ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR KECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR Bakri Hasan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
[email protected] Abstract. This study was conducted to Analysis of Organizational Communication toward Services Quality of Cariu District Bogor Regency. This study uses the Explanatory method with quantitative descriptive approach to determine the influence Analysis of Organizational Communication toward Services Quality of Cariu District Bogor Regency. The population in this study was the recipient of public services at the Office of Cariu District period in March and April 2014 some 215 people, with a sampling technique using Slovin obtained 91 samples. Each person was given as many as 22 questions using a Likert scale. The results show the magnitude of the influence of Organizational Communication toward Services Quality of Cariu District Bogor Regency of 52.56 %. This proves the influences of Significant and Positive influence of Organizational Communication toward Services Quality of Cariu District Bogor Regency. Furthermore, the results indicate a descriptive summary unfavorable criteria. Keywords: Organization, Communication, Public Service Quality. Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan Metode Eksplanotori dengan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mengetahui Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah penerima layanan publik di Kantor Kecamatan Cariu periode Bulan Maret dan April 2014 sejumlah 215 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Sampling dan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh 91 sampel. Setiap orang diberikan sebanyak 22 pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan Besarnya pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu sebesar 52,56 %. Hal ini membuktikan Terdapat pengaruh Positif dan Signifikan Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu. Selanjutnya hasil rekapitulasi deskriptif menunjukkan kriteria kurang baik. Kata Kunci: Komunikasi, Organisasi, Kualitas Pelayanan. Kecamatan Cariu di Kabupaten Bogor memiliki peran yang sangat besar dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawab di wilayah yang menjadi kewenangannnya daerah dalam mencapai tujuan utamanya, yakni menjalankan fungsi pelayanan. Peranan kecamatan pada pelayanan publik merupakan tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh kecamatan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam konteks pelaksanaan fungsi pemerintah, Kecamatan Cariu berupaya untuk menyiapkan, menyediakan, atau mengurus keperluan warga masyarakat. Pelayanan pada dasarnya adalah tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan bersifat kasat mata (intangible), serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Fungsi pelayanan di kecamatan dilaksanakan berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menyebutkan Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan, mengemukakan tentang tugas camat yakni melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan dan melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya. Hal ini
menunjukkan kewajiban kecamatan untuk mengintegrasikan nilai-nilai sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya, mengupayakan terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam kerangka membangun integritas kesatuan wilayah. Namun pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan Cariu kurang optimal mendukung kualitas pelayanan publik, hal ini ditunjukkan dari: (1) Kondisi kesejahteraan sosial menurut kategori Pra-KS sebanyak 4.381 KK, KS-I sebanyak 4.730 KK, KS-II sebanyak 4.309 KK, KS-III sebanyak 741 KK dan KS-III plus sebanyak 167 KK. Hal ini menunjukan kondisi masyarakat belum sejahtera karena terdapat 30,58 % masyarakat yang tergolong tidak sejahtera karena belum dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya; (2) Kondisi sosial pendidikan masyarakat cenderung masing sangat rendah, karena sebagian besar tidak tamat SD banyak 13.488 orang, tamatan SD juga cukup banyak 11.772 orang dan tamatan SLTP 7.868 orang, yang melek huruf 2.852 orang, tamatan SLTA 1.765 orang dan tamatan Perguruan Tinggi masih sangat sedikit yaitu 540 orang; (3) Usia angkatan kerja sebanyak 31.624 orang, namun dari jumlah kelompok usia tersebut yang sudah bekerja sebanyak 17.598 orang atau 55.65 %, dan sebanyak 14.026 orang belum bekerja atau 44,35 %. Pemasalahan di atas menunjukkan kualitas pelayanan publik yang berlangsung di Kecamatan Cariu belum memberikan kepuasan kepada masyarakat yang dilayani. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) Keluhan masyarakat terhadap pelayanan kurang ditanggapi atau diperhatikan; (2) Sarana prasarana yg mendukung pelayanan publik masih kurang; (3) Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik; (4) Kurang adanya kepastian waktu penyelesaian pelayanan, karena belum dilengkapi dengan Standar Prosedur Pelayanan. Kondisi ini tentu tidak hanya menjadi tuntutan publik terhadap pelayanan organisasi yang melayani banyak pihak; tetapi sekaligus juga menjadi indikator keberhasilan penerapan suatu sistem pelayanan administrasi, karena keberhasilan capaian pelayanan publik di
Kecamatan Cariu tidak hanya ditunjukkan pada organisasi kecamatan semata, namun adanya dukungan desa-desa yang berada pada wilayah Kecamatan Cariu yang meliputi Desa Karyamekar, Desa Babakanraden, Desa Cikutamahi, Desa Kutamekar, Desa Cariu, Desa Mekarwangi, Desa Bantarkuning, Desa Sukajadi, Desa Tegalpanjang, dan Desa Cibatutiga. Dari 10 desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Cariu kurang menunjukkan komunikasi organisasi yang dapat mendukung terlaksananya pelayanan publik di Kecamatan Cariu. Komunikasi penting bagi organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktifitas manajemen kecamatan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengaturan komunikasi organisasi terhadap pelayanan publik mampu menampung arus masuk (input) informasi-informasi dari berbagai sumber yang kompeten, baik secara struktural, legal dan dinamis, kemudian dapat diolah secara sistematis yang pada akhirnya dapat memberikan hasil (output) terhadap pelayanan publik. Berdasarkan fenomena yang dikemukakan, maka disusun penulisan skripsi dengan judul: “Analisis Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor”. Perumusan Masalah Dari uraian ruang lingkup dan batasan masalah yang ditetapkan maka rumusan masalah diajukan dengan pertanyaan seberapa besar pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor yang diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan bahan kajian mengenai Komunikasi Organisasi dan Kualitas Pelayanan yang berlangsung di Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor.
X
ρYX
Y
Gambar 1. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Berdasarkan tujuannya, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory (explanatory research), yaitu penelitian untuk membuktikan hipotesis, yaitu menganalisis Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Dengan mengajukan hipotesis penelitian maka dirancang desain penelitian dan pengujian hipotesis dengan gambar 1. Berdasarkan Desain penelitian di atas yang tergambar merupakan model pengukuran statistik dengan penjelasan berikut: (1) Variabel X adalah Komunikasi Organisasi; (2) Variabel Y adalah Kualitas Pelayanan; (3) PYX adalah parameter struktural Kualitas Pelayanan dipengaruhi oleh Komunikasi Organisasi. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi konseptual Komunikasi organisasi adalah proses penyampaian pesan dalam lingkungan organiasasi untuk memberikan informasi yang berguna dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yang meliputi Kendali, Motivasi, Pengungkapan emosi, dan Informasi. Definisi konseptual Kualitas Pelayanan adalah Pemenuhan kebutuhan dan keinginan publik yang berakhir pada kepuasan (satisfy) publik yang meliputi Bukti langsung (tangibles), Keandalan (reliability), Daya tanggap (responsiveness), Jaminan (assurance), dan Perhatian (Empathy). Selanjutnya, Kisi-kisi Variabel Penelitian Komunikasi Organisasi dan Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu terlihat pada tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) Teknik Kuesioner. Kuesioner penelitian adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data primer, atau data yang langsung didapat dari sumbernya, yaitu para responden yang menjadi sampel penelitian. Selanjutnya, penyusunan kuesioner penelitian menggunakan Skala Likert, sebagaimana dijelaskan oleh Supranto (2006: 86) berikut ini: (lihat tabel 2); (2) Teknik Observasi. Penulis melakukan observasi dengan mengamati kegiatan Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor; (3) Dokumentasi. Dokumentasi yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian, yaitu Analisis Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Cariu Kabupaten Bogor. Teknik Sampling Populasi Selanjutnya Riduwan (2006: 56) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah penerima layanan publik di Kantor Kecamatan Cariu periode Bulan Maret dan April 2014 sejumlah 1.010 orang, dengan rincian pada tabel 3. Sampel Penelitian Arikunto (2009: 117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Selanjutnya, teknik penentuan jumlah sampel yang digunakan adalah rumus Slovin dengan perhitungan sampel di bawah ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Operasional Variabel Penelitian Dimensi Indikator
Variabel Penelitian
No
1. Kendali
1.1 Wewenang 1.2 Pengendalian anggota 1.3 Instruksi kerja
1 2 3
2. Motivasi
2.1 Menyelesaikan tugas 2.2 Hasil kerja 2.3 Ketepatan waktu
4 5 6
3. Pengungkapan emosi
3.1 Sikap kerja 3.2 Perasaan penerima layanan 3.3 Emosi pegawai
7 8 9
4. Informasi
4.1 Kejelasan informasi 4.2 Konsistensi pelaksanaan tugas 4.3 Ketepatan data
10 11
1. Bukti langsung (tangibles)
1.1 Jumlah petugas pelayanan 1.2 Sarana kerja
12 1 2
Kualitas Pelayanan Publik
2. Keandalan (reliability)
2.1 Keandalan 2.2 Keterampilan
3 4
Sumber (Zeithaml, Parasuraman dan Berry (dalam Ratminto dan Atik, 2010: 175)
3. Daya tanggap (responsiveness)
3.1 Daya tanggap 3.2 Respon keluhan
5 6
4. Jaminan (assurance)
4.1 Jaminan ketepatan waktu 4.2 Jaminan ecepatan pelayanan
7 8
X Komunikasi Organisasi Sumber (Wahjono, 2010: 218)
Y
5. Perhatian (Empathy) 5.1 Memberi pelayanan yang nyaman 5.2 Memahami Kesulitan Pemohon.
9 10
Sumber: Kisi-kisi Operasional Variabel
Tabel 2. Contoh Jawaban Skala Likert Sangat Tidak Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik 1 2 3 4
n
N
1 N(e) Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10 %. 2
Sangat Baik 5
1010 1 1010(0,1) 2 1010 1010 1010 = 1 10,1 11,1 1 1010(0,01) 90,99 dibulatkan 91 responden
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menggunakan penelitian rumus slovin, yaitu di dapat sampel 91 orang. Distribusi sampel pada
Tabel 3 Populasi Penerima Layanan Publik di Kecamatan Cariu Periode Bulan Maret-April 2014 No Desa Penerima Layanan 1 Karyamekar 92 2 Babakanraden 84 3 Cikutamahi 96 4 Kutamekar 94 5 Cariu 130 6 Mekarwangi 104 7 Bantarkuning 108 8 Sukajadi 112 9 Tegal parang 98 10 Cibatutiga 92 Kecamatan 1.010 Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Cariu Tahun 2014
penerima pelayanan publik diKecamatan Cariu Kabupaten Bogor dengan menggunakan stratifikasi random sampling.
ni = fi . n Distribusi pengambilan Keterangan : fi = sampling fraction stratum i Ni = banyaknya individu yang terdapat dalam stratum unsur populasi kerja N = banyaknya individu populasi seluruhnya n = banyaknya responden yang dimasukkan menjadi sampel ni = banyaknya responden yang dimasukkan menjadi sub sampel per stratum Sampel masing-masing sub populasi diuraikan sebagai berikut: Desa Karyamekar 92 N = 0,091 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,091 (91) dibulatkan 8 responden Desa Babakan Raden 84 N = 0,083 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,083 (91) dibulatkan 8 responden
= 8,281
=
7,553
Desa Babakan Cikutamahi 96 N = 0,095 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,095 (91) dibulatkan 9 responden Desa Kutamekar 94 N = 0,093 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,093 (91) dibulatkan 8 responden
= 8,645
= 8,463
Desa Cariu
130 Ni = fi = 0,129 1010 N ni = fi . n = 0,129 (91) dibulatkan 12 responden fi
Desa Mekarwangi 104 N = 0,103 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,103 (91) dibulatkan 9 responden Desa Bantarkuning 108 N = 0,107 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,107 (91) dibulatkan 10 responden Desa Sukajadi 112 N = 0,111 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,111 (91) dibulatkan 10 responden Desa Tegalpanjang
= 11,739
= 9,373
= 9,737
= 10,101
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4 Distribusi Sampel Unit Populasi/Desa Sampel Karyamekar 8 Babakanraden 8 Cikutamahi 9 Kutamekar 8 Cariu 12 Mekarwangi 9 Bantarkuning 10 Sukajadi 10 Tegalpanjang 9 Cibatutiga 8 Jumlah 91
98 Ni = fi = 0,097 1010 N ni = fi . n = 0,097 (91) dibulatkan 9 responden fi
Desa Cibatutiga 92 N = 0,091 fi i = fi 1010 N ni = fi . n = 0,091 (91) dibulatkan 8 responden
= 8,827
= 8,281
Berdasarkan penghitungan dengan Slovin, maka disusun distribusi sampel pada tabel 4. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Analisis Data Analisis data terfokuskan pada pengolahan data hasil penelitian dengan Metode Analisis Kuantitatif dengan deskriptif data. Sedangkan Analisis Deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan penilaian responden pada Komunikasi Organisasi dan Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Cariu Kabupaten Bogor dengan mendeskripsikan indikator penelitian yang menggunakan kriteria yang mengacu pada rata-rata skor kategori kuesioner yang diperoleh responden. Rumus yang digunakan adalah: (F.S) M n Keterangan: M = Rata-rata nilai perolehan angka penafsiran F = Frekuensi S = Skor/Skala n = Jumlah Sampel
Analisis Regresi Linear Sederhana Untuk mengetahui koefisien regresi variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus persamaan regresi sederhana berikut: Ŷ a bX Keterangan: Ŷ = Nilai taksir Y dari persamaan regresi a = Nilai Konstanta, bila nilai X = 0 b = Nilai Koefisien regresi atau kemiringan garis lurus (slope) X = Variabel bebas Analisis Koefisien Korelasi Product Moment Rumus statistik untuk menentukan tingkat hubungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut: rxy
n XY X Y
n X 2 X
2
n Y 2 Y
Keterangan : r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Responden X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat Analisis Koefisien Determinasi Analisis Koefisien Determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh X terhadap Y dengan rumus : KD = r2 x 100 % Keterangan : KD = Koefisien Determinasi
2
Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Skor Rata-rata pada Variabel Komunikasi Organisasi Variabel Komunikasi Organisasi Skor rataKriteria No rata Penilaian A Kendali 1 Wewenang 2.47 Tidak Baik 2 Pengendalian anggota 2.54 Tidak Baik 3 Instruksi kerja 2.63 Kurang Baik Rata-rata dimensi Kendali 2.55 Tidak Baik B Motivasi 4 Menyelesaikan tugas 3.59 Baik 5 Hasil kerja 3.43 Baik 6 Ketepatan waktu 3.37 Kurang Baik Rata-rata dimensi Motivasi 3.46 Baik C Pengungkapan Emosi 7 Sikap kerja 3.54 Baik 8 Perasaan penerima layanan 3.53 Baik 9 Emosi pegawai 3.48 Baik Rata-rata dimensi Pengungkapan Emosi 3.52 Baik D Informasi 10 Kejelasan informasi 3.71 Baik 11 Konsistensi pelaksanaan tugas 3.75 Baik 12 Ketepatan data 3.46 Baik Rata-rata dimensi Informasi 3.64 Baik 39,51 3,29 Kurang Baik Rata-rata 12
Analisis Uji Hipotesis dengan Uji t Menguji hipotesis Uji t: n-2 t hitung r 1- r2 Pengujian hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis : H0 : ρ = 0: Tidak terdapat Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Cariu Kabupaten Bogor. Ha: ρ ≠ 0: Terdapat Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Cariu Kabupaten Bogor.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Deskriptif Variabel Komunikasi Organisasi dan Kualitas Pelayanan
Analisis Indikator Variabel Komunikasi Organisasi Hasil analisis variabel Komunikasi Organisasi, dapat direkapitulasi nilai skor ratarata sebagai berikut: (lihat tabel 5) Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai skor rata-rata indikator pada variabel Komunikasi Organisasi di atas maka nilai skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 3,29, dan bila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, maka angka tersebut pada rentang 2,61 – 3,40 atau berada pada kriteria Kurang Baik. Artinya, Komunikasi Organisasi pada Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor dinyatakan Kurang Baik. Selanjutnya, terdapat indikator-indikator yang kurang mendukung berlangsungnya komunikasi organisasi di Kecamatan Cariu, yaitu indikator Wewenang, Pengendalian anggota, Instruksi kerja, dan Ketepatan waktu. Analisis Indikator Pelayanan
Variabel
Kualitas
Tabel 6 Rekapitulasi Nilai Skor Rata-rata pada Variabel Kualitas Pelayanan No Variabel Kualitas Pelayanan Skor rata-rata Kriteria Penilaian A Bukti Langsung (tangibles) 1 Jumlah petugas pelayanan 3.14 Kurang Baik 2 Sarana kerja 3.16 Kurang Baik Rata-rata dimensi Bukti Langsung B Keandalan (reliability) 3 Keandalan 3.04 Kurang Baik 4 Keterampilan 2.89* Kurang Baik Rata-rata dimensi Keandalan C Daya Tanggap (responsiveness) 5 Daya tanggap 2.89* Kurang Baik 6 Respon keluhan 2.74* Kurang Baik Rata-rata dimensi Daya Tanggap D Jaminan (assurance) 7 Jaminan ketepatan waktu 2.84* Kurang Baik 8 Jaminan kecepatan pelayanan 2.70* Kurang Baik Rata-rata dimensi Jaminan E Perhatian 9 Memberi palayanan yang nyaman 2.85* Kurang Baik 10 Memahami kesulitan pemohon 2.76* Kurang Baik Rata-rata dimensi Perhatian 29,01 2,90 Rata-rata Kurang Baik 10 Hasil analisis variabel Kualitas Pelayanan, didapat hasil nilai skor rata-rata sebagai berikut: (lihat tabel 6) Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai skor rata-rata indikator pada variabel Kualitas Pelayanan di atas maka nilai skor rata-rata yang dihasilkan sebesar 2,90, dan bila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, maka angka sebesar itu berada pada rentang 2,61 – 3,40 atau berada pada kriteria Kurang Baik. Artinya, Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor dapat dinyatakan Kurang Baik. Selanjutnya, terdapat indikator-indikator yang kurang mendukung berlangsungnya Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu, yaitu indikator Keterampilan, Daya tanggap, Respon keluhan, Jaminan ketepatan waktu, Jaminan kecepatan pelayanan, Memberi palayanan yang nyaman, dan Memahami kesulitan pemohon. Analisis Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor
Pada analisis Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, dengan Hipotesis (pernyataan sementara) yang uji melalu uji t. Uji Hipotesis tersebut yaitu: H0 : ρ = 0: Tidak terdapat Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Cariu Kabupaten Bogor. Ha: ρ ≠ 0: Terdapat Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Cariu Kabupaten Bogor. Berdasarkan rumusan pernyataan hipotesis tersebut, maka dilakukan pengujian hipotesis Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor dengan menggunakan lembar kerja variabel penelitian, diperoleh nilai sebagai berikut: n = 91 ∑ X = 3595 ∑ X2 = 144523 ∑ Y = 2640 ∑ Y2 = 78358 ∑ XY = 105819
Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor menggunakan rumus korelasi Pearson produk momen sebagai berikut:
Analisis Koefisien Korelasi Product Moment Menghitung hubungan antara Komunikasi Organisasi dengan Kualitas Pelayanan Kantor rxy
rxy
rxy
rxy
n XY X Y
n X X 2
2
n Y 2 Y
2
91.105819 3595.2640 91.144523 (3595) 2 91.78358 (2640) 2 9629529 9490800
13151593 12924025 7130578 6969600
= rxy
138729 227568 160978
138729 138729 = rxy 477,041x401,221 191398,867
rxy 0,725 Hasil pengukuran koefisien korelasi (rxy) menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Komunikasi Organisasi dengan variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor sebesar 0,725, bila dirujuk dengan tabel interpretasi koefisien nilai r, maka nilai rxy sebesar 0,725 adalah masuk dalam kategori kuat. Koefisien korelasi ini terbilang positif. Artinya, di antara variabel Komunikasi Organisasi dengan variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor terjalin suatu hubungan kausalitas. Analisis Koefisien Determinasi Sedangkan untuk mencari besarnya sumbangan atau kontribusi variabel Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, dengan menggunakan rumus Koefisien determinasi (KD) sebagai berikut: KD = r2 x 100 % KD = (0,725)2 x 100 % KD = 52,56 % Hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di antara variabel Komunikasi Organisasi dengan variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor sebesar 52,56 %. Artinya, Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor dapat dijelaskan dari variabel
Komunikasi Organisasi, atau besaran kontribusi variabel Komunikasi Organisasi terhadap variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor mencapai 52,56 %. Sisanya sebesar 47,44 % merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, namun tidak diteliti. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis persamaan regresi sederhana dengan rumus: Keterangan: Ŷ = Nilai taksir Y dari persamaan regresi a = Nilai Konstanta, bila nilai X = 0 b = Nilai Koefisien regresi X = Variabel bebas Menghitung koefisien regresi (b) menggunakan rumus: n.XY X .Y b n.X 2 (X ) 2 91.105819 3595.2640 b 91.144523 (3595) 2 9629529 9490800 b 13151593 12924025 138729 b 227568 b 0,609
Menghitung nilai menggunakan rumus: Y b.X a n 2640 0,609 * 3595 a 91 2640 2189,355 a 91 450,645 a 91 a 4,952
konstanta
(a)
Dengan demikian diperoleh hasil persamaan regresi sederhana Ŷ = 4,952 + 0,609X. Hasil pengukuran persamaan regresi sederhana menunjukkan Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor mencapai (b) = 0,609. Interpretasi persamaan regresi Ŷ = 4,952 + 0,609X. adalah jika Komunikasi Organisasi ditingkatkan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor sebesar 0,609 satuan. Uji Hipotesis dengan Uji t Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil penghitungan thitung dengan t tabel pada pengukuran pengaruh variabel Komunikasi Organisasi (X) terhadap variabel Kualitas Pelayanan (Y). Kriteria hasil pengujian adalah bahwa apabila t hitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya: Terdapat pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Sebaliknya apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya: Tidak terdapat pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Untuk pengujian Hipotesis digunakan rumus statistik t hitung. Hasil penghitungan statistik thitung dibandingkan dengan t tabel. Nilai pembanding ditentukan berdasarkan jumlah sampel penelitian dan taraf kepercayaan yang dipilih. Rumus statistik t hitung yang digunakan adalah sebagai berikut: t hitung r
n2 1 r2
t hitung 0,725
91 2 1 (0,725) 2
t hitung 0,725
89 1 0,5256
89 0,4744 t hitung 0,725 (13,7) t hitung 0,725 t hitung 9,93
Nilai thitung yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor adalah sebesar 9,93. Sedangkan ttabel dengan tingkat signifikansi (α= 0,05) dan df (derajat kebebasan) = n –2 = 91 – 2 = 89 adalah sebesar 1,980 (lampiran 5). Karena thitung > ttabel (9,93 > 1,980), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengaruh yang positif dan signifikan Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Kesimpulan: terbukti ada pengaruh yang positif dan signifikan Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Dengan demikian, hipotesis sudah teruji bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Hasil pengujian hipotesis dapat dikemukakan dengan gambar kurva penolakan/penerimaan berikut: (lihat gambar 2) Gambar 2 dapat dinyatakan bahwa t hitung sebesar 9,93 jatuh pada daerah penolakan H0, maka dapat dinyatakan hipotesis nol yang menyatakan Komunikasi Organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor ditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan Komunikasi Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Pembahasan Pembahasan hasil yang didapat berdasarkan pengolahan statistik dan uji hipotesis, berdasarkan hasil pengukuran koefisien korelasi variabel Komunikasi Organisasi (X) dengan variabel Kualitas
Daerah Penerimaan Ha (penolakan Ho)
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penerimaan Ha (penolakan Ho)
/2 =5%/2 = 0,025
- 9,93
/2 = 5%/2 = 0,025
- 1,980
1,980
9,93
Gambar 2. Kurva Pengujian Signifikansi Hipotesis Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor (Y) diketahui Pyx = 0,725. Koefisien korelasi diantara kedua variabel tersebut ternyata kuat, karena terletak antara 0,60 < r < 0,80. Hasil penghitungan koefisien korelasi ini membuktikan bahwa di antara variabel Komunikasi Organisasi dengan variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas yang kuat. Selanjutnya, hasil penghitungan koefisien determinasi variabel Komunikasi Organisasi yang memengaruhi variabel Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor sebesar 52,56 %. Dengan hasil penghitungan koefisien determinasi ini diketahui bahwa kontribusi pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor lebih besar bila dibandingkan dengan kontribusi pengaruh faktor epsilon (faktor lain) yaitu sebesar 47,44%, antara lain Komitmen organisasi, Budaya kerja, profesionalisme, responsivitas, dan Koordinasi kerja. Persamaan regresi Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, diketahui didapat hasil penghitungan persamaan regresi X terhadap Y diketahui Ŷ = 15,447 + 0,609X bahwa Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor (b) 0,609. Hasil penghitungan persamaan regresi ini diketahui bahwa Komunikasi Organisasi berpengaruh kuat terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini dapat dijadikan indikasi bahwa apabila Komunikasi Organisasi ditingkatkan atau meningkat maka peningkatan tersebut disertai dengan peningkatan Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor yang menunjukkan adanya hubungan
kausalitas. Artinya, tinggi atau rendahnya Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh Komunikasi Organisasi yaitu pada dimensi Kendali, Motivasi, Pengungkapan emosi, dan Informasi. Selanjutnya, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa H0 ditolak Ha diterima, Karena thitung > ttabel (9,93 > 1,980). Artinya: terdapat pengaruh positif dan signifikan Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Adanya pengaruh signifikan dan positif ini menunjukkan bahwa di antara Komunikasi Organisasi yang diposisikan sebagai variabel bebas dengan Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor yang diposisikan sebagai variabel terikat terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Mekanisme hubungan kausalitas dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan situasi dan kondisi di antara perubahan peningkatan Komunikasi Organisasi yang berlangsung di lingkungan di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. Selanjutnya, pada analisis deskriptif Komunikasi Organisasi menunjukkan Kurang Baik, namun perlu adanya peningkatan pada Wewenang, Pengendalian anggota, Instruksi kerja, dan Ketepatan waktu. Sedangkan pada Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor menunjukkan Kurang Baik, sehingga perlu adanya peningkatan yaitu pada Keterampilan, Daya tanggap, Respon keluhan, Jaminan ketepatan waktu, Jaminan kecepatan pelayanan, Memberi palayanan yang nyaman, dan Memahami kesulitan pemohon. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Besarnya pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu sebesar 52,56 %. Hal ini membuktikan bahwa Terdapat pengaruh Positif dan Signifikan Komunikasi Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Kecamatan Cariu. Saran Saran untuk memberikan kontribusi peningkatan Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor ditinjau dari Komunkasi Organisasi, yaitu: (1) Pimpinan Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, mengupayakan peningkatan Komunikasi Organisasi dengan cara meningkatkan Wewenang, Pengendalian anggota, Instruksi kerja, dan Ketepatan waktu; (2) Pada pegawai, mengupayakan Kualitas Pelayanan Publik dengan cara meningkatkan Daya tanggap, Respon dan keluhan, Jaminan ketepatan waktu, Jaminan kecepatan pelayanan, Memberi palayanan yang nyaman, dan Memahami kesulitan pemohon. DAFTAR PUSTAKA Buku Achmad, Mansyur. 2011. Teori-Teori Mutakhir Administrasi Publik. Yogyakarta: Mahakarya Rangkang Offset. Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung: Pustaka Setia. Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009. Perilaku Organisasi Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Denhardt, Janet V. Robert B. Denhardt. 2013. Pelayanan Publik Baru. Penerjemah Saut Pasaribu. Bantul: Kreasi Wacana. Basuki, Johanes. 2013. Budaya Pelayanan Publik. Jakarta: Hartomo Media Pustaka. Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas; Penerapan Konsep-konsep dalam
Manajemen Bisnis Gramedia Pustaka.
Total.
Jakarta:
Hardiansyah, 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Hutasoit C.S. 2010. Pelayanan Publik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: MagnaScript Publishing. Latunreng, Wahyuddin, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, Jakarta: IPPSDM-WIN. Moenir, AS., 2006. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara Paimin, Napitupulu. 2007. Pelayanan Publik & Customer Satisfaction. Bandung: PT. Alumni. Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Purba, Amir. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press Ratminto, dan Atik Septi Winarsih, 2010, Manajemen Pelayanan, Jakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan, 2006, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cetakan keempat, Bandung:Alfabeta Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif Ragam dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sedarmayanti. 2012. Good Governance & Good Corporate Governance. Bandung: Mandar Maju. Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Peraturan dan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan.