Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 77- 86
ANALISIS KINERJA SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA MEULABOH MELALUI KAJIAN PARAMETER KEANDALAN, KERAWANAN DAN KELENTINGAN 1)
Cut Suciatina Silvia1, Masimin2, Azmeri3 Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
[email protected] Abstract: Fresh water is a basic human need, hence, utilization of water needs was not limited. PDAM Tirta Meulaboh as local government water management company has not been able to meet the needs of fresh water for the community, where the level of service that is produced is not running properly and optimally. Therefore, it is necessary to conduct a study related to the performance of the fresh water distribution service system, which the study aims to see the real condition of the water distribution network performance and problems of water loss that occurs in PDAM Tirta Meulaboh. The method that applied in this research is survey and quantitative methods which is supported by the primary data and secondary data. Based on the result of analysis on performance of the fresh water distribution network to the use of discharge during the year 2013, from the 99 samples of existing customers in Johan Pahlawan found such customers who experienced incident of failure/lack of a total of 41 samples. These failures is caused by the distribution network conditions that were not good, the existence of illegal splicing which caused high water loss, and the influence of the pump which is used by the community around the study area that resulted in considerable pressure loss, so that the minimum discharge of 23,4 m3/month is not up to customers. The performance of network system will be said to satisfy if it met the minimum reliability level of 80%. The result of analysis on the performance of water distribution network system showed only 58,59% reliability rate with the length of the system is at fault conditions for 4,65 months, the average frequency of occurrence of failure as much as 2 times, and the average occurrence of a deficit of 12,55 %, then the network performance system is said to be not satisfactory. Keywords: Performance of distribution network, Water Loss, Non Revenued Water Abstrak: Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia oleh karena itu pemanfaatan kebutuhan air pun tidak terbatas. PDAM Tirta Meulaboh sebagai perusahaan daerah pengelola air bersih belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, dimana tingkat pelayanan yang dihasilkan belum berjalan dengan baik dan optimal. Untuk itu perlu dilakukan studi terkait dengan kinerja sistem pelayanan distribusi air bersih, dimana studi ini bertujuan untuk melihat kondisi nyata dari kinerja jaringan distribusi air bersih dan permasalahan kehilangan air yang terjadi pada PDAM Tirta Meulaboh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dan kuantitatif yang didukung oleh data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil analisis pada kinerja jaringan distribusi air bersih terhadap pemakaian debit selama tahun 2013, dari 99 sampel pelanggan yang ada di Kecamatan Johan Pahlawan didapati pelanggan yang mengalami kejadian gagal/kurang sebanyak 41 sampel. Kegagalan ini disebabkan oleh kondisi jaringan distribusi yang tidak baik, adanya penyambungan ilegal yang menyebabkan tingginya kehilangan air, dan pengaruh pompa yang digunakan oleh masyarakat disekitar wilayah studi mengakibatkan terjadinya kehilangan tekanan yang cukup besar, sehingga debit minimal 23,4 m3/bulan tidak sampai kepada pelanggan. Sistem kinerja jaringan akan dikatakan memuaskan jika tingkat keandalan minimumnya terpenuhi sebesar 80%. Hasil analisis terhadap kinerja sistem jaringan distribusi air bersih menunjukkan tingkat keandalan hanya 58,59% dengan lamanya sistem berada pada kondisi gagal selama 4,65 bulan, rata-rata frekuensi terjadinya kegagalan sebanyak 2 kali, dan rata-rata terjadinya defisit sebesar 12,55%, maka sistem kinerja jaringan dikatakan belum memuaskan. Kata Kunci : Kinerja jaringan distribusi, Kehilangan Air, Non Revenued Water
77 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bersih dan menjadi kontribusi bagi PDAM Tirta
PENDAHULUAN Kebutuhan air bersih akan meningkat seiring dengan adanya pertambahan penduduk.
Meulaboh terhadap peningkatan pelayanannya bagi pelanggan.
Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara,
KAJIAN KEPUSTAKAAN
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang
Kinerja Pengoperasian Jaringan Air Bersih
ada.
Dengan sistem pengolahan dan sistem
Indikator kinerja jaringan harus dapat
jaringan perpipaan yang ada, PDAM Tirta
memberikan indikasi seberapa besar intensitas
Meulaboh sebagai perusahaan daerah pengelola
kegagalan dan berapa lama kegagalan itu
air bersih seharusnya mampu untuk memenuhi
terjadi, sehingga kinerja jaringan air bersih
kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
dapat diketahui. Parameter kinerja tersebut
Penelitian ini difokuskan hanya pada
meliputi keandalan (reliability), kelentingan
wilayah kota Meulaboh yaitu Kecamatan Johan
(resiliency), serta kerawanan (vulnerability)
Pahlawan yang memiliki luas kecamatan 44,91
(Restu, 2003). Untuk menganalisa kinerja
km²,
sistem
karena
tingkat
pelayanan
jaringan
jaringan
distribusi
menggunakan
PDAM Tirta Meulaboh terhadap pelanggan di
pengambilan jumlah sampel menggunakan
wilayah Kecamatan Johan Pahlawan belum
rumus Slovin (Idris, 2012).
2005). Belum baik dan belum optimalnya tingkat pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirta
Meulaboh
sangat
dipengaruhi
oleh
n
pelanggan
bersih,
distribusi air bersih yang dihasilkan oleh
berjalan dengan baik dan optimal (Syahputra,
sampel
air
N 1 Nxe 2
yang
(1)
dimana:
beberapa faktor seperti pertumbuhan penduduk,
n = Jumlah sampel;
karakteristik masyarakat, tingkat ekonomi dan
N = Ukuran populasi;
status sosial masyarakat yang beragam, perilaku
E = Nilai kritis (biasa digunakan 10%)
atau pola penggunaan air oleh masyarakat. Berdasarkan faktor tersebut di atas, maka perlu dilakukan studi menyangkut kinerja
Keandalan (reliability) Parameter
keandalan
menunjukkan
sistem pelayanan distribusi air bersih. Studi ini
kemampuan dari suatu jaringan pipa untuk
dilakukan agar didapatkan kondisi nyata terkait
memenuhi
kebutuhan
pelanggan.
kondisi dari penyediaan air bersih pada wilayah
matematis,
keandalan
dapat
layanan PDAM Tirta Meulaboh. Dari hasil
dimana nilai variable Zt.
kajian serta analisa dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi masukan terhadap
Zt
1 untuk Rt Dt 0 untu Rt Dt
Secara
didefinisikan
(2)
sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan air Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 78
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dimana: Zt
Kelentingan (resiliency)
= Indikator
Kinerja kelentingan (resiliency) adalah
untuk menghitung kejadian,
dimana Rt≥Dt;
untuk mengukur kemampuan jaringan pipa dari
Rt = Besarnya debit layanan pipa pada periode
keadaan “gagal” agar dapat kembali ke keadaan
waktu tertentu (m3/bulan);
“tidak gagal” atau ke keadaan “memuaskan”
Dt = Kebutuhan air pada periode waktu (t).
(satisfactory). Semakin cepat jaringan pipa dapat kembali ke keadaan memuaskan, maka
airnya
konsekuensi akibat kegagalan tersebut akan
merupakan debit keluaran minimum yang
semakin kecil, sehingga perlu diketahui kapan
seharusnya
sampai
kepada
pelanggan.
jaringan pipa mengalami masa transisi dari
Perhitungan
batas
normal
kebutuhan
keadaan
Dalam
hal
ini
kebutuhan
“gagal”
ke
keadaan”memuaskan”
air/pelanggan/bulan dengan anggapan jumlah
ataupun sebaliknya, dimana dalam jangka
penduduk satu pelanggan terdiri dari 6 orang
panjang, masa transisi jaringan pipa dari
per KK dan kebutuhan air tiap orang per hari
keadaan “gagal” ke keadaan “memuaskan”
130 liter/orang/hari, maka kebutuhan pelanggan
akan sama dengan masa transisi dari keadaan
setiap bulannya adalah 23,4 m3/pelanggan
“memuaskan” ke keadaan “gagal”. untuk menghitung masa transisi dari
/bulan (BPPDU, 2006).
keadaan “gagal” ke keadaan “memuaskan” dapat digunakan persamaan di bawah ini,
Kerawanan (vulnerability) Jika terjadi kegagalan, maka kinerja kerawanan menujukkan seberapa besar suatu kegagalan itu terjadi. Dalam mengukur tingkat
dimana menggunakan variable Wt.
W t
1 untuk Rt 1 Dt 1 dan Rt Dt 0 otherwise
(4)
kerawanan (vulnerability), dapat digunakan variabel kekurangan (deficit).
DEFt
Dt Rt jika Rt Dt 0 jika Rt Dt
dimana: Wt = Masa transisi jaringan pipa dari keadaan (3)
“gagal” ke keadaan “memuaskan”; Rt-1 = Debit layanan jaringan pipa pada periode
dimana: DEFt
t-1 (m3/bulan);
= Kekurangan (deficit) pada periode t
(m3/bulan) Kinerja kerawanan dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian, seperti: Nilai maksimum “deficit”, Nilai maksimum “deficitratio” dan Nilai maksimum “deficit-ratio.
79 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Dt-1
=
Kebutuhan
air
minimum
yang
diharapkan pada periode t-1 (m3/bulan); Otherwise = keadaan dimana kondisi (Rt-1 < Dt-1
dan Rt ≥Dt) tidak dipenuhi
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Jumlah
rata-rata
jangka
panjang
terjadinya masa transisi ini dapat dilihat pada persamaan di bawah ini:
persamaan di bawah ini:
i n .Wt n t 1
lim n
Kinerja kelentingan dapat dilihat pada
1 E Tgagal 1
(8)
(5) dimana:
dimana: ρ
= Kinerja kelentingan.
= Probabilitas atau rerata frekwensi masa
transisi jaringan pipa dari keadaan “gagal” ke METODE PENELITIAN
keadaan “memuaskan” pada bulan sekarang;
Lokasi, waktu dan jenis penelitian
n = lamanya waktu pengoperasian
Lokasi Lamanya jaringan pipa berada dalam keadaan
“gagal”
secara
berurutan
dapat
dilakukan
n
t 1
(6)
t
n
t 1
pada
dibatasi
wilayah
dan
layanan
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
44,91
(1 Z ) W
hanya
ini
Barat unit WTP Lapang dengan luas wilayah
diperlihatkan pada persamaan di bawah ini:
Tgagal
penelitian
km2,
dikarenakan
zona
layanan
Kecamatan Johan Pahlawan memiliki jumlah pelanggan yang lebih besar dibandingkan
t
dengan zona layanan Meureubo dan Kaway
dimana: Tgagal = Jangka waktu rata-rata jaringan pipa
XVI.
berada dalam keadaan “gagal” secara berurutan Metode pengumpulan data
(bulan).
Metode
Dalam jangka panjang, waktu rata-rata
pengumpulan
data
meliputi
jaringan pipa berada dalam keadaan “gagal”
sumber data dan jenis data yang digunakan.
secara berurutan adalah:
Sumber dan jenis data yang digunakan adalah
E Tgagal
1
(7)
data sekunder yang diperoleh dari PDAM Tirta Meulaboh. Jumlah sampel pelanggan yang
dimana:
didapat menggunakan rumus Slovin sebanyak
E[Tgagal] = Jangka waktu rata-rata jaringan
99 sampel pelanggan.
pipa berada dalam keadaan
“gagal” secara
berurutan dalam jangka panjang (bulan); E 1-α
= Operator “expected”;
5522 98,2 1 5522 x(0,12 ) 99 Pelanggan n
= Kinerja jaringan pipa berada dalam
keadaan “gagal” dalam jangka panjang.
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 80
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala HASIL DAN PEMBAHASAN
meteran air pelanggan merupakan dan jumlah
Analisis kinerja jaringan distribusi air
kebutuhan air untuk tiap orang per harinya
bersih
adalah 130 liter/orang/hari atau 23,4 m3/bulan.
Analisis terhadap tingkat layanan air bersih
Dari hasil analisis tersebut menunjukkan
kepada pelanggan dilakukan berdasarkan debit
bahwa
aliran yang sampai kepada 99 sampel pelanggan,
mengalami kejadian gagal/kurang sebanyak 41
dengan asumsi dasar bahwa air yang tercatat
sampel, dimana mendapatkan debit air kurang
pada kemampuan layanan jaringan air bersih.
dari kebutuhan minimal yang harus terpenuhi
Dengan anggapan bahwa jumlah penduduk
sebesar 23,4 m3/bulan.
dalam satu pelanggan terdiri atas 6 orang Tabel 1. Data Jumlah Pelanggan Per Zona Layanan
81 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
dari
99
sampel
pelanggan,
yang
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Sumber: PDAM Tirta Meulaboh
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 82
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Untuk hasil analisis tingkat layanan dan tingkat kegagalan dari pelayanan jaringan air
Aceh Barat tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
bersih Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Layanan dan Tingkat Kegagalan
83 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Sumber: Perhitungan
Hasil dari analisis kinerja jaringan distribusi air
layanan Kecamatan Johan Pahlawan dapat
bersih yang meliputi keandalan,
dilihat pada Tabel di bawah ini.
dan
kelentingan
kerawanan pada wilayah studi zona Tabel 3. Hasil Analisis Kinerja Jaringan Distribusi Air Bersih
Sumber: Perhitungan
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 84
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan bahwa
didapatkan
debit
58,59%
dengan
kejadian
andalan
sebesar
kekurangannya
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
terhadap
sebesar 41,41%. Analisis tingkat kerawanan
kinerja sistem jaringan distribusi air bersih,
didapatkan nilai nilai defisit rerata sebesar 2,94
disimpulkan:
m3/bulan, dimana nilai defisit maksimumnya
1. Tingkat keandalan sebesar 58,59% dengan
3
adalah 5,07 m /bulan dengan rasio defisit
kejadian kekurangannya sebesar 41,41%.
maksimumnya sebesar 21,65%. Sedangkan
dimana debit minimum rerata bulanannya
untuk nilai defisit minimumnya adalah sebesar
kurang dari nilai batas normal sebesar 23,4
1,23 m3/bulan dengan rasio defisit minimumnya
m3/bulan.
sebesar 5,27%. Dengan nilai analisis tingkat
2. Tingkat kerawanan didapatkan nilai defisit
kerawanan tersebut, maka secara rata-rata
rerata sebesar 2,94 m3/bulan, dimana nilai
terjadi defisit/kekurangan air terhadap 99
defisit maksimumnya adalah 5,07 m3/bulan
sampel pelanggan yang ada di zona Kecamatan
dengan rasio defisit maksimumnya sebesar
Johan Pahlawan adalah sebesar 12,55%. Jika
21,65%. Untuk
melihat kepada analisa tersebut, maka secara
adalah sebesar 1,23 m3/bulan dengan rasio
keseluruhan kinerja kelentingan
berdasarkan
defisit minimumnya sebesar 5,27%. Dengan
hasil tersebut,
keseluruhan
nilai
maka
secara
nilai defisit minimumnya
analisis
tingkat
lamanya rerata sistem mengalami defisit sekitar
tersebut,maka
4,65
defisit/kekurangan air terhadap 99 sampel
bulan
dengan
frekuensi
terjadinya
kegagalan secara rerata sebanyak 2 kali.
secara
kerawanan
rata-rata
terjadi
pelanggan yang ada di zona Kecamatan
Dengan tingkat keandalan dari kinerja jaringan distribusi air bersih oleh PDAM Tirta
Johan Pahlawan adalah sebesar 12,55%. 3. Tingkat kelentingan, secara keseluruhan
Meulaboh hanya sebesar 58,59%, dan dengan
lamanya
lamanya sistem berada pada kondisi gagal
defisit/kekurangan air adalah sekitar 4,65
selama 4,65 bulan, maka sistem kinerja jaringan
bulan
distribusi
layanan
kegagalan secara rerata adalah sebanyak 2
Kecamatan Johan Pahlawan dikatakan belum
kali. Ini berarti bahwa setiap terjadinya
memuaskan. Sistem kinerja jaringan akan
kegagalan, maka sistem akan terus berada
dikatakan memuaskan jika tingkat keandalan
dalam kondisi gagal sekitar 2,33 bulan.
minimumnya terpenuhi sebesar 80%.
Sehingga indeks kelentingan sistem atau
air
bersih
pada
zona
rerata
dengan
sistem
frekuensi
mengalami
terjadinya
kemampuan sistem untuk kembali pada kondisi normal adalah 0,43.
85 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saran 1.
PDAM
harus
melakukan
kajian
dan
perencanaan ulang terhadap kondisi jaringan distribusi air bersih saat ini. 2. Melakukan
upaya
pengendalian
NRW
dengan metode Step Test dan Sounding untuk mencari titik-titik kebocoran, agar pihak
PDAM
dapat
dengan
segera
melakukan perbaikan pada jaringan-jaringan yang mengalami kebocoran secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA Badan
penelitian Departemen
dan PU
Pengembangan 2006,
Pedoman
/Petunjuk Teknik dan Manual, Bagian: 6 Volume VI Petunjuk Teknik Air Minum Perkotaan, Departemen PU, Jakarta. Idris, F., 2012, ‘Analisa Kinerja Jaringan Distribusi Air Bersih Di Perumnas Lingke Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh’, Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Restu, A., 2003, ‘Analisa Pelayanan Air Bersih PDAM di Kampung Pesaten Kelurahan Rejomulyo Semarang’, Jurnal Tesis, Program Syahputra, B., 2005, ‘ Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan Pada Zona Layanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh’, Fakultas
Teknik
Jurusan
Teknik
Lingkungan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 86