkan karena dengan semakin tingginya
cara membagi perusahaan-perusahaan sampel
tingkat diversifikasi suatu perusahaan maka
penelitian nya ke dalam 4 jenis perusahaan,
aliran arus informasi akuntansi perusahaan
single-segment
lurus
dengan
tingkat
single-
tersebut akan semakin rumit dan tinggi
segment global, multi-segment domestic, and
volumenya. Dari uraian tersebut, hipotesis
multi-segment global companies. Kesimpulan
yang dihasilkan adalah:
dari penelitian Jiraporn et al. (2005)
H1 : Diversifikasi perusahaan berpengaruh
yaitu:
berbeda
dengan
domestic,
berbanding
penelitian
Mehdi
ini dan
positif terhadap manajemen laba
Seboui (2011), yaitu: diversifikasi industrial akan mengurangi kecenderungan terjadinya
METODA PENELITIAN
manajemen laba dimana kesimpulan ini
Populasi dan Sampel Penelitian
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah
oleh Mehdi dan Seboui (2011), diversifikasi
seluruh perusahaan manufaktur go public
global/geografis tidak memiliki pengaruh
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
terhadap
laba,
tahun 2008-2010. Pengambilan sampel dari
diversifikasi
penelitian ini dilakukan secara purposive
industrial dan geografis akan mengurangi
sampling dengan kriteria: perusahaan yang
kecenderungan terjadinya manajemen laba
tergolong dalam perusahaan manufaktur dan
dalam suatu perusahaan dengan persentase
terdaftar di BEI selama tiga tahun periode dari
dampak yang lebih besar bila dibandingkan
tahun 2008–2010, perusahaan yang memiliki
dan
pelaksanaan
kombinasi
manajemen
penerapan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
249
lebih dari 1 divisi bisnis, perusahaan yang menggunakan satuan mata uang Rupiah, perusahaan tidak melaporkan laba negatif selama tiga tahun periode tersebut, dan perusahaan memiliki data laporan keuangan lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam variabel penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut jumlah sampel akhir yang siap diolah adalah sebanyak 53 perusahaan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dan pengukuran masing-masing
variabel
adalah
sebagai
berikut: Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba / Earnings Management yang diukur dengan proxy discretionary current accruals berdasarkan data dalam laporan keuangan yang disajikan. Penggunaan discretionary current accruals sebagai proxy earnings management ini mengacu pada penelitian Healy (1985), Dechow et al. (1995), dan Lim et al. (2007). Selain
itu
karena
pengukuran
dengan
menggunakan discretionary current accruals telah dipakai secara luas dalam penelitianpenelitian mengenai earnings management. Berdasarkan penelitian Jiraporn et al. (2005), dalam
mengukur
discretionary
current
discretionary current accruals digunakan mengestimasi abnormal accruals, yang model Modified Jones (1991) untuk menggambarkan tingkat manajemen laba. mengestimasi abnormal accruals, yang Abnormal accruals terdiri atas 2 dimensi, menggambarkan tingkat manajemen laba. Abnormal accruals terdiri atas 2laba. dimensi, yaitu: periode waktu (current dan longAbnormal accruals terdiri(current atas 2 dimensi, yaitu: periode waktu dan longterm) dan kontrol manajerial yaitu: dan periode waktumanajerial (current dan longterm) kontrol (discretionary (discretionary and nondiscretionary). term) dan kontrol manajerial and nondiscretionary). ini lebih Penelitian ini lebih fokus Penelitian terhadap firm’s (discretionary and nondiscretionary). fokus current workingatau capital currentterhadap workingfirm’s capital accruals Penelitian ini lebih fokus terhadap firm’s accruals atau discretionary currentyang accruals discretionary current accruals current working capital accruals atau yang dianggap dibandingkan dianggap tidak tidak lazimlazim jika jika dibandingkan discretionary current accruals yang dengan perusahaan dalam industri dengan perusahaanlainnya lainnya dalam industri dianggap tidak lazim jika dibandingkan yang sama, dimana discretionary current yang dimana discretionary current dengansama, perusahaan lainnya dalam industri accruals lah lah yang yang akandijadikan dijadikanproxy proxyuntuk accruals yang sama, dimanaakan discretionary current untuk manajemen laba. manajemen accruals lahlaba. yang akan dijadikan proxy Current accruals adalah perubahan Current accruals adalah perubahan untuk manajemen laba. non-cash current assets dikurangi dengan Current accruals adalah perubahan non-cash current assets dikurangi dengan perubahan operating current liabilities. non-cash current assets dikurangi perubahan operating current dengan liabilities. Current accruals merupakan jumlah dari perubahanaccruals operatingmerupakan current liabilities. Current jumlah dari discretionary current accruals dan nonCurrent accruals merupakan jumlah dari discretionary current accruals dan nondiscretionary current accruals. Current discretionary current accruals dan nondiscretionary current accruals (CA) dari suatu accruals. perusahaan Current (i) discretionary current accruals. Current accruals (CA) dari perusahaan (i) pada pada tahun (t) suatu dihitung dengan accruals (CA) dari suatu perusahaan (i) tahun (t) dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:menggunakan pada tahun (t) dihitung dengan
persamaan berikut:
menggunakan persamaan berikut: ��it 1 ������it � �0 � �1 ��i,t-1 ��i,t-1 ��i,t-1 ��it 1 ������it � �0 � �1 dimana ��i,t-1 adalah total aktiva perusahaan ��i,t-1 ��i,t-1 dimana ��j,t-1 adalah total aktiva
dari periode sebelumnya.
perusahaan dari periode sebelumnya. dimana Selanjutnya, ��j,t-1 adalah total menggunakan aktiva dengan Selanjutnya, dengan menggunakan perusahaan regresi dari periode sebelumnya. parameter dalam persamaan (1),, dan parameter regresi dalam persamaan (1),�0, Selanjutnya, menggunakan , ditentukan nilai dengan non-discretionary current dan �1, ditentukan nilai non-discretionary parameter regresi dalam persamaan (1),�0,
dengan menggu ����it � �0
����it � �0
bagian dari current accruals karena adanya
pertumbuhan penjualan dan dipandang bersifat
(1991) untuk mengestimasi abnormal accruals,
independen terhadap kontrol manajerial. Nilai
yang menggambarkan tingkat manajemen
non-discretionary current accruals (NDCA)
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
�
� Discretio
(DCA) kemudi Discretion sisa dari CA (DCA) kemudi menggunakan p sisa dari CA
���itp menggunakan
���it
Variabel Indep
Variabel Variabel Indep ini adalah Div Variabel diversifikasi, y ini adalah Div dan diversifika diversifikasi, y dalam penelit dan diversifika diversifikasi dalam peneliti digunakan unt diversifikasi adalah Herfind digunakan unt dengan berdas adalah Herfind masing-masing dengan berdas perusahaan. H masing-masing dikalkulasi de perusahaan. H berikut: dikalkulasi den
accruals nya. Dimana non-discretionary berikut: dan �1, ditentukan nilai non-discretionary current accruals merupakan bagian dari
accruals digunakan model Modified Jones
250
current accru bagian dari ba discretionary c karena adanya bagian dari ba dipandang ber karena adanya kontrol manaje dipandang ber current accru kontrol manaje perusahaan (j) current accru dengan menggu perusahaan (j)
s s t t
2 dimensi, 2 dimensi, dan longdan longmanajerial manajerial scretionary). scretionary). hadap firm’s hadap firm’s cruals atau cruals atau uals yang uals yang ibandingkan ibandingkan lam industri lam industri ary current nary current dikan proxy dikan proxy
h perubahan h perubahan angi dengan angi dengan liabilities. t liabilities. jumlah dari jumlah dari s dan nons dan nonls. Current ls. Current rusahaan (i) rusahaan (i) g dengan g dengan ut: ut:
������it ������it 1 ��i,t-1 ��i,t-1
tal aktiva otal aktiva mnya. mnya. enggunakan enggunakan maan (1),�0, maan (1),�0, iscretionary iscretionary
dipandang bersifat independen terhadap dipandang bersifat independen terhadap kontrol manajerial. Nilai non-discretionary kontrol manajerial. Nilai non-discretionary current accruals (NDCA) dari suatu current accruals (NDCA) dari suatu perusahaan (j) pada tahun (t) dihitung dari suatu perusahaan (j) pada tahun (t) perusahaan (j) pada tahun (t) dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: dihitung dengan menggunakan persamaan dengan menggunakan persamaan berikut:
berikut:
1 ������it - ∆ARit ����it � �0 1 � �1 ������it - ∆ARit ����it � �0 ��i,t-1 � �1 ��i,t-1 ��i,t-1 ��i,t-1
Discretionary current accruals (DCA) Discretionary current accruals
Discretionary current accruals kemudian dihitung dihitung sebagai sebagai bagian bagian sisa dari (DCA) kemudian (DCA) kemudian dihitung sebagai bagian CAsisaselain dengan menggunakan dari NDCA CA selain NDCA dengan sisa dari CA selain NDCA dengan persamaan berikut: menggunakan persamaan berikut: menggunakan persamaan berikut: ��it ���it = ��it - ����it ���it = ��i,t-1 - ����it ��i,t-1 Variabel Independen
Variabel Independen Variabel Independen
adalah penjualan total dari semua segmen perusahaan (i) pada tahun (t). Nilai indeks HERF akan sama dengan 1 untuk perusahaan bersegmen tunggal dan kurang dari 1 untuk perusahaan dengan lebih dari satu segmen bisnis. Sehingga, semakin kecil nilai indeks tersebut, semakin tinggi lah nilai diversifikasi nya. Variabel Kontrol Dalam penelitian ini digunakan 3 variabel kontrol, yaitu: ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth),
Variabel dependen dalam penelitian
dan leverage. Leverage merupakan rasio
ini adalah Diversifikasi. Terdapat 2 jenis
perbandingan antara total debt terhadap
Variabel dependen Variabel dependendalam dalampenelitian penelitian
adalah Diversifikasi. Diversifikasi. Terdapat iniiniadalah Terdapat2 2�jenis jenis
perbandingan antaradigunakan total debt untuk terhadap total equity yang melihat HERF it � ���������������� diversifikasi, yaitu: diversifikasi geografis diversifikasi, yaitu: diversifikasi geografis diversifikasi, yaitu: diversifikasi geografis dan total equity yang digunakan untuk melihat perbandingan komposisi keduanya sebagai dan diversifikasi industrial. Diversifikasi revenueDimana HERF it adalah dan diversifikasi industrial. Diversifikasi perbandingan komposisi keduanya sebagai diversifikasi industrial. dalam dalam penelitian ini Diversifikasi mengacu kepada sumber pendanaan perusahaan. Size dihitung based Herfindahl untuk perusahaan dalam penelitian Index ini mengacu kepada sumber pendanaan perusahaan. Size penelitian ini mengacu kepada diversifikasi diversifikasi industrial. Proxy yang dengan menggunakan nilai logaritma dari total (i) pada tahun (t) ; SSale adalah penjualan diversifikasi industrial. Proxy yang dihitung dengan menggunakan nilai industrial. Proxy yang digunakan untuk digunakan untuk mengukur diversifikasi dari masing-masing segmen perusahaan ; assets. Sedangkan growth dihitung dengan digunakan untuk mengukur diversifikasi logaritma dari total assets. Sedangkan mengukur diversifikasi Herfindahl adalah Herfindahl Index,adalah yang Sales adalah penjualan daridihitung semua menggunakan persentase pertumbuhan adalah Herfindahl Index,total yang dihitung growth dihitung dengan menggunakan dengan berdasarkan distribusi penjualan Index, yang dihitung dengan berdasarkan segmen perusahaan pada tahunpenjualan (t). Nilai dengan berdasarkan(i)distribusi penjualan t dibanding penjualan persentase tahun pertumbuhan penjualan tahun ttahun masing-masing segmen bisnis dari suatu distribusi penjualan masing-masing segmen indeks HERF akan samabisnis dengan 1 untuk masing-masing segmen dari suatu t-1. dibanding penjualan tahun t-1. perusahaan. Herfindahl Index (HERF) perusahaan bersegmen tunggal dan kurang bisnis dari suatu perusahaan. Herfindahl Index perusahaan. Herfindahl Index (HERF) Metoda AnalisisData Data Metoda Analisis dikalkulasi dengan menggunakan rumus dari 1 untuk perusahaan dengan lebih dari (HERF) dikalkulasi dengan menggunakan dikalkulasi dengan menggunakan rumus Metode analisis yang digunakan Metode analisisdatadata yang berikut: satu berikut: segmen bisnis. Sehingga, semakin rumus berikut: digunakan uji klasik asumsi dan klasikujidanhipotesis. uji adalah ujiadalah asumsi kecil nilai indeks tersebut, semakin� tinggi perbandingan antara total debt terhadap HERFit � ���������������� hipotesis.penelitian Dalam penelitian asumsiklasik Dalam ini ujiini uji asumsi lah nilai diversifikasi nya. total equity yang yang digunakan untuk melihatuji klasik yang digunakandigunakan adalah ujiadalah normalitas, uji Dimana HERF it adalah revenueVariabel KontrolHERF adalah revenue- perbandingan komposisi keduanya sebagai Dimana it normalitas, uji heterokedastisitas autokorelasi, uji uji based Herfindahl Index untuk perusahaan autokorelasi, uji dan Dalam penelitian ini digunakan 3 pendanaan perusahaan. Size uji based Herfindahl Index untuk perusahaan (i) sumber heterokedastisitas dan (i) variabel pada tahun (t) ; SSale adalah penjualan multikolinearitas. Pengujian hipotesis dalam kontrol, yaitu: ukuran perusahaan dengan menggunakan nilai pada tahun (t) ; SSale adalah penjualan dari dihitung multikolinearitas. Pengujian hipotesis dari(size), masing-masing segmen perusahaan ; penelitian menggunakan analisis regresi pertumbuhan perusahaan (growth), logaritma dariinitotal assets. Sedangkan masing-masing segmen perusahaan ; Sales dalam penelitian ini menggunakan analisis Sales penjualan total dari semua linear dihitung berganda dengan persamaan: dan adalah leverage. Leverage merupakan rasio growth dengan menggunakan regresi linear berganda dengan persamaan: segmen perusahaan (i) pada tahun (t). Nilai persentase pertumbuhan penjualan tahun t AbsDCA α + β11DIV indeks HERF akan sama =dengan untuk+ β2SIZE + β3GROWTH + β4LEV + ε dibanding penjualan tahun t-1. perusahaan bersegmen tunggal dan kurang Metoda β4 =Data Koefisien regresi variabel β2, β3,Analisis dariDimana: 1 untuk perusahaan dengan lebih dari Jurnal Akuntansi Metode analisis data & Auditing yang 251 AbsDCA = Absolute kontrol Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260 satu segmen bisnis. Sehingga,Discretionary semakin digunakan adalah=uji asumsi error klasik dan uji ε Variabel Currentsemakin Accruals kecil nilai indeks tersebut, tinggi hipotesis. Dalam penelitian ini uji asumsi lah nilai diversifikasi(absDCA) nya. klasik yang adalah uji DIV = Diversifikasi HASIL DANdigunakan PEMBAHASAN
Dimana:
β2, β3, β4
AbsDCA = Absolute
= Koefisien
Discretionary
Current Accruals (absDCA) DIV
= Diversifikasi
SIZE
= Ukuran Perusahaan = Leverage
α
= Konstanta regresi
β1
= Koefisien
variabel
kontrol = Variabel error
ε
HASIL DAN PEMBAHASAN
GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan LEV
regresi
Hasil Statistik Dekriptif Sebelum analisis dilakukan, adapun hasil
regresi
variabel
analisis
deskripsi
statistik
untuk
penelitian ini tersaji pada Tabel 1 berikut:
independen Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif absDCA Herfindahl Growth SIZE LEV Valid N (listwise)
N
Minimum Maximum .00005 .15084 .26567 .99988 -.65010 1.41732 .12418 .21589 -.60313 9.60408
138 138 138 138 138 138
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
Mean Std. Deviation .0485904 .04052728 .6426497 .21488589 .1203479 .23587352 .1673248 .01774342 1.6509965 1.63457135
rata-rata nya.
diketahui bahwa jumlah observasi dalam
Untuk variabel tingkat diversifikasi
firm-years
perusahaan yang diproksikan dengan Indeks
penelitian
(N)
adalah
138
perusahaan sampel. Variabel manajemen laba
Herfindahl
yang diproksikan dengan nilai absolut dari
Herfindahl didapatkan dengan menjumlahkan
discretionary current accruals (absDCA)
semua nilai dari kuadrat penjualan masing-
diperoleh nilai minimum sebesar 0.00005 dan
masing segmen dibagi dengan penjualan total
nilai tertinggi sebesar 0.15084. Sedangkan
perusaaan, dalam penelitian diperoleh nilai
absolute
minimum sebesar 0.26567, nilai maksimum
untuk
nilai
rata-rata
discretionary
current
variabel accruals
adalah
sebesar
(Herfindahl),
0.99988,
nilai
dimana
rata-rata
Indeks
sebesar
0.0485904 dengan nilai standar deviasi nya
0.6426497, dan standar deviasi sebesar
sebesar 0.04052728. Dengan adanya nilai
0.21488589. Dengan adanya nilai standar
standar deviasi yang lebih kecil dari nilai
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata
rata-rata nya, maka dapat dilihat bahwa nilai-
nya, maka dapat dilihat bahwa sampel untuk
nilai dari sampel untuk variabel absolute
variabel
discretionary current accrual dapat diterima
diterima karena tingkat penyimpangannya
karena tingkat penyimpangannya tidak sebesar
tidak sebesar rata-rata nya.
252
diversifikasi
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
perusahaan
dapat
Untuk perusahaan
variabel (Growth)
pertumbuhan
dalam
penelitian
diperoleh nilai minimum sebesar -0.65010,
sebesar
0.21589,
nilai
rata-rata
sebesar
0.1673248, dan standar deviasi sebesar 0.01774342.
nilai maksimum sebesar 1.41732, nilai rata-
Untuk
variabel
leverage
(LEV)
rata sebesar 0.1203479, dan standar deviasi
dalam perusahaan yang dihitung dengan
sebesar 0.23587352. Hal ini menunjukkan
membangdingkan total debt terhadap total
bahwa
perusahaan-
equity dari masing-masing perusahaan sampel,
perusahaan sampel yang digambarkan dengan
dari penelitian yang dilakukan diperoleh nilai
persentase kenaikan penjualannya memiliki
minimum sebesar -0.60313, nilai maksimum
nilai terendah sebesar -65.01% atau bisa
sebesar
dikatakan penurunan penjualan sebesar 65.01%
1.6509965, dan standar deviasi sebesar
dari penjualan sebelumnya dan nilai tertinggi
1.63457135. Nilai rata-rata dalam variabel ini
sebesar 141.73% dari penjualan sebelumnya.
adalah 1.65, hal tersebut menunjukkan bahwa
Dimana
nilai total debt dari perusahaan sampel rata-
tingkat
pertumbuhan
rata-rata
tingkat
pertumbuhan
penjualan dari semua perusahaan sampel
9.60408,
nilai
rata-rata
sebesar
rata 1.65 kali dari nilai total equity nya.
adalah 12.03% dengan standar deviasi sebesar 23.59%. Nilai standar deviasi yang lebih besar
Hasil Uji Asumsi Klasik
dari nilai rata-rata disini masih dapat diterima
Hasil Uji Normalitas
karena memang kondisi sebaran data nya yang berada mulai dari nilai negatif hingga positif.
Normalitas
data
diuji
dengan
menggunakan kolmogorov-smirnov dengan
Untuk variabel ukuran perusahaan
level of significant 0,05. Dari pengujian one
(SIZE) dalam perusahaan yang dihitung
sample kolmogorov-smirnov test yang telah
dengan menggunakan logaritma dari total
dilakukan, didapatkan koefisien Kolmogorov-
aktiva dari masing-masing perusahaan sampel,
Smirnov Z sebesar 1.236 dengan nilai Asymp.
dari penelitian yang dilakukan diperoleh nilai
Sig sebesar 0,094. Berikut ini merupakan data
minimum sebesar 0.12418, nilai maksimum
hasil uji normalitas nya:
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 138 a,,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .03881921 Most Extreme Absolute .105 Positive .105 Differences Negative -.058 Kolmogorov-Smirnov Z 1.236 Asymp. Sig. (2-tailed) .094 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
253
Nilai residual terstandarisasi dikatakan
Hasil Uji Autokorelasi
berdistribusi normal jika K hitung < K tabel
Seperti yang tertera dalam tabel 3 di
atau nilai Asymp. Sig.> α. Karena nilai Sig.
bawah, hasil uji autokorelasi dari 138 sampel
= 0,094 > α, maka dapat diambil kesimpulan
penelitian menunjukkan bahwa nilai dari
bahwa semua variabel berdistribusi normal
Durbin-Watson menunjukkan angka 1,997.
dan memenuhi asumsi normalitas (α = 0,05). Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate .287a .083 .055 .0393986378
Model 1
Nilai indeks Durbin-Watson tersebut
DurbinWatson 1.997
Hasil Uji Heterokedastisitas
lebih besar dari batas atas (du) 1.7819 dan
Uji heteroskedastisitas dilakukan uji
kurang dari 2.2181 (4-du atau 4-1.7819).
White dengan meregresikan semua variabel
Nilai tersebut memenuhi syarat Durbin-
bebas terhadap nilai mutlak residualnya.
Watson yaitu d berada pada du < d < 4-du.
Jika nilai probablitas lebih besar dari nilai
Maka interpretasi dari hasil pengujian tersebut
alpha ( sig.>α), maka dapat dipastikan
adalah tidak terdapat autokorelasi positif ataupun negatif dalam data penelitian.
model tersebut tidak mengandung gejala heterokedastisitas. Berikut merupakan tabel hasil uji heterokedastisitas:
Tabel 4 Hasil Uji Heterokedastisitas Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) -.039 .016 Herfindahl -.009 .008 -.092 Growth .003 .007 .035 SIZE .478 .098 .397 LEV -.002 .001 -.134 Tabel
menggambarkan
Sig. .017 .262 .663 .080 .097
hasil
lebih besar dari signifikansi alpha (α=0,05).
regresi variabel bebas terhadap nilai mutlak
Dari semua penjelasan di atas, maka dapat
residualnya. Nilai signifikansi dari masing-
dipastikan bahwa model penelitian ini tidak
masing variabel bebas menunjukkan nilai yang
mengandung gejala heterokedastisitas.
254
4
T -2.407 -1.125 .437 4.862 -1.669
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
Hasil Uji Multikolinearitas
(VIF). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
Multikolinearitas dapat dilihat dari
pada Tabel 5 di bawah ini.
Tolerance dan Variance Inflation Factor Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Herfindahl Growth SIZE LEV
Tolerance 0.934 0.978 0.943 0.972
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan
VIF 1.07 1.023 1.06 1.029
mengetahui
apakah
semua
variabel
bahwa tidak ada variabel yang memiliki VIF
independent yang dimasukan sebagai model
lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
regresi mempunyai pengaruh secara simultan
bahwa model regresi dapat digunakan karena
terhadap variabel dependen. Apabila nilai
tidak terjadi multikolinearitas.
probabilitas
Pengujian Hipotesis
variabel independent secara bersama-sama
Hasil Uji F
memengaruhi variabel dependent. Berikut ini
Uji
statistik
F
digunakan
untuk
signifikansi
<
0.05,
maka
merupakan data hasil uji F nya:
Tabel 6 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square 1 Regression .019 4 .005 Residual .206 133 .002 Total .225 137 a. Predictors: (Constant), invLEV, invSIZE, Growth, Herfindahl b. Dependent Variable: absDCA
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa
F 2.990
Sig. .021a
Hasil Uji Koefisien Determinasi
dari hasil uji F, nilai F sebesar 2.990 dengan
Uji Koefisien Determinasi adalah
probabilitas signifikasni 0.021. Oleh karena
uji yang dilakukan untuk melihat seberapa
itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
besar persentase variabel dependen dapat
Herfindahl, Growth, SIZE, dan LEV secara
dijelaskan oleh variabel independen. Tabel
bersama-sama
4.8 berikut merupakan tabel hasil uji koefisien
terhadap absDCA.
berpengaruh
signifikan
determinasi:
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
255
Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 1
R R Square .287a .083
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .055 .0393986378
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
dipengaruhi oleh variabel indeks Herfindahl,
bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0.055
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan,
yang berarti sebesar 5.5 % variabel dependen
dan leverage.
dapat dijelaskan oleh variabel independen,
Hasil Uji Regresi
dari situ dapat disimpulkan bahwa sebesar 5.5 % manajemen laba yang diukur dengan
Berikut ini merupakan data hasil uji regresi nya:
nilai absolute discretionary current accruals Tabel 8. Hasil Uji Regresi Variabel (Constant) Herfindahl Growth SIZE LEV Nilai
pada
beta
Koef 0.033 0.016 0.014 0.195 0.002
unstandardized
t-stat -1.416 -1.016 1.624 3.189 -0.547
Sig 0.159 0.311 0.107 0.002*** 0.585
diversifikasi perusahaan.
coefficient padaTabel 8 tersebut kemudian
Hasil penelitian ini sejalan dengan
dimasukan ke model persamaan regresi
temuan Mathur et al. (2005) dan Thong et
sebagai berikut:
al. (2007) yang menemukan bahwa tidak
absDCA = -0.46 + -0.16DIV + 0.623SIZE +
ditemukannya hubungan yang signifikan
0.023GROWTH + -0.001LEV + ε
antara tingkat diversifikasi perusahaan dengan
Dari tabel 8 di atas ditunjukan bahwa
manajemen laba. Dari hasil penelitian tersebut
variabel tingkat diversifikasi yang diproksikan
dapat dianalisa bahwa krisis ekonomi global
dengan menggunakan Indeks Herfindahl
yang berawal dari Amerika pada tahun 2007
memiliki thitung sebesar -0.016 dengan nilai
dan pada tahun 2008 merembet ke Indonesia
signifikansi sebesar 0.311. Nilai signifikansi
telah memberikan dampak yang cukup besar
sebesar 0.311> α=0.05 yang berarti bahwa
kepada perekonomian Indonesia, termasuk
variabel tingkat diversifikasi tidak berpengaruh
kepada pasar saham di Indonesia. Dimana pada
signifikan terhadap manajemen laba. Oleh
tahun 2009 dan tahun 2010 juga masih tersisa
karena itu, Hipotesis yang menyatakan bahwa
dampak dari krisis tahun 2008, dan hal itu
256
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
telah membuat kedua tahun tersebut menjadi
(SIZE) memiliki thitung sebesar 0.623 dengan
waktu bagi perekonomian Indonesia untuk
nilai sig sebesar 0.002. Nilai sig sebesar
berusaha bangkit kembali dan meningkatkan
0.002<α=0.05
performanya setelah sempat terguncang saat
perusahaan (SIZE) signifikan pada level 5%
krisis. Hal tersebut menyebabkan rata-rata
sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan-perusahaan di Indonesia, terutama
perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan
yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia,
terhadap manajemen laba dan bahwa ukuran
secara merata memiliki kecenderungan untuk
perusahaan (SIZE) memiliki hubungan yang
melakukan manajemen laba dengan tingkat
positif (berbanding lurus) dengan manajemen
yang relatif sama seberapa banyak pun segmen
laba. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
usaha yang dimilikinya. Berbeda dengan jika
penelitian Indraswari (2010) dan Shen dan
keadaan perekonomian secara keseluruhan
Chih (2007) yang menunjukkan bahwa
sedang tidak mengalami guncangan, tentunya
semakin besar ukuran suatu perusahaan maka
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar
tingkat manajemen laba yang dilakukan
saham tidak akan secara merata memiliki
perusahaan tersebut akan semakin tinggi.
Variabel kontrol pertumbuhan per-
variabel
ukuran
Variabel kontrol leverage memiliki
kecenderungan yang sama untuk melakukan manajemen laba.
berarti
thitung sebesar -0.001 dengan nilai sig sebesar 0.585.
Nilai
sig
sebesar
0.585>α=0.05
usahaan (GROWTH) memiliki thitung sebesar
berarti variabel leverage tidak signifikan
0.023 dengan nilai signifikansi sebesar 0.107.
pada level 5% sehingga dapat disimpulkan
Nilai signifikansi sebesar 0.107 lebih besar
bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan
dari
α=0.05 berarti variabel pertumbuhan
terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini
perusahaan (GROWTH) tidak signifikan pada
sejalan dengan penelitian Indraswari (2010)
level 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa
yang tidak menemukan adanya hubungan yang
pertumbuhan perusahaan (GROWTH) tidak
signifikan antara leverage suatu perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap manajemen
dengan tingkat manajemen laba perusahaan
laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan
tersebut.
penelitian Lim et al. (2007) dan Mehdi dan Seboui (2011) yang tidak menemukan
KESIMPULAN DAN SARAN
adanya hubungan yang signifikan antara
Penelitian ini bertujuan untuk men-
tingkat leverage suatu perusahaan dengan
dapatkan bukti empiris mengenai hubungan
tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh
antara
perusahaan tersebut.
terhadap manajemen laba. Hasil pengujian
Variabel kontrol ukuran perusahaan
tingkat
diversifikasi
perusahaan
menunjukkan bahwa: tingkat diversifikasi
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
257
perusahaan yang diproksikan dengan Indeks
global. Penelitian selanjutnya diharapkan
Herfindahl
terhadap
menambah periode penelitian sehingga bisa
manajemen laba yang diproksikan dengan
didapatkan data pada periode dimana dampak
discretionary
ini
krisis tidak terlalu besar, dengan begitu dapat
disebabkan oleh krisis yang terjadi pada tahun
dilihat pula perbedaan hasilnya antara saat ada
2008 dan sisa-sisa dampak nya pada tahun-
krisis dan tidak serta dapat pula menambahkan
tahun berikutnya yang menyebabkan rata-rata
variabel penelitian. Kedua, penelitian ini tidak
perusahaan-perusahaan di Indonesia, terutama
mencakup semua perusahaan yang terdaftar di
yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia,
Bursa Efek Indonesia, melainkan dibatasi pada
secara merata memiliki kecenderungan untuk
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
melakukan manajemen laba dengan tingkat
Efek Indonesia sehingga mamiliki tingkat
yang relatif sama seberapa banyak pun segmen
validitas eksternal yang lebih rendah atau
usahanya, pertumbuhan perusahaan (growth)
simpulan tidak dapat digeneralisasi. Penelitian
tidak
selanjutnya
tidak
berpengaruh
current
berpengaruh
accruals.
terhadap
Hal
manajemen
diharapkan
menginvestigasi
laba. Dengan demikian, semakin tinggi atau
tingkat manajemen laba pada seluruh sektor
rendahnya pertumbuhan perusahaan tidak
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba,
sehingga hasil penelitian memiliki tingkat
ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif
eksternal validitas yang tinggi atau simpulan
terhadap manajemen laba. Dengan demikian,
dapat digeneralisasi.
semakin besar ukuran suatu perusahaan maka tingkat penerapan manajemen laba yang dilakukan perusahaan tersebut akan semakin tinggi pula, leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian, semakin tinggi atau rendahnya leverage tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat penerapan manajemen laba. Penelitian ini tidak terlepas pula dari keterbatasan. Pertama, sampel yang digunakan dalam penelitian masih belum mencakup sampel yang bisa digunakan untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah adanya dampak krisis ekonomi 258
DAFTAR PUSTAKA Abdelghany, K.E. (2005). Measuring the quality of earnings. Managerial Auditing Journal Vol. 20 No. 9, 10011015. Barney, J. B. (2007). Gaining and Sustaining Competitive Advantage (7th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc. Bettis, R.A. & V. Mahajan. (1985). Risk/ Return Performance of Diversification Firms. Management Science, Vol.31, No.7, 785-799. Chee Yeow Lim, Tiong Yang Thong, King, David K. (2008). Firm diversification and earnings management: evidence from seasoned equity offerings.
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie
Review of Quantitative Finance and Accounting, Vol. 30, No. 1, 69-92.
Laba. SNA 8. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 17-18
David, F.R., (2002). Manajemen Strategis: Konsep, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Prehalindo.
Jensen, M., & W. Meckling. (1976). The theory of the firm: Managerial behavior, agency costs, and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-360.
Dechow, P. M., R. G. Sloan, & A. P. Sweeney. (1995). Detecting earnings management. Journal of Accounting Research, 34, 193-225. Dye R. (1988). Earnings management in an overlapping generations model. J Account Res 26, 325–360.
Jiraporn, Pornsit., Young Sang Kim., Mathur, Ike. (2005). Does Corporate Diversifivation Exacerbate or Mitigate Earnings Management? An Empirical Analysis. New York: New York University, 1-41.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jones, J. J. (1991). Earnings management during import relief investigations. Journal of Accounting Research, 29, 193-228.
Harto, Puji. (2005). Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia. SNA 8. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 1, 297-307.
Kim, Yangseon., Liu, Caixing., & Rhee, S. Ghon. (2003). The Effect of Firm Size on Earnings Management. Honolulu: University of Hawai.
Healy, P.M. & James M. Wahlen. (1999). Commentary: A Review of The Earnings management Literature and Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizons. Vol 13. No 4, 365-383. Healy, Paul. M. (1985). The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions. Journal of Accounting and Economics 7, 85-107.
Megginson. (1997). Corporate Finance Theory. New Jersey: Addison-Wesley Educational Publishers, Inc. Mehdi, Imen Khanchel El., Seboui, Souad. (2011). Coporate diversification and earnings management. Review of Accounting and Finance, Vol. 10 Iss: 2, 176-196. Montgomery, C.A. (1994). Corporate Diversification. Journal of Economic Perspective Vol.8, No.3, 162-178.
Hong, Pew Tan, David Plowman & Phil Hancock. (2007). Intellectual Capital and Financial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital, 76-95.
Richardson V. (2000). Information Aymmetry and earnings management: some evidence. Rev Quantitat Finance Account 15, 325-347.
Indraswari, Ratih. (2010). Pengaruh Status Internasional, Diversifikasi Operasi, dan Legal Origin terhadap Manajemen
Scott, W. R. (2009). Financial Accounting Theory (3rd ed.). Toronto: Prentice Hall.
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 2/MEI 2013 : 244 - 260
259
Sekaran, Uma & Roger Bougie. (2010). Research Method for Business: A Skill Building Approach. United Kingdom: John Wiley & Sons
Saham menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta (Tesis). Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Shen, C.H. & Chih, H.L. (2007). Earnings Management and Corporate Governance in Asia’s Emerging Markets. Academia Economic Papers 15 (5), 999-1021.
Taajuddin, Moh. (2008). Pengaruh Firm Size dan Leverage terhadap Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45 Di Bursa Efek Jakarta (Skripsi). Universitas Airlangga, Surabaya.
Soehartono, Irawan. (1999). Metode penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiono. (2004). Statistika untuk Penelitian, cetakan Keenam. Bandung: Alfabeta. Sugiri,
Slamet. (1998). “Earnings Management: Teori, Model, dan Bukti Empiris”, Telaah, 1-18.
Sukarno, Mokhamad. (2007). Pembentukan Portofolio
260
Analisis Optimal
Trueman B. & Titman S. (1988). An explanation for accounting income smoothing. J Account Res 26, 127–139. Van, Wim A der Stede. (2001). The Effect Of Corporate Diversification and Business Unit Strategy On The Presence Of Slack in Business Unit Budgets. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol 14, 30-52.
ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Titik Aryati Universitas Trisakti Yoel Charisma Walansendouw Universitas Bakrie